Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

A DENGAN HIPERTERMI DI RUANG


PERINATOLOGI RSUD UNGARAN

Disusun oleh :
1. Sindy Septi V 1703057
2. Slamet Purnomo 1703058
3. Tyara Brynda 1703060
4. Titik Puspitasari 1703061
5. Veronika Selvi B 1703062
6. Viera Chairun Nisa 1703063
7. Yoshua Irda 1703065
8. Siska Setyaningsih 1703075

PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tentang
Asuhan Keperawatan pada Anak
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas parktek klinik stase
Keperawatan Anak guna agar proses perkuliahan berjalan dengan lancar.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat dukungan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom selaku ketua Yayasan Stikes Karya
Husada yang memberikan sarana dan prasarana di kampus.
2. Ibu Ns. Dwi Kustriyanti, M. Kep selaku dosen pembimbing kami yang memberikan
bimbingan, masukan kepada kami.
3. Ibu Ns. Atik Rohana, S.Kep selaku pembimbing klinik di ruang Perinatologi yang
memberikan bimbingan dan masukan kepada kami.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kempurnaan makalah ini.

Semarang, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
KONSEP DASAR......................................................................................................................6
A. Pengertian Hipertemia.....................................................................................................6
B. Penyebab/ Faktor Predisposisi Hipertermi......................................................................6
C. Klasifikasi Hipertemia....................................................................................................6
D. Patofisiolgis Hipertemia / Pathway.................................................................................8
E. Pengkajian Keperawatan.................................................................................................9
F. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................13
ASUHAN KEPERAWATAN AN. A DI RUANG PERINATOLOGI RSUD UNGARAN...13
A. PENGKAJIAN..............................................................................................................13
B. ANALISA DATA.........................................................................................................20
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................21
D. RENCANA / INTERVENSI KEPERAWATAN.........................................................21
E. TINDAKAN KEPERAWATAN ( IMPLEMENTASI )...............................................23
A. CATATAN PERKEMBANGAN.................................................................................29
BAB IV....................................................................................................................................32
PENUTUP................................................................................................................................32
A. KESIMPULAN.............................................................................................................32
B. SARAN.........................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses
kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kamatian tidak dapat diduga secara pasti
walaupun denagn bantuan alat-alat medis modern sekalipun, sering kali memberikan
gambaran berbeda tergadap kondisi bayi saat lahir. Oleh karena itu kemauan dan
keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi mutlak sangat
dibutuhkan. Hipotermi pada neonatus  merupakan kejadian umum di seluruh dunia.
Hiportemi dan Hipertermi pada neonatus  merupakan kejadian umum di
seluruh dunia. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5
ºC. Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak, biasanya disebabkan : Perubahan
mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-
obatan, Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa, Kerusakan jaringan misalnya
demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan
kehilangan panas pada suhu febris, Latihan / gerakan yang berlebihan.
Data statistik dari badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa dari 2,5
milyar manusia di dunia, dua dari lima orang diantaranya beresiko terjangkit demam
yang diawali dengan gejala peningkatan suhu tubuh (Hipertermia) (Nadesul, 2010).
Hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi
panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan
panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi
peningkatan suhu tubuh. Hipertermi juga merupakan respon tubuh terhadap proses
infeksi, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang
berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut.
(Potter & Perry, 2010)
Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh
normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang sering digunakan
adalah pireksia atau hipertermias. Apabila suhu tubuh sangat tinggi (mencapai sekitar
41°C), demam disebut hiperpireksia (Tamsuri, 2012).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertermi
2. Untuk mengetahui penyebab hipertermi
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala hipertermi
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam klasifikasi hipertermi
5. Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya hipertemi
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan hipertemi
BAB II

KONSEP DASAR
A. Pengertian Hipertemia
Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari 37,8o C (100oF) per oral atau 38,8oC
(101oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal (Ilmiah 2016).
Pengertian lain juga menyebutkan bahwa hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di
atas kisaran normal (NANDA, 2014). Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh
diatas kisaran normal (Ilmiah 2016).
Hipertermia adalah keadaan meningkatnya suhu tubuh di atas rentang normal
tubuh. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Hipertermi merupakan keadaan di mana
individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh >37,80C (100 oF)
per oral atau 38,80C (101 oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal
(Carpenito, 2012).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal. Kenaikan suhu tubuh
merupakan bagian dari reaksi biologis kompleks, yang diatur dan dikontrol oleh
susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran karakteristik dari kenaikan
suhu tubuh oleh karena berbagai penyakit infeksi dan non-infeksi (Sarasvati, 2010).

B. Penyebab/ Faktor Predisposisi Hipertermi


Penyebab dari Hipertermi antara (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

1. Penyakit/trauma
2. Peningkatan metabolism
3. Aktivitas yang berlebihan
4. Pengaruh medikasi
5. Terpapar lingkungan panas
6. Dehidrasi dan pakaian yang tidak tepat
7. Faktor infeksi ataupun faktor non infeksi.

