Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN

SUHU TUBUH NORMAL STASE KDP DI RUANG


Al-BIRUNI RS. ISLAM BANJARMASIN

OLEH :
NAZILA RAHMATINA
NPM. 19149011100051

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
SUHU TUBUH NORMAL

A. Definisi
Suhu tubuh adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas, sehingga panas dalam tubuh
dipertahankan secara konsisten. Suhu tubuh manusia berpusat pada hipotalamus
anterior (Asmadi,2010).
Suhu merupakan suatu perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan oleh
tubuh dengan jumlah panas yang hilang kelingkungan eksternal atau substansi
panas dingin atau permukaan kulit tubuh.
Hipertermi atau peningkatan suhu tubuh merupakan keadaan dimana seseorang
individu mengalami kenaikan suhu tubuh.
Adapun lokasi untuk pengukuran temperatur tubuh adalah:
a. Ketiak (aksila)
b. Anus (rektal)
c. Dibawah lidah (liblingual)

B. Mekanisme Fisiologi Sesuai Kebutuhan dalam Bentuk Skematik


1. Fungsi fisiologi kebutuhan suhu tubuh
a. Produksi panas
Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme yang merupakan
reaksi kimia pada sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar
yang utama bagi metabolisme. Suhu tubuh membutuhkan fungsi normal
dari proses produksi panas. Reaksi kimia selular memerlukan bila
metabolisme meningkat, panas tubuh meningkat dan diproduksi. Produksi
panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, gerakan otot dan
termogenesis.
1) Metabolisme basal merupakan penghasil panas yang diproduksi tubuh
saat istirahat. Jumlah rata-rata metabolisme (BMR) bergabung pada
luas permukaan tubuh. Hormon tyroid juga mempengaruhi BMR
dengan cara meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak tubuh.
Hormon tyroid meningkatkan laju reaksi kimia yang hampir seluruh
sel tubuh.
2) Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan membutuhkan
tambahan energi. Produksi panas dapat meningkat diatas 50 kali
normal.
3) Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang
berbeda dalam tubuh. Menggigil dapat meningkatkan produksi panas
4-5 kali lebih besar dan normal. Panas di produksi untuk
mempertahankan suhu tubuh. Pengeluaran dan produksi panas terjadi
secara stimultan. Struktur kulit dan paparan terhadap lingkungan
secara konstan.
Pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi
dan evaporasi.
- Radiasi merupakan perpindahan panas dari permukaan sutau objek
ke permukaan objek lain tanpa bersentuhan. Panas berpindah
melalui gelombang elektromagnetik.
- Konduksi merupakan perpindahan panas dari satu objek ke objek
lain ke kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang
lebih dingin, panas akan hilang.
- Konveksi merupakan perpindahan panas karena gerakan udara.
Panas di produksi pertama kali pada molekul udara secara langsung
dalam kontak dengan kulit.
- Evaporasi merupakan panas karena gerakan udara menjadi gas.
Tubuh secara kontinu kehilangan panas melalui evaporasi kira-kira
1000 kali sampai 9000 ml sehari, yang menguap dari kulit dan paru
yang mengakibatkan kehilangan panas dan air (Wikipedia, org).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh


a. Usia
Regulasi suhu tidak stabil dari anak-anak sampai mencapai pubertas.
Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati
lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang lebih sempit dari pada
dewasa awal.

Suhu oral 35ºC tidak lazim pada lansia sekitar 36ºC, lansia terutama
sensitif terhadap suhu ekstrem karena mekanisme kontrol terutama pada
kontrol vasometer (kontrol vasokontriksi dan vasodilatasi) penurunan curah
jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan
penurunan metabolisme.
b. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan KH,
dan lemak. Hal ini menyebabkan eningkatan metabolisme dan produksi
panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas, akibatnya
meningkatkan suhu tubuh. Olahraga yang lama seperti lari jarak jauh, dapat
meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41ºC.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan
pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap
selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah suhu tubuh
beberapa derajat di bawah kadar batas.
d. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persyarafan. Perubahan fisiologis tersebut meningkatkan panas. Klien
yang cemas saat masuk RS atau tempat praktik dokter suhu tubuhnya lebih
tinggi dari batas normal. (adanya kerja hormon epinefrin dan non epinefrin
yang memecah glikogen menjadi energi dan menghasilkan panas).

