Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN USIA REMAJA

Di susun oleh :

1. Risky Anggun T 1703053


2. Mahdayani Irsyad 1703071
3. Nuckhe fitriani 1703045
4. Jarwadi 1703029
5. Viera chairun N 1703063

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
KATA PENGENTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sehingga dapat menyelesaikan tugas Asuhan Keperawaran
Keluarga Dengan Usia Remaja. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas agar proses
perkuliahan berjalan dengan lancar.

Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat dukungan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca demi kempurnaan makalah ini.

Semarang, 21 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

Latar Belakang.............................................................................................................................4

Ruang Lingkup............................................................................................................................5

Tujuan Penulisan.........................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................6

Konsep Dasar Keperawatan Keluarga.........................................................................................6

Pengertian Keluarga.................................................................................................................6

Tipe Keluarga..........................................................................................................................6

Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan.....................................................................................8

Fungsi Keluarga.......................................................................................................................9

Peran Perawat Keluarga.........................................................................................................10


Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja.................11

BAB III..........................................................................................................................................13

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA................................................................................15

IDENTITAS..............................................................................................................................15

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA...............................................16

LINGKUNGAN........................................................................................................................17

STRUKTUR KELUARGA.......................................................................................................18

FUNGSI KELUARGA..............................................................................................................19

STRESS DAN KOPING KELUARGA....................................................................................19

Harapan Keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga.......................................................20

Prioritas Masalah.......................................................................................................................21

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................................22

Rencana tindakan keperawatan..................................................................................................22

kesimpulan...............................................................................................................................23

Daftar Pustaka...........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini di seluruh Indonesia, banyak institusi kesehatan tersebar di bebagai
daerah. Jadi dapat diperkirakan mahasiswa-mahasiswa dengan basic kesehatan semakin
banyak pula. Untuk membantu mengatasi masalah remaja, maka mahasiswa dengan basic
kesehatan hendaknya ikut berperan aktif yakni dengan memberikan pendidikan pada
remaja di sekolah ataupun di fakultas non kesehatan. Strategi yang dapat di jalankan
adalah melalui penyebarluasan pengalaman dan pelajaran tentang masalah yang banyak
terjadi pada remaja.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa yang
yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus
dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan yang
dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam menangangi problematika remaja pun
akan semakin kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-
manusia kreatif dengan karakter yang kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan
keperawatan komunitas pada kelompok remaja.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan
identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan
perkembangan.  Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak
perhatian, yakni  emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda
(perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-
nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan
anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka
sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan
nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada
usia ini adalah teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya
teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya, sehingga pada usia
ini sering terlibat dalam geng-geng. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja
adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Mereka memiliki
dorongan untuk pemuasan seksual.Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam
bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja
adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri,
dan masalah yang timbul bisa teratasi.

B. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan keluarga pada
remaja.

C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa / mahasiswi STIKES Karya Husada Semarang memperoleh
informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Usia Remaja.
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan tahap
perkembangan usia remaja
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan  memahami asuhan keperawatan pada keluarga
dengan tahap perkembangan usia remaja
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta
sosial individu-individu yang ada didalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum .
Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan yang
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

b. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga.
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu
atau kedduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
3) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau
istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau
keduanya dapat bekerja diluar rumah.
4) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti
karir.
5) Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau
salah satu bekerja diluar rumah.
6) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
7) Dual cariier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
8) Commuter married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9) Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.
10) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
11) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.
12) Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan
keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua
dari anak-anak.
14) Unmarried parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
15) Cohibing Couple
Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan, segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu
mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarga Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adaanya
perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,
dan seberapa besar perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepatTindakan keehatan yang dilakukan oleh keluarga
diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.
Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang
dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri.Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi.Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan atau
dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

1. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang di miliki di sekitar lingkungan


rumah
2. Pengetahuan tentang penting nya sanitasi lingkungan dan manfaat nya
3. Kebersamaan dalam meningkat kan dan memelihara lingkngan rumah yang
menunjang kesehatan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan


yang perlu di kaji tentang :
1. Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat di jangkau
keluarga
2. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
3. Kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada
4. Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga

d. Fungsi Keluarga
Ada 5 fungsi keluarga yaitu :
 Fungsi Afektif
Yaitu yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran dirinya yang positif,
peranan yang dimiliki dengan baik  dan penuh rasa kasih sayang
 Fungsi sosialisasi
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dimulai individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan perannya dalam lingkungan
sosial.
Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dimana anggota
keluarga belajar disiplin, norma budaya, perilaku, melalui interaksi dalam
keluarga selanjutnya individu maupun berperan didalam masyarakat.
 Fungsi reproduksi
Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
 Fungsi ekonomi
Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,
perumahan, dan lain-lain.
 Fungsi perawatan keluarga
Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, pelindungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan.
Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

e. Peran Perawat Keluarga


Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan sskomperhensif
dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan
atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan
c. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.  
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

B. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja


1. Pengertian
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak
berusia 19-20 tahun.Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis,
mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan
dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat
antara orang tua dan anak remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak
pada hubungan selanjutnya.
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang
tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab
serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
2. Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua
Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan
kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap
perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka
membentuk pola untuk semacam menerima diri yang sama. Hubungan antara orang
tua dan remaja seharusnya lebih mulus bila orang tua merasa produktif, puas, dan
dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri ( Kidwell et al, 1983) dan orang
tua/keluarga berfungsi secara fleksibel (Preto, 1988, dalam Friedman, 1988, hal.125 ).
Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan mereka bahwa
kompleksitas kehidupan mereka yang meningkat telah membuat peran orang tua tidak
jelas.Orang tua merasa berkompetensi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi
mulai dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pra
nikah dan pilihan kumpul kebo.Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka yang
semakin berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan profesi, orang tua
tidak lagi bisa membantu anak-anak mereka dengan rencana-rencana untuk bekerja.
Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu bagi
remaja dan orang tua, selain ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan
masalah-maslah pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan obat-
obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-anak mereka memberikan
kontribusi pada masalah-masalah orang tua-remaja ( Friedman, 1988, hal. 125 ).
3. Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Orang
tua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara
progresif dari hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan
yang makin mandiri.
Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalah
memfokuskan kembali hubungan perkawinan . Banyak sekali pasangan suami istri
yang telah begitu terikat dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua sehingga
perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka. suami
biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah, karena bekerja dan melanjutkan
karirnya, sementara itu, istrinya juga bekerja sementara mencoba meneruskan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam
situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk hubungan
perkawinan.
Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para
anggota  keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk berkomunikasi secara
terbuka. Karena adanya kesenjangan antara generasi, komunikasi terbuka seringkali
hanya merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Orang tua yang berasal dari
keluarga dengan berbagai masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri
dari anak mereka paling tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi
terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya
4. Masalah - Masalah Kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik.Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi
dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat
mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria
dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap
penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya
mereka ini lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja,
kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, dan patah
tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi.
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang
tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian
yang relevan.Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak
dalam perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya
mencari pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji
AIDS, keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit
kelamin.Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima
perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua.Bila orang tua diikutsertakan maka
dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan.
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan
untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua.
Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber
dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional,
dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum
juga diindikasikan.

5. Peran Perawat
a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
b. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok, diet dan
gerak badan
c. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama orang
tua
d. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber
kesehatan mental
e. Konsultan keluarga berencana
f. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
g. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA ANAK USIA REMAJA (REMAJA 15 TAHUN)