C. Klasifikasi Hipertemia
Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010), adalah :

1. Fever Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh, biasanya


karena proses patologis

2. Hyperthermia Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi secara


intensional pada makhluk hidup sebagian atau secara
keseluruhan tubuh, seringnya karena induksi dari
radiasi (gelombang panas, infrared), ultrasound atau
obat – obatan

3. Malignant Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan berlebihan


Hyperthermia yang menyertai kekakuan otot karena anestesi total
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
Jenis Demam Ciri-ciri
Demam septik Malam hari suhu naik sekali, pagi
hari turun hingga diatas normal,
sering disertai menggigil dan
berkeringat

Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari


tapi tidak pernah mencapai normal.
Perbedaan suhu mungkin mencapai
2 derajat namun perbedaannya tidak
sebesar demam septic

Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal


selama beberapa jam dalam satu
hari. Bila demam terjadi dua hari
sekali disebut tertiana dan apabila
terjadi 2 hari bebas demam diantara
2 serangan demam disebut kuartana

Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak


berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus
tinggi sekali disebut hiperpireksia
D. Patofisiolgis Hipertemia / Pathway
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau
zat asing masuk ke tubuh akan merangsang system pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda
asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat
lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen.
Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit
darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut
juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh
(sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibody atau sistem kekebalan tubuh.
E. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain
yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi,
nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat
genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
Pemeriksaan fisik head to toe
3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
b. Sistem persyarafan: kesadaran
c. Sistem pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem gastrointestinal
f. Sistem integument
g. Sistem perkemihan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rontgent

F. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasi

G. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
No NOC NIC
keperawatan
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan NIC 1 : Perawatan Bayi
keperawatan selama 3 x 24 Baru Lahir
berhubungan dengan
jam maka masalah
proses infeksi, proses hipertemia dapat teratasi 1. Monitor frekuensi
dengan kriteria hasil denyut nadi, suhu,
penyakit SpO2
NOC 1 : Termoregulasi
Baru Lahir dibuktikan 2. Monitor warna kulit
dengan 3. Bantu orangtua
memandikan bayi
1. Hipertermia dari skala 2 setelah suhu normal
menjadi 5 4. Pakaikan popok yang
2. Kegelisahan dari skala 3 tidak ketat
menjadi 5 5. Berikan antipiretik
Keterangan :
1= berat
2= cukup berat
3= sedang
4= ringan
5= tidak ada
NOC 2 : Status Kenyaman NIC 2 : Manajemen
Fisik dibuktikan dengan Lingkungan
1. Identifikasi kebutuhan
1. Posisi yang nyaman dari keselamatan pasien
skala 3 menjadi 5 2. Letakkan bayi di
2. Suhu tubuh dari skala 2 dalam inkubator
menjadi 5 3. Sesuaikan suhu
Keterangan : lingkungan dengan
1 = sangat terganggu kebutuhan pasien
2 = banyak terganggu 4. Batasi pengunjung
3 = cukup terganggu 5. Edukasi keluarga
4 = sedikit terganggu tentang lingkungan
5 = tidak terganggu rumah yang aman
2. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan NIC 1 : Manajemen
keperawatan selama 3 x 24 Cairan
cairan berhubungan
jam maka masalah
dengan kegagalan kekurangan volume cairan 1. Jaga intake output
dapat teratasi dengan yang akurat
mekanisme regulasi 2. Monitor tanda-tanda
kriteria hasil
NOC 1 : Keseimbangan vital
Cairan dibuktikan dengan 3. Monitor status gizi
4. Monitor status hidrasi
1. Keseimbangan intake 5. Dukung keluarga
output dari skala 3 pemberian ASI
menjadi 5 NIC 2 : Monitor Cairan
2. Turgor kulit dari skala 4 1. Tentukan pasien
menjadi 5 apakah mengalami
3. Kehausan dari skala 2 kehausan
menjadi 4 2. Monitor turgor kulit,
Keterangan : membran mukosa dan
1 = sangat terganggu respon haus
2 = banyak terganggu 3. Berikan cairan IV
3 = cukup terganggu yang sesuai
4 = sedikit terganggu 4. Monitor refleks
5 = tidak terganggu menghisap
NOC 2 : Hidrasi
dibuktikan dengan
1. Haus dari skala 3
menjadi 5
2. Peningkatan suhu tubuh
dari skala 2 menjadi 5
3. Turgor kulit dan
membran mukosa dari
skala 4 menjadi 5
Keterangan :
1= berat
2= cukup berat
3= sedang
4= ringan
5= tidak ada
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN AN. A DI RUANG PERINATOLOGI RSUD UNGARAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 30 Desember 2019 pukul 08.00 WIB

1. Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 12 hari
Alamat : Desa Gebug Kalisidi Ungaran Barat
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan :-
Diagnosa Medis : Ikterik
Tanggal Masuk : 30 Desember 2019
Penanggungjawab
Nama : Ny. N
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Alamat : Desa Gebug Kalisidi Ungaran Barat

2. Keluhan Utama
Orangtua An. A mengatakan anaknya mengalami demam

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Ungaran karena rujukan setelah periksa di bidan dan ke
dokter bersama orangtuanya pada tanggal 30 Desember 2019 dengan kondisi demam
suhu 38,2ºC, SpO2 94%, Nadi 180 x/menit, bayi menangis dan bergerak aktif.
Demam terjadi pada saat siang hari tidak turun-turun kemudian periksa ke bidan, dari
bidan dirujuk ke dokter . Lalu dokter merujuk pasien ke RSUD Ungaran. Jenis
kelamin perempuan, berat badan : 2800 gram, LK 34 cm, LD 33 cm, PB 50 cm, LILA
5 cm.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Orangtua An. A mengatakan sebelumnya anaknya belum pernah mengalami demam
seperti ini dan belum pernah dirawat di rumah sakit.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Orangtua An. A mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti DM, Asma
dan di dalam keluarganyatidak ada yang memiliki riwayat yang sama dengan klien.