Perubahan suhu tubuh manusia


1. Hipertermi
Keadaan dimana ketika seseorang individu mengalami atau beresiko
mengalami kenaikan suhu tubuh terus-menerus lebih tinggi dari 37,8ºC per
rectal karena faktor eksternal.
Pola hipertermi
- Terus menerus merupakan pada demam yang tingginya menetap lebih
dari 24 jam bervariasi 1ºC-2ºC.
- Intermiten: demam memuncak secara berseling dengan suhu normal,
suhu akan kembali normal paling sedikit sekali 24 jam.
- Relaps: oeriode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal
episode demam.
- Remiten: dimana demam memuncak dan turun tanpa kembali ke suhu
normal
2. Hipotermi
Suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan
mengatasi normal (suhu dingin), suhunya berada dibawah 35ºC.
Gejalanya:
- Penderita berbicara ngelantur
- Kulit sedikit berwarna abu-abu
- Detak jantung melemah
- Tekanan darah menurun dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha untuk
menghasilkan panas.
- Irama sirkadian (Siklus 24 jam gelap dan terang) suhu tubuh berubah
normal (0,5ºC - 1ºC selama periode 24 jam). Bagaimanapun suhu
merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh biasanya
paling rendah pada jam 01.00-04.00 dini hari dan meningkat pada waktu
pagi-siang hari. Namun perlu diketahui puncak suhu meningkat pada
usia lansia yaitu pada dini hari.
- Lingkungan
- Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh jika suhu dikaji dalam ruangan
yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh
melalui mekanisme pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik. Jika
klien berada dilingkungan luar tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin
mudah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang
efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling
sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu
mereka kurang efisien.

Pada pasien hipotermi pasien tidak sadarkan diri, badan menjadi sangat
kaku, pupil mengalami dilatasi dan pernafasan sangat lambat hingga tidak
terlihat. Mekanisme tubuh kerja suhu tubuh menjadi menurun:
- Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh: karena rangsangan pada pusat
simpatis hipotalamus posterior.
- Piloreksi: rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang
melekat pada folike rambut berdiri
- Peningkatan pembentukan panas: sistem metabolisme meningkat
melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas akbiat rangsangan
simpatis, sera peningkatan sekresi tiroksin.
3. Demam (hiperpireksia)
Demam merupakan temperatur tubuh dari atas batas normal, penyebab
tersering, yaitu karena bakteri, tumor, dan keadaan lingkungan. Pengaturan
temperatur hipotalamus pada penyakit demam efek pirogen. Hasil
pemecahan protein dan zat termostas hipotalamus. Zat yang menimbulkan
efek seperti ini disebut pirigen. Pirogen yang dilepaslan oleh bakteri atau
pirogen dilepaskan dari degenarasi jaringan tubuh dapat menyebabkan
demam dan peranan interleukin-I.

Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau
dalam darah keduanya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag
jaringan dan limfosit. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil
pemecahan bakteri dan melepaskan zat interlekuin-II ke dalam cairan tubuh
yang juga disebut pirogen leukosit atau pirogen endogen. Interlekuin-I saat
mencapai hipotalamus segera menimbulkan demam. Hiperpireksia atau
demam adalah kegagalan mekanisme pengeluaran panas untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas.
4. Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan, disebabkan oleh
lingkungan yang terpajan dengan panas. Tindakan yang dapat dilakukan
yaitu memindahkan pasien ketempat yang lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan suhu tinggi
dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut
heatstroke, klien dengan resiko tinggi pada penyakit kardiovaskular,
hpertiroidisme, diabetes dan alkoholik dan klien yang mengonsumsi obta-
obatan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas
dan mereka yang menjalani olahraga berat.
Tanda gejalanya:
- Konvulsi atau kejang
- Delirium
- Mual
- Kram otot
- Gangguan visual
- Inkontinensai urine

Gejala-gejala yang lebih penting adalah kulit hangat dan kering. Penderita
heatstroke banyak kehilangan cairan dan elektrolit dan malfungsi
hipotalamus. Heatstroke yangbesar pada suhu 40,5ºC mengakibatkan
keruasakan jaringan pada sel dan semua jaringan organ tubuh. Jika kondisi
terus berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif, dan terjadi
kerusakan neurologis yang permanen terkecuali dapat tindakan
pendinginan yang cepat.