I. IDENTITAS
Tanggal Pengkajian: 15 Maret 2020
I. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
b. Umur (KK) : 45 Thn
c. Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Wiraswasta
d. Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : D3
e. Alamat :  Pemalang
f. Komposisi :
No Nama Jenis Hub TTL Pendidikan Pekerjaan Keluhan saat ini
Kelamin Keluarg
a
1 Tn. A L Kepala Pemalang, D3 Wiraswasta Tn. A tidak bisa
keluarga 09 mei mengurus anak
1970 dikarenakan
sibuk bekerja
2 Ny.W P Istri Pemalang, SMA Ibu Rumah Merasa
30 April Tangga khawatir
1973 terhadap
perkembang
remaja krn dpt
terjerumus ke
dalam
pergaulan bebas
karena
sepengetahuan
ibu, usia remaja
adalah penentu
masa depanya.
3 An. C P Anak Pemalang, SMP Belum An. C merasa
30 juni bekerja tertekan atas
2005 aturan dari Ny.
W
An D P Anak Pemalang, SD _ _
15
Agustus
2010
An N C Anak Pemalang, Paud _ _
01
Februari
2016

g. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Menikah

: Perempuan ----------- : Tinggal satu rumah

: klien
h. Tipe Keluarga : Keluarga inti (nuclear family)
i. Suku : Jawa
j. Agama : Islam
k. Status Sosial Ekonomi : Tn. I Sebagai kepala
keluarga bekerja untuk mencari nafkah bagi istri dan
anaknya. Penghasilan Tn. A sekitar Rp.3.000.000,00 / bulan
l. Aktivitas Rekreasi Keluarga  : Keluarga Tn. A tidak
mempunyai aktivitas rekreasi khusus, hanya sajakeluarga
selalu jalan ke Mall bersama saat ada waktu luang dan
berkumpul dengan kluarga besar.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap Perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan perkembangan
usia remaja yaitu An. C yang berumur 15 tahun.
b. Tugas perkembangan keluarga
Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:
1. menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan
semakin mandiri
2. untuk para anggota  keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk
berkomunikasi secara terbuka.

c. Tahap Perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi


Adanya komunikasi dari Ny. W dilihat dari selalu menasehati An. C meskipun
An.C tidak mendengarkannya.
d. Tahap perkembangan keluarga yang belum tercapai
Belum bisa memberikan kebebasan pada anaknya untuk punya rasa tanggung
jawab dan mandiri agar tidak bergantung kepada orangtua
c. Riwayat keluarga inti
Tn A sering memanjakan An. C sehingga An. C bersikap membangkang
orangtuanya dan tidak mendengarkan apabila dinasehati. Dari bukti tersebut
menunjukan bahwa Tn. A tidak memberikan kebebasan untuk bersikap mandiri dan
mempunyai rasa tanggung jawab.
1. Memutuskan tindakan
Ny. W mengatakan sangat mengatur (otoriter) dalam mendidik anaknya, karena
pendidikan sangat diprioritaskan oleh Ny W,  kadang ibu memarahi An.C ketika
tidak mau belajar atau nilai peringkatnya menurun. Ibu juga tidak segan-segan
marah ketika An.C berbohong.
2. Merawat anggota keluarga yang sakit
ketika An. C sakit yang merawatnya adalah Ny. W. Namun diakui jarang anak-
anak sakit, dan apabila sakit masih bisa ditangini sendiri maka Ny. W akan
membeli obat di apotik.
3. Modifikasi lingkungan
Lingkungan sekitar Tn. A cukup modifikasi, lingkungan yang ramah, dan udara
yang sejuk, tetapi An. C lebih sering bermain di sekitar rumah
4. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang biasa digunakan adalah ke puskesmas dan klinik dokter
terdekat.
d. Riwayat Keluarga sebelumnya
Pada keluarga Tn. A tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti HIV/AIDS,
tetapi riwayat keluarga Ny. W memiliki penyakit hipertensi. Dan An. C tidak memiliki
riwayat sebelumnya.

III. LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. A mempunyai bangunan rumah permanen yang terdiri dari 3 kamar
tidur, 1 kamar mandi , dapur, ruang keluarga (ruang TV) dan ruang tamu serta
garasi.
 Pembuangan Air Kotor
Terdapat drainase limbah rumah tangga di sekitar rumah Tn. A
 Pembuangan Sampah
Ny. W melakukan pembuangan sampah dengan dibungkus plastik kemudian
diangkut oleh petugas kebersihan yang rutin mengangkut sampah setempat
 Sanitasi
Rumah Tn. A terlihat cukup luas, rapih dan terawat oleh Ny.W
 Sumber Pencemaran
Disekitar rumah Tn. A terlihat begitu rapih pembuangan air, dan terdapat
pembuangan sampah sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
 Sumber Air Minum
Air Minum keluarga Tn. A berasal dari air minum kemasan yang dibeli
langsung tanpa di rebus sendiri
 Jamban
Keluarga Tn. A sudah menggunakan jamban sendiri yang terdiri dari bak
mandi, kran yang mengalir menggunakan PDAM dan WC jongkok.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Karakteristik tetangga Tn. A ramah, sopan, dan selalu melakukan kegiatan
gotong royong pada hari Minggu, dan setiap malam jumat selalu mengdakan
pengajian bergilir disetiap rumah. Komunitas RW Tn. A cukup aktif dan mudah
bergaul. Tidak membeda-bedakan antara tetangga yang satu dengan yang lain.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. A adalah Ny. W selalu
menasehati An. C untuk menjadi pribadi yang lebih baik meskipun tidak
didengarkan.
b. Struktur Kekuasaan Keluarga
Pemegang keputusan pada keluarga Tn.A adalah Tn.A sendiri. Namun, tetap saja
berkomunikasi atau meminta pendapat dengan Ny. W
c. Struktur Peran
Tn. A adalah kepala keluarga namun sering memanjakan An. C. Ny. W adalah
seorang Ibu Rumah Tangga yang bertugas mengurus rumah dan mengasuh anak
mereka. Namun dalam menjalankan peran masing-masing anggota keluarga masih
belum bisa menjalankan perannya karena Tn. A dan Ny. W egois dalam menentukan
pendapat.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluaraga Tn. A menerapkan aturan sesuai dengan ajaran agama islam karena
keluarga ini mengajarkan kepada anggota keluarga untuk membaca doa sebelum
makan dan harus mencuci tangan sebelum makan serta menjaga kebersihan anak
bayi mereka.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungs Afektif
Anggota keluarga Tn. A saling mengasihi satu sama lain, saling mendukung dan
saling menghargai antara anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. A berkomunikasi dengan anak-anaknya, dan menyempatkan waktu
luang untuk pergi bersama
3. Fungsi Ekonomi
Ekonomi keluarga Tn. A dipenuhi Tn. A sebagai pencari nafkah, sehingga fungsi
ekonomi relatif terpenuhi
4. Fungsi Perawatan Keluarga
 Pola makan dan minum
Keluarga Tn. A makan sehari tiga kali dengan makanan pokoknya nasi, sayur,
daging atau ikan, buah dan susu. Ibu An. C lebih memperhatikan pola makan
anak-anaknya agar tercukupi pola gizinya. Setiap pagi Ibu selalu menyiapkan
sarapan yang cukup agar anaknya dapat belajar di sekolah dengan baik. Ibu An. C
juga menyedikan makanan ringan seperti snack untuk anak-anaknya.
 Pola istirahat tidur
Pola tidur An. C tercukupi yaitu 8 jam. Tetapi terkadang tidak teratur karena
harus mengkerjakan tugas yang diberikan oleh sekolahan.
 Pola eliminasi
Pola eliminasi An. C untuk BAB 1x sehari dan BAK 3x sehari
 Pola personal hygiene
An. C mengatakan mandi sehari 2x sehari, selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, selalu mencuci tangan dan kaki setelah pulang dari sekolah
maupun bermain.

VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn. A dan Ny. W  dalam waktu pendek
adalah  khawatir dan cemas dengan An C akan  pertumbuhan dan perkembangan
anak yang seharusnya sangat butuh pengawasan dari orang tua. Akibat Tn. A sering
memanjakan An. C dengan memberikan semua keinginannya sehingga An C tidak
patuh serta mendengarkan nasehat orang tua yang diberikan.
b. Stressor jangka panjang
Tn. A dan Ny W resah dengan masa depan An. C nanti kalau An. C masih
memiliki kebiasaan yang sama seperti saat ini: terbiasa di manja, sering berbohong
dan tidak pernah mendengarkan orang tua, nasihat dari orangtua masuk telinga kanan
dan keluar telinga kiri. Dan khawatir apabila An. C masih bergantung pada orang tua
dan tidak bisa mandiri.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tn A dan Ny W selalu menasehati tetapi anaknya tidak mau mendengarkan
nasehat orang tuanya.
d. Strategi Koping yang digunakan
Keluarga dalam menangani masalah, mereka menyempatkan waktu untuk
memusyawarahkan masalah dan mengambil solusi bersama-sama.
e. Strategi Adaptasi disfungsional
Meskipun An. C sering membangkang dan tidak mendengarkan nasehat
orangtuanya namun Ny. W selalu memantau dan tetep menasehati apabila An. C
berbuat salah.
VII. Harapan Keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Keluarga berharap agar An. C dapat mendengarkan nasehat orang tuanya, dan dapat
berbakti kepada orangtua dan memberi kebebasan kepada anak sesuai seusianya
A. Analisa data
No Data Etiologi Problem
1 DS : Pola koping Ketidakmampuan
Ny. W mengatakan An. C tidak berbeda diantara Koping Keluarga
pernah mendengarkan orang tua, klien dan orang
nasihat dari orang tua masuk terdekat
telinga kanan dan keluar telinga
kiri
DO:
          Ny. W sering memarahi
anaknya dan Tn. A memanjakan
anaknya

2 DS: Penganiayaan Risiko perilaku


Ny W mengatakan anak susah anak kekerasan
diatur dan selalu membangkang
DO:
          Dibuktikan dengan Ny. W
selalu menasehati An. C meskipun
dengan cara memarahinya dan
mencubit apabila tidak mau
mengikuti nasehat yang diberikan

3 DS: Ketidakadekuatan Penampilan peran


Ny. W mengatakan An. C sering support system tidak efektif
berbohong. Tekadang An. C
membentak kpd orang tuanya
DO:
Dari hasil pengkajian didapatkan:
          Tn. A tidak memberikan
kebebasan pada anaknya untuk
punya rasa tanggung jawab dan
mandiri agar tidak bergantung
kepada orangtua

Prioritas Masalah
1. Diagnosa Keperawatan 1
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Total

Sifat masalah: 3/3x1 1 Sifat masalah ya disini kurang sehat


karena Ny. N terlalu mengekang dan
Tidak/kurang sehat (3) memarahi anaknya bahkan bisa
memukul

Kemungkinan diubah: 1/2x2 1 Kemungkinan yg dapat diubah


sebagaian karena An. E tidak pernah
Sebagian (1) mendengarkan nasehat orang tua
alahkah baiknya, nasehat orangtua lebih
baik di dengarkan.

Kemungkinan dicegah: 3/3x1 1 Dikarenakan Tn. I mengabaikan


anaknya, seharusnya Tn. I tidak
Tinggi (3) mengabikan anaknya, karena An. E
masih butuh pantauan dan nasehat yg
baik dan sehat pada orangtuanya

Menonjolnya masalah: 2/2x1 1 Masalah yang ada disini An. E tidak


pernah mendengarkan orangtua, Ny. N
Membuthkan perhatian mengekang dan Tn. I mengabaikan
segera (2) anaknya

Total 4

Skor Total: Skor/Skor Tertinggi x Bobot

2. Diagnosa keperawatan 2

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


Total
Sifat masalah: Sebaiknya An. C dapat mendengarkan
3/3x1 1 nasehat dari Ny. W.
Tidak/kurang sehat (3)

Kemungkinan diubah: Ny. W Dapat memantau perkembangan


belajar An. C, dan Tn. A dapat
Mudah (2) 2/2x2 2
memberikan kasih sayang terhadap An.
C

Kemungkinan dicegah: Jika Tn. A dapat berperan dengan baik


untuk mendidik An. C maka An. C tidak
Rendah (1) 1/3x1 1/3
dapat membolos sekolah dan
membentak Ny. W kembali

