Oleh:
Setyaningtyas Kusuma Wardani
071222007
LAPORAN PENDAHULUAN
TERMOREGULASI
A. Definisi
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstan, termoregulasi manusia berpusat pada
hipotalamus anterior. Terdapat 3 komponen atau penyusunan sistem
pengaturan panas. Suhu atau termoregulasi merupakan suatu perbedaan antara jumlah suhu
yang dihasilkan oleh tubuh dengan jumlah panas yang hilang pada lingkungan eksternal /
substansi panas dingin / permukaan kulit tubuh.
a. Hipertermia
b. Hipotermia
pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Dimana suhu dalam tubuh
dibawah 35 o C.
B. ETIOLOGI
1. Pengeluaran Panas
Menurut Potter dan Perry (2005), pengeluaran dan produksi panas terjadi secara
konstan, pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan
evaporasi.
a. Radiasi
permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan. Panas berpindah melalui gelombang
elektromagnetik. Aliran darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke
pembuluh darah permukaan. Jumlah
panas yang dibawa ke permukaan tergantung dari tingkat vasokonstriksi dan vasodilatasi
yang diatur oleh hipotalamus. Panas menyebar dari kulit ke setiap objek yang lebih
dingi disekelilingnya. Penyebaran meningkat
c. Konveksi
pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit. Arus
udara membawa udara hangat. Pada saat kecepatan arus udara meningkat, kehilangan
panas konvektif meningkat.
d. Evaporasi
Adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas. Selama
evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap. Ketika
suhu tubuh meningkat, hipotalamus anterior member signal kelenjar keringat untuk
melepaskan keringat. Selama latihan dan stress emosi atau mental, berkeringat adalah
salah satu cara untuk menghilangkan kelebihan panas yang dibuat melalui peningkatan
laju metabolik. Evaporasi berlebihan dapat menyebabkan kulit gatal dan
bersisik, serta hidung dan faring kering. e.
Diaforesis
Adalah prespirasi visual dahi dan toraks atas. Kelenjar keringat
berada dibawah dermis kulit. Kelenjar mensekresi keringat, larutan berair yang
mengandung natrium dan klorida, yang melewati duktus kecil pada
permukaan kulit. Kelenjar dikontrol oleh sistem saraf simpatis. Bila suhu tubuh
meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan keringat, yang menguap dari kulit untuk
meningkatkan kehilangan panas. Diaphoresis kurang efisien bila gerakan udara minimal
atau bila kelembaban udara tinggi.
C. GANGGUAN TERMOREGULASI
Menurut Potter dan Perry (2005), gangguan pada termoregulasi antara lain sebagai
berikut:
2. Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermi.
3. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan
yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi. Heatstroke dengan suhu lebih
besar dari 40,50C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh.
4. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus trehadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas., mengakibatkan hipotermi. Dalam kasus
hipotermi berat, klien menunjukkan tanda klinis yang mirip dengan orang mati (misal tidak
ada respon terhadap stimulus dan nadi serta pernapasan sangat lemah).
Banyak faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.Perubahan pada suhu tubuh dalam
rentang normal terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu
oleh variabel fisiologis atau prilaku. Berikut adalah faktor yang mempengarui suhu tubuh :
1. Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relatif konstan,
masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat.suhu tubuh bayi dapat
berespon secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan.Bayi baru lahir mengeluaran
lebih dari 30% panas tubuhnya melalui kepala oleh karena itu perlu menggunakan penutup
kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari ingkungan yang ektrem,
suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5 ºC sampai 39,5ºC. Produksi panas akan
meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki anak-anak. Perbedaan secara
individu 0,25ºC sampai 0,55 ºC adalah normal (Whaley and Wong, 1995).
5. Irama Sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 ºC sampai 1 ºC selama periode 24 jam.
Bagaimanapun, suhumerupakan irama stabil pada manusia.Suhu tubuh paling rendah
biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari.Sepanjang hari suhu tubuh naik, sampai
seitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada dini hari.Penting diketahui, pola suhu
tidak secara otomatis pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari.Perlu
waktu 1-3 minggu untuk perputaran itu berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak
berubah sesuai usia. Penelitian menunjukkan,
puncak suhu tubuh adalah dini hari pada lansia (lenz,1984) 6. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persarafan.Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan
panas.Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu tubuhnya
dapat lebih tinggi dari normal.
7. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat
hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme
pengluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika kien
berada di lingkungan tanpa baju hangat, suhu tubh mungkin rendah karena
8. Demam
Terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan
kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang mengakiatkan peningkatan suhu
abnormal. Demam biasanya tidak
berbahaya jika <39o C. Demam terjadi akibat perubahan set point hipotalamus.
Pola demam :
a. Terus menerus : tingginya menetap >24 jam, bervariasi (1-2)oC.
b. Intermitten : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal.
c. Remitten : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu
normal.
d. Relaps : periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal,
episode demam dengan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam.
11. Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas.Kondisi ini disebut heatstroke,
kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi.Klien berisiko
termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit
kardiovaskular, hipotiroidisme,
diabetes atau alkoholik.Yang juga termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi
obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis.Fenotiasin,
antikolinergik, diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta- adrenergik) dan mereka
yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (mis.Atlet, pekerja kontruksi
dan
petani).Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus,
mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkotinensia.Tanda yang paling dari
heatstroke adalah kulit yang hangat dan kering.
Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangn elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu lebih
besar dari 40,5 ºC mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh.
Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45 ºC, takikardia dan
hipotensi.
12. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin mempengaruhi
kemampuan tubuh untuk memproduksi panas, mengakibatkan hipotermia.Hipotermia
diklasifikasikan melalui
pengukuran suhu inti.Hal tersebut dapat terjadi kebetulan atau tidak sengaja selama
prosedur bedah untuk mengurangi kebutuhan metabolik dan kebutuhan tubuh terhada
oksigen.
Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam.Ketika suhu tubuh turun menjadi 35 ºC, klien menglami gemetar yang
tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menila. Jika suhu tubuh turun
di bawah 34,4 ºC, frekuensi
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Hipertermia
Keadaan dimana ketika seorang individu mengalami atau 37,8oC peroral atau 38,8oC per
rectal karena factor eksternal.
Pola hipertermi:
a. Terus – menerus
Merupakan pola demam yang tingginya menetap lebih dari 24 jam,
bervariasi 1oC – 2oC.
b. Intermiten
Demam secara berseling dengan suhu normal, suhu akan kembali normal paling
sedikit sekali 24 jam.
c. Remiten
Gejala :
a. Penderita berbicara nglantur
b. Kulit sedikit berwarna abu – abu (pucat) c. Detak
jantung lemah
d. Tekanan darah menurun dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha untuk menghasilkan
panas
e. Demam (hiperpireksia)
f. Demam (hiperpireksia) adalah kegagalan mekanisme pengeluaran
panas untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan
produksi panas.
g. Kelelahan akibat panas
h. Terjadi bila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit
secara berlebihan, disebabkan oleh lingkunang yang terpapar oleh panas.
3. Heat stroke
Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas . kondisi ini disebut heat stroke.
Tanda dan gejala :
a. Konvulsi, kram otot, inkontinensia
b. Delirium ( gangguan mentaql yang berlangsung singkat, biasanya mencerminkan
keadaan toksik yang ditandai oleh halusinasi,dll.
F. PATOFISIOLOGI
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan dikisarkan 36,8 oC oleh pusat
pengatur suhu didalam otak yaitu hipotalamus. Dalam
pengatauransuhu tersebut selalu menjaga keseimbangan antara jumlah panas yang diproduksi
tubuh dari metabolism dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru – paru sehingga
suhu tubuh dapat mempertahankan dalam kisaran normal. Walaupun demikian, suhu tubuh
dapat memiliki fluktuasi
harian , yaitu sedikit lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi harinya. Demam
merupakan suatu kedaan dimana terdapat peningkatan
pengaturan dipusat pengatur suhu diotak. Hal ini sama dengan pengaturan set
point ( derajat celcius ) pada remote AC yang bilamana set point tersebut dinaikkan maka
temperature, ruangan akan menjadi lebih hangat, maka nilai suhu tubuh dikatakan demam jika
melebihi 37,2oC pada pengukuran dipagi hari dan atau melebihi 37,7oC pada pengukuran sore
hari dengan menggunakan thermometer mulut.
G. Pathway
Pusat integrasi
termoregulasi
hipotalamus
Kontrol
produksi
panas/pengura
ngan panas Kontrol Kontrol
produksi panas pengurangan panas
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi pemberian parachetamol tiap 4 – 6 jam 3 x1 bila
panas. Diberikan infuse RL 20 tetes / menit dan untuk membantu mencukupi kebutuhan
cairan dan membantu jalur masu obat
dengan dosis 2x 1 g/hari.diberikan makanan rendah serat dan memperbaiki gizi pasien.
2. Perawatan
Tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam / kurang lebih selama 14
hari.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi
Faktor yang berhubungan :
Agens farmaseutical
Aktivitas berlebihan
dehidrasi
iskemia
pakaian yang tidak sesuai
peningkatan laju metabolism
penurunan perspirasi
penyakit Ditandai
dengan :
apnea
gelisah
stupor
takipnea
Agens farmaseutical
Kurang suplai lemak subkutan
Trauma
Pemakaian pakaian yang tidak adekuat
Terapi radiasi
Ditandai dengan :
kulit dingin
menggigil
peningkatan konsumsi oksigen
vasokonstriksi perifer
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Berat Tidak
Cedera otak badan
akut
ada
warna kulit
warna kulit
laporkanadanya
ekstrem perubahan Monitor dan
Dehidrasi tandadangejala
mempengaruhi hipertermia
permukaantubuh mencegah
efisien tepat
kebutuhan pasien
tepat untuk
mencegah dan
mengontrol menggigil
Berikan
pengobatan
antipiretik, sesuai
kebutuhan
sadari perubahan
kehilangan cairan
Penurunan persepsi warna kulit yang tak
Penyakit dirasakan
Sepsis Bari obat atau
Suhu lingkungan
cairan IV(misal
agen anti
menggigil)
Tutup pasien
dengan selimut
atau pakaian
ringan
Dorong konsumsi cairan
Fasilitasi
istirahat;
pembatasan aktivitas
Kompres pada
Tingkatkan
sirkulasi udara
Pantau
komplikasi- komplikasi
yang
berhubungan dengan
demam serta
tanda dan
gejala kondisi
penyebab demam
terpantau
pada orangtua
Lembabkan bibir
dan mukosa
hidung yang
kering
hipotermia
dingin dan basah
Kurang suplai lemak
Dorong pasien
rendah uncomplicated
Malnutrisi untuk
evaporasi, radiasi)
pasif (misalnya
Trauma
selimut,
Usia ekstrem
pakaian hangat,
tutup kepala)
Berikan
pengobatan
dengan hati-hati
Monitor adanya
gejala-gejala yang
berhubungan
dengan hipotermia
ringan
Monitor adanya
syok pemanasan
kembali
Monitor
suhu
kulit
Identifikasi
faktor medis,
lingkungan dan
faktor lain yang
mungkin
memicu
hipotermia Monitor
status
laporkan tanda
Tidak ada
dan
perubahan warna
kulit
gejala hipotermia
dan hipertermia
laju pernafasan
Monitor suara
paru
Monitor pola
pernapasan
abnormal
Monitor warna
kulit,
suhu, kelembaban
Monitor sianosis
EVALUASI
Dari hasil evaluasi yang sudah tertulis yang diharapkan gangguan termoregulasi teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Buku 2, Surabaya : Salemba Medika
Potter, perry, 2005. Fundamental Keperawatan. Hal, 2. Jakarta : EGC
NANDA 2015-2017.
NIC 2015-2017
NOC 2015-2017