Dosen Pembimbing :
Oleh :
NIM : P07120220006
LEMBAR KONSUL
Nama : Aufa Anastasya Nisrima
NIM : P07120220006
Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan
Ruang : Bedah (Wira)
Mengetahui,
Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN SUHU TUBUH DI RUANG BEDAH
RS TK.III. DR.R.SOEHARSONO BANJARMASIN
A. Masalah Keperawatan
Pasien dengan gangguan pemenuhan keseimbangan suhu tubuh
B. Pengertian
Suhu yang dimaksud adalah panas atau dingin suatu substansi. Suhu tubuh
adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah
panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu tubuh mencerminkan kesimbangan antara
produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang
disebut derajat
Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai
keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan.
Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan prilaku.
Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara prodksi
panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui
mekanisme neurologis dan kardiovaskular. Perawat menerapkan pengetahuan
mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan regulasi suhu.
Perbedaan Suhu
USIA SUHU
3 bulan 37.5
6 bulan 37.7
1 tahun 37.7
3 tahun 37.2
5 tahun 37.0
7 tahun 36.8
9 tahun 36.7
11 tahun 36.7
13 tahun 36.6
Dewasa 36.4
>70 tahun 36.0
b. Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dalam pemecahan
karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan
produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas
akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga berat yang lama, seperti lari
jarak jauh, dapat meningatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41 ºC.
c. Kadar hormon
Secara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar
dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh. Kadarprogesteron meningkat dan menurun secara
bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah, suhu tubuh
beberapa derajat dibawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung
sampai terjadi ovulasi. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita menopause.
Wanita yang sudah berhenti mentruasi dapat mengalami periode panas tubuh
dan berkeringat banyak, 30 detik sampai 5 menit. Hal tersebut karena kontrol
vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan vasodilatasi dan vasokontriksi.
d. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode
24 jam. Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia. Suhu
tubuh paling rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang
hari suhu tubuh naik, sampai sekitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti
pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang
yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu
untuk perputaran itu berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak
berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini
hari pada lansia
e. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas.
Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu
tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal
f. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam
ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu
tubuh melalui mekanisme pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Saat
berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah karena
penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan
lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekaisme suhu
mereka kurang efisien.
Produksi panas
internal
Lingkungan
Eksternal
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Penatalaksanaan medis yang diberikan yaitu:
Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.
2. Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu:
Beri pasien banyak minum. pasien menjadi lebih mudah
dehidrasi pada waktu menderita panas. Minum air membuat
mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi.
Beri pasien banyak istirahat, agar produksi panas yang
diproduksi tubuh seminimal mungkin.
Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak,
lipatan paha, leher belakang.
3. Pemeriksaan SGOT & SGPT
SGOT &SGPT pada demam typoid seringkali meningkatkan
tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya tipoid .
Uji widal
Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody . Aglutinin yang
spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan
typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasi . Tujuan
dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum klien yang disangka menderita typhoid .
F. Penatalaksanaan Medis
BHSP .
Kenakan pakaian yang tipis
Beri banyak minum .
Beri banyak istirahat .
Beri obat penurun panas
G. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
b) Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain
yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi,
nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
c) Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien).
d) Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat
genetik atau tidak).
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
b. Pemeriksaan persistem
Sistem persepsi sensori
Sistem persyarafan : kesadaran
Sistem pernafasan
Sistem kardiovaskuler
Sistem gastrointestinal
Sistem integument
Sistem perkemihan
3. Pada fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b) Pola nutrisi dan metabolism
c) Pola eliminasi
d) Pola aktivitas dan latihan
e) Pola tidur dan istirahat
f) Pola kognitif dan perceptual
g) Pola toleransi dan koping stress
h) Pola nilai dan keyakinan
i) Pola hubungan dan peran
I. Intervensi Keperawatan
a) Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu
tubuh dalam rentang normal.
Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5 – 37,5 0C
2) Kulit tidak teraba hangat
3) Nadi dan pernafasan dalam rentang normal yaitu :
Nadi : 60 -100 x/ menit, RR : 16 – 24 x / menit, sistole : 90 – 140
mmHg, diastole : 60 – 90 mmHg.
Intervensi :
1) Pantau hidrasi ( turgor kulit, kelembapan membran mukosa )
2) Pantau TTV dan warna kulit
3) Ajarkan pasien atau keluarga dala mebgukur suhu untuk mencegah
dan mengenali secara dini hipertermia.
4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik sesuai dengan
kebutuhan.
5) Kompres dengan air dingin atau hangat
6) Anjurkan asupan cairan oral
7) Lepaskan pakaian yang berlebihan