Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DAN PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HIPERTERMI DIRSAD TK II UDYANA

Disusun Oleh :

I Pande Wayan Bagus Murdana Yasa(213213355)

KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

STIKES WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2023
1.DEFINISI
a)Keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya.(nic noc.2007).
b)Keadaan dimana seorang individu mengalami peningkatan suhu tubuh atas 37,8°C peroral atau
38,8C perrektal karena faktor eksternal (Carpenito, 1995).
c)Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh inti akibat kehilangan mekanisme termorgulasi.
(ensiklopedia keperawatan).
Jadi hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya
karena faktor eksternal atau akibat kehilangan mekanisme termorgulasi.

2.KLASIFIKASI HIPERTERMI
1.Subjektif

 Mual
2.Objektif

 Kulit memerah
 Suhu tubuh meningkat
 Kejang/konvulsi
 Kulit hangat bila disentuh
 Takikardia
Fase – fase terjadinya hipertermi :

Fase I : Awal

 Peningkatan denyut jantung.


 Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan.
 Menggigil akibat tegangan dan kontraksi obat.
 Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi.
 Merasakan sensasi dingin .
 Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokonstriksi.
 Rambut kulit berdiri.
 Pengeluaran keringat berlebih.
 Peningkatan suhu tubuh.
Fase II : Proses demam

 Proses menggigil lenyap.


 Kulit terasa hangat / panas.
 Merasa tidak panas / dingin.
 Peningkatan nadi dan laju pernapasan.
 Peningkatan rasa haus.
 Dehidrasi ringan sampai berat.
 Mengantuk,delirium / kejang akibat iritasi sel saraf.
 Lesi mulut herpetik.
 Kehilangan nafsu makan .
 Kelemahan, keletihan dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein .
Fase III : Pemulihan

 Kulit tampak merah dan hangat.


 Berkeringat.
 Menggigil ringan.
 Kemungkinan mengalami dehidrasi.

3.ETIOLOGI
Hipertermidapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat
pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu
sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein,pecahan protein
dan zat lain. Terutama toksin polisakarida yang dilepas oleh bakteri toksik / pirogen yang dihasilkan
dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Faktor penyebabnya :
a). Dehidrasi.
b). Penyakit atau trauma.
c). Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat.
d). Pakaian yang tidak tepat.
e). Kecepatan metabolisme meningkat.
g).Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang).
h).Aktivitas yang berlebihan.
f). Pengobatan/anesthesia.
Batasan Karakteristik
1. Mayor (Harus Terdapat)
a). Suhu lebih tinggi dari 37,80C per oral atau 38,80C per rektal.
b). Kulit hangat.
c). Takikardia.
2. Minor (Mungkin Terjadi)
a) Kulit kemerahan.
b) Peningkatan kedalaman pernapasan.
c) Menggigil atau merinding .
d) Dehidrasi.
e) Sakit dan nyeri yang spesifik atau umum (misalnya: sakit, malaise/ kelelahan)
f) Kehilangan nafsu makan.

Proses Terjadinya
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik dari oksigen maupun
endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah
polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki
sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan
dan pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal
cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolisme di otak untuk menjaga keseimbangan
termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi),
maka elektrolit-elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses
metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan cairan
dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam mempertahankan keseimbangan
termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.Akibat bila tidak ditanggulangi
adalah pasien dapat mengalami kejang serta demam.

4.PATOFISIOLOGI
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan di kisaran 37°C oleh pusat pengatur
suhu di dalam otak yaitu hipotalamus. Pusat pengatur suhu tersebut selalu menjaga keseimbangan
antara jumlah panas yang diproduksi tubuh dari metabolisme dengan panas yang dilepas melalui kulit
dan paru,sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan dalam kisaran normal. Walaupun demikian, suhu
tubuh kita memiliki fluktuasi harian yaitu sedikit lebih tinggi, pada sore hari jika dibandingkan pagi
harinya. Selain itu terdapat pula kondisi “demam” lainnya namun yang tidak disebabkan oleh
kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak, yaitu dikenal sebagai hipertermia. Pada hipertermia,
terdapat kenaikan suhu tubuh yang tinggi yang disebabkan oleh peningkatan suhu inti tubuh secara
berlebihan sehingga terjadi kegagalan mekanisme pelepasan panas. Hipertermia antara lain dijumpai
pada heat stroke (tersengat panasnya udara lingkungan), aktivitas fisik yang berlebihan pada cuaca
panas serta dikarenakan efek dari beberapa jenis obat-obatan seperti ekstasi.
PATWAY HIPERTERMI
5.PEMERIKSAAN PENUNJANG
a)Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) untuk
mengindetifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi.
6.PENATALAKSANAAN MEDIS
Yaitu tindakan yang diberikan meliputi :

 Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.


