PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang muncul pada pasien dengan
peningkatan suhu tubuh / hipertermi , maka penulis dapat merumuskan :
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang konsep dasar peningkatan
suhu tubuh atau hipertermia dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
peningkatan suhu tubuh serta patofiologi dan asuhan keperawatan secara teori
pada pasien dengan hipertermia.
1. Definisi
Hpertermia adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangankan panas ataupun mengurangi
produksi panas . hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme
kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan
sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh (Potter & Perry , 2010)
Hipertermi merupakan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8C Per oral atau 38,8C per rektal yang
sifatnya menetap karena faktor eksternal ( Lynda Juali , 2012)
Menurut nanda tahun 2015 , hipertermia adalah suhu inti tubuh diatas
normal diubah karena kegagalan regulasi.
2. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan
toksik yang mempengaruhi pisat pengaturan tubuh. Zat yang dapat
menyebabkan efek perangsan terhadap pusat pengaturan suhu tubuh seinggah
menyebabkan deman yang disebut pirogen.
Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, zat lain. Terutama
toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi / pirogen yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan
sakit. (Hidayat & Uliyah, 2016).
Faktor yang menyebabkan yaitu :
1) Dehidrasi penyakit atau trauma
2) Ketidakmampuan atau menurunya kemampuan untuk berkeringat
3) Pakaian yang tidak layak
4) Kecepatan metabolism meningkat
5) Pengobatan atau anastesi terpajan pada lingkungan yang panas
6) Aktivitas yang berlebihan
3. Patifisiologi
Substansi yang menyebabkan demam pirogen dan berasal baik dari
oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme
atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel
penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan
menyebabkan deman pada tingkat termogulasi di hipotalamus. Peningkatan
kecepatan preksi atau demam akan mengarah pada meningkatnya kehilangan
cairan dan elektrilit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga
keseimbangan termogulasi di hipotalamus anterior. (Siswantara, 2013)
Menggigil merupakan mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh melalui
beberapa cara yaitu :
1) Meningkatkan kecepatan pembentukan panas
2) Menghambat proses berkeringat
3) Meningkatkan fasokotriksi kulit
Inflamasi
Interleuikin 1 & 6
HIPERTERMIA
(NANDA , 2015)
5. Manifestasi Klinis
Menurut NANDA (2015) tanda dan gejala pada pasien hipertermia adalah
sebagai berikut :
1) Apnea adalah henti napas yaitu suatu kondisi berhentinya proses
pernapasan dalam waktu singkat
2) Gelisah atau cemas merupakan respon terhadap situasis tertentu
(berhubungan dengan penyakitnya)
3) Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah
dibandingkan normal
4) Kulit kemerahan terba hangat
5) Takikardia kondisi dimana detak jantung seseorang diatas normal dalam
kondisi beristirahat
6) Takipnea yaitu pernapasan abnormal, cepat, dan dangkal
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Siswantara (2013) pemeriksaan yang biasa dilakukan yaitu :
1) Pemeriksaan darah lengkap (mengidentifikasikan kemungkinan terjadinya
resiko infeksi)
2) Pemeriksaan urine
3) Uji widal
4) Pemeriksaan elektrolit
5) Uji tourniquet
7. Penatalaksanaan
Menurut Siswantara (2013), penatalaksanaan medis yang dilakukan yaitu
dengan pemberian obat penurun panas atau antipiretik seperti Paracetamol,
Asetamnofem.
8. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1) Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas
pengumpulan data, analisa data, menemukan masalahan.
a. Data subjektif : pasien mengeluh panas dan mengatakan badannya
lemas.
b. Data objektif : suhu tubuh > 37,5 C, takikardia, mukosa bibir
kering.
2) Diagnose Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan proses imfeksi oleh virus
b. Hipertermia berhubungan dengan penyakitnya
c. Hipertermia berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi untuk
aktivitas berat yang ditandai dengan pasien mengeluh haus, badan
pasien panas, dehidrasi
3) Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang
perumusan tujuan, tindakan dan penilaian asuhan keperawatan
berdasarkan analisa pengkajian agar dapat teratasi.
a. Prioritas masalah : Hipertemia
b. Tujuan : setelah dilakuakn tindakan keperawatan
diharapkan masalah keperawatan hipertermi teratasi
c. Kriteria hasil :
1. Menunjukkan penurunan suhu tubuh
2. Akral pasien tidak teraba hangat/panas
3. Pasien tampak tidak lemas
d. Rencana tindakan
1. Observasi keadaan umu pasien
R/ mengetahui perkembangan umum dari pasien
2. Obeservasi tanda – tanda vital pasien
R/ mengetahui perubahan tanda vital pasien
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
R/ meminimalisir prosuksi panas yang diproduksi oleh tubuh
5. Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik
R/ membantu dalam penurunan panas
4) Pelaksanaan / Implementasi
Pelaksannan merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan / tindakan yang telah
direncanakan (A. Aziz A, 2006)
5) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
kepsrawatan dapat dicapai / teratasi dan memeberikan umpan balik
terhadap asuhan yang diberikan yaitu suhu tubuh kembali normal (36,5 C
– 37, 5 C)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Biodata
1. Nama : An. I
2. No. RM : 034xxx
3. Umur : 3 tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Pendidikan :-
7. Pekerjaan :-
8. Alamat : Bareng, Jombang
9. Suku Bangsa : Indonesia
10. Status Perkawinan :-
11. Bahasa sehari hari : Indonesia
12. Diagnose Medis : Observasi Febris
13. Dokter yang merawat : dr. G
14. Pengajian yang dimbil :
- Pasien sendiri : Ya
- Orang lain : Ya, Ibu (Ny. G)
15. Genogram
\\
3 th
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Tinggal 1 rumah
II. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan utama : Badan panas
b. Riwayat penyakit sekarang dan pengobatan :
Ibu pasien mengatakan badan anaknya pans sejak sore hari, dan
dirumah telah diberi obat penurun panas tapi panas tak kunjung hilang.
Akhirnya pasien dibawa ke IGD RSK Mojowarno pada hari Senin, 1
Juli 2019 pukul 19.45 WIB. Saat di IGD pasien telah dilakukan
tindakan pemeriksaan yaitu tamda vital N : 100 x / menit, RR : 20 x /
menit, S : 39,1 C, dan pemeriksaan laboratorium DL (darah lengkap).
Pasien mendapat terapi infus D5% 1/2 (1200 cc / 24 jam) dan obat injek
Santagesik 200 mg. dari hasil pemeriksaan pasien harus dirawat di
Rumah Sakit, di Ruang Bougenville untuk terapi lebih lanjut.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita : Kejang
b. Kebiasaan berobat : prnah dirawat di rumah sakit karena demam dan
kejang saat umur 1 tahun.
c. Alergi : tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Penyakit yang pernah di derita anggota keluarga : tidak ada
b. Penyakit yang sedang di derita anggota keluarga : tidak ada
V. Data Spiritual
Keluarga pasien mengatakan saat dirumah pasien diajarkan untuk berdoa saat
sebelum melakukan kegiatan seperti makan atau hendak bepergian, saat
dirumah sakit anak tetap dianjurkan berdoa untuk meminta kesembuhan, tetapi
kadang-kadang pasien tidak mau dan rewel.
3. B2 (Blood) Kardiovaskular
a. Keluhan nyeri dada : tidak ada
b. Irama jantung : regular
c. S1 / S2 tunggal : ya
d. Suara jantung : normal (lub-dub)
e. Edema : tidak ada
f. CRT : kembali dalam 1 detik
g. Akral : teraba hangat
4. B3 (Brain) Persyarafan
a. GCS : E= 4 V=5 M=6
b. Reflek fisiologis : patella +/+ Bisep +/+ Trisep +/+
c. Reflek patologis : babinsky -/- kernig -/-
d. Pupil : isokor
e. Sclera / konjungtiva : tidak ikterik / anemis
f. Istirahat tidur : ± 8 jam / hari
g. Gangguan tidur : tidak ada
Madsalah Keperawatan : Tidak Ada
5. B4 (Bladder) Perkemihan
a. Kebersihan : bersih
b. Produksi urin : 700 cc/hari, warna kuning jernih, bau khas urine
c. Alat bantu/ kateter : tidak ada
d. Intake cairan : oral 800 cc/ hari
e. Keliuhan kencing : tidak ada
6. B5 (Bowel) Pencernaan
a. Mulut : bersih
b. Mukosa bibir : lembab
c. Nyeri telan : tidak ada
d. Peristaltic : 30x / menit
e. BAB : 2x / hari, konsistensi lunak, warna kuning, bau
khas feses
f. Diet : lunak
g. Nafsu makan : porsi tidak habis
h. NGT : tidak ada
7. B6 (Bone) Muskoloskletal
a. Kemampuan pergerakan sendi : bebas
b. Kekuatan otot :
5 5
5 5
c. Kelainan ekstremitas : tidak ada
8. Endokrin
a. Tiroid membesar : tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
c. Hiperglikemi : tidak
d. Hipoglikemi : tidak
e. Luka gangrene : tidak ada
9. Personal Hygiene
a. Mandi : 2x / hari dengan air seka
b. Sikat gigi : 1x / hari
c. Keramas : tidak
d. Memotong kuu : tidak
e. Ganti pakaian : 2x / hari setelah mandi
2. Terapi
Pembentukan
prostaglandin otak
Maerangsang
hipotalamus
DO :
- k/u lemah
- badan teraba
panas
- TTV
N = 100x/menit
S = 39,1 C
RR = 20x/menit
- Leukosit :
16,520 sel / uL
1-7-2019 20.35 DS : ibu Hipertermi Ansietas /
WIB mengatakan hospitalisasi
anaknya menangis lingkuan baru
terus saat berad di
rumah sakit Hospitalisasi
DO :
- Pasien terlihat
rewel
- Tidak bisa tidur
- Pasien terlihat
lemah
- Rewel jika
didekati orang
lain
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN