Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus para ibu , terlebih pada
saat pergantian musim yang umumnya disertai dengan berkembangnya
penyakit. Berbagai penyakit itu biasanya semakin mewabah pada musim
peralihan , baik dari musim kemarau ke musim penghujan . Terjadinya
perubahan cuaca mempengaruhi perubahan kondisi kesehatan anak , kondisi
anak dari sehat ke sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk meningkatkan
suhuyang biasanya diatas suhu tubuh normal (mohamad, 2011). Menurut data
yang penulis dapatkan di ruang Bougenvile RSK Mojowarno Jombang, pada
ruangan anak , penulis menemukan beberapa kasus hipertermi ini.
Berdasarkan data-data yang didapat saat melakukan praktik klinik selama
2 minggu di ruang Bougenvile , terdapat 10 pasien anak yang sedang dirawat ,
dan terdapat 4 kasus anak dengan hipertermi . Hal ini menunjukan bahwa
kasus hipertermi 40% dan merupakan kasus yang cukup banyak di ruang
Bougenvile , Sehingga perlu adanya penanganan dan tindakan yang segera.
Hipertermi dapat disebabkan karena berbagai hal seperti karena inflamasi ,
suatu penyakit , trauma , dehidrasi , dan perngaruh lingkungan. Pada
hipertermi masalah yang muncul adalah ketidakseimbangan suhu tubuh , yaitu
melebihi dari rentan normal 36,5C - 37,5C . Dampak yang muncul dari
hipertermi yaitu Menggigil , Takikardi , Dehidrasi , Kejang , dan mulut
kering.
Penanganan pada pasien hipertermi yaitu dengan cara memakaikan baju
yang nyaman , memberi obat penurun panas , mengompres dengan air hangat ,
menghindari membangunkan anak yang sedang tidur untuk memeberikan obat
, karena tidur sangat dibutuhkan bagi anak untuk mengumpulkan energi yang
bertujuan untuk melawan infeksi. Tindakan perawat yang utama yaitu
memberikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh , hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh mohamad (2011) yang menunjukan hasil
bahwa kompres air hangat dapat menurunkan suhu tubuh secara efektif

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang muncul pada pasien dengan
peningkatan suhu tubuh / hipertermi , maka penulis dapat merumuskan :

1. Bagaimana karakteristik / hasil pengkajian pada pasien dengan


peningkatan suhu tubuh / hipertermi ?
2. Bagaimana intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien
dengan peningkatan suhu tubuh / hipertermi ?
3. Apa saja tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dalam mengatasi
pasien dengan peningkatan suhu tubuh / hipertermi ?
4. Bagaimana evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada
pasien dengan peningkatan suhu tubuh / hipertermi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan


peningkatan suhu tubuh / hipertermi melalui pendekatan proses
keperawatan .

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mahasiswa dapat mengidentifikasi karakteristik dari pasien yang


mengalami peningkatan suhu tubuh / hipertermi
2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi intervensi yang dapat
dilakukan mengatasi pasien dengan peningkatan suhu tubuh /
hipertermi.
3) Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat
dalam mengatasi pasien dengan peningkatan suhu tubuh /
hipertermi.
4) Mahasiswa dapat mengetahui keberhasilan dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan pada pasien dengan peningkatan
suhu tubuh / hipertermi.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang konsep dasar peningkatan
suhu tubuh atau hipertermia dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh serta patofiologi dan asuhan keperawatan secara teori
pada pasien dengan hipertermia.

1. Definisi
Hpertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangankan panas ataupun mengurangi
produksi panas . hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme
kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh (Potter & Perry , 2010)
Hipertermi merupakan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8C Per oral atau 38,8C per rektal yang
sifatnya menetap karena faktor eksternal ( Lynda Juali , 2012)
Menurut nanda tahun 2015 , hipertermia adalah suhu inti tubuh diatas
normal diubah karena kegagalan regulasi.

2. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan
toksik yang mempengaruhi pisat pengaturan tubuh. Zat yang dapat
menyebabkan efek perangsan terhadap pusat pengaturan suhu tubuh seinggah
menyebabkan deman yang disebut pirogen.
Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, zat lain. Terutama
toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi / pirogen yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan
sakit. (Hidayat & Uliyah, 2016).
Faktor yang menyebabkan yaitu :
1) Dehidrasi penyakit atau trauma
2) Ketidakmampuan atau menurunya kemampuan untuk berkeringat
3) Pakaian yang tidak layak
4) Kecepatan metabolism meningkat
5) Pengobatan atau anastesi terpajan pada lingkungan yang panas
6) Aktivitas yang berlebihan

3. Patifisiologi
Substansi yang menyebabkan demam pirogen dan berasal baik dari
oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme
atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel
penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan
menyebabkan deman pada tingkat termogulasi di hipotalamus. Peningkatan
kecepatan preksi atau demam akan mengarah pada meningkatnya kehilangan
cairan dan elektrilit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga
keseimbangan termogulasi di hipotalamus anterior. (Siswantara, 2013)
Menggigil merupakan mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh melalui
beberapa cara yaitu :
1) Meningkatkan kecepatan pembentukan panas
2) Menghambat proses berkeringat
3) Meningkatkan fasokotriksi kulit

Reseptor suhu tubuh bagian dalam terutama di medulla spinalis, di oragan


dalam abdomen, dan seitar vena-vena besar. Reseptor kulit maupun reseptor
tubuh bagian dalam berperan mencegah hipertermia.
4. WOC
Infeksi / cidera jaringan

Inflamasi

Akumulasi monosit, makrofag, set T helper, dan fibroblast

Interleuikin 1 & 6

Sinyal mencapai sistem saraf pusat

Pembentukan prostaglandin otak

Merangsang hipotalamus meningkatkan titik patokan suhu (sel point)

Menggigil dan meningkatkan suhu basal

HIPERTERMIA

(NANDA , 2015)
5. Manifestasi Klinis
Menurut NANDA (2015) tanda dan gejala pada pasien hipertermia adalah
sebagai berikut :
1) Apnea adalah henti napas yaitu suatu kondisi berhentinya proses
pernapasan dalam waktu singkat
2) Gelisah atau cemas merupakan respon terhadap situasis tertentu
(berhubungan dengan penyakitnya)
3) Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah
dibandingkan normal
4) Kulit kemerahan terba hangat
5) Takikardia kondisi dimana detak jantung seseorang diatas normal dalam
kondisi beristirahat
6) Takipnea yaitu pernapasan abnormal, cepat, dan dangkal

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Siswantara (2013) pemeriksaan yang biasa dilakukan yaitu :
1) Pemeriksaan darah lengkap (mengidentifikasikan kemungkinan terjadinya
resiko infeksi)
2) Pemeriksaan urine
3) Uji widal
4) Pemeriksaan elektrolit
5) Uji tourniquet

7. Penatalaksanaan
Menurut Siswantara (2013), penatalaksanaan medis yang dilakukan yaitu
dengan pemberian obat penurun panas atau antipiretik seperti Paracetamol,
Asetamnofem.
8. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1) Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas
pengumpulan data, analisa data, menemukan masalahan.
a. Data subjektif : pasien mengeluh panas dan mengatakan badannya
lemas.
b. Data objektif : suhu tubuh > 37,5 C, takikardia, mukosa bibir
kering.
2) Diagnose Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan proses imfeksi oleh virus
b. Hipertermia berhubungan dengan penyakitnya
c. Hipertermia berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi untuk
aktivitas berat yang ditandai dengan pasien mengeluh haus, badan
pasien panas, dehidrasi
3) Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang
perumusan tujuan, tindakan dan penilaian asuhan keperawatan
berdasarkan analisa pengkajian agar dapat teratasi.
a. Prioritas masalah : Hipertemia
b. Tujuan : setelah dilakuakn tindakan keperawatan
diharapkan masalah keperawatan hipertermi teratasi
c. Kriteria hasil :
1. Menunjukkan penurunan suhu tubuh
2. Akral pasien tidak teraba hangat/panas
3. Pasien tampak tidak lemas
d. Rencana tindakan
1. Observasi keadaan umu pasien
R/ mengetahui perkembangan umum dari pasien
2. Obeservasi tanda – tanda vital pasien
R/ mengetahui perubahan tanda vital pasien
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
R/ meminimalisir prosuksi panas yang diproduksi oleh tubuh
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik
R/ membantu dalam penurunan panas
4) Pelaksanaan / Implementasi
Pelaksannan merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan / tindakan yang telah
direncanakan (A. Aziz A, 2006)
5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
kepsrawatan dapat dicapai / teratasi dan memeberikan umpan balik
terhadap asuhan yang diberikan yaitu suhu tubuh kembali normal (36,5 C
– 37, 5 C)
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal MRS : 1 Juli 2019 (19.45 WIB)

Tanggal Pengkajian : 1 JUli 2019 (20.20 WIB)

I. Biodata
1. Nama : An. I
2. No. RM : 034xxx
3. Umur : 3 tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Pendidikan :-
7. Pekerjaan :-
8. Alamat : Bareng, Jombang
9. Suku Bangsa : Indonesia
10. Status Perkawinan :-
11. Bahasa sehari hari : Indonesia
12. Diagnose Medis : Observasi Febris
13. Dokter yang merawat : dr. G
14. Pengajian yang dimbil :
- Pasien sendiri : Ya
- Orang lain : Ya, Ibu (Ny. G)
15. Genogram

\\

3 th

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Perempuan meninggal

: Pasien (An. I / 3 th)

: Tinggal 1 rumah
II. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan utama : Badan panas
b. Riwayat penyakit sekarang dan pengobatan :
Ibu pasien mengatakan badan anaknya pans sejak sore hari, dan
dirumah telah diberi obat penurun panas tapi panas tak kunjung hilang.
Akhirnya pasien dibawa ke IGD RSK Mojowarno pada hari Senin, 1
Juli 2019 pukul 19.45 WIB. Saat di IGD pasien telah dilakukan
tindakan pemeriksaan yaitu tamda vital N : 100 x / menit, RR : 20 x /
menit, S : 39,1  C, dan pemeriksaan laboratorium DL (darah lengkap).
Pasien mendapat terapi infus D5% 1/2 (1200 cc / 24 jam) dan obat injek
Santagesik 200 mg. dari hasil pemeriksaan pasien harus dirawat di
Rumah Sakit, di Ruang Bougenville untuk terapi lebih lanjut.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita : Kejang
b. Kebiasaan berobat : prnah dirawat di rumah sakit karena demam dan
kejang saat umur 1 tahun.
c. Alergi : tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit yang pernah di derita anggota keluarga : tidak ada
b. Penyakit yang sedang di derita anggota keluarga : tidak ada

III. Kebiasaan Sehari-hari

N Pola Di Rumah Di Rumah Sakit


O
1 Makan dan Saat dirumah pasien Pasien adalah pasien baru,
minum makan 3 x sehari (nasi dan belum mendapatkan
+ lauk) , minum air makan karena pasien
putih 1200ml (3-4 gelas MRS pk 20.20 WIB
/ hari)
2 Tidur Anak tidur ± 12 jam Anak sangat rewel dan
dan pulas tidak mau tidur
3 Pola aktivitas Biasanya pasien Pasien hanya tiduran di
bermain dengan teman bed dan kadang
sebayanya digendong ibunya
4 Pola eliminasi Ibu pasien mengatakan Pasien belum BAB selama
anaknya BAB ± 2x / 1 hari ini, dan BAK ± 4 x
hari dan BAK ± 8x / 1 hari
hari warna kuning
jernih
5 Pola kesehatan Ibu mengatakan pasien Pasien baru datang, dan
diri mandi 2x / hari MRS pk 20.20 WIB , jadi
tidak diberi air seka

IV. Data Psikososial


1. Pola komunikasi : komunikasi pasien dengan orang sekitarnya tidak
kooperatif, keluarga pasien sangat kooperatif denga perawta.
2. Pola interaksi : interaksi pasien dengan orang sekita baik, dengan
perawat baik

V. Data Spiritual
Keluarga pasien mengatakan saat dirumah pasien diajarkan untuk berdoa saat
sebelum melakukan kegiatan seperti makan atau hendak bepergian, saat
dirumah sakit anak tetap dianjurkan berdoa untuk meminta kesembuhan, tetapi
kadang-kadang pasien tidak mau dan rewel.

VI. Konsep Diri


Konsep diri pasien An. I belum terkaji, karena anak masih berusia 3 tahun

VII. Pemeriksaan Fisik


1. ROS (Reviews of System)
a. Keadaan umum : Lemah
b. Tanda Vital : N = 100 x/ menit RR= 20 x/menit
S= 39,1 C
c. Kesadaran : Composmentis

Masalah Keperawatan : Hipertemia (peningkatan suhu tubuh)


2. B1 (Breath) Pernapasan
a. Bentuk dada : normochest
b. Ekspansi paru : simestris
c. Irama napas : teratur
d. Suara napas : vesikuler
e. Alat bantu napas : tidak ada
f. Pernapasan cuping hidung : tidak ada
g. Clubbing finger : tidak ada
h. Otot bantu napas : tidak ada

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

3. B2 (Blood) Kardiovaskular
a. Keluhan nyeri dada : tidak ada
b. Irama jantung : regular
c. S1 / S2 tunggal : ya
d. Suara jantung : normal (lub-dub)
e. Edema : tidak ada
f. CRT : kembali dalam 1 detik
g. Akral : teraba hangat

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

4. B3 (Brain) Persyarafan
a. GCS : E= 4 V=5 M=6
b. Reflek fisiologis : patella +/+ Bisep +/+ Trisep +/+
c. Reflek patologis : babinsky -/- kernig -/-
d. Pupil : isokor
e. Sclera / konjungtiva : tidak ikterik / anemis
f. Istirahat tidur : ± 8 jam / hari
g. Gangguan tidur : tidak ada
Madsalah Keperawatan : Tidak Ada

5. B4 (Bladder) Perkemihan
a. Kebersihan : bersih
b. Produksi urin : 700 cc/hari, warna kuning jernih, bau khas urine
c. Alat bantu/ kateter : tidak ada
d. Intake cairan : oral 800 cc/ hari
e. Keliuhan kencing : tidak ada

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

6. B5 (Bowel) Pencernaan
a. Mulut : bersih
b. Mukosa bibir : lembab
c. Nyeri telan : tidak ada
d. Peristaltic : 30x / menit
e. BAB : 2x / hari, konsistensi lunak, warna kuning, bau
khas feses
f. Diet : lunak
g. Nafsu makan : porsi tidak habis
h. NGT : tidak ada

Masalah Keperawatan : TIdak Ada

7. B6 (Bone) Muskoloskletal
a. Kemampuan pergerakan sendi : bebas
b. Kekuatan otot :
5 5

5 5
c. Kelainan ekstremitas : tidak ada

d. Kelainan tulang belakang : tidak ada

e. Fraktur : tidak ada

f. Traksi/spalk/gips : tidak ada


g. Kulit : lembab
h. Edema : tidak ada

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

8. Endokrin
a. Tiroid membesar : tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
c. Hiperglikemi : tidak
d. Hipoglikemi : tidak
e. Luka gangrene : tidak ada

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

9. Personal Hygiene
a. Mandi : 2x / hari dengan air seka
b. Sikat gigi : 1x / hari
c. Keramas : tidak
d. Memotong kuu : tidak
e. Ganti pakaian : 2x / hari setelah mandi

Masalah Keperawatan : Tidak Ada

10. Psiko – Sosio – Spiritual


a. Persepsi klien terhadap penyakitnya : pola kebiasaan sehari - hari
yang tidak sehat
b. Ekspresi terhadap penyakitnya : menangis / rewel
c. Reaksi saat interaksi : kooperatif
d. Orang yang paling dekat : ibu
e. Hubungan denganlingkuan : kadang tidak kooperatif

Masalah Keperawatan : Tidak Ada


VIII. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratoarium

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1. Hemoglobin / Hb 13, 7 gr / dL 12-6,8 gr / dL
2. Hematocrit 39 % 40 – 52 %
3. Eritrosit 4,93 juta sel / uL 4,4 – 5,9 juta sel / uL
4. Leukosit 16,520 sel / uL 3,800 – 10,600 sel / uL
5. Trombosit 231,000 sel / uL 150,000-440,000 sel/uL
6. Eosinophil 1% 2-4%
7. Basophil 0% 0–1%
8. Stab 0% 3–5%
9. Segmen 88 % 50 – 70 %
10. Limfosit 38 % 25 – 40 %
11. Monosit 6% 4–8%
12. MCV 79,3 fL 84 – 96 fL
13. MCH 27,8 pg Negative pg
14. MCHC 351,1 g / dL 32 – 36 g / dL

2. Terapi

No Nama Obat Dosis Golongan Fungsi


1. D5 % ½ (1200 cc / 24 Glukosa Larutan nutrisi dalam
jam) kemasan infus yang
digunakan sebagai terapi
pengganti cairan selama
dehidrasi dan menangani
hipoglikemia
2. Santagesik 3 x 200 mg Antiinflamasi Obat yang mempunyai
(injeksi) manfaat untuk
menurunkan nyeri dan
demam
ANALISA DATA

Nama Pasien : An. I Umur : 3 tahun

No RM : 034xxx Ruangan : Boungenville

Tanggal Jam Pengelompokan Penyebab Masalah


Data
1-7-2019 20.30 DS : ibu pasien Infeksi Hipertermia
WIB mengatakan
anaknya panas Akumilasi monosit,
sejak sore hari makrofag

Pembentukan
prostaglandin otak

Maerangsang
hipotalamus
DO :
- k/u lemah
- badan teraba
panas
- TTV
N = 100x/menit
S = 39,1 C
RR = 20x/menit
- Leukosit :
16,520 sel / uL
1-7-2019 20.35 DS : ibu Hipertermi Ansietas /
WIB mengatakan hospitalisasi
anaknya menangis lingkuan baru
terus saat berad di
rumah sakit Hospitalisasi
DO :
- Pasien terlihat
rewel
- Tidak bisa tidur
- Pasien terlihat
lemah
- Rewel jika
didekati orang
lain

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. I Umur : 3 tahun

No RM : 034xxx Ruangan : Boungenville

Tanggal No Diagnosa Keperawatan


1-7-2019 1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai
dengan hasil pemeriksaan TTV N = 100x / menit, RR = 20 x/
menit, S = 39,1 C. keadaan umum lemah, badan teraba panas,
leukosit = 16,520 sel / uL
1-7-2019 2. Ansietas berhubngan dengan penyakit yang diderita yang
ditandai dengan pasien terlihat rewel, tidak mau tidur, rewel
jika di dekati orang lain

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. I Umur : 3 tahun


No RM : 034xxx Ruangan : Boungenville

No Tanggal / Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Jam
1. 1 Juli 2019 Hipertermia Setelah 1. Monitor suhu 1. Indikasi
21.00 WIB berhubungan dilakukan sesering adanya demam
dengan tindakan mungkin (2
proses infeksi keperawatan jam sekali)
selama 3 hari 2. Berikan 2. Mempercepat
perawatan, kompres air penurunan
pasien tidak hangat di panas
panas lagi, dahi dan di
dengan daerah
kriteria hasil : lipatan 3. Mencegah
1. Suhu 3. Anjurkan hilangnya
normal keluarga panas tubuh
(36,5C – untuk
37,5C) memberikan
2. Badan pakaian tipis
tidak yang
teraba menyerap
panas keringat
3. Leukosit 4. Kolaborasi 4. Mempercepat
dalam dengan penyembuhan
batas dokter
normal pemberian
(3,800- obat
10,600 antiinflamasi
sel/uL)
2. 1 Juli 2019 Ansietas Setelah
21.05 WIB berhubungan dilakukan
dengan tindakan
lingkungan keperawatan
yang baru selama 3 hari
pasien tidak
cemas lagi,
dengan
kriteria hasil :
1. Pasien
tidak
rewel
2. Tidak
takut
dengan
orang
disekitar
3. TTV
dalam
batas
normal
(N:
100x/mnt,
RR :
20x/menit
, S: 36,5
C – 37,5
 C)

Anda mungkin juga menyukai