Menonjolnya masalah: Jika Ny. W tidak terlalu memanjakan

1/2x1 1/2 anak maka An. C tidak dapat berani


Tidak membutuhkan
kepada orangtua
perhatian segera (1)

Total 3 5/6

Skor Total: Skor/Skor Tertinggi x Bobot

3. Diagnosa Keperawatan 2
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Total

Sifat masalah: Ny. W sangat perhatian kepada


1/3x1 1/3 perkembangan anaknya, maka dari itu
Krisis/keadaan sejahtera (1)
sifat Ny. W yang terlalu oteriter

Kemungkinan diubah: Ny. W tidak perlu terlalu mengekang


anaknya, itu dapat menyebabkan depresi
Mudah (2) 2/2x2 2
sehingga An. C selalu tidak patuh
terhadap orangtua

Kemungkinan dicegah: 1/3x1 1/3 Perlakuan Ny. W sudah cukup baik


tetapi itu dapat berdampak tidak baik
Rendah (1) terhadap anaknya, Ny.W cukup
menasehati, membimbing, memantau
dengan cara kasih sayang.

Menonjolnya masalah: Masalah yang menonjol Ny. W terlalu


mengekang anaknya, itu baik tetapi
Tidak membutuhkan 1/2x1 ½
seharusnya orang tua sewajarnya saja,
perhatian segera (1)
tetapi tegas

Total 3 1/6

Skor Total: Skor/Skor Tertinggi x Bobot

Prioritas diagnosa keperawatan:

1. Ketidakmampuan Koping Keluarga b.d Pola koping berbeda diantara klien dan orang
terdekat dibuktikan dengan Ny. W mengatakan An. C tidak pernah mendengarkan orang
tua, nasihat dari orang tua masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri
2. Risiko perilaku kekerasan b.d disfungsi sistem keluarga dibuktikan dengan Ny. W akan
memukul An. C jika dia berbohong dan membangkang terhadap orangtuanya.
3. Penampilan peran tidak efektif b.d Ketidakadekuatan support system dibuktikan dengan
Ny. W selalu menasehati An. C meskipun dengan cara memarahinya dan mencubit
apabila tidak mau mengikuti nasehat yang diberikan

Rencana tindakan keperawatan

No. Dx Keperawatan Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan


(SDKI)
1 Ketidakmampuan 1. Setelah dilakukan Dukungan Koping keluarga
Koping Keluarga b.d intervensi selama 3x24 1. Identifikasi respons
Pola koping berbeda jam maka, status koping emosional terhadap kondisi
diantara klien dan keluarga, Membaik, saat ini
orang terdekat dengan kriteria hasil: 2. Dengarkan masalah,
dibuktikan dengan ‒ Perilaku mengabaikan perasaan, dan pertanyaan
Ny. W mengatakan anggota keluarga keluarga
An. C tidak pernah membaik 3. Fasilitasi anggota keluarga
mendengarkan orang ‒ Komuniksi antara dlm mengidentifikasi dan
tua, nasihat dari orang anggota keluarga menyelesaikan konflik nilai
tua masuk telinga membaik 4. Informasikan fasilitas
kanan dan keluar 2. Setelah dilakukan perawatan kesehatan yang
telinga kiri intervensi selama 3x24 tersedia
jam maka, tingkat agitas, 5. Rujuk untuk terapi keluarga
Menurun, dengan kriteria (jika perlu)
hasil: Manajemen Pengendalian
‒ Tidak mampu Marah
menahan diri, 1. Identifikasi
menurun penyebab/pemicu
‒ Memukul, menurun kemarahan
2. Cegah aaktivitas pemicu
agresi
3. Dukung penerapan strategi
pengendalian marahdan
ekspresi amarah adaptif
4. Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi marah
maladaptif
5. Ajarkan metode untuk
memodulasi pengalaman
emosi yang kuat