6. Persepsi dan Harapan Keluarga Sehubungan dengan Anak Sakit


Orangtua An. A datang ke Rumah Sakit karena rujukan dari dokter setelah periksa
disana karena demam anaknya tidak turun-turun. Persepsi orangtua tentang demam
yang dialami anaknya hanya biasa, orangtua anak A hanya mengkompres saat demam
namun tidak turun-turun. Terjadi perubahan saat anak A dirawat di rumah sakit. Ibu
An. A harus datang ke rumah sakit untuk memberikan ASI dan meninggalkan anak
pertamanya di rumah. Harapannya An. A bisa segera sembuh dan pulang ke rumah
karena An. A tinggal bersama orangtuanya dan orangtuanya yang terpenting saat ini
bagi An.A.

7. Kebutuhan Dasar Khusus


a. Kenyamanan Istirahat Tidur
1) Ketidaknyamanan
Selama demam anak menangis dan rewel, anak ditempatkan di inkubator
2) Istirahat dan Tidur
Selama sakit anak sering terbangun dimalam hari dan menangis. Lamanya
tidur kurang lebih 16 jam
b. Hygiene Personal
Ibu An. A mengganti popoknya setiap popok penuh dan saat An. A BAB dengan
dilap menggunakan tisu basah atau air hangat.
c. Keselamatan
1) Pergerakan : An. A gerak aktif
2) Penglihatan : An. A mengarahkan matanya ke arah suara saat distimulasi
karena usianya masih 11 hari
3) Pendengaran : An. A terkejut saat mendengar suara yang dirasa keras
untuknya
d. Cairan
An. A mendapat pengganti cairan infus Wida D5-1/4 NS 10 tetes/menit dan ASI
60 cc setiap 3 jam sekali
e. Nutrisi
Makanan An A hanya ASI 60 cc setiap 3 jam sekali, tidak ada makanan tambahan
lainnya. Karena ASI mengandung zat gizi penting bagi anak, memenuhi seluruh
kebutuhan nutrisi anak, serta meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
f. Gaya Hidup/Pola Asuh
Bapak An. A terkadang merokok sehari 2-3 batang, pola asuh ibu masih
memakaikan pupuk pada badan An. A.
g. Eliminasi
An. A BAB 3-4 kali sehari dengan tekstur cair berwarna kuning kehijauan
terkadang ada campuran partikel seperti biji, terkdang feses lebih padat tetapi
tidak sepadat selai kacang karena bayi mengkonsumsi ASI ekslusif. BAK dalam
sehari 4-6 kali setiap 1-3 jam sekali.
h. Oksigenasi
An. A tidak sesak nafas dan tidak terpasang alat bantu nafas
i. Seksualitas
An. A memakai gelang pengenal berwarna merah muda menunjukkan bahwa
jenis kelaminnya perempuan
j. Konsep Diri
Tidak bisa dikaji

8. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Anak

Kehamilan Ggn Cara Masalah Penolong Masalah Keadaan


ke Kehamilan Persalinan Persalinan Persalinan Bayi Anak
1 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak Sehat
ada
Spontan Normal
2 Tidak ada Normal Tidak ada Bidan Tidak Sehat
ada
Spontan Normal

9. Keluarga
a. Genogram

Keterangan :
= laki-laki

= perempuan

X = meninggal

= pasien

= satu rumah

Penjelasan:
Psien tinggal serumah dengan bapak, ibu dan saudarannya, pasien merupakan
anak ke dua. Bapak pasien memiliki satu saudara dan kedua orang tuanya sudah
meninggal. Sedangkan, Ibu pasien memiliki dua bersaudara dan kedua orang
tuannya meninggal.
b. Kondisi Rumah
Rumah yang ditinggali di daerah dataran tinggi, rumah bersih dengan lantai
keramik dan berdinding tembok
c. Lingkungan Tempat Tinggal
Lingkungan sekitar rumah padat penduduk, bersih terdapat saluran pembuangan
air di depan rumah
d. Kebersihan Rumah dan Lingkungan
Orangtua An. A mengatakan menyapu sehari 2 kali, membuka jendela setiap pagi,
dan seminggu sekali warga ada gotong royong membersihkan lingkungan.
e. Kebiasaan Keluarga
Orangtua An. A mengatakan saat ada keluarga yang sakit menggunakan
pengobatan tradisional

10. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)


