OLEH :
NITA PERASTIWI
NIM.2114901185
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2021
PANDUAN LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTERMIA
2) Tindakan nonfarmakologis
d. Pelaksanaan (Pengertian)
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
keperawatan oleh perawat dan pasien. Implementasi keperawatan
adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (Sagala, 2020).
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan dengan dua
cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
1) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan. Hasil observasi dan analisa
perawat terhadap respon pasien segera pada saat atau setelah
dilakukan tindakan keperawatan dan ditulis pada catatan
perawatan (Sagala, 2020). Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilakukan setiap hari oleh perawat yang dinas (pagi, sore, malam).
Evaluasi formatif diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
oleh perawat yang bertugas dan laporan untuk operan/timbang
terima terkait masalah pasien apakah mengalami peningkatan
kesehatan atau penurunan tingkat kesehatan pasien, sehingga
perkembangan status kesehatan pasien bisa dievaluasi (Tim
keperawatan dasar STIKES Bali, 2019).
2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. Rekapitulasi dan
kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai
waktu pada tujuan dan ditulis pada catatan perkembangan
(Sagala, 2020). Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan
berdasarkan tujuan dan kriteria hasil dari Nursing Care Plan (NCP).
NCP yang telah diencanakan. Sebagai contoh dalam tujuan dan
kriteria tindakan keperawatan yang dilakukan tindakan
keperawatan 2 x 24 jam, maka evaluasinya dilakukan pada hari
kedua (48 jam) dinas malam dan ditulis pada tabel evaluasi
keperawatan (Tim keperawatan dasar STIKES Bali, 2019).
C. Daftar Pustaka
Alwi, W. (2016). Asuhan Keperawatan Pada An. F Dengan Gangguan
Pemenuhan Kenyamanan Hipertermi Di Ruang Ismail 2 RS
Roemani Muhammadiyah Semarang. Diperoleh tanggal 22
September 2021, dari
https://www.scribd.com/document/344261504/ASKEP-
HIPERTERMI
Ardiaria, M. (2019). Epidemiologi, Manifestasi Klinis, dan Penatalaksanaan
Demam Tifoid. Journal of Nutrition and Health, 7(2), 32-38.
Ariati. (2021). Gangguan Temperature Tubuh (Termoregulasi). Denpasar :
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Budiantara. (2021). Laporan Pendahuluan Pengaturan Suhu Tubuh.
Denpasar : Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Cahyaningrum, E. D., Anies, & Julianti, H.P. (2016). Suhu Tubuh Anak
Demam Sebelum Dan Sesudah Kompres Aloevera. Jurnal
Kesehatan, (12), 1-10.
Herdman, T. Heather & Kamitsuru, Shigemi. (2015). Diagnosis Keperawatan
Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.
Hidayati, R., dkk. (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Kristianingsih, A., & Sagita, Y. D. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Demam dengan Penanganan Demam pada Bayi 0-12
Bulan di Desa Datarajan Wilayah Kerja Puskesmas Ngarip
Kabupaten Tanggamus Tahun 2018. Midwifery Journal: Jurnal
Kebidanan UM. Mataram, 4(1), 26-31.
Kurnia, B. (2020). Tatalaksana Demam pada Anak. Cermin Dunia
Kedokteran, 47(11), 698-702.
Mulyani, E., & Lestari, N. E. (2020). Efektifitas Tepid Water Sponge
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Masalah
Keperawatan Hipertermia: Studi Kasus. Jurnal Keperawatan
Terpadu (Integrated Nursing Journal), 2(1), 7-14.
Putri, N., Zulaicha, E., & Kp, S. (2016). Penanganan Hipertermia Pada Anak
Dengan Demam Tifoid Di Rsud Pandan Arang Boyolali (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Sagala, H. G. (2020). Pentingnya Perencaan Asuhan Keperawatan Dalam
Memberi Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit.
Surya, M. A. N. I., Artini, G. A., & Ernawati, D. K. (2018). Pola penggunaan
parasetamol atau ibuprofen sebagai obat antipiretik single therapy
pada pasien anak. E-Jurnal Medika, 7(8), 1-13.
Tim Keperawatan Dasar STIKES Bali. (2019). Panduan Penulisan
Kebutuhan Dasar. Denpasar : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali.
Wardiyah, A., Setiawati, S., & Romayati, U. (2016). Perbandingan efektifitas
pemberian kompres hangat dan tepid sponge terhadap penurunan
suhu tubuh anak yang mengalami demam di ruang alamanda
RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015.
Holistik Jurnal Kesehatan, 10(1), 36-44.
D. WOC
Infeksi atau cedera
jaringan
Inflamasi
Akumulasi monosit,
makrofag, sel T helper
dan fibroblas
Pelepasan pirogen
endogen (sitokin)
Merangsang saraf
vagus
Sinyal mencapai
sistem saraf pusat
Pembentukan
prostaglandin otak
Merangsang hipotalamus
meningkatkan suhu
Mengigil, suhu
basal meningkat
Hipertermia