2 Risiko perilaku 1. Setelah dilakukan Pencegahan perilaku


kekerasan b.d intervensi selama 3 jam kekerasan
disfungsi sistem maka, Kontrol diri, 1. monitor adanya benda yang
keluarga dibuktikan Meningkat, dengan berpotensi membahayakan
dengan Ny. W akan kriteria hasil: 2. monitor adanya benda yang
memukul An. C jika ‒ perilaku agresif/amuk berpotensi membahayakan
dia berbohong dan ‒ alam perasaan depresi 3. pertahankan lingkungan
membangkang 2. Setelah dilakukan bebas dari bahaya
terhadap orangtuanya intervensi selama 3 jam 4. latih cara mengungkapkan
maka, harga diri, perasaan secara asertif
Meningkat, dengan 5. latih mengurangi kemarahan
kriteria hasil : secara verbal dan non verbal
 Kemampuan membuat Latihan asertif
keputusan 6. Identifikasi hambatan
 Perilaku asertif kemampuan asertif
7. Fasilitasi perilaku asertif,
pasif, dan agresif
8. Fasilitasi mengidentifikasi
hak-hak pribadi, tanggung
jawab, dan norma yang
bertentangan
9. Anjurkan bertindak asertif
10. Latif perilaku asertif (mis.
Membuat permintaan,
mengucapkan permintaan
yg tidak bisa dipenuhi,
memulai dan menutup
percakapan)
3 Penampilan peran 1. Setelah dilakukan Dukungan penampilan peran
tidak efektif b.d intervensi selama 3 jam 1. Identifikasi adanya peran
Ketidakadekuatan maka, penampilan peran, yang tidak terpenuhi
support system Membaik, dengan 2. Fasilitasi adaptasi peran
dibuktikan dengan kriteria hasil: keluarga terhadap
Ny. W selalu ‒ Strategi koping yang perubahan peran yang
menasehati An. C efektif tidak diinginkan
meskipun dengan cara ‒ Konflik peran 3. Fasilitasi diskusi harapan
memarahinya dan 2. Setelah dilakukan dengan keluarga dalam
mencubit apabila intervensi selama 3 jam peran timbal balik
tidak mau mengikuti maka, interaksi sosial, 4. Diskusikan strategi positif
nasehat yang Membaik, dengan untuk mengelola
diberikan kriteria hasil: perubahan peran ajarkan
‒ Anggota keluarga perilaku baru yanf
saling mendukung dibutuhkan oleh orangtua
‒ Adaptasi masalah untuk memenuhi peran
Edukasi orangtua : remaja
1. Identifikas kesiapan dan
kemampuan orang tua
menerima informasi
2. Identifikasi faktor yang
mempengaruhi program
edukasi
3. Sediakan materi dan media
pendidikan
4. Berikan bahan bacaan
mengenal remaja
5. Jelaskan tugas atau sasaran
perkembangan remaja
6. Jelaskan mekanisme
koping yang digunakan
oleh remaja
7. Ajarkan mengidentifikasi
adanya strees keluarga
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Masa remaja adalah masa pelalihan darimasa kanak-kanak menjadi dewasa yang
menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus dilalui
seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan yang dihadapi
orangtua dan petugas kesehatan dalam menangani problematika remaja pun akan semakin
kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-manusia kreatif
dengan karakter yang kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok remaja.
Remaja atau adolesens adalah periode perkembanvan selama di mana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-
20 tahun. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis
dan berhadapan dengan abstraksi
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada
masyarakat khususnya remaja. Remaja dengan jiwa yang masih labil masih perlu bimbingan
melalui penyuluhan agar resiko peningkatan angka kematian dan perubahan pemeliharaan
kesehatan pada remaja di kekurahan A teratasi

SARAN

Dalam mengerjakan asuhan keperawatan komunitas keluarga dibutuhkan Dalam


memberika asuhan keperawatan komunitas tentang keluarga kepada anak remaja, keluarga
harus tahu tahapan tumbuh kembang anak.Orang tua harus bisa menempatkan diri dalam
menghadapi anak remaja agar tidak terjadi perselisihan

DAFTAR PUSTAKA

http://nabila-aidillah.blogspot.com/2017/05/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan-
anak.html?m=1

PPNI (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Informasi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai