Oleh kelompok 9 :
1. Erlina
2. Sri natasya
3. syaharani
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia serta taufik hidayahnya kami dapat menyelesaikan
makalah kegawatdaruratan maternal dan neonatal dengan Judul “Hipotermi,
Hipertermi, Hiperglikemia, Hiperbilirubin”.
Oleh karena itu, Kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak, dan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTARISI.............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................1
Latar belakang..........................................................................................................1
Rumusan masalah.....................................................................................................1
Tujuan Penulisan......................................................................................................1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................2
Pengertian Hipotermia.............................................................................................2
Pengertian hiperbilirubin
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................3
Kesimpulan..............................................................................................................3
Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga
sehingga membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan nyawa
( nuraminudin, 2010).
Setiap bayi yang baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses
kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat di duga secara pasti
walaupun dengan bantuan alat-alat medis modern sekalipun, sering kali
memberikan gambaran berbeda terhadap kondisi bayi saat lahir. Kemauan dan
keterampilan tenaga medis yang menangani kelahiran bayi mutlak sangat di
butuhkan, tetapi tidak semua tenaga medis memiliki kemampuan dan
keterampilan standart dan melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat di
andalkan, walaupun mereka memiliki latar belakang pendidikan sebagai
profesional ahli ( sharieff, brousseau, 2011).
B. Rumusan masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah konsep dasar
kegawatdauratan neonatal.
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan konsep dasar kegawatdaruratan neonatal
D. Manfaat
A.Hipotermi
Hipotermi adalah kondii dimana suhu tubuh < 36ᵒ c atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin. Untuk mengukur uhu tubuh pada hipotermi di perlukan
termometer ukuran rendah ( low reading termometer ) sampai 25ᵒ c. Di amping
sebagai uatu gelaja hipotermi dapat merupakan awal penyakit yang berakhir
dengan kematian
1. mencegah hipotermia
a. menjaga tubuh tetap kering
b. mengenakan pakaian tebal dan pendukungnya, seperti syal, atau topi
saat beraktivitas di luar rumah jika cuaca dingin.
c. Menghindari konsumsi minuman beralkhohol dan kafein
d. Menghindari aktivitas fisik yang berat saat suhu sedang sangat dingin
e. Berikan cairan hangat dan bawa ke RS
2. mengenal bayi dengan hipotrmia
tidak mampu menyusu atau kemampuan menghisap rndah, menangis
lemah, letargi
3. mengenal resiko hipotermia
rendah nya suhu tubuh dapat menyebabkan jantung, sistem saraf srta organ
lainnya tidak dapat bekerja dengan baik, bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
B. Hipertermi
3. Etiologi Hipertermia
Hipertermia terdiri dari gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor.
Adapun gejala dan tanda mayor, dan gejala dan tanda minor, yaitu :
a. Gejala dan Tanda Mayor
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardia
4) Takipnea
5. Patofisiologi Hipertermia
Pada DHF Arbovirus masuk melalui gigitan nyamuk aedes aegypti pada tubuh
manusia yang beredar dalam aliran darah sehingga terjadi infeksi virus dengue
(viremia) yang menyebabkan pengaktifan sistem komplemen (zat anafilatoksin)
yang membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a dan merangsang PGE2
(prostagelandin 2) yang selanjutnya akan meningkatkan seting point suhu di
hipotalamus. Kenaikan seting point ini akan menyebabkan perbedaan antara suhu
seting point dengan suhu tubuh, dimana suhu seting point lebih tinggi dari pada
suhu tubuh. Untuk menyamakan perbedaan ini, suhu tubuh akan meningkat
sehingga akan terjadi hipertermia. Hipertermia menyebabkan peningkatan
reabsorpsi Na+ dan H2O sehingga permeabilitas membran meningkat.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Trombosit
Biasanya hasil pemeriksaan darah lengkap pada pasien dengan DHF akan
mengalami penurunan trombosit ( < 100.000/mmᶾ )
b. Hemoglobin (Hb)
d. Hematrokrit
Biasanya hasil pemeriksaan darah lengkap pada pasien dengan DHF akan
menunjukkan kelainan pada hematrokrit (PCV) yang mengalami peningkatan
hingga 20% atau lebih. Hematokrit normal pada laki-laki yaitu 40-54%, sedangkan
pada perempuan yaitu 35-47%.