a. Antropometri
1) PB : 50 cm
2) BB : 2800 gram
3) LK : 34 cm
4) LD : 33 cm
5) LILA : 5 cm
k. Keadaan umum : An. A tampak menangis, pada ekstremitas atas kanan
terpasang infus Wida D5-1/4NS
l. Kulit : turgor kulit kembali lama, kulit teraba hangat
m. Kuku : kuku kecil dan sedikit panjang
n. Kepala : bentuk mesocepal, kulit kepala bersih, lunak, rambut hitam
o. Mata : konjungtiva anemis, sklera ikterik
p. Hidung : normal, tidak ada secret
q. Telinga : simetris kanan kiri, sama dengan kulit wajah
r. Leher : normal, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kemampuan
menelan baik
s. Thorax
Pulmonal : I : normal, simetris kanan kiri
P:-
P : suara redup
A : suara nafas vesikuler
Kardio : I : normal
P : teraba iktus cordis
P : terdengar suara sonor
A : S1 S2 reguler
t. Abdomen
I : normal, terlihat tali pusat sudah lepas
A : suara peristaltik usus terdengar
P : normal
P : normal terdengar bunyi timpani
u. Punggung : tonjolan punggung tidak ada
v. Urogenital : perempuan, labia mayora dan labia minora, tidak ada keluaran
cairan
w. Ekstremitas
1) Ekstremitas Superior (Tangan)
Dextra (kanan) : tidak ada edema, akral hangat, terpasang infus Wida D5-
1/4NS
Sinistra (kiri) : tidak ada edema, akral hangat
2) Ekstremitas Inferior (Kaki)
Dextra (kanan) : tidak ada edema, akral hangat
Sinistra (kiri) : tidak ada edema, akral hangat
x. Refleks Bayi
1) Refleks Moro : An. A terkejut saat mendengar suara yang dirasa keras
2) Rooting Refleks : An. A menunjukkan ada refleks seperti mencari putting
susu
3) Sucking Refleks : An. A menunjukkan ada refleks menghisap
4) Grasp Refleks : An. A menunjukkan ada refleks menggenggam pada
ekstremitas
5) Refleks Babinsky : An. A mengarahkan jempol ke atas dan jari-jari kaki
terbuka
6) Tonic Neck Refleks : kepala An. A menengok ke satu sisi dan refleks tangan
kaki bergerak lurus mengikuti arah kepala
7) Refleks Muntah : terdapat refleks muntah / gumoh
8) Refleks Merangkan : An. A menekuk kaki nya dan diletkkan di bawah perut
9) Stepping Refleks : belum ada
10) Refleks pupillary : Pupil An. A menyempit saat diberi cahaya
y. Status Nutrisi
Z-score
BB/U :
BB anak −median(laki atau perempuan)
WAZ =
SD Low atau SDUpper
2,8−3,2
WAZ =
0,50
−0,4
WAZ =
0,50
WAZ = - 0,8 (Gizi Normal)
TB/U :
50−49,9
HAZ =
2,10
0,1
HAZ =
2,10
HAZ = 0,21 (Normal)

11. Pemeriksaan Penunjang


Hasil Laboratorium 26 Desember 2019

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Metode

Hemoglobin 15.3 g/dL 15.0 – 24.6 Flowcytometry


Leukosit 12.92 10^3 / uL 5 – 21 Flowcytometry
Trombosit 461 10^3 / uL 217 – 497 Flowcytometry
Hematrokit 41.3 % 50 – 82 Flowcytometry
Eritrosit 4.45 10^6 / uL 4.0 – 6.8 Flowcytometry
MCV 92.8 fL 94 – 150 Flowcytometry
MCH 34.4 Pg 29 – 45 Flowcytometry
MCHC 37.0 g/dL 24 – 36 Flowcytometry
Eosinofil 0.5 % 0–4 Flowcytometry
Basofil 0.3 % 0–1 Flowcytometry
Neutrofil 70.4 % 28 – 78 Flowcytometry
Limfosit 18.2 % 20 – 70 Flowcytometry
Monosit 10.6 % 1 – 11 Flowcytometry
Bilirubin total 5.96 mg/dL < 1.0 DCA
Bilirubin direk 0.41 mg/dL 0-0.25 DCA

12. Obat-Obatan (Program Terapi)

No Nama Obat Dosis Indikasi Tanggal


30/12/19 31/12/19 1/1/20
M P S M P S M
1. Infus D5- 10 tpm Pengganti √ √ √ √ √ √ √
1/4NS cairan
2. Injeksi 250 mg Antibiotik √ √ √ √ √ √ √
Amikasin
3. Injeksi 1 gr Antibiotik √ √ √ √ √ √ √
Ceftriaxon
4. Paracetamol 1 cc Penurunan √ √ √
panas (bila
demam)

13. Tanda-Tanda Vital

Jenis Tanggal dan Waktu Pemeriksaan


30/12/19 31/12/19 1/1/20
No Pemeri
Pagi Siang Malam Siang Malam
Malam Pagi
ksaan
1. Nadi 180 141 170 154 144 132 139
2. SpO2 94% 100% 96% 97% 98% 99% 95%
3. Suhu 38,2ºC 36,7 ºC 37,7ºC 37,9ºC 36,7 ºC 36,9ºC 37,2ºC

B. ANALISA DATA
HARI/TA
NO NGGAL/ DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
WAKTU
1. Senin, DS: Proses Penyakit Hipertermia
30/12/19 Ibu pasien mengatakan
Jam 20.30 anaknya demam sejak siang
dan tidak turun-turun
DO:
Suhu : 39ºC
Nadi : 192 x/menit
SpO2 : 97%

2. Senin, DS : Kegagalan Kekurangan


30/12/19 Bayi menangis mekanisme
volume cairan
Jam 20.30 DO : regulasi
Peningkatan suhu 39ºC,
tampak membran mukosa
kering
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan Suhu : 39ºC,
Nadi : 192 x/menit, SpO2 : 97%
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi
ditandai dengan bayi merasa haus, peningkatan suhu tubuh, membran mukosa
kering

