Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS DAN BAYI

“HIPERTERMI”

Disusun Oleh :

Agusta Leni PO.62.24.2.18.163

Marsela Charla Azzahra PO.62.24.2.18.178

Rut Prity Dwi Karunia PO.62.24.2.18.191

Wahyu Triya Fatonah PO.62.24.2.18.199

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

DIII KEBIDANAN REGULER XXB

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang maha Esa, karena hanya dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah kami bisa menyusun makalah Asuhan Kebidanan Neonatus dan
Bayi yang berjudul “HIPERTERMI” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami juga mengucapkan terimakasih kapada Ibu Noordiati, SST.,MPH selaku dosen
pengampu mata kuliah “Asuhan Kebidanan Neonatus dan Bayi” yang telah memberikan
bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu
menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.

Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan di dalamnya,


sehingga dalam kesempatan ini kami bermaksud untuk meminta saran dan masukan bagi
semua pihak demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, akhir kata kami berharap
makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca.

Palangka Raya, 5 September 2019

` Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
1.4 Manfaat.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
2.1 Pengertian Hipertermi.......................................................................................
2.2 Etiologi.............................................................................................................
2.3 Tanda dan Gejala..............................................................................................
2.4 Penatalaksanaan...............................................................................................
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap tahunnya, 2,6 juta bayi di seluruh dunia, tak mampu bertahan hidup selama
lebih dari satu bulan. Satu juta di antaranya meninggal saat lahir (UNICEF 2018). Di
Indonesia Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran
hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup. Di Kalimantan Tengah upaya
penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian
neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi.
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa tersebut
terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan
merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan
berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa
berakibat fatal. Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan
zat gizi (Wong,2003)
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC. Terjadinya
hipertermi pada bayi dan anak, biasanya disebabkan : Perubahan mekanisme pengaturan
panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan obat-obatan, Infeksi oleh
bacteria, virus atau protozoa, Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia,
terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris,
latihan / gerakan yang berlebihan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari hipertermi?
2. Bagaimana etiologi dari hipertermi?
3. Apa saja tanda dan gejala dari hipertermi?
4. Bagaimana penatalaksanaannya?

1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu :
1. Mengetahui apa pengertian dari hipertermi?
2. Mengetahui bagaimana etiologi dari hipertermi?
3. Mengetahui apa saja tanda dan gejala dari hipertermi?
4. Mengetahui bagaimana penatalaksanaannya?
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi
Sebagai metode penilaian pada para mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya dalam
menyusun makalah Asuhan Kebidanan Neonatus dan Bayi, membimbing dan
mendidik mahasiswa agar lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan serta
sebagai tambahan bahan referensi di perpustakaan.

1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan dan dapat mengaplikasikan ilmu
dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipertermi

Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu
tubuhmencapai sekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal secara terus menerus
disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium,
kejang, atau koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal
(lingkungan) atau internal (metabolik). Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi
karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas. Ketika suhu tubuh cukup
tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera
untuk mencegah kecacatan dan kematian. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan
suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.

Menurut beberapa ahli pengertian hipertermi adalah sebagai berikut :

 Menurut Wilkinson(2006) hipertermia merupakan keadaan suhu tubuh seseorang


yang meningkat diatas rentang normalnya.
 Menurut Potter & Perry (2010) hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang
berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun
mengurangi produksi panas.
 Menurut Dorland (2006) hipertermia/febris/demam adalah peningkatan suhu tubuh
diatas normal. Hal ini dapat diakibatkan oleh stress fisiologik seperti ovulasi, sekresi
hormon thyroid berlebihan, olah raga berat, sampai lesi system syaraf pusat atau
infeksi oleh mikroorganisme atau ada penjamu proses noninfeksi seperti radang atau
pelepasan bahan-bahan tertentu seperti leukemia.
 Menurut Carpenito (2012) hipertermi merupakan keadaan di mana individu
mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh >37,80C (100 oF) per oral
atau 38,80C (101 oF) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hipertermia adalah


keadaan dimana suhu tubuh meningkat diatas rentang normal dan tubuh tidak mampu
untuk menghilangkan panas atau mengurangi produksi panas. Rentang normal suhu
tubuh anak berkisar antara 36,5 – 37,5 °C.

2.5 Etiologi
Menurut beberapa ahli pengertian hipertermi adalah sebagai berikut :
 Menurut Nelson (2000) hipertermia disebabkan oleh mekanisme pengatur panas
hipotalamus yang disebabkan oleh meningkatnya produksi panas endogen (olah raga
berat, hipertermia maligna, sindrom neuroleptik maligna,hipertiroidisme),
pengurangan kehilangan panas (memakai selimut berlapis-lapis, keracunan
atropine), atau terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas). Ada
juga yang menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi karena
reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi , dan juga karena adanya pengaruh obat.
 Menurut Sari Pediatri (2008) tiga penyebab terbanyak demam pada anak yaitu
penyakit infeksi (60%-70%), penyakit kolagen-vaskular, dan keganasan. Walaupun
infeksi virus sangat jarang menjadi penyebab demam berkepanjangan, tetapi 20%
penyebab adalah infeksi virus.
 Menurut Potter & Perry (2010) sebagian besar penyebab demam pada anak terjadi
akibat perubahan titik pengaturan hipotalamus yang disebabkan adanya pirogen
seperti bakteri atau virus yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Terkadang demam
juga disebabkan oleh adanya bentuk hipersensitivitas terhadap obat.

Dari beberapa penyebab hipertermia diatas, dapat disimpulkan bahwa hipertermia


disebabkan karena adanya faktor endogen, pengurangan kehilangan panas, akibat
terpajan lama lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas), ada juga yang menyebutkan
bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi karena reaksi transfusi, imunisasi,
dehidrasi, adanya penyakit, adanya pirogen seperti bakteri atau virus dan juga karena
adanya pengaruh obat.

2.6 Tanda dan Gejala


1. Suhu tubuh bayi >37,5 ºC
2. Tanda dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun
ubun besar cekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air kemih
berkurang.

3. Kulit memerah

4. Frekuensi nafas lebih dari 60x/menit

5. Denyut jantung
6. Letargi

7. Kedinginan,lemas

8. Bisa disertai kejang

 Menurut NANDA (2012) tanda dan gejala pada hipertermia meliputi :

1. Konvulsi
Suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan
peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak
terkendali seperti kejang.

2. Kulit kemerah-merahan
Tanda pada hipertermia seperti kulit kemerah-merahan disebabkan karena adanya
vasodilatasi pembuluh darah.

3. Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal


Hal ini berhubungan dengan adanya produksi panas yang berlebih, kehilangan
panas berlebihan, produksi panas minimal, kehilangan panas minimal, atau
kombinasi antara keduanya.

4. Kejang
Kejang terjadi karena adanya peningkatan temperatur yang tinggi sehingga otot
tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan peregangan dengan sangat cepat
sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali seperti kejang.

5. Takikardia
Takikardia merupakan tanda-tanda dini dari gangguan atau ancaman syok,
pernapasan yang memburuk, atau nyeri (Wong, 2008).

6. Takipnea
Takipnea merupakan tanda-tanda dini dari gangguan atau ancaman syok,
pernapasan yang memburuk, atau nyeri.
7. Kulit terasa hangat
Fase dingin pada hipertermia akan hilang jika titik pengaturan hipotalamus baru
telah tercapai. Dan selama fase plateau, dingin akan hilang dan anak akan merasa
hangat. Hal ini juga terjadi karena adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga
kulit menjadi hangat.

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses pemberian asuhan dengan

mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai

permasalahan yang ada(Hidayat, 2007).

Menurut Barbara (2010) pengkajian fokus pada hipertermia pada tahap rangkaian
proses dari hipertermia dapat dikaji meliputi :

1. Tidak ada meriang

2. Kulit terasa hangat/panas, bila dilakukan pengukuran menggunakan termometer


terdapat suhu bayi diatas 37,5 ºC.

3. Sensitif terhadap cahaya

4. Adanya peningkatan frekuensi nadi dan pernapasan

5. Adanya rasa haus yang meningkat

6. Adanya dihidrasi sedang sampai berat

7. Mengantuk, gelisah, delirium, atau kejang

8. Lesi kemerahan seperti herpes pada mulut

9. Penurunan nafsu makan (apabila demam berkepanjangan)

2.4 Penatalaksanaan

1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)

2. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bayi bila perlu


3. Perikasa suhu aksila setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal

4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-
15 menit dalam suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan
menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4 ºC dibawah suhu
bayi

5. Memastikan bayi mendapat cairan adekuat

a. Izinkan bayi mulai menyusu

b. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan


elastisitas kulit, atau lidah atau membran mukosa kering)

 Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai


dengan usia bayi

 Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari
pertama dehidrasi terlihat

 Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6
mmol/l), atasi glukosa darah yang rendah

6. Cari tanda sepsis

7. berikan antibiotik jaka terjadi infeksi

8. Setelah keadaan bayi normal :

a. Lakukan perawatan lanjutan

b. Pantau bayi selama 12 jamberikutnya, periksa suhu setiap 3 jam

9. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak
ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan
dan Nasehati ibu cara menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar
panas yang berlebihan.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu
tubuhmencapai sekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal secara terus menerus
disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium,
kejang, atau koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal
(lingkungan) atau internal (metabolik). Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi
karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas. Ketika suhu tubuh cukup
tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera
untuk mencegah kecacatan dan kematian. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan
suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.

Penyebab hipertermia dapat disimpulkan bahwa hipertermia disebabkan karena


adanya faktor endogen, pengurangan kehilangan panas, akibat terpajan lama
lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas), ada juga yang menyebutkan bahwa
hipertermia atau demam pada anak terjadi karena reaksi transfusi, imunisasi, dehidrasi,
adanya penyakit, adanya pirogen seperti bakteri atau virus dan juga karena adanya
pengaruh obat.

Tanda dan Gejala dari hipertermi diantaranya adalah suhu tubuh bayi >37,5 ºC, tanda
dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun ubun besar
cekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air kemih berkurang, kulit
memerah, frekuensi nafas lebih dari 60x/menit, denyut jantung, letargi,
kedinginan,lemas, bisa disertai kejang.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.aa.com.tr/id/dunia/unicef-angka-kematian-bayi-masih-tinggi-/1068502
2. https://inseparfoundation.wordpress.com/2016/07/01/definisi-bayi-baru-lahir-neonatus-bayi-
batita-balita-anak-dan-batasannya/
3. http://popiindah.blogspot.com/2017/03/makalah-hipotermi-dan-hipertermi-pada.html
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27260/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
5. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/BAB%20II_2.pdf
6. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
7. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/21_Kalteng_2016.pdf
8. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/jtptunimus-gdl-intandewim-8084-2-babii.pdf
9. http://www.Ibu.dan.Balita.net/info/makalah-Hipertermia - lengkap.html
10. http://alamsyah.web.id/news/makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-dengan-
Hipertermia
11. Habel, A.1990, Ilmu Penyakit Anak, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
12. Kemala, P., ar., 1998, Kamus Suku Kedokteran Dorlan, Penerbit Buku Keokteran EGC,
Jakarta.
13. Sudarti dan Afroh Fauzan. 2012, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Nuha Medika. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai