“HIPERTERMI”
Disusun Oleh :
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang maha Esa, karena hanya dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah kami bisa menyusun makalah Asuhan Kebidanan Neonatus dan
Bayi yang berjudul “HIPERTERMI” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kapada Ibu Noordiati, SST.,MPH selaku dosen
pengampu mata kuliah “Asuhan Kebidanan Neonatus dan Bayi” yang telah memberikan
bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu
menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.
` Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................
1.4 Manfaat.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
2.1 Pengertian Hipertermi.......................................................................................
2.2 Etiologi.............................................................................................................
2.3 Tanda dan Gejala..............................................................................................
2.4 Penatalaksanaan...............................................................................................
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu :
1. Mengetahui apa pengertian dari hipertermi?
2. Mengetahui bagaimana etiologi dari hipertermi?
3. Mengetahui apa saja tanda dan gejala dari hipertermi?
4. Mengetahui bagaimana penatalaksanaannya?
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi
Sebagai metode penilaian pada para mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya dalam
menyusun makalah Asuhan Kebidanan Neonatus dan Bayi, membimbing dan
mendidik mahasiswa agar lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan serta
sebagai tambahan bahan referensi di perpustakaan.
1 Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan atau keterampilan dan dapat mengaplikasikan ilmu
dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu
tubuhmencapai sekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal secara terus menerus
disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium,
kejang, atau koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal
(lingkungan) atau internal (metabolik). Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi
karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas. Ketika suhu tubuh cukup
tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera
untuk mencegah kecacatan dan kematian. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan
suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.
2.5 Etiologi
Menurut beberapa ahli pengertian hipertermi adalah sebagai berikut :
Menurut Nelson (2000) hipertermia disebabkan oleh mekanisme pengatur panas
hipotalamus yang disebabkan oleh meningkatnya produksi panas endogen (olah raga
berat, hipertermia maligna, sindrom neuroleptik maligna,hipertiroidisme),
pengurangan kehilangan panas (memakai selimut berlapis-lapis, keracunan
atropine), atau terpajan lama pada lingkungan bersuhu tinggi (sengatan panas). Ada
juga yang menyebutkan bahwa hipertermia atau demam pada anak terjadi karena
reaksi transfusi, tumor, imunisasi, dehidrasi , dan juga karena adanya pengaruh obat.
Menurut Sari Pediatri (2008) tiga penyebab terbanyak demam pada anak yaitu
penyakit infeksi (60%-70%), penyakit kolagen-vaskular, dan keganasan. Walaupun
infeksi virus sangat jarang menjadi penyebab demam berkepanjangan, tetapi 20%
penyebab adalah infeksi virus.
Menurut Potter & Perry (2010) sebagian besar penyebab demam pada anak terjadi
akibat perubahan titik pengaturan hipotalamus yang disebabkan adanya pirogen
seperti bakteri atau virus yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Terkadang demam
juga disebabkan oleh adanya bentuk hipersensitivitas terhadap obat.
3. Kulit memerah
5. Denyut jantung
6. Letargi
7. Kedinginan,lemas
1. Konvulsi
Suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan
peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak
terkendali seperti kejang.
2. Kulit kemerah-merahan
Tanda pada hipertermia seperti kulit kemerah-merahan disebabkan karena adanya
vasodilatasi pembuluh darah.
4. Kejang
Kejang terjadi karena adanya peningkatan temperatur yang tinggi sehingga otot
tubuh mengalami fluktuasi kontraksi dan peregangan dengan sangat cepat
sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali seperti kejang.
5. Takikardia
Takikardia merupakan tanda-tanda dini dari gangguan atau ancaman syok,
pernapasan yang memburuk, atau nyeri (Wong, 2008).
6. Takipnea
Takipnea merupakan tanda-tanda dini dari gangguan atau ancaman syok,
pernapasan yang memburuk, atau nyeri.
7. Kulit terasa hangat
Fase dingin pada hipertermia akan hilang jika titik pengaturan hipotalamus baru
telah tercapai. Dan selama fase plateau, dingin akan hilang dan anak akan merasa
hangat. Hal ini juga terjadi karena adanya vasodilatasi pembuluh darah sehingga
kulit menjadi hangat.
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
Menurut Barbara (2010) pengkajian fokus pada hipertermia pada tahap rangkaian
proses dari hipertermia dapat dikaji meliputi :
2.4 Penatalaksanaan
1. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal (25 ºC-28 ºC)
4. Bila suhu sangat tinggi (lebih dari 39 ºC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-
15 menit dalam suhu air 4 ºC, lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Jangan
menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4 ºC dibawah suhu
bayi
Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari
pertama dehidrasi terlihat
Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6
mmol/l), atasi glukosa darah yang rendah
9. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik, serta tidak
ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan
dan Nasehati ibu cara menghangatkan bayi dirumah dan melindungi dari pemancar
panas yang berlebihan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal yaitu suhu
tubuhmencapai sekitar 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal secara terus menerus
disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas sistem saraf pusat seperti delirium,
kejang, atau koma yang disebabkan oleh atau dipengaruhi oleh panas eksternal
(lingkungan) atau internal (metabolik). Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi
karena kegagalan termoregulasi.Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas dari pada mengeluarkan panas. Ketika suhu tubuh cukup
tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera
untuk mencegah kecacatan dan kematian. Hypertermia pada bayi adalah peningkatan
suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.
Tanda dan Gejala dari hipertermi diantaranya adalah suhu tubuh bayi >37,5 ºC, tanda
dehidrasi, yaitu berat badan bayi turun, turgor kulit kurang, mata dan ubun ubun besar
cekung, lidah dan membran mukosa kering, banyaknya air kemih berkurang, kulit
memerah, frekuensi nafas lebih dari 60x/menit, denyut jantung, letargi,
kedinginan,lemas, bisa disertai kejang.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.aa.com.tr/id/dunia/unicef-angka-kematian-bayi-masih-tinggi-/1068502
2. https://inseparfoundation.wordpress.com/2016/07/01/definisi-bayi-baru-lahir-neonatus-bayi-
batita-balita-anak-dan-batasannya/
3. http://popiindah.blogspot.com/2017/03/makalah-hipotermi-dan-hipertermi-pada.html
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27260/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
5. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/BAB%20II_2.pdf
6. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
7. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/21_Kalteng_2016.pdf
8. file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/jtptunimus-gdl-intandewim-8084-2-babii.pdf
9. http://www.Ibu.dan.Balita.net/info/makalah-Hipertermia - lengkap.html
10. http://alamsyah.web.id/news/makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-dengan-
Hipertermia
11. Habel, A.1990, Ilmu Penyakit Anak, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
12. Kemala, P., ar., 1998, Kamus Suku Kedokteran Dorlan, Penerbit Buku Keokteran EGC,
Jakarta.
13. Sudarti dan Afroh Fauzan. 2012, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Nuha Medika. Yogyakarta.