D. RENCANA / INTERVENSI KEPERAWATAN


NO
TUJUAN &
. INTERVENSI RASIONAL TTD
KRITERIA HASIL
DP

1. Setelah dilakukan NIC 1 : Perawatan Perawatan Bayi Baru Sindy


tindakan keperawatan Bayi Baru Lahir Lahir
selama 3 x 24 jam
maka masalah 1. Monitor frekuensi 1. Untuk mengetahui
hipertemia dapat denyut nadi, suhu, perkembangan tanda-
teratasi dengan kriteria SpO2 tanda vital pasien
hasil 2. Monitor warna 2. Untuk mengetahui
NOC 1 : kulit kebutuhan asupan
Termoregulasi Baru cairan
Lahir dibuktikan 3. Bantu orangtua 3. Memberikan informasi
dengan memandikan bayi kepada keluarga pasien
setelah suhu
1. Hipertermia dari normal
skala 2 menjadi 5 4. Pakaikan popok 4. Membersihakan
2. Kegelisahan dari yang tidak ketat personal hygene pasien
skala 3 menjadi 5 5. Berikan antipiretik 5. Untuk menurunkan
Keterangan : suhu tubuh pasien
1= berat
2= cukup berat NIC 2 : Manajemen Manajemen
3= sedang Lingkungan Lingkungan
4= ringan 1. Ciptakan 1. Melindungi pasien
5= tidak ada lingkungan yang dari benda-benda
NOC 2 : Status aman bagi pasien asing
Kenyaman Fisik 2. Letakkan bayi di 2. Memberikan
dibuktikan dengan dalam inkubator kenyamanan pada
pasien
1. Posisi yang nyaman 3. Sesuaikan suhu 3. Menjaga kestabilan
dari skala 3 menjadi lingkungan dengan suhu badan
5 kebutuhan pasien
2. Suhu tubuh dari 4. Batasi pengunjung 4. Meminimalisir
skala 2 menjadi 5 penyebaran infeksi di
Keterangan : lingkungan pasien
1 = sangat terganggu 5. Edukasi keluarga 5. Meningkatkan
2 = banyak terganggu tentang lingkungan pengetahuan keluarga
3 = cukup terganggu rumah yang aman pasien
4 = sedikit terganggu
5 = tidak terganggu
2. Setelah dilakukan NIC 1 : Manajemen Manajemen Cairan Slame
tindakan keperawatan Cairan t
selama 3 x 24 jam
maka masalah 1. Jaga intake output 1. Untuk mengetahui
kekurangan volume yang akurat keseimbangan cairan
cairan dapat teratasi di dalam tubuh pasien
dengan kriteria hasil 2. Monitor tanda- 2. Mengetahui
NOC 1 : tanda vital perkembangan
Keseimbangan kondisi pasien
Cairan dibuktikan 3. Monitor status gizi 3. Untuk mengetahui
dengan kondisi gizi yang
diperlukan pasien
1. Keseimbangan 4. Monitor status 4. Untuk mengetahui
intake output dari hidrasi apakah terjadi hidrasi
skala 3 menjadi 5 pada pasien
2. Turgor kulit dari 5. Dukung keluarga 5. Sebagai pemenuhan
skala 4 menjadi 5 pemberian ASI nutrisi cairan pasien
3. Kehausan dari skala
2 menjadi 4 NIC 2 : Monitor Monitor Cairan
Keterangan : Cairan 1. Untuk mengetahui
1 = sangat terganggu 1. Tentukan pasien respon yang diberikan
2 = banyak terganggu apakah mengalami pasien
3 = cukup terganggu kehausan
4 = sedikit terganggu 2. Monitor turgor 2. Mengidentifikasi
5 = tidak terganggu kulit, membran turgor kulit, membran
mukosa dan respon mukosa dan respon
NOC 2 : Hidrasi haus haus pasien
dibuktikan dengan 3. Berikan cairan IV 3. Menambah cairan
yang sesuai tubuh pasien
1. Haus dari skala 3 4. Monitor refleks 4. Mengetahui respon
menjadi 5 menghisap yang diberikan bayi
2. Peningkatan suhu
tubuh dari skala 2
menjadi 5
3. Turgor kulit dan
membran mukosa
dari skala 4 menjadi
5
Keterangan :
1= berat
2= cukup berat
3= sedang
4= ringan
5= tidak ada

E. TINDAKAN KEPERAWATAN ( IMPLEMENTASI )


HARI/ No. IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
TANGGAL/
DP
PUKUL

Senin, Memberikan antipiretik DS : - Sindy


30/12/19 1 DO : paracetamol satu sendok masuk
Jam 21.00 peroral (1cc)

Jam 21.00 Monitor tanda-tanda vital DS : bayi menangis Slamet


1,2 DO : SpO2 94%, Nadi 180x/menit,
38,2ºC

Jam 21.10 Meletakkan bayi di dalam DS : bayi tampak menangis Sindy


1
inkubator DO : tampak bayi di dalam inkubator

Jam 21.20 Ganti popok DS : - Slamet


1 DO : terlihat popok sudah penuh
BAK, bayi tampak menangis

Jam 21.30 Monitor warna kulit DS : - Sindy


1 DO : kulit bayi tampak kuning
karena di beri pupuk oleh ibunya

Jam 21.30 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Sindy


1,2
DO : bayi menghisap tetapi lemah

Jam 22.00 Monitor refleks menghisap DO : bayi menangis Sindy


2 bayi DS : bayi seperti mencari puting susu
saat dirangsang

Jam 23.00 Monitor status hidrasi DS : - Sindy


2 DO : tampak mukosa kering, nadi
175x/menit

Jam 23.30 Monitor status gizi DS : - Sindy


2
DO : ASI masuk jam 21.30 60 cc

Jam 00.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Sindy


1,2 DO : SpO2 95%, Nadi 175x/menit,
37,5ºC

Selasa, Ganti popok DS : - Slamet


31/12/19 DO : bayi tampak BAB dengan
1
Jam 00.10 tekstur cair berwarna hitam
kecoklatan

Jam 00.20 Monitor turgor kulit, DS : bayi menangis Slamet


2 membran mukosa, dan DO : turgor kulit sedikit kering,
respon haus membran mukosa kering

Jam 00.30 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Slamet


1,2
DO : bayi menghisap dan habis 60 cc

Jam 01.00 2 Monitor refleks menghisap DS : bayi memangis Slamet


bayi
DO : bayi seperti mencari puting
susu saat dirangsang

Jam 03.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital SpO2 99%, Nadi 152x/menit, 38,6ºC Slamet

Jam 03.10 Monitor warna kulit DS : - Sindy


1 DO : kulit bayi tampak kuning
karena di beri pupuk oleh ibunya

Jam 03.10 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Sindy


1,2
DO : bayi menghisap tetapi lemah

Jam 04.00 Ganti popok DS : bayi menangis Slamet


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAK

Jam 05.00 Memandikan bayi dan DS : - Sindy


1 perawatan tali pusat DO : bayi bergerak aktif, menangis
saat dimandikan

Jam 05.30 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Sindy


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 06.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Slamet


1,2 DO : SpO2 100%, Nadi 141x/menit,
36,7ºC

Jam 06.20 Jaga intake output DS : - Slamet


2 DO : ASI masuk jam 05.30 60 cc,
infus Wida D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 07.00 Monitor refleks menghisap DS : bayi menangis Vero


2 DO : bayi seperti mencari puting
susu saat dirangsang

Jam 07.30 Monitor status gizi DS : - Brynda


2 DO : status gizi masih dalam batas
normal, ASI jam 06.00 masuk 60 cc

Jam 08.00 Monitor status hidrasi DS : - Vero


2 DO : tampak mukosa kering, nadi
141x/menit

Jam 08. 45 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Vero


1,2 DO : bayi menghisap , ASI 60 cc
habis

Jam 09.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Brynda


1,2 DO : SpO2 99%, Nadi 140x/menit,
37,3ºC
Jam 09. 10 Letakkan bayi di dalam DS : - Vero
1 inkubator dan sesuaikan DO : suhu inkubator dijaga dan bayi
suhu bayi tamapk diam

Jam 09.20 Ganti popok DS : bayi menangis Brynda


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAK

Jam 10.00 Monitor refleks menghisap DS : bayi menangis Brynda


2 DO : bayi seperti mencari puting
susu saat dirangsang

Jajm 10.15 Mengedukasi keluarga DS : keluarga mengatakan mau Vero


tentang lingkungan yang diberikan informasi
1
aman bagi pasien DO : keluarga tampak antusias
mendengarkan informasi

Jam 10.30 Dukung pemberian ASI DS : Ibu mengatakan mau menyusui Vero
bayinya tetapi ASI keluar sedikit
2
DO : Tampak ibu memompa ASI
untuk bayinya nanti

Jam 11.00 Ganti popok DS : bayi menangis Brynda


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAK dan BAB

Jam 11.30 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Brynda


1,2 DO : bayi menghisap , ASI 60 cc
habis

Jam 12.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Vero


1,2 DO : SpO2 98%, Nadi 168x/menit,
38,3ºC

Jam 12.10 Memberikan obat DS : - Vero


1 DO : injeksi amikasin 250 mg dan
ceftriaxon 1 gr masuk perintravena

Jam 12.30 Monitor warna kulit DS : - Brynda


1 DO : nampak kulit bayi mulai
kemerahan

Jam 13.00 Monitor turgor kulit, DS : bayi menangis Brynda


2 membran mukosa dan DO : turgor kulit sedikit kering,
respon hasu membran mukosa kering

Jam 13.10 Jaga intake output DS : - Vero


2 DO : ASI masuk jam 11.30 60 cc,
infus Wida D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 14.00 1 Memberikan antipiretik DS : - Siska


DO : paracetamol satu sendok masuk
peroral (1cc)

Jam 14.30 Monitor status hidrasi DS : - Siska


1 DO : tampak mukosa sedikit kering,
nadi 148x/menit

Jam 14.45 Memberikan ASI (50 cc) DS : - Yoshua


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 50 cc
habis

Jam 15.15 Monitor tanda-tanda vital DS : - Siska


1,2 DO : SpO2 92%, Nadi 148x/menit,
37,7ºC

Jam 15.30 Ganti popok DS : bayi menangis Yoshua


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAK

Jam 16.00 Monitor warna kulit DS : - Siska


1
DO : nampak kulit bayi kemerahan

Jam 16.30 Monitor status gizi DS : - Yoshua


2 DO : ASI jam 15.00 masuk 50 cc,
Infus Wida D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 17.00 Monitor refleks menghisap DS : bayi menangis Siska


2 DO : bayi seperti mencari puting
susu saat dirangsang

Jam 17.10 Membatasi pengunjung DS : - Siska


1 DO : tamapk bapak dan ibu bayi
melihat bayinya di dalam inkubator

Jam 17.30 Ganti popok DS : bayi menangis Yoshua


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAB

Jam 18.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Yoshua


1,2 DO : SpO2 99%, Nadi 155x/menit,
37,4ºC

Jam 18.15 Memberikan ASI (40 cc) DS : - Siska


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 40 cc
habis

Jam 19.00 Menjaga intake dan output DS : -


2 pasien DO : ASI jam 18.15 masuk 40 cc,
Infus Wida D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 20.15 Monitor status hidrasi DS : - Titik


2
DO : tampak mukosa mulai lembab

Jam 21.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital DS : - Viera


DO : SpO2 98%, Nadi 158x/menit,
36,4ºC

Jam 21.10 Ganti popok DS : bayi menangis Titik


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAB

Jam 21.20 Memberikan ASI (90 cc) DS : - Viera


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 90 cc
habis

Jam 22.00 Monitor status gizi DS : - Titik


2 DO : status gizi masih dalam batas
normal, ASI jam 21.20 masuk 90 cc

Jam 23.00 Menjaga intake dan output DS : - Viera


2 pasien DO : ASI jam 21.20 masuk 90 cc,
Infus Wida D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 23.30 Monitor turgor kulit, DS : bayi menangis Titik


