A. Pengertian
4. Termogenesis kimia
5. Demam
Demam meningkatkan metabolisme tubuh. Reaksi-
reaksi kimia meningkat rata-rata 120% untuk setiap
peningkatan suhu 10oC.
3 bulan 37.5
6 bulan 37.7
1 tahun 37.7
3 tahun 37.2
5 tahun 37.0
7 tahun 36.8
9 tahun 36.7
11 tahun 36.7
13 tahun 36.6
Dewasa 36.4
d. Irama sirkadian
2. Kimia
Kecepatan reaksi kimia akan meningkat
dengan kecepatan temperature. Reaksi oksidasi
permeabilitas pada jaringan akan terjadi
peningkatan metabolisme peningkatan pertukaran zat
kimia tubuh dalam cairan tubuh.
3. Biologis.
Efek panas terhadap fisik dan kimia
peningkatan sel darah putih, peradangan dan dilatasi
pembuluh darah.
Perubahan suhu
1. Demam
Terjadi karenamekanisme pengeluaran panas tidak
mampu untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran
kelebihan produksi panas yang mengakiatkan peningkatan suhu
abnormal. Demam biasanya tidak berbahaya jika <39o C.
Demam terjadi akibat perubahan set point hipotalamus.
Pola demam :
a. Terus-menerus : tingginya menetap >24 jam, bervariasi (1-
2)oC.
b. Intermitten : demam memuncak secara berseling dengan
suhu normal.
c. Remitten : demam memuncak dan turun tanpa kembali
ke tingkat suhu normal.
d. Relaps : periode episode demam diselingi dengan
tingkat suhu normal, episode demam dengan normotermia
dapat memanjang lebih dari 24 jam.
3. Hipotermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidak
mampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau
menurunkan produksi panas. Setiap penyakit atau trauma pada
hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran
panas.
4. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan
dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme
pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan
yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi. Klien
berisiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang
memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau
alkoholik. Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang
mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas (mis. Fenotiasin, antikolinergik, diuretik,
amfetamin, dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka
yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (mis.
Atlet, pekerja kontruksi dan petani). Tanda dan gejala heatstroke
termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram
otot, gangguan visual, dan bahkan inkotinensia. Tanda yang
paling dari heatstroke adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn
elektrolit sangat berat dan malfungsi hipotalamus.Heatstroke
dengan suhu lebih besar dari 40,5 ºC mengakibatkan kerusakan
jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital
menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45 ºC,
takikardia dan hipotensi.
5. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap
dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi
panas, mengakibatkan hipotermia. Hipotermia diklasifikasikan
melalui pengukuran suhu inti. Hal tersebut dapat terjadi
kebetulan atau tidak sengaja selama prosedur bedah untuk
mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh terhada
oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan
tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun
menjadi 35 ºC, klien menglami gemetar yang tidak terkontrol,
hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika suhu tubuh
turun di bawah 34,4 ºC, frekuensi jantung, pernafasan, dan
tekanan darah turun. kulit menjadi sianotik.
Mekanisme tubuh ketika terjadi perubahan suhu
1. Mekanisme ketika suhu tubuh naik
2. Konduksi
Perpindahan panas dari suatu objek ke objek lain dengan
kontak langsung. Terjadi melalui getaran dan gerakan elektro
bebas. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin
maka panas hilang. Panas berkonduksi melalui benda padat, cair,
dan gas.
3. Konveksi
Perpindahan karena gerakan udara. Aliran konveksidapat
terjadi dikarenakanmassa jenis udara panas sangat ringan
dibandingkan dengan massa jenis udara dingin. Contoh : kipas
angin listrik meningkatkan kehilangan panas melalui konveksi.
4. Evaporasi
Perpindahan aliran panas ketika cairan berubah menjadi gas.
Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi
akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan
system pernafasan.
1. Hipertermia
Menggigil
Akrosianosis
Bradikardi
Hipoglikemia
Hipoksia
Ventilasi menurun
Piloereksi
Takikardia
Vasokonstriksi perifer
C. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
D. Penatalaksanaan Medis
BHSP .
E. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
Hipotermi
G. Intervensi Keperawatan
a) Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Kriteria hasil :