 Beri banyak minum.
 Beri kompres.
 Beri obat penurun panas.

II. KONSEP ASKEP


1.PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang
penderita agar dapat mengidentifikasi kebebutuhan serta masalahnya.
Pengkajian meliputi :
A.Pengumpulan Data
a.Data subyektif
Data yang didapat oleh pencatat dan pasien atau keluarga dan dapat diukur dengan menggunakan
standar yang diakui.
b.Data obyektif
Data yang didapat oleh pencatat dari pemeriksaan dan dapat diukur dengan menggunakan standar
yang diakui.
c.Analisa data
1)Data primer
Data yang diperoleh dari pasien itu sendiri melalui percakapan dengan pasien.
2)Data sekunder
Data yang diperoleh dari orang lain yang mengetahui keadaan pasien melalui komunikasi dengan
orang yang dikenal,dokter/perawat.
B.Riwayat Kesehatan
1.Keluhan utama
Keluahan utama pasien
2.Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan pada keluhan utama.
3.Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit yang dialami saat
ini.
4.Riwayat psikososial dan spiritual
a. Riwayat Psikososial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan timbul kecemasan.
b. Aspek Sosial
Pada klien yang mengalami hipertermi akan terjadi gangguan dalam berinteraksi dengan orang lain.
c.Aspek Spiritual
Klien akan mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah karena klien harus menjalani ibadah,
namun ada klien yang cenderung lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan begitu sebaliknya
menyalahkan Tuhan akan penyakit yang dideritanya.
5.Pola kebiasaan sehari-hari

 Pola aktivitas
Pola aktivitas klien selama terkena hipertermi

 Pola istirahat
Pola istirahat klien selama hipertermi.

 Pola kebersihan diri


Pola kebersihan diri klien selama terkena hipertermi

 Pola nutrisi
Pola nutrisi klien meliputi makan,minum dll
C.PEMERIKSAAN FISIK
1.Keadaan umum
2.Tanda-tanda vital
a.Tensi
b.Nadi
c.Respirasi
d.Suhu
3.Pemeriksaan kepala
4.Pemeriksaan leher
5.Pemeriksaan Ekstrimitas atas dan bawah
6.Pemeriksaan kulit
7.pemeriksaan dada
8.pemeriksaan abdomen
9.pemeriksaan genetalia
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Hiperemi berhubungan dengan ketidakadekuatan termoregulasi suhu.
2.Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme.
3.Hiperemi berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi untuk aktivitas yang berat yang ditandai
dengan pasien mengeluh haus, badan pasien panas, dehidrasi dan mukosa bibir kering.

C.INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa : Hipertermi berhubungan dengan ketidakuatan termoregulasi suhu.
2. Tujuan : Suhu tubuh tidak panas lagi.
3. Kriteria Hasil : Suhu tubuh dalam rentang normal

N INTERVENSI RASIONAL
O

1 Pantau tanda-tanda vital terutama Untuk mengetahui perkembangan


suhu. kesehatan pasien dan memudahkan dalam
pemberian therapi.
2 Beri pasien kompres air hangat Pemberian kompres hangat mampu
mendilatasi pembuluh darah,sehingga akan
mempercepat perpindahan panas dari
tubuh ke kulit.
3 Anjurkan pasien banyak minum Peningkatan suhu tubuh meningkatkan
penguapan sehingga perlu di imbangi
dengan asupan cairan yang banyak.
4 Kolaborasi dalam pemberian obat Pemberian obat antipiretik unuk
antipiretik dan antibiotik mempercepat proses penyembuhan dan
cepat menurunkan demam.Pemberian
antibiotik menghambat pertumbuha dan
proses infeksi.
D.EVALUASI
Menurut Nurjanah (2015), evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tidakan
keperawaan pada klien evaluasi terus menerus dilakuakan pada respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan, digunakan komponen SOAP :
S : Data subjektif, data yang didapatkan dari keluhan klien langsung
O : Data objektif, data yang di dapatkan dari hasil observasi perawat secara langsung
A : Analisis, merupakan interpretasi dari subjektif dan objektif. analisa merupakan diagnosis
keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat di tuliskan masalah baru yang terjadi akibat prubahan
status kesehatan klien.
P :Planning, dari perencanaan keperawatan yang akan dilakukan, dilanjutkan, dimodifikasi
dari rencana tindakan yang telah dilakukan sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2007-2008. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.

Carpenito,Lynda Jual.2006

Hidayat,A. Aziz Alimun . 2005 . Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC.

Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi3

Salemba:Medika.

Anda mungkin juga menyukai