Anda di halaman 1dari 10

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. C DENGAN GOUT ARTRITIS


DI RUANG PENYAKIT DALAM RUANG ANGGREK III
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI
SURAKARTA, JAWA TENGAH

Disusun Oleh:
RIZKI WAHYU ADI SAPUTRA (071212086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
JL. GEDONG SONGO KEL. CANDI REJO
KEC. UNGARAN BARAT KAB. SEMARANG
TAHUN 2022
A. Tinjauan Sistem
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus,yaitu artritis
akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam
tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok keadaan
heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme purin
(hiperurisemia). (Brunner dan Suddarth, 2012).
B. Tinjauan Kebutuhan Dasar
1. Pengertian
Gout adalah suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu jenis penyakit reumatik
dimana pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan / penurunan ekskresi asam urat.
(Arif, 2010).
2. Klasifikasi
a. Gout Primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat.
b. Gout Sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang
bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
3. Etiologi
Gejala artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu,dilihat dari penyebabnya penyakit ini termasuk
dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yang hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena :
a. Pembentukan asam urat yang berlebih.
1) Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
2) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukemia,terutama bila diobati dengan sitostatika, psoriasis,
polisitemia vera dan mielofibrosis.
b. Kurang asam urat melalui ginjal.
1) Gout primer renal terjadi karena ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat.
Penyabab tidak diketahui
2) Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
c. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
4. Patofisiologi
Goat akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tandatanda awitan serangan
gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien juga menderita demam dan
jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut biasanya didahului oleh tindakan
pembedahan, obat, alkohol dan stress emosional. Meskipun yang paling sering terserang
pertama adalah ibu jari kaki (Sendi metatarsofa longeal) tetapi sendi lainnya dapat juga
terserang, semakin lama penyakit makan sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan
kaki dan siku dapat terserang gout.
Serangan akut akan berkurang setelah 10-14 hari walapun tanpa pengobatan. Produk
buangan termasuk asam urat dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran ginjal,
kandung kemih, dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses
pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam darah. Hal tersebut juga dapat, menimbulkan komplikasi yaitu pengendapan
asam urat dalam ginjal yang akhirnya terjadi pembentukan batu ginjal dari kristal asam
urat. Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang
telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan
gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
5. Tanda dan Gejala
a. Stadium Arthritis Gout Akut
1) Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
2) Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa
demam, menggigil dan merasa lelah.
3) Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo dll),
kelelahan fisik, stres, diuretic.
4) Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik
dapat menyebabkan kekambuhan.
b. Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode interkritikal
asimptomatik.
c. Stadium Arthritis Gout Menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama
tidak berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di
sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa
benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal
monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di
sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan
penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Kolkisin
b. OAINS
c. Kortikosteroid
d. Analgesic
e. Tirah baring
7. Komplikasi
Keadaan hiperurisemia bisa menimbulkan terbentuknya batu ginjal dan keadaan terminal
berupa gagal ginjal.
C. Judul Resume Kasus
Resume Asuhan Keperawatan Pada Tn. C Dengan Gout Artritis Di Ruang Penyakit Dalam
Ruang Anggrek III RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
D. Pathway
E. Data Demografi
Nama : Tn. C
Tempat & Tgl Lahir : Ngawi, 11 Maret 1971
Pendidikan Terakhir : SMK
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
TB/BB : 160 cm/ 55 kg
Gol Darah :-
Diagnosa Medis : Gout Artritis
Alamat : Gendingan, Widodaren, Ngawi
F. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengeluh nyeri kaki kanan, nyeri dirasakan memberat disertai kemerahan dan
bengkak
P: nyeri bertambah saat banyak bergerak
Q: nyeri seperti di sayat-sayat
R: nyeri pada kaki kanan
S: skala nyeri 6
T: nyeri hilang timbul
b. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit asam urat sejak tahun 2019.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus
G. Asuhan Keperawatan
1. Analisa Data
No Hari Data Kemungkinan Masalah
Tanggal Penyebab Keperawatan
1 Sabtu/10 DS: Penimbunan Nyeri akut
September Pasien mengeluh nyeri kaki kanan, kristal urat
2022 nyeri dirasakan memberat disertai
kemerahan dan bengkak
P: nyeri bertambah saat banyak Respon
bergerak inflamasi
Q: nyeri seperti di sayat-sayat
R: nyeri pada bagian kaki kanan
S: skala nyeri 6 Sirkulasi darah
T: nyeri hilang timbul daerah radang
DO: meningkat
 Pasien tampak gelisah
 Kesadaran komposmentis Vasodilatasi
 Sesekali pasien tampak dari kapiler
meringis
 TD: 156/95 mmHg
 N: 96 x/menit Nyeri akut
 S: 36,4 C
 RR: 21 x/menit

2. Rencana Keperawatan
No Hari Tujuan Rencana Tindakan Rasional Tanda
Dx Tanggal Tangan
1 Sabtu/10 Setelah Pemberian  Untuk
September dilakukan analgesik (I.08243) mengontrol
2022 tindakan asuhan Definisi: nyeri
keperawatan menyiapkan dan  Minimalisasi
selama 1x7 memberikan agen pengaruh
jam. farmakologis untuk eksternal
Diharapkan mengurangi atau  Mengetahui
tingkat nyeri menghilangkan rasa intervensi
kembali sakit. yang akan
normal, dengan Tindakan: dilakukan
kriteria hasil : Observasi  Indikator
Tingkat nyeri  Identifikasi adanya nyeri
(L.08066) karakteristik  Lingkungan
 Keluhan nyeri (mis. sangat
nyeri dari Pencetus, berpengaruh
skala 2 ke pereda, kualitas, terhadap
lokasi, intensitas,
skala 4 frekuensi, suasana hari
 Meringis durasi) karena
dari skala 2  Identifikasi berkaitan
riwayat alergi dengan
ke skala 4
obat tingkat nyeri
 Gelisah dari  Identifikasi  Penggunaan
skala 2 ke kesesuaian jenis teknik non
skala 4 analgesik (mis. farmakologi
 Perineum Narkotika, non-  Analgetik
terasa narkotika, atau sangat
tertekan dari NSAID) dengan diperlukan
tingkat untuk
skala 2 ke
keparahan nyeri kondisi nyeri
skala 4  Monitor tanda- yang berat
 Ketegangan tanda vital dan tidak
otot dari sebelum dan tertahankan
skala 2 ke sesudah
skala 4 pemberian
analgesik
 Pola napas
 Monitor
dari skala 2 efektifitas
ke skala 4 analgesik
 Tekanan Terapeutik
darah dari  Diskusikan jenis
skala 2 ke analgesik yang
skala 4 disukai untuk
mencapai
 Pola tidur
analgesia
dari skala 2 optimal, jika
ke skala 4 perlu
 Pertimbangkan
penggunaan
infus kontinu,
atau bolus oplold
untuk
mempertahankan
kadar dalam
serum
 Tetapkan target
efektifitas
analgesik untuk
mengoptimalkan
respons pasien
 Dokumentasikan
respons terhadap
efek analgesik
dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
 Jelaskan efek
terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesik, sesuai
indikasi

3. Catatan Keperawatan
No Hari/Tanggal/Jam Tindakan Respon & Hasil Tanda
Dx Tangan
1 Sabtu/10  Melakukan DS:
September 2022 pengkajian  Pasien mengeluh nyeri
16.00 nyeri termasuk pada bagian kaki kanan
lokasi, DO:
karakteristik,  Pasien tampak gelisah
durasi,  kesadaran komposmentis
frekuensi,  sesekali pasien tampak
kualitas, dan meringis
faktor  TD: 156/95 mmHg
presipitasi  N: 96 x/menit
 Monitor tanda-  S: 36,4 C
tanda vital  RR: 21 x/menit
 Menggunakan
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri pasien
 Mengajarkan
tentang teknik
non
farmakologi
(tarik nafas
dalam)
 Kolaborasi
pemberian
analgesik

4. Catatan Perkembangan
No Hari/Tanggal/Jam Perkembangan Klien Tanda
Dx Tangan
1 Sabtu/10 S:
September 2022 Pasien mengeluh nyeri pada bagian kaki
19.00 kanan
P: nyeri bertambah saat banyak bergerak
Q: nyeri seperti di sayat-sayat
R: nyeri pada daerah kaki kanan
S: skala nyeri 6
T: nyeri hilang timbul
O:
Pasien tampak gelisah
Kesadaran komposmentis
Pasien sesekali tampak meringis
A:
Masalah belum teratasi (nyeri akut)
P:
Lanjutkan intervensi
Mengkaji skala nyeri, tingkatkan istirahat,
dan relaksasi nafas dalam
Pemberian analgesik

Anda mungkin juga menyukai