2 membran mukosa, dan DO : turgor kulit membaik, membran
respon haus mukosa mulai lembab

Jam 24.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Viera


1,2 DO : SpO2 97%, Nadi 154x/menit,
37,9ºC

Rabu, 1/1/20 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Viera


jam 00.15 1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 01.30 Ganti popok DS : bayi menangis Titik


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAB dan BAK

Jam 02.00 Monitor status hidrasi DS : - Titik


2 DO : tampak mukosa mulai lembab,
nadi 148x/menit

Jam 02.30 Monitor reflek menghisap DS : bayi menangis Titik


2 DO : bayi seperti mencari puting
susu saat dirangsang

Jam 03.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Viera


1,2 DO : SpO2 96%, Nadi 126x/menit,
36,6ºC

Jam 03.15 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Titik


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 04.00 2 Monitor status gizi DS : - Titik


DO : status gizi masih dalam batas
normal, ASI jam 03.15 masuk 60 cc

Jam 05.00 Memandikan bayi dan DS : - Viera


1 perawatan tali pusat DO : bayi bergerak aktif, menangis
saat dimandikan

Jam 05.30 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Viera


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 06.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Titik


1,2 DO : SpO2 100%, Nadi 135x/menit,
36,2ºC

Jam 06.15 Monitor warna kulit DS : - Titik


1
DO : nampak kulit bayi kemerahan

Jam 07.00 Monitor reflek menghisap DS : bayi menangis Siska


2 DO : bayi seperti mencari puting
susu saat dirangsang

Jam 07.30 Monitor status gizi DS : - Sindy


2 DO : status gizi masih dalam batas
normal, ASI jam 05.30 masuk 60 cc

Jam 08.00 Monitor status hidrasi DS : - Siska


2
DO : tampak mukosa lembab

Jam 08.10 Meletakkan bayi di dalam DS : - Sindy


2 inkubator DO : tampak bayi di dalam inkubator
diam

Jam 08. 45 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Sindy


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 09.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Siska


1,2 DO : SpO2 98%, Nadi 144x/menit,
37,1ºC

Jam 09.10 Ganti popok DS : bayi menangis Sindy


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAK

Jam 09.30 Monitor status gizi DS : - Siska


2 DO : ASI masuk 60 cc, Infus Wida
D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 10.30 1 Dukung pemberian ASI DS : Ibu mengatakan mau menyusui Sindy
bayinya tetapi ASI keluar sedikit
DO : Tampak ibu memompa ASI
untuk bayinya nanti

Jam 11.00 Ganti popok DS : bayi menangis Siska


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAK dan BAB

Jam 11.30 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Sindy


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 12.00 Monitor tanda-tanda vital DS : - Sindy


1,2 DO : SpO2 100%, Nadi 147x/menit,
37,1ºC

Jam 12.10 Memberikan obat DS : - Siska


1 DO : injeksi amikasin 250 mg dan
ceftriaxon 1 gr masuk perintravena

Jam 12.30 Monitor warna kulit DS : - Siska


1
DO : nampak kulit bayi kemerahan

Jam 13.00 Menjaga intake dan output DS : - Sindy


2 DO : ASI masuk 60 cc, jam 11.30
Infus Wida D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 14.30 Monitor status hidrasi DS : - Slamet


2 DO : tampak mukosa lembab, nadi
148x/menit

Jam 14.45 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Brynda


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 15.15 Monitor tanda-tanda vital DS : - Viera


1,2 DO : SpO2 99%, Nadi 132x/menit,
36,9ºC

Jam 15.30 Ganti popok DS : bayi menangis Yoshua


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAK

Jam 16.00 Monitor warna kulit DS : - Slamet


1
DO : nampak kulit bayi kemerahan

Jam 16.30 Monitor status gizi DS : - Brynda


2 DO : ASI masuk 60 cc, Infus Wida
D5-1/4NS masuk 10 tpm

Jam 17.00 Monitor reflek menghisap DS : bayi menangis Viera


2 DO : bayi seperti mencari puting
susu saat dirangsang

Jam 17.30 2 Monitor status gizi DS : - Yoshua


DO : status gizi masih dalam batas
normal, ASI jam 15.00 masuk 60 cc

Jam 18.00 Ganti popok DS : bayi menangis Slamet


1 DO : popok sudah penuh, bayi
terlihat BAB

Jam 18.15 Monitor tanda-tanda vital DS : - Brynda


1 DO : SpO2 99%, Nadi 136x/menit,
36,3ºC

Jam 18.30 Memberikan ASI (60 cc) DS : - Viera


1,2 DO : bayi menghisap, ASI 60 cc
habis

Jam 19.00 Monitor turgor kulit, DS : bayi menangis Yoshua


2 membran mukosa, dan DO : turgor kulit baik, mukosa bibir
respon haus lembab

F. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/
DX.
TANGGA RESPON PERKEMBANGAN TTD
KEP
L/ PUKUL

Selasa, S:- Sindy


31/12/19 O:
Jam 06.30 SpO2 100%, Nadi 141x/menit, 36,7ºC
A:
1 Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Pengawasan keadaan umum dan monitor TTV
- Jaga kehangatan
- Berikan nutrisi ASI
Jam 06.30 2 S: Slamet
Bayi menangis
O:
Terlihat bayi didalam box inkubator, tampak popok sudah diganti.
ASI masuk 60 cc, turgor kulit tidak baik, membran mukosa kering
A:
Masalah keperawatan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output
- Edukasi keluarga tentang lingkungan yang aman bagi
pasien
- Monitor turgor kulit, membran mukosa, dan respon haus
- Monitor refleks menghisap
Jam 13.30 S:- Vero
O:
SpO2 98%, Nadi 168x/menit, 38,3ºC
A:
1 Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Pengawasan keadaan umum dan monitor TTV
- Jaga kehangatan
- Berikan nutrisi ASI
Jam 13.30 S:- Brynda
O:
Terlihat bayi didalam box inkubator, tampak popok sudah diganti.
ASI masuk 60 cc 2 kali, turgor kulit masih jelek, mukosa bibir
kering
A:
2 Masalah keperawatan belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output
- Monitor turgor kulit, membran mukosa, dan respon haus
- Ganti popok setiap 3 jam sekali
- Monitor refleks menghisap
Jam 20.00 S:- Siska
O:
SpO2 99%, Nadi 155x/menit, 37,4ºC
A:
1 Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Pengawasan keadaan umum dan monitor TTV
- Berikan nutrisi ASI
Jam 20.00 2 S:- Yoshua
O:
Terlihat bayi didalam box inkubator, tampak popok sudah diganti.
ASI masuk 50 cc dan 40 cc, membran mukosa sedikit kering,
turgor kulit mulai membaik
A:
Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output
- Monitor turgor kulit, membran mukosa, dan respon haus
- Ganti popok setiap 3 jam sekali
Rabu, S:- Titik
1/1/20 O:
Jam 06.30 SpO2 100%, Nadi 135x/menit, 36,2ºC
A:
1 Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Pengawasan keadaan umum dan monitor TTV
- Berikan nutrisi ASI
Jam 06.30 S: Viera
Bayi menangis
O:
Terlihat bayi didalam box inkubator, tampak popok sudah diganti.
ASI masuk 90 cc dan 60 cc, turgor kulit mulai membaik, membran
mukosa lembab
2 A:
Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor intake output
- Monitor turgor kulit, membran mukosa
- Berikan nutrisi ASI
- Ganti popok setiap 3 jam sekali
Jam 13.30 S:- Siska
O:
SpO2 100%, Nadi 1147x/menit, 37,1ºC
A:
1 Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Pengawasan keadaan umum dan monitor TTV
- Jaga kehangatan
- Berikan nutrisi ASI
Jam 13.30 2 S:- Sindy
O:
Terlihat bayi didalam box inkubator, tampak popok sudah diganti.
ASI masuk 60 cc dan 60 cc, turgor kulit mulai stabil, membran
mukosa lembab
A:
Masalah keperawatan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Monitor intake output, monitor turgor kulit dan membran
mukosa
- Berikan nutrisi ASI
- Ganti popok setiap 3 jam sekali
Jam 20.00 S:- Brynda
O:
SpO2 99%, Nadi 136x/menit, 36,3ºC
1
A:
Masalah keperawatan teratasi
P : Hentikan intervensi

Jam 20.00 S:- Slamet


O:
Terlihat bayi didalam box inkubator, tampak popok sudah diganti.
ASI masuk 60 cc dan 60 cc, turgor kulit baik, membran mukosa
2
lembab
A:
Masalah keperawatan teratasi
P : Hentikan intervensi

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan
hipotalamus bila mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit)
atau dipengarhui oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik).
Hipertermi disebabkan oleh infeksi, suhu lingkungan yang terlalu panas atau campuran
dari gangguan infeksi dan suhu lingkungan yang terlalu panas. Terdapat klasifikasi
demam dan hipertemia merupakan salah satu perlawanan dari tubuh untuk melawan
penyakit.

Dalam merawat asuhan keperawatan tentunya dikaji identitas klien kemudian


keluhan utama, riwayat kesehatan, diperlukan pengkajian khusus anak seperti
pengkajian kebutuhan khusus, menghitung status nutrisi, perkembangan DDST. Selain
itu juga terdapat pemeriksaan fisik head to toe pada anak. Intervensi diberikan kepada
anak untuk mengatasi masalah yang terjadi.

B. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil ini bisa menjadi tambahan atau masukan materi-materi sehingga dapat
menyempurnakan hasil yang telah ada.
2. Perawat
Dalam merawat pasien anak hipertemia tentunya harus memperhatikan apa saja
yang perlu dikaji sehingga bisa mendapatkan diagnosa yang sesuai agar dalam
melakukan tindakan yang diberikan tepat sesuai apa yang dirasakan pasien.

3. Mahasiswa
Mahasiswa harus dapat memahami mengenai penyakit hipertemia dan asuhan
keperawatannya agar nanti pada saat praktik di lapangan bisa mengaplikasikan
teori yang sudah didapat.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria, dkk. 2013. Nursing Interventions Clasification (NIC). Jakarta: Elseiver

Carpenito, Lynda Juall. 2012. Diagnosis Keperawatan : Buku Saku / Lynda Juall Carpenito-
Moyet. EGC. Jakarta
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Heather, Heardman, T. 2015. NANDA Internasional Inc Diagnosa Keperawatan. Jakarta:
EGC.

Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nursing Outcome Clasification (NOC). Jakarta: Elseiver

Nadesul, Hendrawan. 2010. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta : Buku
Kompas.
NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA. Yogyakarta:
Media Hardy
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan,Buku3. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawt Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai