Disusun Oleh :
Kurnia Fariz Aldafa 22320079
1
1. Pengertian
2. Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan
terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat
pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida,
yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Faktor penyebabnya :
Dehidrasi
Penyakit atau trauma
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
Pakaian yang tidak layak
Kecepatan metabolisme meningkat
Pengobatan/ anesthesia
Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
Aktivitas yang berlebihan
2
PATHWAY
3. Proses Terjadinya
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari oksigen
maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen
endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit,
makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi
di hipotalamus.
Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya
kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolism
di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior.
Apabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-
elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di
hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan cairan dan
elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam mempertahankan keseimbangan
termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
3
4. Manifestasi Klinis
Suhu tinggi 37,8oC (100oF) per oral atau 38,8oC (101oF)
Takikardia
Hangat pada sentuhan
Menggigil
Dehidrasi
Kehilangan nafsu makan
5. Komplikasi
Kerusakan sel-sel dan jaringan
Kematian
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya
resiko infeksi
Pemeriksaan urine
Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien thypoid
Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
Uji tourniquet
7. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu :
1) Observasi keadaan umum pasien
Rasional : mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien
2) Observasi tanda-tanda vital pasien
Rasional : mengetahui perubahan tanda-tanda vital dari pasien
3) Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
Rasional : membantu mempermudah penguapan panas
4) Anjurkan pasien banyak minum
Rasional : mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
4
5) Anjurkan pasien banyak istirahat
Rasional : meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh
6) Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha,
leher bagian belakang
Rasional : mempercepat dalam penurunan produksi panas
7) Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian,
penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya
Rasional : meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pasien da
keluarganya
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang diberikan :
1) Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
Rasional : membantu dalam penurunan panas
9. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas :
pengumpulan data, analisa data, merumuskan masalah, anilsa masalah.
1. Data Subjektif
a. Pasien mengeluh panas
b. Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
2. Data Objektif
a. Suhu tubuh >37oC
b. Takikardia
c. Mukosa bibir kering
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi oleh virus yang ditandai dengan
suhu tubuh pasien >37oC, akral hangat/ panas, takikardia, dan nafas cepat.
2. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap
usia yang ditandai dengan pasien mengeluh panas, lemas, dan pusing.
5
3. Hipertermi berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi untuk aktivitas yang
berat yang ditandai dengan pasien mengeluh haus, badan pasien panas, dehidrasi
dan mukosa bibir kering.
C. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang perumusan tujuan ,
tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisa
pengkajian agar dapat teratasi masalah kesehatan/ keperawatannya (Azis, 2004).
Tahap awal perencanaan adalah prioritas masalah. Prioritas masalah berdasarkan mengancam
jiwa pasien, tahap kedua yaitu rencana prioritas.
1. Prioritas masalah
a. Hipertermi
2. Tujuan
Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah
hipertermi teratasi
3. Kriteria hasil
a. Menunjukkan penurunan suhu tubuh
b. Akral pasien tidak teraba hangat/ panas
c. Pasien tampak tidak lemas
d. Mukosa bibir lembab
6
4. Rencana Tindakan
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah diberikan (A.
Aziz Alimul H. 2006).
7
E. Evaluasi
Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, yaitu :
1) Mampu menunjukkan penurunan suhu tubuh ke batas normal (36,5-
37,4oC)
2) Akral pasien tidak teraba hangat/ panas
3) Pasien tampak tidak lemas
4) Mukosa bibir lembab
8
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.