Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)

PENGARUH KOMPRES TERHADAP HIPERTERMI

Disususun Oleh :

KELOMPOK V

1. Duanda Kartika V.P (P27220019105)


2. Haning Rahma Novita R (P27220019113)
3. Rina Dwi Safitri (P27220019113)
4. Tri Wulandari (P27220019136)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, yang karena izin dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh
Kompres Terhadap Hipertermi” ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Rasullulah SAW, berserat keluarga,para sahabat dan seluruh umatnya
sampai akhir zaman. Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas
presentasi mata kuliah” kebutuhan dasar manusia”

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang responden


anak dengan suhu panas tinggi yang dilakukan tindakan kompres hangat
yang ditemukan beberapa hasil penelitian.. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan,baik pada tekhnik penulisan maupun materi.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini

Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Semoga mereka
memperoleh balasan yang berlipat ganda dari allah swt. Amin
Yarobbal’Alamin .

Surakarta,5 Agustus 2019

Kelompok V

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………..………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………...…… 1
B. Rumusan Masalah…………………………..……………… 2
C. Tujuan …………………………………...………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Hipertermi …………………………………………3


B. Penyebab Hipertermi………………………………………..4
C. Cara mengatasi Hipertermi sesuai EBP……………………..5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………6
B. Saran………………………………………………………..6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi
produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme
kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.Hipertermi tidak berbahaya jika
dibawah 39˚C.
Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada
pembacaan suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan
dengan nilai normal individu tersebut (Potter & Perry,2010).
Hipertermi disebabkan karena berbagai 4actor. Jika tidak di manajemen
dengan baik, hipertermi dapat menjadi hipertermi berkepanjangan. Hipertermi
berkepanjangan merupakan suatu kondisi suhu tubuh lebih dari 38˚C yang
menetap selama lebih dari delapan hari dengan penyebab yang sudah atau
belum diketahui. Tiga penyebab terbanyak demam pada anak yaitu penyakit
infeksi (60%-70%), penyakit kolagen-vaskular, dan keganasan.Walaupun
infeksi virus sangat jarang menjadi penyebab demam berkepanjangan, tetapi
20% penyebab adalah infeksi virus (Sari Pediatri,2008).
Dengan demikian perawat dapat berupaya secara mandiri dalam
penanganan hipertermi. Perawat juga harus mengerti bahwa tidak setiap
hipotermi harus di atasi dengan obat saja tapi bisa jugan penambahan
perawatan mandiri melalui kompres. kompres itu sendiri dari zaman ke zaman
banyak sekali yang salah menafsirkannya.Untuk itu Evidence Base Practice ini
dapat di gunakan sebagai acuan perawat masa kini yang tentunya tindakannya
sudah di teliti dan di riset, sehingga sudah terbukti keakuratannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian atau dfinisi hipertermi ?
2. Mengapa bisa terjadi hipertermi ?
3. Bagaimana cara mengatasi hipertermi sesuai Evidence Base Practice
(EBP)?
C. Tujuan
1. Dapat mendeskripsikan tentang hipertermi
2. Untuk mengetahui bagaimana hipertermi dapat terjadi
3. Sebagai referensi bagaimana cara mengatasi hipertermi sesuai Evidence
Base Practice (EBP)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hiperterm
Hipertermia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami atau
berisiko mengalami peningkatan suhu tubuh kontinu lebih tinggi dari
37,8°C (100 ° F) peroral atau 38,8 ° C (101 ° F) perektal. Keadaan ini akan
menimbulkan masalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Menurut Wilkinson(2006) hipertermia merupakan keadaan suhu
tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya. Hipertermia
terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme
atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu
infeksi.
Menurut Dorland (2006) hipertermia/febris/demam adalah
peningkatan suhu tubuh diatas normal. Hal ini dapat diakibatkan oleh stress
fisiologik seperti ovulasi, sekresi hormon thyroid berlebihan, olah raga
berat, sampai lesi sistem syaraf pusat atau infeksi oleh mikroorganisme atau
ada penjamu proses noninfeksi seperti radang atau pelepasan bahan-bahan
tertentu seperti leukemia.Demam diasosiasikan sebagai bahan dari respon
fase akut, gejala dari suatu penyakit dan perjalanan patologis dari suatu
penyakit yang mengakibatkan kenaikan set-point pusat pengaturan suhu
tubuh.
B. Penyebab Hipetermi
Hipertermi disebabkan oleh tuntutan peningkatan suhu tubuh akan
memproduksi panas. Infeksi adalah masuknya jasad renik (micro
organisme atau mahluk hidup yang sangat kecil yang umumnya tidak dapat
dilihat dengan mata) ke tubuh kita. Masuknya micro-organisms tersebut
belum tentu menyebabkan kita jatuh sakit, tergantung banyak hal antara
lain tergantung seberapa kuat daya tahan tubuh kita.
3
Bila sistem imun kita kuat, mungkin kita tidak jatuh sakit atau
kalaupun sakit, ringan saja sakitnya, bahkan tubuh kita selanjutnya
membentuk zat kekebalan (antibodi). Mikro organisme atau jasad renik
tersebut bisa kuman bakteri,bisa virus, jamur.
Pada anak yang mengalami infeksi tanda panas tubuh yang
meninggi seringkali muncul. Sudah terbukti bahwa demam sengaja dibuat
oleh tubuh kita sebagai upaya membantu tubuh menyingkirkan infeksi.
Pada saat terserang infeksi, maka tentunya tubuh harus membasmi infeksi
tersebut. Caranya, dengan mengerahkan sistem imun. Pasukan komando
untuk melawan infeksi adalah sel darah putih dan dalam melaksanakan
tugasnya agar efektif dan tepat sasaran, sel darah putih tidak bisa
sendirian, diperlukan dukungan banyak pihak termasuk pirogen. Pirogen
mempunyai peranan yang kompleks terhadap mekanisme pengaturan yang
ada dalam tubuh manusia Pirogen itu membawa dua misi yaitu
mengerahkan sel darah putih atau leukosit ke lokasi infeksi dan
menimbulkan demam yang akan membunuh virus karena virus tidak tahan
suhu tinggi, virus tumbuh subur di suhu rendah.
C. Cara Mengatasi Hipertermi Sesuai Evidence Base Practice (EBP)
Dahulu orang mengatasi hipertermi dengan mengompresnya.
Kompres yang di gunakan adalah kompres dingin. Menurut Hartanto
(2003), bahwa kompres dingin tidak effektif untuk menurunkan suhu tubuh
anak demam, dan menyebabkan suhu tubuh tidak turun, anak bisa
menggigil karena terjadi vasokontriksi pembuluh darah penelitian ini
melarang pemakaian alkohol.
Menurut Swardana, Swasri, Suryaning (1998) mengatakan bahwa
menggunakan air dapat memelihara suhu tubuh sesuai dengan fluktuasi
suhu tubuh pasien. Kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui
proses evaporasi.

4
Hasil penelitiaannya menunjukkan adanya perbedan efektifitas
kompres dingin dan kompres hangat dalam menurunkan suhu tubuh.
Kompress hangat telah diketahui mempunyai manfaat yang baik dalam
menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami panas tinggi di Rumah Sakit
karena menderita berbagai penyakit infeksi
Hasil penelitian Tri Redjeki (2002), di rumah sakit umum Tidar
Magelang mengemukakan bahwa kompres hangat lebih banyak
menurunkan suhu tunuh dibandingkan dengan kompres air dingin, karena
akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah, pasien menjadi menggigil
Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan
terjadi hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
diluaran cukup panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur
suhu di otak supaya tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu
diluaran hangat akan membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan
mengalami vasodilatasi sehingga pori – pori kulit akan membuka dan
mempermudah pengeluaran panas. Sehingga akan terjadi perubahan suhu
tubuh.
Namun ada cara lain untuk mengatasi demam yaitu dengan cara
memberikan cairan yang lebih. Dapat memberikan minum yang cukup
banyak untuk penderita ipertermi. Hipertermi menyebabkan seseorang
dapat dehidrasi. Karena saat hipertermi terjadi peningkatan pengeluaran
cairan tubuh.
Cara berikutnya yaitu dengan pemberian obat, obat di berikan
apabila suhunya lebih dari 38,5˚C atau saat penderita sudah merasa sangat
tidak nyaman. Obat yang dapat di berikan adalah acetaminophen atau
paracetamol seperti tempra, panadol, atau paracetol, tylenol, sesuai dosis.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan kompres
dingin untuk pasien atau penderita hipertermi sudah tidak di sarankan atau
di rekomendasikan kembali. Untuk itu perlu dilakukan riset atau penelitian
Evidence Base Practice untuk tetap mengasah kemampuan perawat dalam
hal tindakan yang uptudate dan juga sesuai untuk tindakan tersebut. Kini
dapat digunakan Teknik kompres hangat untuk mengurangi hipertermi.
Teknik ini sudah terbukti dapat menurunkan hipertermi. Dapat juga
dilakukan upaya yang lain agar membantu lebih mempercepat penurunan
suhu tubuh apabila suhunya sangat tinggi, yaitu dengan pemberian obat
obatan paracetamol, ibuprofen dan lain lain
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3741-7915-1-SM.pdf
2. http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/162/jtptunimus-gdl-intandewim-
8084-1-babi.pdf
3. https://agnesgallerys.wordpress.com/2017/10/31/asuhan-keperawatan-
hipertermia/

Anda mungkin juga menyukai