a) Pengertian
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat dalam
sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan
Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
1. Faktor genetik.
2. Penyebab sekunder
3. Pembentukan asam urat yang berlebih.
4. Kurang asam urat melalui ginjal.
c) Klasifikasi
1. Gout primer.
Gout primer dipengaruhii oleh faktor genetic. Terdapat produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan
tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan
sistem ekskresi asam urat yang tidak ada kuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di
dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :
3. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,maka asam urat tersebut akan mengkristal
dan akan membentuk garam-garam uratyang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv diseluruh
tubuh, penumpukan ini disebut tofi.. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akutdan netrofil melepaskan
lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
e) Manifestasi klinis
1. Atritis gout akut. Serangan timbul secara tiba-tiba pada malam hari selama 2-10 hari. Pada penyakit ini
ditemukan panas, kemerahan, nyeri, kekeringan pada kulit akibat pelebaran vena pada sendi yang
kemudian menjadi normal jika klien beristirahat.
2. Gout tofus kronis. Terjadi karena remisi yang tidak sempurna dari penyakit. Pada fase ini, frekuensi
serangan makin meningkat, nyeri sendi makin sering terasa, ada pembengkakan yang ireguler, serta sedikit
deformitas. Ukuran tofus mula-mula kecil dan lunak yang kemudian menjadi keras dan dapat sebesar 7 cm.
3. Gout atipik. Gambaran klinis poli-artikular adalah sebagai berikut.
1) Bila tangan terkena, akan terjadi atritis kronis yang gambaran klinis dan radiologisnya menyerupai
atritis rheumatoid, tetapi disertai adanya sejumlah nodul akibat pembentukan tofus.
2) Efusi lutut. Biasanya ada riwayat bengkak pada ibu jari, namun kadang klien tidak
menyadarinya. Cairan sendi akan terlihatkeruh dan mengandung Kristal urat.
f) Pathway
g) Penatalaksanaan
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegahserangan berulang, dan pencegahan komplikasi.
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg(pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazon,
Indomethacin
3. Kompres dingin
6. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegahfagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
8. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam uratdan untuk mencegah serangan.
9. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkanekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat(jumlahnya
10. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam uratmenggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone(Anturane) pada
pasien yang tidak tahan terhadap benemid ataumenurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg2 kali/hari.
h) Pengaturan diet
Selain jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau
tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-
anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk
otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam- garaman empendu dan membran sel.Orang yang
kesehatannya baik hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah
menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa
memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah
purin.
i) Pemeriksaan Diagnostik
a. asam urat
d. Urine
e. Rontgen
h) KOMPLIKASI
1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan berulang yang akhirnya
merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada pada sekitar sendi).
2. Batu ginjal
4. Hipertensi
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
1. Anamnesis
1) Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat,
agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
2) Keluhan utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain).
6) Riwayat psikososial
1. B1 (breathing).
I NSPEKSI : bilss tidak melibatkan system pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak
P e r k u s i : suara napas hilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.
A u s k u l t r a s i : Suara nafas hilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.
2 . B2 (blood). Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan
S2 tunggal.
• Mata : sclera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada kasus efusi pleura hemoragi kronis
keluhan pada system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis,
batas asam urat, dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.
5. B5 (bowel). Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan , tetapi tetap perlu dikaji frekuensi,
konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, baud an jumlah urine. Klien
biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesic dan
anti hiperurisemia.
• Look. Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan
(meskkipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya).
Meringis menurun Identifikasi skala nyeri Memberikan fasilitas istirahat dan tidur untuk
mengurangi nyeri
Kesuliatan tidur menurun Identifikasi respons nyeri
Menjelaskan penyabab dan strategi meredahkan
Gelisah menurun Monitor efek samping penggunaan analgetik
nyeri
Teraufeutik
Memberikan obat analgetik
Edukasi
Jelaskan penyebab
Kolaborasi
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan ambulisi Melakukan identifikasi adanya
Edukasi
berhubungan Melihat bagian tubuh cukup Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, Memonitor apaka pasien
umur terkait citra tubuh
meningkat melihat bagian tubuh
dengan perubahan Monitor apakah pasien bisa melihat bagian
Menyentuh bagian tubuh tubuh yang berubah yang berubah
bentuk kaki. sedang Teraufetik
Kolaborasi