Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL

BEDAH III GOUT

DOSEN PENGAMPUH : NS. NUNU HARISON S.KEP, M.KEP


 
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:
1. RISKA MAYA SARI 2202614014
2. PRISMA PHYTAGORETHA WINATA 2202614109
3. NUR AISYAH PIRTAMI 2202614021
4. RENDY 2202614111
5. OKTARIANA 2202614013
6. RANI SELVIANA 2202614110
7. NOVIA RAHMAYANTI 2202614121
A. Konsep Dasat Teori Gout

a) Pengertian

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan


asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki
bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit


kristalasam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan
inflamasiakut. Jadi, Gout atau sering disebut “asam urat”adalah suatu penyakit
metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi
penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
b). etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat dalam
sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan
Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :

1. Faktor genetik.
2. Penyebab sekunder
3. Pembentukan asam urat yang berlebih.
4. Kurang asam urat melalui ginjal.
c) Klasifikasi

Klasifikasi gout dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Gout primer.

Gout primer dipengaruhii oleh faktor genetic. Terdapat produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan
tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :

1) Produksi asam urat yang berlebihan

2) Sekresi asam urat yang berkurang


d) Patofisiologi

Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan
sistem ekskresi asam urat yang tidak ada kuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di
dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :

1. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.

2. Menurunnya ekskresi asam urat.

3. Kombinasi keduanya.

Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,maka asam urat tersebut akan mengkristal
dan akan membentuk garam-garam uratyang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh
tubuh, penumpukan ini disebut tofi.. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akutdan netrofil melepaskan
lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
e) Manifestasi klinis

1. Atritis gout akut. Serangan timbul secara tiba-tiba pada malam hari selama 2-10 hari. Pada penyakit ini
ditemukan panas, kemerahan, nyeri, kekeringan pada kulit akibat pelebaran vena pada sendi yang
kemudian menjadi normal jika klien beristirahat.

2. Gout tofus kronis. Terjadi karena remisi yang tidak sempurna dari penyakit. Pada fase ini, frekuensi
serangan makin meningkat, nyeri sendi makin sering terasa, ada pembengkakan yang ireguler, serta sedikit
deformitas. Ukuran tofus mula-mula kecil dan lunak yang kemudian menjadi keras dan dapat sebesar 7 cm.
3. Gout atipik. Gambaran klinis poli-artikular adalah sebagai berikut.

1) Bila tangan terkena, akan terjadi atritis kronis yang gambaran klinis dan radiologisnya menyerupai
atritis rheumatoid, tetapi disertai adanya sejumlah nodul akibat pembentukan tofus.

2) Efusi lutut. Biasanya ada riwayat bengkak pada ibu jari, namun kadang klien tidak
menyadarinya. Cairan sendi akan terlihatkeruh dan mengandung Kristal urat.
f) Pathway
g) Penatalaksanaan

Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegahserangan berulang, dan pencegahan komplikasi.

1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg(pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazon,

Indomethacin

2. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)

3. Kompres dingin

4. Diet rendah purin

5. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)

6. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegahfagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.

7. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri daninflamasi.

8. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam uratdan untuk mencegah serangan.

9. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkanekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat(jumlahnya

dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).

10. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam uratmenggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone(Anturane) pada

pasien yang tidak tahan terhadap benemid ataumenurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg2 kali/hari.
h) Pengaturan diet
Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau
tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-
anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk
otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam- garaman empendu dan membran sel.Orang yang
kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah
menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa
memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah
purin.
i) Pemeriksaan Diagnostik

a. asam urat

b. sel darah putih, sel darah merah

c. aspirasi sendi terdapat asam urat

d. Urine

e. Rontgen
h) KOMPLIKASI

1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang yang akhirnya
merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).

2. Batu ginjal

3. Gagal ginjal kronis

4. Hipertensi
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
1. Anamnesis
1) Identitas

Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat,
agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.

2) Keluhan utama

Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain).

3) Riwayat penyakit sekarang :PQRST


4) Riwayat penyakit dahulu

5) Riwayat penyakit keluarga

6) Riwayat psikososial

7) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari


b) Pemeriksaan fisik.

Dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan setempat.

1. B1 (breathing).

I NSPEKSI : bilss tidak melibatkan system pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak

sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.

P a l p a s i : taktil fremitas seimbang kanan dan kiri.

P e r k u s i : suara napas hilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.

A u s k u l t r a s i : Suara nafas hilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.

2 . B2 (blood). Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan

S2 tunggal.

3. B3 (brain). Kesadaran biasanya Composmentis.

• Kepala dan wajah : ada sianosis

• Mata : sclera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada kasus efusi pleura hemoragi kronis

• Leher : biasanya JVP dalam batas normal


4. B4 (bladder). Produksi urine biasanya dalam batasan normal dan tidak ada

keluhan pada system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis,
batas asam urat, dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.

5. B5 (bowel). Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan , tetapi tetap perlu dikaji frekuensi,
konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, baud an jumlah urine. Klien
biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesic dan
anti hiperurisemia.

6. B6 (bone) pada pengkajian ini ditemukan :

• Look. Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan
(meskkipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya).

• Feel. Ada nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak.

• Move. Hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat.


c) Diagnosa Keperawatan

1.Nyeri Sendi B.D peradangan sendi.

2.Gangguan mobilitas fisik B.D penurunan rentan gerak.


3.Gangguan citra tubuh B.D perubahan bentuk kaki.
4.Ansietas B.D kecemasan pasien terhadap kondisinya.
3
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Implementasi
Nyeri sendi B.D Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri  Melakukan identifikasi lokasi dan karakteristik
peradangan sendi keperawatan selama ....x24 jam nyeri nyeri
Observasi
sendi menurun :
 Melakukan identifikasi skala nyeri
 Identifikasi lokasi, karakteristik, dursi, drekuesi, kualitas,
 Keluhan nyeri menurun insitas nyeri  Melakukan monitor efek samping obat analgetik

 Meringis menurun  Identifikasi skala nyeri  Memberikan fasilitas istirahat dan tidur untuk
mengurangi nyeri
 Kesuliatan tidur menurun  Identifikasi respons nyeri
 Menjelaskan penyabab dan strategi meredahkan
 Gelisah menurun  Monitor efek samping penggunaan analgetik
nyeri
Teraufeutik
 Memberikan obat analgetik

 Berikan teknik non farmkologis untuk mengurangi rasa


nyeri

 Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

 Jelaskan penyebab

 Jelaskan strategi meredahkan nyeri

 Anjurkan menggunakan analgetik secara teratur

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

Kolaborasi
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan ambulisi  Melakukan identifikasi adanya

keperawatan selama ....x24 Observasi nyeri atau keluhan fisik lainnya


fisik B.D penurunan
jam :  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik  Melakukan identifikasi intoleransi
rentang gerak lainnya
fisik melakukan ambulasi
 Pergerakan ekstremitas  Identifikasi intoleransi fisik melakukan
ambulasi  Memberikan fasilitas aktivitas
sedang
ambulasi dengan alat bantu seperti
 Monitor kondisi umum selama melakukan
 Kekuatan otot cukup ambulasi tongkat

meningkat Tarufetik  Melibatkan keluarga untuk


membantu pasien dalam
 Rentang pergerakan  Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat
bantu seperti tongkat meningkatkan ambulasi
(ROM ) cukup
 Fasilitasi melakkan mobilisasi fisik
meningkat
 Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan ambulasi

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

 Anjurkan melakukan ambulasi dini

 Ajarkan melakukaan ambulasi sederhana


seperti berjalan dari tempat tidur ke kursi
Setelah dilakukan tindakan Promosi citra tubuh
Gangguan citra keperawatan  Melakukan identifikasi
selama ....x24 Obseravsi
harapan citra tubuh
tubuh jam :  Identifikasi harapan citra tubuh

berhubungan  Melihat bagian tubuh cukup  Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin,  Memonitor apaka pasien
umur terkait citra tubuh
meningkat melihat bagian tubuh
dengan perubahan  Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
 Menyentuh bagian tubuh tubuh yang berubah yang berubah
bentuk kaki. sedang Teraufetik

 Verbalisasi perasaan  Mendiskusikan


   Diskusikan perubahan dan fungsi tubuh
negatif menurun yang berubah perubhana fisik tubuh
 Verbalisasi khawatir pada  Diskusikan perbedaan penampilan fisik yang berubah
terhadap harga diri
penolakan orang lain
menurun  Diskusikan persepsi keluarga dan pasien
tentang perubhan citra tubuh
 Verbalisasi menyembuhkan
 Edukasi
tubuh berlebihan menurun
 Jelaskan kepada keluarga tentang
 Fokus pada penampilan perawatan perubahan citra tubuh
masa lalu menurun Latih fungsi tubuh yang dimiliki

 Latih peningkatan penampilan diri


Reduksi ansietas  Melakukan identifikasi saat tingkat
Setelah dilakukan tindakan
Ansietas b/d keperawatan selama ....x24 jam: Observasi ansietas meningkat

kecemasan pasien  Verbilitas kebingungan


 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah  Memonitor tanda tanda ansietas

 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan  Menciptakan suasana menumbuhkan


terhadapnya menurun
 Monitor tanda tanda ansietas kepercayaan

 Verbilisasi khawatir akibat  Memotivasi pasien untuk mengurangi


Teraufetik
kondisi yang dihadapi kecemasan
menurun  Ciptakan suasana menumbuhkan kepercayaan
 Menjelaskan prosedur termasuk sensasi
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
 Perilaku gelisa sedang yang di alami
 Motivasi mengidentifikasi situasi memicu
 Mengiformasikan secara aktual
 Perilaku tang sedang kecemasan

Edukasi  Melakukan teknik relasasi

 Jelaskan prosedur termasuk sensasi yag


mungkin di alami

 Informasikan secara aktual mengenai


diagnosis

 Latih teknik relasasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat ansietas

Anda mungkin juga menyukai