3. Macam-macam gangguan pada kebutuhan suhu tubuh


a. Serangan demam
Apabila temperatur tubuh meningkat melebihi temperatur krisis.
Hiperpireksi dari temperatur jaringan tubuh teutama otak, efek yang
membahayakan dari temperatur suhu tubuh adalah perdarahan lokal dan
degenerasi. Perenkimatosa sel di seluruh tubuh, terutama otak, kerusakan
pada hati, dan ginjal dan organ tubuh lainnya yang sering akan
memperburuk keadaan.
b. Demam
Merupakan titik patokan atau peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Dengan peningkatan titik patokan (sel point) tersebut, maka hipotalamus
mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan
mengigil dan meningkatkan metabolisme basal.
Karakteristik demam
- Menggigil atau kedinginan
- Krisis atau kematian

Mekanisme demam
- Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukan interleukin-I yang
disebut pirogen endogen
- Interleukin-I dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag dan sel-sel yang
mengalami cidera.
- Interleukin, tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan
prostaglandin yang merangsang hipotalamus.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Kultur (luka, sputum, urine, darah)
a. Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang
b. Untuk menentukan obat yang efektif
2. Sel darah putih:
a. Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya
b. Leucositosis (15.000-30.000)
3. Elektrolit serum:
Ketidakseimbangan elektrolit, asidosis, perpindahan cairan, perubahan fungsi
ginjal.
4. Glukosa serum:
Sebagai respon dari puasa dan perubahan seluler dalam metabolisme.
5. Urinalisis:
Bakteri penyebab infeksi

D. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul dan Perencanaan


No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Hipertermia (00007) Domain 11. Pasien akan menunjukkan - Terapi demam
Keamanan/perlindungan suhu tubuh yang dibuktikan
Rasional: Penatalaksanaan
a) Definisi: Suhu inti tubuh di oleh indikator gangguan
atas kisaran normal diurnal sebagai berikut (1-5 pasien yang mengalami
karena kegagalan gangguan ekstrem, berat,
hiperpireksia akibat faktor
termoregulasi. (NANDA-1 sedang, ringan, tidak ada):
Diagnosis Keperawatan 2018- - Penigkatan suhu kulit selain lingkungan
2020, hal 434) - Hipertermia
- Kewaspadaan hipertermia
b) Batasan karakteristik: - Dehidrasi
- Postur abnormal - Mengantuk maligna
- Apnea
Rasional: Pencegahan atau
- Koma Pasien akan menunjukkan
- Kulit kemerahan suhu tubuh yang dibuktikan penurunan respons
- Hipotensi oleh indikator gangguan
hipermetabolik terhadap
- Bayi tidak dapat sebagai berikut (1-5
mempertahankan menyusu gangguan ekstrem, berat, obat-obat farmakologis
- Gelisah sedang, ringan, tidak ada):
yang digunakan selama
- Latergi - Berkeringat saat panas
- Kejang - Denyut nadi radialis pembedahan.
- Kulit terasa hangat - Frekuensi pernafasan
- Perawatan bayi baru lahir
- Stupor
- Takikardia Rasional: Penatalaksanaan
- Takipnea
neonatus selama transisi
- Vasodilatasi
c) Faktor yang berhubungan: dari ke kehidupan di luar
- Dehidrasi
rahim dan periode
- Pakaian yang tidak sesuai
- Aktivitas berlebihan stabilisasi selanjutnya.
- Regulasi suhu
Rasional: Mencapai atau
mempertahankan suhu
tubuh dalam rentang
normal
- Pemantauan tanda vital.
Rasional: Mengumpulkan
dan menganalisis data
kardiovaskular, pernapasan,
dan suhu tubuh untuk
menetukan serta mencegah
komplikasi.
2 Hipotermia (00006) Domain 11. Pasien akan menunjukkan - Terapi hipotermia
Keamanan/perlindungan suhu tubuh yang dibuktikan
Rasional: Menghangatkan
a) Definisi: Suhu inti tubuh di oleh indikator gangguan
bawah kisaran normal diurnal sebagai berikut (1-5 kembali dan melakukan
karena kegagalan gangguan ekstrem, berat,
surveilans pasien yang
termoregulasi. (NANDA-1 sedang, ringan, tidak ada):
Diagnosis Keperawatan 2018- - Penurunan suhu tubuh memiliki suhu tubuh
2020, hal 435) - Perubahan warna kulit
kurang dari 35ºC.
b) Batasan karakteristik: - Merinding
- Akrosianosis - Kedinginan - Perawatan bayi baru lahir
- Bradikardia - Laporan suhu yang nyaman
Rasional: Penatalaksanaan
- Dasar kuku sianotik
- Penurunan kadar glukosa neonatus selama transisi
darah dari ke kehidupan di luar
- Penurunan ventilasi
- Hipertensi rahim dan periode
- Hipoglikemia stabilisasi selanjutnya.
- Hipoksia
- Regulasi suhu
- Peningkatan laju
metabolisme Rasional: Mencapai atau
- Peningkatan konsumsi mempertahankan suhu
oksigen
- Vasokonstriksi perifer tubuh dalam rentang
- Piloereksi normal
- Menggigil
- Kulit dingin - Pemantauan tanda vital.
- Pengisian ulang kapiler Rasional: Mengumpulkan
lambat
dan menganalisis data
- Takikardia
c) Faktor yang berhubungan: kardiovaskular, pernapasan,
- Konsumsi alkohol dan suhu tubuh untuk
- Transfer panas konduktif
berlebihan menetukan serta mencegah
- Transfer panas konveksi komplikasi.
berlebihan
- Transfer panas evaporatif
berlebihan
- Transfer panas radiatif
berlebihan
- Tidak beraktivitas
- Kurang pengetahuan
pemberi asuhan tentang
pencegahan hipotermia
- Pemakaian pakaian yang
tidak adekuat
- Suhu lingkungan rendah
- Malnutrisi
3 Ketidakefektifan termoregulasi Pasien akan menunjukkan - Terapi demam
(00008) Domain 11. suhu tubuh yang dibuktikan
Rasional: Penatalaksanaan
Keamanan/perlindungan oleh indikator gangguan
a) Definisi sebagai berikut (1-5 pasien yang mengalami
Fluktuasi suhu diantara gangguan ekstrem, berat,
hiperpireksia akibat faktor
hipotermia dan hipertermia sedang, ringan, tidak ada):
(NANDA-I Diagnosis - Penurunan suhu tubuh selain lingkungan
Keperawatan, 2018-2020, hal - Perubahan warna kulit
- Terapi hipotermia
439). - Merinding
b) Batasan Karakteristik: - Kedinginan Rasional: Menghangatkan
- Dasar kuku sianotik - Laporan suhu yang nyaman
kembali dan melakukan
- Kulit kemerahan
- Hipertensi Pasien akan menunjukkan surveilans pasien yang
- Peningkatan suhu tubuh di suhu tubuh yang dibuktikan
memiliki suhu tubuh
atas kisaran normal oleh indikator gangguan
- Peningkatan frekuensi sebagai berikut (1-5 kurang dari 35ºC.
pernapasan gangguan ekstrem, berat,
- Kewaspadaan hipertermia
- Menggigil ringan sedang, ringan, tidak ada):
- Pucat sedang - Penigkatan suhu kulit maligna
- Piloereksi - Hipertermia
Rasional: Pencegahan atau
- Penurunan suhu tubuh - Dehidrasi
diatas kisaran normal - Mengantuk penurunan respons
- Kejang
hipermetabolik terhadap
- Kulit hangat
- Pengisian ulang kapiler obat-obat farmakologis
yang lambat
yang digunakan selama
- Takikardia
c) Faktor yang berhubungan: pembedahan.
- Dehidrasi
- Perawatan bayi baru lahir
- Fluktuasi suhu lingkungan
- Inaktivitas Rasional: Penatalaksanaan
- Pakaian tidak tepat untuk
neonatus selama transisi
suhu lingkungan
- Peningkatan kebutuhan dari ke kehidupan di luar
oksigen
rahim dan periode
- Aktivitas berat
stabilisasi selanjutnya.
- Regulasi suhu
Rasional: Mencapai atau
mempertahankan suhu
tubuh dalam rentang
normal
- Pemantauan tanda vital.
Rasional: Mengumpulkan
dan menganalisis data
kardiovaskular, pernapasan,
dan suhu tubuh untuk
menetukan serta mencegah
komplikasi.

D. Daftar Pustaka
Asmadi. (2010). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dasar Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Medika

Ed. Herman T.H and Komitsuru. S. (2017). Diagnosa Keperawatan Definisi &
Klasifikasi 2015 Edisi 10. Jakarta: EGC
Nurjannah, Intansari. (2018). Nursing Interventions Classification (NIC).
Yogyakarta: Mocomedia.

Nurjannah, Intansari. (2018). Nursing Outcomes Classification (NOC).


Yogyakarta: Mocomedia.

Priharjo, Robert. (2009). Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC.

Tarwoto, Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika

Willkinson. Judith M. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Diagnosis


NANDA, Intervensi NIC. Ed. 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Banjarmasin, 22 Oktober 2019

Preseptor Akademik, Ners Muda,

(Nurhikmah, S.Kep.,Ns) (Nazila Rahmatina, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai