BLOK MUSKULOSKELETAL
SKENARIO 2
KELOMPOK XIX
Agung Budi Suristio
G0013010
G0013034
Arina Tsusayya R
G0013038
Bepriyana Y
G0013058
G0013096
G0013102
Hana Kamila
G0013106
Ichsan Maulana
G0013116
Irma Kurniawati
G0013120
Nurul Azmi
G0013182
G0013194
Reinaldo Bobby Y
G0013196
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DISKUSI DAN STUDI PUSTAKA
SEVEN JUMPS
I.
III.
kasus skenario
Langkah 3 : Analisa Masalah
1 Interpretasi Pemeriksaan vital sign
a Tekanan darah normal
b Temperatur normal (N:36C-37,2C)
c Denyut nadi 78 kali per menit (N:60-100 kali per menit)
d Frekuensi napas 16 kali per menit (N: 14-20 kali per menit)
2 Pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis antara lain:
a Cairan sinovial diambil pada sendi, diperiksa kristal
b
c
3)
4)
5)
Analgesik
keturunan (herediter).
Gout
Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan
metabolik, sekurang kurangnya ada sembilan gangguan yang ditandai
oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia).
Gout dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Gout primer
Gout yang diakibatkan langsung pembentukan asam urat tubuh
yang berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat.
2) Gout sekunder
3) Gout yang disebabkan karena pembentukan asam urat yang
berlebihan atau eksresi asam urat yang berkurang karena penyakit
lain atau obat obatan.
Masalah yang akan timbul jika terbentuk Kristal monosodium urat
monohidrat pada sendi sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal ini
berbentuk seperti jarum dan mengakibatkan peradangan yang
berlanjut. Akhirnya timbul nyeri hebat. Jika tidak diobati akan
menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi dan jaringan lunak.
Gambaran klinis gout pada perempuan terutama terjadi setelah
menopause karena estrogen menurun sehingga sekresi asam urat juga
ikut turun. Gout juga dipengaruhi diet, berat badan, dan gaya hidup.
Terdapat 4 tahap perjalanan klinis gout yang tidak diobati, yaitu:
1) Hiperurisemia asimptomatik
.Kadar normal asam urat serum adalah 4,0-5,0 mg/dl. Nilai ini
meningkat sampai 9-10 mg/dl pada seseorang dengan gout. Dalam
tahap ini pasien tidak menimbulkan gejala apapun.
2) Artritis gout akut
Pada tahap ini terjadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri
yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsophalangeal. Sendi sendi lain yang dapat terserang yaitu
jari tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku.
Serangan ini bisa pulih sendiri pada waktu 10 sampai 14 hari.
Kristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan
gout. Kristal asam urat memicu respon fagositik oleh leukosit yang
akan menstimulasi respon peradangan lain.
3) Tahap interkritis
Tidak ada gejala pada masa ini, dan dapat bertahan beberapa bulan
sampai satu tahun.
4) Tahap gout kronik
Timbunan asam urat terus bertambah lalu mengakibatkan nyeri,
sakit, kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak.
Tofi terbentuk pada tahap ini karena insolubilitas relative asam
urat. Bursa olecranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor
lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga merupakan
tembat yang sering dihinggapi tofi. Gout dapat merusak ginjal
sehingga ekskresi asam urat bertambah buruk.
IV.
KELUHAN :
- Perempuan
- Lutut bengkak
- 67 tahun
TATALAKSANA
-Analgesik anti inflamasi
DIFF. DIAGNOSIS
(DIAGNOSIS)
-Rehabilitasi Medik
PEMERIKSAAN
1. Vital Sign
2. Fisik
3. Penunjang
V.
VI.
VII.
perubahan-perubahan
sehingga
konversi
asam
arakidonat
menjadi
PGG2 terganggu.
b. Efek farmakodinamik
OAINS memiliki 3 efek farmakodinamik
1) Efek analgesik, yaitu dapat meredakan nyeri
2) Efek antipireti, yaitu dapat menurunkan suhu badan pada saat
demam
3) Efek anti-inflamasi
c. Efek samping
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi, pada skenario tersebut kami menyimpulkan
bahwa untuk mendiagnosis penyakit pasien lebih lanjut perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang terlebih dahulu. Dari pemeriksaan fisik pasien,
kemungkinan diagnosis differential pasien adalah osteoarthritis, arthritis
gout, spondilolistesis, dan spondylitis. Untuk penatalaksanaanya, selain
obat diperlukan juga rehabilitasi medik. Rehabilitasi medik ini bertujuan
untuk mengembalikan fungsi fisiologis pasien.
II.
SARAN
Peserta diskusi diharapkan lebih aktif lagi dan memperbanyak referensi
agar diskusi berjalan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A. Newman. (2010). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC.
Emedicine.medscape.com/article/330487-overview#5
Emedicine.medscape.com/article/330598-overview#4
Emedicine.medscape.com/article/330487-overview#5
Rocket, Debbie. 2011. The Back, Hip, and Knee Connection.
http://www.joionline.net/pdf/StrrretchWinter10Design.pdf
Wilson, LM & Price, SA. (2003). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses penyakit.
Ed. 6.Jakarta: EGC,
Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, Setiati. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam FKUI. Jakarta : EGC
Price. A. Sylvia, Wilson. M. Lorraine.2006. Patofisiologi Volume 2. Jakarta :EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1945/1/bedah-iskandar
%20japardi47.pdf
Arif, Mansjoer, dkk., (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica
Aesculpalus, FKUI, Jakarta.