Kondisi rendahnya jumlah total sel darah putih (leukosit) dibanding nilai
normal. Nilai normal leukosit yaitu : 5000-10.000 uL.
f. Isolasi virus
g. Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4- 6
jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan
8. Dampak
3.Hiperglikemia
darah.
Beberapa proses patogenik terlibat dalam perkembangan diabetes.
diabetes yang kekurangan kerja insulin pada jaringan target. Akibat aksi insulin
yang kurang dari sekresi insulin yang tidak adekuat dan / atau respons jaringan
yang berkurang terhadap insulin pada satu atau lebih titik dalam jalur aksi
Gangguan sekresi insulin dan efek kerja insulin sering terjadi bersamaan
pada pasien yang sama, dan seringkali tidak jelas kelainan mana, jika salah
Association, 2014).
klasik.
e. Pemeriksaan funduskopi
g. Pemeriksaan jantung
l. Pemeriksaan A1C
m. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan
trigliserida)
4. Penatalaksanaan
(2-4 minggu).
a. Edukasi
Penyebab terjadinya diabete tipe 2 karena gaya hidup dan pola hidup yang
khusus.
diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
Komposisi makanan :
a. Karbohidrat = 60 % – 70 %
b. Protein = 10 % – 15 %
c. Lemak = 20 % – 25 %
/ kg BB
BBR = BB x 100 %
biasa adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
Gemuk : BB x 20 kalori/hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
c. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan (lihat tabel 4). Latihan
jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
glukosa darah.
bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa
c. Mencegah kegemukan
3) Interval : selang-seling antara gerak cepat dan lambat (jalan cepat diselingi
1) Insulin
a) Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, merupakan jenis
obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh
dalam waktu 30 menit sejak dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini
b) Insulin reaksi panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja 1 hingga
ini tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil
dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh penderita
c) Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir
Inuman.
d) Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke
menit, dan pengaruhnya akan segera menghilang setelah 3-5 jam kemudian.
Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid, dan Velosulin.
Insulin diperlukan pada keadaan:
c) Ketoasidosis diabetic
4.Hiperbilirubinemia
2.Etiologi
Gangguan ini dapat disebabkan oleh asidosis, hipoksia, dan infeksi atau
tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom crigglerNajjar). Penyebab
lain yaitu defisiensi protein. Protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam
uptake bilirubin ke sel hepar.
Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau diluar hepar.
Kelainan diluar hepar 12 biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan. Obstruksi
dalam hepar biasanya akibat infeksi atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
Tabel
3. Penyebab
Penyebab
3. Patofisiologi
Bilirubin di produksi sebagian besar (70-80%) dari eritrosit yang telah rusak.
Kemudian bilirubin indirek (tak terkonjugasi) dibawa ke hepar dengan cara
berikatan dengan albumin. Bilirubin direk (terkonjugasi) kemudian diekskresikan
melalui traktus gastrointestinal. Bayi memiliki usus yang belum sempurna, karna
belum terdapat bakteri pemecah, sehingga pemecahan bilirubin tidak berhasil dan
menjadi bilirubin indirek yang kemudian ikut masuk dalam aliran darah, sehingga
bilirubin terus bersirkulasi (Atika dan Jaya, 2016).
Derajat ikterus Luas daerah ikterus Kadar bilirubin preterm (mg/dl) aterm
5. Klasifikasi Hiperbilirubinemia
a. Hiperbilirubinemia Fisiologis
Hiperbilirubinemia fisiologis pada bayi baru lahir tidak muncul pada 24 jam
pertama setelah bayi dilahirkan. Biasanya pada hiperbilirubinemia fisiologis
peningkatan kadar bilirubin total tidak lebih dari 5mg/dL per hari. Pada bayi cukup
bulan, hiperbilirubinemia fisiologis akan mencapai puncaknya pada 72 jam setelah
bayi dilahirkan dengan kadar serum bilirubin yaitu 6 – 8 mg/dL. Selama 72 jam
awal kelahiran kadar bilirubin akan meningkat sampai dengan 2 – 3 mg/dL
kemudian pada hari ke-5 serum bilirubin akan turun sampai dengan 3mg/dL
(Hackel, 2004). Setelah hari ke-5, kadar serum bilirubin akan turun secara perlahan
sampai dengan normal pada hari ke-11 sampai hari ke-12. Pada Bayi dengan Berat
Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kurang bulan (premature) bilirubin mencapai
puncak pada 120 jam pertama dengan peningkatan serum bilirubin sebesar 10 – 15
mg/dL dan akan menurun setelah 2 minggu (Mansjoer, 2013)
b. Hiperbilirubinemia Patologis
Ikterus diakibatkan oleh pengendapan bilirubin indirek pada pada kulit yang
cenderung tampak kuning terang atau orange. Pada 19 ikterus tipe obstruksi (biliru
bin direk) akan menyebabkan kulit pada bayi baru lahir tampak berwarna kuning
kehijauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang berat.
Selain itu manifestasi klinis pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia atau
ikterus yaitu muntah, anoreksia, fatigue, warna urine gelap, serta warna tinja pucat
(Suriadi dan Yuliani 2010).
d. Konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 12,5
mg/dL pada neonatus kurang bulan.
e. Ikterik yang disertai proses hemolisis. f. Ikterik yang disertai berat badan lahir
kurang dari 2000 gram, masa gestasi kurang dari 36 minggu, hipoksia, sindrom
gangguan pernafasan, infeksi trauma lahir kepala, hipoglikemia, hiperkarbia.
7. Komplikasi
Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir apabila tidak segera diatasi dapat
mengakibatkan bilirubin encephalopathy (komplikasi serius). Pada keadaan lebih
fatal, hiperbilirubinemia pada neonatus 20 dapat menyebabkan kern ikterus, yaitu
kerusakan neurologis, cerebral palsy, dan dapat menyebabkan retardasi mental,
hiperaktivitas, bicara lambat, tidak dapat mengoordinasikan otot dengan baik, serta
tangisan yang melengking (Suriadi dan Yuliani, 2010).
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hipotermi adalah kondii dimana suhu tubuh < 36ᵒ c atau kedua kaki dan
tangan teraba dingin. Untuk mengukur uhu tubuh pada hipotermi di perlukan
termometer ukuran rendah ( low reading termometer ) sampai 25ᵒ c. Di amping
sebagai uatu gelaja hipotermi dapat merupakan awal penyakit yang berakhir
dengan kematian
darah.
Pengertian Bilirubin adalah pigmen kristal tetrapiol berwarna jingga kuning
yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses
reaksi oksidasi-reduksi yang terjadi di sistem retikulo endothelial (Kosim, 2012).
Bilirubin diproduksi oleh kerusakan normal sel darah merah. Bilirubin dibentuk
oleh hati kemudian dilepaskan ke dalam usus sebagai empedu atau cairan yang
befungsi untuk membantu pencernaan (Mendri dan Prayogi, 2017).
B.Saran
Bagi tenaga Kesehatan gawat darurat hendaknya selalu memperhatikan peran dan
fungsinya sebagai tenaga Kesehatan gawat darurat memberikan asuhan Kesehatan
yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anik Maryuni, Eka Puspita Sari. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal Dan
Neonatal.Tim, Jakarta.
Armini, Ni wayan. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus ,Bayi, Balita, dan Anak
PraSekolah. Yogyakarta: ANDI
Indrayani dan Djami Moudy. 2016. Update Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta; Trans Info Media.
Jitowiyono, Sugeng dan Weni. 2011. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.
Yogyakarta:Nuha Medika.