Anda di halaman 1dari 39

Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL TUTORIAL PBL

BIOETIK, MEDIKOLEGAL
DAN HAM

Penyusun
Anwar Wardy W
Modul Tutorial dan Manual Field Skill ini untuk dipergunakan oleh Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM FKK-UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

Juni 2016KATA PENGANTAR

Buku Modul Tutorial dan Manual Field Skill Bioetika, Medikolegal dan
HAM ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi Kedokteran
dalam cara berpikir ilmiah, sistematis, dan juga dalam keterampilan
pengelolaan Bioetika, Medikolegal dan Keselamatan Pasien-HAM.
Di dalamnya terdapat tiga modul tutorial masing-masing; Bioetika,
Medikolegal dan HAM serta manual field skill atau daftar tilik ketrampilan.
Terima kasih kepada prodi-kedokteran FKK UMJ khususnya para
Dosen dan Mahasiswa yang menggunakan manual ini, semoga bermanfaat
untuk kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM UMJ


Anwar Wardy W

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..
2
Daftar Isi
3
Tata Tertib ...
4
Kelompok Tutorial & Field Skill .... 11
Jadwal Tutorial & Field Skill . 12
Modul Tutorial
MODUL I (Bioetika)
13

MODUL II (HAM:Hak Azasi Manusia) .............................

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

JADWAL KEGIATAN PBL


SISTEM BIOETIKA, MEDIKOEGAL DAN HAM
Hari/Tanggal

Materi

Waktu

Kelompok

KETERANGAN:
TUTORIAL I MODUL I KEL A DAN B MENGERJAKAN KASUS 1
TUTORIAL I MODUL II KEL A DAN B MENGERJAKAN KASUS 2

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Ruang

Buku Pegangan Mahasiswa

TATA TERTIB UMUM


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus
mematuhi tata tertib seperti di bawah ini :
1.

Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan


layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai

pakaian

ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.


2.

Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.

3.

Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap


kegiatan berlangsung.

4.

Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ.

5.

Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ.

6.

Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang


akan berjalan.

7.

Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ di
setiap kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak
atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa
surat keterangan dari bagian pendidikan.

8.

Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib


memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa
lampiran keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat
3 hari setelah tanggal sakit).

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

TATA-TERTIB DISKUSI TUTORIAL


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi
tata tertib diskusi tutorial seperti dibawah ini :
1. Kelompok diskusi terdiri dari 10 sampai 15 mahasiswa yang diatur oleh
Bagian Pendidikan PSPD FKK UMJ.
2. Kelompok diskusi ini difasilitasi oleh satu orang atau lebih tutor, yang
juga merupakan bagian dari kelompok diskusi.
3. Anggota kelompok diskusi memilih ketua dan sekretaris kelompok.
4. Ketua bertugas untuk mengarahkan diskusi dan membagi tugas pada
anggota kelompok.
5. Sekretaris bertugas menuliskan semua hasil diskusi pada satu kertas
lembar balik.
6. Wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial. Bila tidak mengikuti kegiatan
tutorial pertemuan pertama dan atau kedua tanpa alasan yang jelas
mahasiswa tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.
7. Datang 10 menit sebelum tutorial dimulai.
8. Mahasiswa akan mendapatkan pretest sebelum tutorial dimulai.
9. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan
layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai

pakaian

ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.


10. Bagi mahasiswa laki-laki yang berambut panjang tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan diskusi tutorial.
11. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab selama perkuliahan berlangsung.
12. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan belajar PSPD FKK UMJ.
13. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ.
Jika

papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka

mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian pendidikan.


14. Menjaga

ketertiban

dan

kebersihan

lingkungan

ruang

Buanglah sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

diskusi.

Buku Pegangan Mahasiswa

15. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper dikumpulkan ke


bagian pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.
Perbaikan laporan diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
rapat pleno. Jika belum mengumpulkan, tidak dapat mengikuti ujian
teori sistem.
16. Setiap kelompok wajib menyerahkan paper kelompoknya kepada
kelompok lain maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.
17. Hal hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian.
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana semestinya.

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

TATA TERTIB KEGIATAN DISKUSI PLENO


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi
tata tertib rapat pleno seperti dibawah ini :
1. Hadir 15 menit sebelum pleno dimulai.
2. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan
layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat,
berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
3. Bagi mahasiswa laki-laki yang berambut panjang, tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan rapat pleno.
4. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab selama perkuliahan berlangsung.
5. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan belajar PSPD FKK UMJ.
6. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ. Jika
papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib
membawa surat keterangan dari bagian pendidikan.
7. Seluruh kelompok mahasiswa wajib menyerahkan slide presentasi kepada
bagian pendidikan maksimal 15 menit sebelum pleno dimulai.
8. Berperan aktif dalam rapat pleno. Setiap keaktifan mahasiswa akan
mendapatkan nilai.
9. Tidak diperkenankan meninggalkan ruang pleno kecuali pada waktu yang
ditentukan.
10. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno tanpa alasan yang jelas, akan
mendapatkan sanksi tegas yang diatur kemudian.
11. Menjaga ketertiban jalannya rapat pleno.
12. Menjaga kebersihan lingkungan

ruang diskusi. Buanglah sampah pada

tempat sampah yang telah disediakan.


13. Hal hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian.
Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana semestinya.

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

TATA-TERTIB KEGIATAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL


SKILL LABORATORY (CSL)
Sebelum pelatihan
1.

Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik


Sistem yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan.

Pada saat pelatihan


1.

Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.

2.

Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal


rotasi yang telah ditentukan.

3.

Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

4.

Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih


pada setiap kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya
harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.

5.

Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas,


batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah non medis.
Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas lidi
yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang
mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi, dan sampah
tajam dimasukan pada tempat sampah tajam.

6.

Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.

7.

Memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau


bagian tubuh manusia.

8.

Bekerja dengan hati-hati.

9.

Tidak

diperkenankan

menghilangkan,

mengambil

atau

meminjam tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL.
10.

Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan


kembali alat dan bahan yang telah digunakan.

11.

Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan


sebagai berikut :
a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian
pendidikan tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi
9

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

yang akan diulang dan jumlah peserta yang akan ikut paling
lambat 3 hari sebelum hari pelaksanaan.
b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal
perkuliahan dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.
c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00
WIB.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB PERKULIAHAN
1.

Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran kuliahnya < 75 % dari


seluruh jumlah tatap muka perkuliahan (termasuk diskusi tutorial dan pleno),
maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian (UTS, UAS, Ujian Teori Sistem).
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM

1.

Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat
mengikuti setiap kegiatan akademik.

2.

Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak


memperoleh pelayanan akademik.

3.

Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program


studinya (mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender
akademik tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.

4.

Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap


kegiatan.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL

1.

Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan


pertama dan atau kedua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.

2.

Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkan laporan hasil diskusi


tutorial dalam bentuk paper tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI PLENO

10

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

1.

Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno akan mendapatkan sanksi


tegas yang diatur kemudian.
SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM

1.

Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi


tertentu, maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
CSL pada jadwal berikutnya untuk materi tertentu tersebut.

2.

Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak


sesuai dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir.

3.

Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 %

dari

seluruh jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian
CSL.
4.

Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum
yang terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa
yang bersangkutan.

5.

Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam


tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum
akan mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6.

Bagi mahasiswa yang

persentase kehadiran praktikumnya < 75 %

dari seluruh jumlah tatap muka praktikum tidak dapat mengikuti ujian
praktikum.

BUKU KERJA MAHASISWA


11

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL
BIOETIKA, MEDIKOLEGAL
DAN HAK AZASI MANUSIA

Diberikan pada Mahasiswa


Fak. Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Penyusun
Anwar Wardy

Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah

12

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

Jakarta, Juni 2016MODUL BIOETIKA,


MEDIKOLEGAL DAN HAM
PENDAHULUAN
Modul ini merupakan

pembelajaran Bioetika, Medikolegal dan

Keselamatan pasien & HAM dan modul ini disajikan agar dapat dimengerti secara
menyeluruh tentang konsep dasar penanganan integral Bioetika, Medikolegal dan
Keselamatan Pasien-Hak Azasi Manusia yang terjadi dalam masyrakat.
Sebelum menggunakan modul ini, anda diharapkan membaca TIU dan
TIK sehingga tidak terjadi penyimpangan

dari tujuan diskusi dan

tercapainya

kompetensi minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari
bacaan yang tercantum pada modul ini dan lain-lain sumber informasi. Kuliah pakar
akan diberikan atas permintaan anda yang berkaitan dengan Bioetika, Medikolegal
dan Keselamatan Pasien-HAM ataupun penjelasan akan hal-hal yang masih belum
jelas.
Setelah selesai pembelajaran dengan modul ini diharapkan mahasiswa sudah
dapat

menyelesaikan masalah

Integratif Bioetika, Medikolegal dan Ham dari

subsistem Undang-Undang Praktek Kedokteran, MKEK dan MKDKI.


Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu

mahasiswa dalam

memecahkan masalah Bioetika, Medikolegal, Keselamatan Pasien-HAM dalam


masyarakat.
Jakarta, Juli 2009.
Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM

Penyusun
Anwar Wardy W

13

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL
BIOETIKA, MEDIKOLEGAL DAN HAM
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
Agar mahasiswa setelah menyelesaikan mkodul ini lebih berperilaku
professional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan
sesuai Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan
Pasien

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :


Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat memintegrasikan pelajaran
Bioetik , Medikolegal dan HAM, dan mahasiswa diharapkan mampu:
a.
b.
c.
d.
e.

Menunjukkan sikap profesional


Berperilaku profesional dalam bekerja sama
Berperan sebagai anggota tim pelayanan kesehatan yang profesional
Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia
Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya, sejawat,
masyarakat dan dengan anggota profesi lain
f. Menjelaskan Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran
g. Menjelaskan Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran= dan
hak azasi manusia.

Sasaran Pembelajaran:
1. Menunjukkan sikap profesional
Diharapkan mahasiswa mampu
1.1. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia
1.2. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien
1.3. Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan
dokter pasien
1.4. Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh,
1.5. Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam
memberikan pelayanan kesehatan serta dampaknya
1.6. Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai
standar profesi
1.7. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit
1.8. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik
dalam pengobatan setiap individu pasien
2. Berperilaku profesional dalam bekerja sama
2.1. Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial
2.2. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi
dan peran yang berharga, tanpa memandang status sosial
14

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

2.3. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan
para petugas kesehatan lainnya
2.4. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik
2.5. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari
orang lain
2.6. Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan
petugas kesehatan lain, serta bertindak secara professional
2.7. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu
tindakan yang tidak profesional
3. Berperan sebagai anggota tim pelayanan kesehatan yang profesional
3.1. Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilainilai profesionalisme
3.2. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif
3.3. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan
3.4. Berperan sebagai manager baik dalam praktik pribadi maupun dalam
sistem pelayanan kesehatan
3.5. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan
dapat melakukan suatu perubahan
3.6. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim
pelayanan kesehatan lain
4. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di
Indonesia
4.1. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari
pasien dan sejawat
4.2. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender,
orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi
5. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya, sejawat,
masyarakat dan dengan anggota profesi lain
5.1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
5.1.1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya
5.1.1.1.
Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
5.1.1.2.
Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya
5.1.1.3.
Menyimpulkan kembali masalah pasien,
kekhawatiran, maupun harapannya
5.1.1.4.
Memelihara dan menjaga harga diri pasien, halhal yang bersifat pribadi, dan kerahasiaan pasien
sepanjang waktu
5.1.1.5.
Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan
meminta persetujuannya dalam memutuskan suatu
terapi dan tindakan
5.1.2.

Mengumpulkan Informasi
5.1.2.1.
Meminta penjelasan pada pasien pada
pernyataan yang kurang dimengerti
5.1.2.2.
Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan
yang prematur saat masih mengumpulkan data
15

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

5.1.3.

Memahami Perspektif Pasien


5.1.3.1.
Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala
sesuatu yang menyangkut penyakitnya
5.1.3.2.
Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan
pasien, kekhawatirannya, dan harapannya
5.1.3.3.
Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap
ungkapan emosi pasien (marah, takut, malu, sedih,
bingung, eforia, maupun pasien dengan hambatan
komunikasi misalnya bisu-tuli, gangguan psikis)
5.1.3.4.
Memperhatikan faktor bio-psiko-sosiobudaya dan
norma-norma setempat untuk menetapkan dan
mempertahankan terapi paripurna dan hubungan dokter
pasien yang professional
5.1.3.5.
Menggunakan bahasa yang santun dan dapat
dimengerti oleh pasien (termasuk bahasa daerah
setempat) sesuai dengan umur, tingkat pendidikan
ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas informasi,
menjelaskan hasil diagnosis, pilihan penanganan serta
prognosis.

5.1.4.

Memberi Penjelasan dan Informasi


5.1.4.1.
Mempersiapkan perasaan pasien untuk
menghindari rasa takut dan stres sebelum melakukan
pemeriksaan fisik
5.1.4.2.
Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak
nyaman yang mungkin timbul selama pemeriksaan fisik
atau tindakannya
5.1.4.3.
Memberi penjelasan dengan benar, jelas,
lengkap, dan jujur tentang tujuan, keperluan, manfaat,
risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi,
operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan
5.1.4.4.
Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi
konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk
permasalahan yang sulit.
5.1.4.5.
Memberikan edukasi dan promosi kesehatan
kepada pasien maupun keluarganya
5.1.4.6.
Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi
dan pilihan-pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien
5.1.4.7.
Memberikan waktu yang cukup kepada pasien
untuk merenungkan kembali serta berkonsultasi
sebelum membuat persetujuan
5.1.4.8.
Menyampaikan berita buruk secara profesional
dengan menjunjung tinggi etika kedokteran
5.1.4.9.
Memastikan kesinambungan pelayanan yang
telah dibuat dan disepakati

16

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

5.2. Berkomunikasi dengan sejawat, masyarakat dan dengan anggota

profesi lain
5.2.1. Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi
pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang
diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran
5.2.2. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan
benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran
5.2.3. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas,
demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran
5.2.4. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat
5.2.5. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat
5.2.6. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar
masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan
5.2.7. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara
efektif ketika melakukan promosi kesehatan
5.2.8. Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan
secara profesional
5.2.9. Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberi waktu
cukup kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya
5.2.10. Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang
sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan untuk
pemrosesan klaim
5.2.11. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau
sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan)
6. Menjelaskan Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran
6.1.
Menjelaskan tentang Hak asasi manusia
6.2.
Menjelaskan aspek medikolegal pemberian Resep obat
6.3.
Menjelaskan aspek medikolegal penyalahgunaan tindakan fisik dan
seksual
6.4.
Menjelaskan tentang Kode Etik Kedokteran Indonesia
6.5.
menjelaskan aspek medikolegal pembuatan surat keterangan sehat,
sakit atau surat kematian
6.6.
Menjelaskan proses di pengadilan
6.7.
Menjelaskan tentang UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
6.8.
Menjelaskan tentang peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai
badan yang mengatur praktik kedokteran
6.9.
Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam
kebijakan kesehatan
7. Menjelaskan Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran
7.1. Menerapkan standar keselamatan pasien :
7.1.1. Hak pasien
7.1.2. Mendidik pasien dan keluarga
7.1.3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
7.1.4. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk
17

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

melakukan evaluasi dan program peningkatan


keselamatan pasien
7.1.5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien
7.1.6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7.1.7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
7.2.1.
7.2.2.
7.2.3.
7.2.4.
7.2.5.
7.2.6.
7.2.7.

7.2. Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien :


Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
Memimpin dan mendukung staf
Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko
Kembangkan sistem pelaporan
Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

K AS U S
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN-UMJ
Tutorial Bioetika

Kasus
Kasus13: Bioetika
: HAM

Mohon bantuan Mahasiswa--> untuk menganalisa kasus di bawah ini serta


menunjukkan
dalam
kalimat-kalimat
manakah
di bawah
yang hal
Suatu ketika di
Indonesia,
terjadi endemi
infeksidalam
HIV dikasus
kota Asal
Muasal.iniMelihat
mencerminkan
masing-masing
Kaidah
Dasarbingung
Moral harus
dan serta
mohon
tersebut, bupati
dan para pejabat
terkait
berbuat
apa. diberikan
Mereka lalu
alasannya.
Untukperaturan
tiap Kaidah
Dasar
Moralmasyarakat
setidak-tidaknya
dua tersebut
kalimat/situasi.
mengeluarkan
bahwa
semua
di daerah
harus melakukan
pemeriksaan screening HIV. Daerah tersebut membuat kartu dengan dua warna, yaitu
warna merah untuk mereka yangKasus
hasil screening
dr. AyuHIV-nya positif dan hijau bagi mereka
dengan hasil screening negatif. Bupati daerah tersebut juga lalu mengeluarkan peraturan
Kasus
menimpa
dua orang
temanya
bahwayang
semua
orang dokter
yang ayu
akandan
keluar
maupun
masuktersebut
wilayahberawal
tersebutdariharus
tuduhan
pihak
keluarga
korban
Julia
Fransiska
Makatey
(25)
yang
meninggal
menunjukkan kartu hijau untuk dapat keluar dari dari wilayah tersebut. Selaindunia
itu, tidak
sesaat
setelah
melakukan
operasi
kelahiran
anak
pada
tahun
2010
yang
lalu.
Akibat
ada satu orang pun yang boleh masuk ke daerah tersebut, sedangkan yang sudah masuk
minimal
tinggal
selama
hari. temanya divonis oleh MA dengan hukuman 10
dari
kasus harus
tersebut
dr ayu
dan 3kedua
bulan penjara.
Tersebutlah nyonya Tuna yang sedang mengalami peritonitis akut ec perforasi
Berikut
ini
kronologi
kasus
dokterdapat
Ayu melakukan
dan kedua orang
yanguntuk
gaster. Rumah
sakit di
kotapenangkapan
Asal Muasal tidak
operasitemanya
laparotomi
juga
ikut dihukum
malpraktek
menurut
keterangan
darikota
Ketua
mengatasi
penyakitatas
yangtuduhan
dideritakasus
nyonya
Tuna sehingga
ia harus
dirujuk ke
Sumber
Umum
Obstetri
dan Ginekologiperaturan
Indonesia
Nurdadi
Saleh,Tuna
Sehat. Perkumpulan
Sayangnya dengan
diberlakukannya
di (POGI),
kota AsalDrMuasal,
nyonya
harusseperti
menunggu
hasildari
dariLiputan6.
screening HIV padahal penyakit yang diderita adalah penyakit
SpOG
dilansir
yang memerlukan tindakan operasi yang cepat. Saat menunggu hasil pemeriksaan itu,
nyonya tuna meninggal dunia sebelum sempat dilakukan kegiatan apa-apa.
Tanggal Pada
10 April
saat2010
yang sama, kebetulan di kota Asal Muasal akan diselenggarakan
pertemuan ilmiah dokter-dokter bedah. Tuan Salmon yang telah lama didiagnosis
menderita gagal ginjal sedang bergembira karena mendapat kesempatan menjalani
18 itu ginjal donor
transplantasi ginjal secara gratis saat pertemuan ilmiah tersebut. Saat
untuknya telah tiba di rumah sakit di kota Asal Muasal, peralatan medis pinjaman dari
Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016
kota Sumber sehat sudah tiba di rumah sakit kota Asal Muasal dan siap digunakan
namun terjadi masalah pada saat akan dilakukan transplantasi ginjal tersebut. Dengan
peraturan yang baru ini, dokter Patin yang akan mengoperasi tuan Salmon tidak dapat

Buku Pegangan Mahasiswa

Korban, Julia Fransiska Makatey (25) merupakan wanita yang sedang hamil anak
keduanya. Ia masuk ke RS Dr Kandau Manado atas rujukan puskesmas. Pada waktu
itu, ia didiagnosis sudah dalam tahap persalinan pembukaan dua.
Namun setelah delapan jam masuk tahap persalinan, tidak ada kemajuan dan justru
malah muncul tanda-tanda gawat janin, sehingga ketika itu diputuskan untuk
dilakukan operasi caesar darurat.
Saat itu terlihat tanda tanda gawat janin, terjadi mekonium atau bayi mengeluarkan
feses saat persalinan sehingga diputuskan melakukan bedah sesar, ujarnya.
Tapi yang terjadi menurut dr Nurdadi, pada waktu sayatan pertama dimulai, pasien
mengeluarkan darah yang berwarna kehitaman. Dokter menyatakan, itu adalah tanda
bahwa pasien kurang oksigen.
Tapi setelah itu bayi berhasil dikeluarkan, namun pasca operasi kondisi pasien
semakin memburuk dan sekitar 20 menit kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia,
ungkap Nurdadi, seperti ditulis Senin (18/11/2013).
Tanggal 15 September 2011
Atas kasus ini, tim dokter yang terdiri atas dr Ayu, dr Hendi Siagian dan dr Hendry
Simanjuntak, dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU) hukuman 10 bulan penjara karena
laporan malpraktik keluarga korban. Namun Pengadilan Negeri (PN) Manado
menyatakan ketiga terdakwa tidak bersalah dan bebas murni.
Dari hasil otopsi ditemukan bahwa sebab kematiannya adalah karena adanya emboli
udara, sehingga mengganggu peredaran darah yang sebelumnya tidak diketahui oleh
dokter. Emboli udara atau gelembung udara ini ada pada bilik kanan jantung pasien.
Dengan bukti ini PN Manado memutuskan bebas murni, tutur dr Nurdadi.
Tapi ternyata kasus ini masih bergulir karena jaksa mengajukan kasasi ke Mahkamah
Agung yang kemudian dikabulkan.
18 September 2012
Dr. Dewa Ayu dan dua dokter lainnya yakni dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy
Siagian akhirnya masuk daftar pencarian orang (DPO).
11 Februari 2013
Keberatan atas keputusan tersebut, PB POGI melayangkan surat ke Mahkamah Agung
dan dinyatakan akan diajukan upaya Peninjauan Kembali (PK).
Dalam surat keberatan tersebut, POGI menyatakan bahwa putusan PN Manado
menyebutkan ketiga terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan kalau ketiga
dokter tidak bersalah melakukan tindak pidana. Sementara itu, Majelis Kehormatan
dan Etika Profesi Kedokteran (MKEK) menyatakan tidak ditemukan adanya
kesalahan atau kelalaian para terdakwa dalam melakukan operasi pada pasien.

8 November 2013
19

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

Dr Dewa Ayu Sasiary Prawan (38), satu diantara terpidana kasus malapraktik
akhirnya diputuskan bersalah oleh Mahkamah Agung dengan putusan 10 bulan
penjara. Ia diciduk di tempat praktiknya di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Hati,
Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) oleh tim dari Kejaksaan Agung (Kejagung)
dan Kejari Manado sekitar pukul 11.04 Wita.
Kronologi Menurut Yulin Mahengkeng, ibu Julia Fransiska Makatey seperti
dilansir dari detik
Saat itu anaknya, masuk ke Puskesmas di Bahu Kecamatan Malalayang jelang
melahirkan. Tanda-tanda melahirkan terlihat pukul 04.00 WITA, keesokan harinya,
setelah pecah air ketuban dengan pembukaan 8 hingga 9 Centimeter.
Tapi dokter Puskemas merujuk ke RS Prof dr Kandou Malalayang karena Fransiska
mempunyai riwayat melahirkan dengan cara divakum pada anak pertamanya. Kami
tiba pukul 07.00 WITA, lalu dimasukkan ke ruangan Irdo, kata Yulin kepada
detikcom, Senin (25/11/2013) malam.
Karena hasil pemeriksaan terjadi penurunan pembukaan hingga 6 cm, pagi itu
Fransiska lalu diarahkan ke ruang bersalin. Yulin lalu mengatakan, saat itulah seakan
terjadi pembiaran terhadap anaknya, karena terkesan mengulur waktu menunggu
persalinan normal.
Padahal anak saya harus dioperasi karena air ketuban sudah pecah dan kondisinya
sudah lemah, terangnya.
Hingga malam hari sekitar pukul 20.00 WITA, tindakan melakukan operasi baru
dilakukan dr Ayu dan dua rekannya. Keluarga pun bolak-balik ruang operasi dan
apotek untuk membeli obat. Dengan kondisi tidak membawa uang cukup, tawarmenawar obat dan peralatan terjadi.
Bahkan saya coba menjamin kalung emas yang saya pakai, sambil menunggu uang
yang masih dalam perjalanan, tapi tetap tidak dihiraukan. Operasi pun akhirnya
mengalami penundaan, beber Yulin.
Lanjutnya, pada pukul 22.00 WITA, uang dari adiknya pun tiba. Jumlahnya pun tidak
mencukupi seperti permintaan pihak rumah sakit. Setelah bermohon berulang kali,
operasi kemudian dilaksanakan. 15 menit kemudian, dokter keluar membawa bayi dan
memberi kabar anaknya dalam keadaan sehat. Tapi hanya berselang 20 sampai 30
menit kemudian, dokter bawa kabar lagi kalau anaknya sudah meninggal dunia.
Kami kecewa terjadi pembiaran selama 15 jam terhadap anak saya. Kenapa tindakan
operasi baru dilakukan setelah kondisi anak saya sudah menderita dan tidak berdaya?
tandasnya.
Ini jelas ada kesalahan yang dilakukan dokter, itu makanya kami keluarga
melaporkan ke polisi, tambah Yulin.
Menurutnya, kejadian itu sudah beberapa kali diceritakannya ke berbagai pihak untuk
membuktikan adanya pembiaran yang dilakukan para dokter yang menangani
anaknya.

20

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

Makanya saya menangis saat dengar, putusan bebas Pengadilan Negeri Manado. Tapi
Tuhan dengar doa kami, karena kasasi kami dan Kejaksaan diterima Mahkamah
Agung dan mengabulkan tuntutan 10 bulan penjara, tutupnya.

Kasus 2 : Bioetika
No
.
1.

KDB

Paragraf

Konteks

Prima Facie

-J

Seorang perempuan usia 50 tahun dating dengan keluhan kanker payudara


stadium 3 yang mempunyai harapan hidupsangat kecil. Dokter memberikan terapi
melebihi dosis minimal sebagai peringan rasa sakit yang diderita oleh pasien. Pasien
mengaku tidak sanggup lagi menerima rasa sakit. Dokter meningkatkan dosisnya agar
dapat meninggal lebih tenang.

21

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

Tutorial Hukum & Profesionalisme

Kasus 1 : HAM
Kasus Prita
seorang ibu rumah tangga bernama Prita Mulyasari yang dipenjara Prita
Mulyasari, ibu dengan dua anak, ditahan sejak 13 Mei 2009 di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Tangerang sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik
Rumah Sakit Internasional Omni, Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan.
Prita, warga Vila Melati Mas Residence, Serpong, itu divonis terbukti melanggar
Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik, yang isinya, Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan
dan/atau pencemaran nama baik.
Kenapa dia dianggap mencemarkan nama baik?
Kasus ini bermula dari surat elektronik Prita pada 7 Agustus 2008. Email itu
berisi keluhannya ketika dirawat di Omni. (isi lengkap emailnya bisa liat disini ) Surat
yang semula hanya ditujukan ke beberapa temannya itu ternyata beredar ke pelbagai
milis dan forum di Internet, dan diketahui oleh manajemen Rumah Sakit Omni.
PT Sarana Mediatama Internasional, pengelola rumah sakit itu, lalu merespons
dengan mengirim jawaban atas keluhan Prita ke milis dan memasang iklan di harian
nasional. Belakangan, PT Sarana juga menggugat Prita, baik secara perdata maupun
pidana, dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Pengadilan Negeri Tangerang memutuskan perkara gugatan perdata nomor
300/PDG/6/2008/PN-TNG
, ibu beranak dua ini dibidik oleh jaksa penuntut umum dengan tiga dakwaan
alternatif. Pertama, penuntut umum menjerat dengan Pasal 45 ayat (1) jo Pasal 27 ayat
(3) UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Sementara
dakwaan kedua dan ketiga, penuntut umum menjerat dengan Pasal 310 ayat (2) dan
pasal 311 ayat (1). Sebagaimana diketahui, ketiga pasal tersebut dirancang untuk
menjerat bagi pelaku yang diduga melakukan pencemaran nama baik dan
penghinaan.
beranak dua ini dituntut oleh penuntut umum yang diketuai oleh jaksa Riyadi
selama enam bulan penjara. Dalam tuntutannya, terdapat hal yang memberatkan.
Bahwa perbuatan Prita dengan mengirimkan surat elektronik (email) kepada 20
alamat dinilai tidak akan hilang terkecuali dihapus oleh penerima. Alasan kedua,
bahwa tidak terjadi kesepakatan untuk berdamai di dalam persidangan meskipun ada
upaya dari pihak Walikota Tangerang Selatan HM Sholeh dengan manajemen RS
Omni.
hakim melihat unsur dalam dakwaan pertama. Untuk unsur setiap orang, dinilai
majelis terpenuhi karena Prita diajukan ke persidangan dalam keadaan sehat. Lalu,
unsur dengan sengaja, majelis berpendapat, perbuatan Prita dengan mengirimkan
email berbunyi Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak
22

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter
ini adalah perbuatan yang dikehendaki. Sehingga, majelis berpendapat perbuatan
Prita
telah
tercapai
alias
terpenuhi.
Ketiga, unsur mendistribusikan akses elektronik. Ketidakpuasan Prita atas pelayanan
dan tidak transparansinya dokter yang merawat menjadi pemacu mengirimkan
keluhan melalui email kepada sejumlah temannya. Namun majelis justru
mempertanyakan apakah isi dari keluhan email tersebut berupa muatan pencemaran
dengan judul Penipuan RS Omni Internasional. Majelis hakim tentu menelaah
dengan tidak sepotong kalimat. Tapi harus dilihat hubungan hukum terdakwa
dengan
dr
Hengki
dan
dr
Grace,
ujarnya
Arthur.
Dalam uraian pertimbangannya, majelis berpendapat Prita mengirimkan email kepada
sejumlah temannya bukan pencemaran, melainkan sebatas kritikan kepada dokter
Hengki dan dokter Grace. Setelah berpidah ke RS Bintaro Internasional, hasil deteksi
menyatakan Prita menderita penyakit Gondongan dan menular. Gara-gara diagnosis
itu Prita dimasukkan ke dalam ruang isolasi. Setelah tiga hari, Prita kembali ke rumah.
Dengan demikian, pernyataan Prita dalam email hanya sebatas kritikan kepada sang
dokter. Kalimat terdakwa merupakan satu cara agar masyarakat terhindar dan tidak
mendapat pelayanan medis dari dokter yang tidak baik. Demikian halnya kalimat
terdakwa terhadap dr Grace adalah kritikan sebagai customer service, ujarnya.
Dengan demikian, menurut pendapat hakim, perbuatan dr Grace dapat dikatakan tidak
profesional. Bahkan tidak menghargai hak seorang pasien yang berharap sembuh dari
penyakit. Berdasarkan uraian unsur ketiga, majelis berpendapat bahwa email
terdakwa Prita Mulya Sari tidak bermuatan penghinaan atau pun pencemaran nama
baik. Dalam kalimat tersebut adalah kritik dan demi kepentingan umum agar
masyarakat terhindar dari praktek-praktek dari rumah sakit dan dokter yang tidak
memberikan
pelayanan
medis
yang
baik,
ujarnya.
Dalam pertimbangannya, majelis tidak sependapat dengan penuntut umum, bahwa
jika terdakwa tidak puas atas pernyataan dokter, pasien dapat mengadukan dokter
bersangkutan ke majelis kehormatan kedokteran. Sebab, sambung Arthur, kasus ini
telah menjadi perhatian publik. Namun sayangya, belum adanya tindakan dari majelis
kehormatan kedokteran disiplin. Dalam pertimbangannya, lantaran salah satu unsur
dakwan pertama tidak terpenuhi, maka Prita tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan pertama. Oleh karena itu
terdakwa
harus
dibebaskan
dari
dakwaan
tersebut,
ujarnya.
Sedangkan pada dakwaan kedua dan ketiga, yakni Pasal 310 ayat (2) dan Pasal 311
ayat (1) KUHP, dalam pertimbangan majelis pada pokoknya sama yakni tindak pidana
menyerang kehormatan orang lain dengan tulisan. Sedangkan Dalam Pasal 310 ayat
(2) menyerang kehormatan dengan tulisan dan gambar. Dalam Pasal 310 ayat (3),
sambung Arthur, menyebutkan Tidak termasuk pencemaran atau pencemaran
tertulis, jika perbuatan jelas dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa
untuk
membela
diri.
Majelis berpendapat perbuatan terdakwa semata-mata demi kepentingan umum.
Majelis merujuk pada Pasal 310 ayat (3) KUHP. Sehingga, perbuatan Prita Mulya Sari
23

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

tidak secara sah dan meyakinkan sebagaimana dakwaan kedua dan ketiga. Oleh
karena itu terdakwa harus dibebaskan dari kedua dakwaan tersebut, ujarnya.
Dan akhirnya, Prita Mulyasari terdakwa dalam kasus pencemaran nama baik terhadap
Rumah Sakit Omni Internasional, Alam Sutera Tangerang, dapat menghirup udara
bebas. Tetes air mata mengalir dari pipinya saat mendengar majelis hakim yang
dipimpin Arthur Hangewa membacakan amar putusan. Duduk di kursi pesakitan, Prita
mendengarkan dengan seksama ketika Arthur membacakan putusan. Menyatakan
terdakwa Prita Mulyasari tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana pencemaran nama baik. Membebaskan terdakwa Prita Mulyasari dari
dakwaan, ujar Arthur, di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Selasa (29/12).
sumber
1.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4b3ac59e39184/pn-tangerang-vonisbebas-prita-buka-perdamaian-dengan-rs-omni
2.http://suarapembaca.detik.com/read/2008/08/30/111736/997265/283/rs-omnidapatkan-pasien-dari-hasil-lab-fiktif

Kasus 2: HAM
Wanita datang ke dokter puskesmas mengatakan dirinya telah diperkosa dan tidak
mau melapor pada polisi dan hanya meminta pemeriksaan dokter. 3 hari kemudian
polisi datang dan meminta visum pada dokter berdasarkan pemeriksaan yang lalu
dokter memberikan hasil pemeriksaan yang dibutuhkan.

24

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

TUGAS MAHASISWA
1. Setelah memahami dengan teliti skenario di atas, mahasiswa harus
mengidentifikasi hal-hal penting yang patut didiskusikan dalam skenario di
atas.
2. Sebagai patron mahasiswa

berpatokan pada TIU dan TIK namun tidak

menutup kemungkinan dapat memperluas bahan diskusi dengan hal-hal yang


relevan.
3. Anda dapat membuat kata-kata kunci untuk mengarahkan diskusi.
4.

Sebelum melakukan diskusi kelompok, mahasiswa terlebih dahulu harus


mempelajari modul ini dan sumber-sumber yang berkaitan dengan hal-hal
yang akan didiskusikan dengan sungguh-sungguh agar diskusi kelompok lebih
hidup dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Setelah menyelesaikan seluruh proses diskusi kelompok, mahasiswa


diwajibkan membuat makalah mengenai hal hal yang telah didiskusikan
secara berkelompok (1 makalah untuk 1 kelompok) untuk dipresentasikan
dalam pleno. (Format makalah dan bahan presentasi akan dijelaskan pada
bagian terpisah).

PROSES PEMBELAJARAN

Bioetik terintegrasi dalam setiap bidang keilmuan dan


diajarkan secara kontinu

NO.

Metode dapat dilakukan dengan teaching, role play,


games, home stay, studi kasus, tutorial, video
Etik sebagai pembelajaran harus melibatkan seluruh
system yang ada termasuk dosen sebagai role model
Diterapkan sebagai aturan normatiif dan praktis dalam
kegiatan pendidikan sehari-hari (pengalaman pembelajaran, metode pengajaran,
sarana-prasarana pembelajaran, alat bantu pengajaran)
PENGALAMA
N BELAJAR

STRATEGI
PEMBELAJARA
N
Tatap
muka Kuliah
satu dua arah

FASILITATOR
Dosen

ALAT BANTU
PEMBELAJARA
N
Hand out kuliah,
buku ajar, diktat
tentang bioetik &
humaniora

25

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

SARANAPRASARANA
PEMBELAJARAN
Ruang
kuliah
besar kapasitas
(200-300
mahasiswa), AC
LCD, Komputer,
White
board,

Buku Pegangan Mahasiswa

spidol white board


Tatap
muka Konsultasi
dua arah
Temu Pakar

Pakar
Pakar

Modul
Hand out kuliah,
buku ajar, diktat
tentang bioetik &
humaniora

Brain storming,
Diskusi, tanyajawab terpimpin

Tutorial
Diskusi l

Tutor

Modul
Hand out kuliah,
buku ajar, diktat
tentang bioetik &
humaniora

Brain storming,
Diskusi tanyajawab

Madiri

Tatap muka dua


arah, guiding

Clinical
training

Belajar mandiri

skill

Instruktur

Manual
Forensic Wound
Simulation Kit

Role play

Instruktur

Modul

Literature
searching
Electronic learning

Buku ajar, diktat,


hand out
CD/VCD
Web site

26

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Kantor, telephon
(HP)
Ruang
kuliah
besar kapasitas
(200-300
mahasiswa), AC
LCD, Komputer,
flip chard, kertas
manila,
spidol
permanent, White
board,
spidol
white board
Ruang
Tutorial
(13-17
mahasiswa), AC,
LCD, Komputer,
flip chard, kertas
manila,
spidol
permanent, White
board,
spidol
white board
Dimana
saja,
Komputer
(lap
top),
kertas
manila,
Ruang CSL (1317 mahasiswa),
AC,
LCD,
Komputer,
flip
chard,
kertas
manila,
spidol
permanent, White
board,
spidol
white board
Ruang
kuliah
besar kapasitas
(200-300
mahasiswa), AC,
LCD, Komputer,
flip chard, kertas
manila,
spidol
permanent, White
board,
spidol
white board, Alatbantupermainan:
kertas , ball point
Perpustakaan
Dimana saja
Lab/perpustakaan
electronic,
Komputer,

Buku Pegangan Mahasiswa

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa


diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam 3 skenario yaitu Bioetika,
Medikolegal dan HAM,

dengan mengikuti 7 langkah maupun daftar tilik

penyelesaian masalah di bawah ini:


1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario di atas, dan tentukan kata/
kalimat kunci skenario diatas.
2. Identifikasi problem dasar scenario diatas dengan, dengan membuat beberapa
pertanyaan penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
diatas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingindi capai oleh mahasiswa atas kasus
tersebut diatas.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus diatas dari luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sistesis informasi-informasi yang baru

ditemukan.

Langkah 7 dilakukan dalm kelompok diskusi dengan tutor.


Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi
yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi,
dan selanjutnya dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah
informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya
dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk
memberikan penjelasan atas hal-hal yang belum jelas.

27

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

DAFTAR TILIK
KAIDAH DASAR BIOETIKA I (ALTRUISME DALAM BERPRAKTEK)
BENEFICENCE
Kriteria
1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih,
rela berkorban untuk kepentingan orang lain)
2. Menjamin bilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh
menguntungkan dokter
4. Mngusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak
dibandingkan dengan keburukannya.
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goalbase
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi
pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. memberikan obat berkhasiat namun murah
16. menerapkan Golden Rule Principle

Ada

Tidak Ada

Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath )


KAIDAH DASAR BIOETIKA 2 (DO NO HARM DALAM SITUASI EMERGENSI
DAN PRAKTEK KLINIS)
NONMALEFICENCE
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi untuk mengambarkan criteria ini adalah :
pasien dalam keadaan amat berbahaya
(darurat)/beresiko hilangnyasesuatu yang penting (gawat)
dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan
tersebut
tindakan kedokteran terbukti efektif
manfaat bagi pasien lebih banyak dari kerugian
dokter (hanya mengalami tresiko minimal)
3. Mengobati pasien yang luka

Ada

Tidak Ada

28

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)


5. Tidak menghina/mencaci maki/memenfaatkan pasien
6. Tidak memandang pasien sebagai obyek
7. mengobati tidak secara proporsional
8. Tidak mencegah pasien dari bahaya
9. Menghindari misrepreentasi dari pasien
10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena
kelalayan
11. Tidak memberikan semangat hidup
12. Tidak melindungi pasien dari serangan
13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang
kesehatan/kerumahsakitan yang merugikan pihak
pasien/keluarganya

Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath )


KAIDAH DASAR BIOETIKA 3 ( OTONOMI PASIEN DALAM BERBAGAI
SITUASI)
AUTONOMI
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan ( pada kondisi elektif )

Ada

Tidak Ada

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berterus terang
Menghargai privacy
Menjaga rahasia pasien
Menghargai rasionalitas pasien
Melakukan informed consent
Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi
pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam
membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien
pada kasus emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien mjeskipun demi kebaikan
pasien
13. Menjaga hubungan ( kontrak)
Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath )

29

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

KAIDAH DASAR BIOETIKA I4 (PRINSIP KEADILAN DALAM KONTEKS


HUBUNGAN DOKTER PASIEN )
JUSTICE
Kriteria
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang
telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien ( affordability, equality,
accessibility, availability, quality )
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7.
Menjaga kelompok yang rentan
( yang paling dirugikan )
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makroalokasi
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan
kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan
kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian
( biaya, beban, sangsi ) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang
tepat dan kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara merata tanpa alasan
sah / tepat
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan
penyakit/ gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA,
status social dll

Ada

Tidak Ada

Bahan Bacaan : Basic of Bioethics ( Robert Mc Veath )


DAFTAR TILIK ETIKA KLINIK (Jonsen Siegler and Winslade)
MEDICAL INDICATION
No
PERTANYAAN ETIK
1
Apakah masalah medis pasien?Riwayat?Diagnosis? dan
Prognosis?
2
Apakah masalah tersebut akut? Kronik? Kritis? Gawat Darurat?
Dan masih dapat disembuhkan?
3
Apakah tujuan akhir pengobatan?
4
Berapa besar`kemungkinan berhasil?
5
Adakah rencana lain bila tidak berhasil?/gagal?
6
Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan dengan
perawatan medis, dan bagaimana kerugian dari pengobatan yang
dapat dihindari?
30

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

ANALISA

Buku Pegangan Mahasiswa

QUALITY`OF LIFE
No
PERTANYAAN ETIK
1
Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan untuk
kembali ke kehidupan normal?
2
Apakah gangguan fisik, mental dan social yang pasien alami
bila pengobatannya berhasil?
3
Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan kecurigaan
terhadap evaluasi pemberi pelayanan terhadap kualitas hidup
pasien?
4
Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, apakah
kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti yang
diharapkan?
5
Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan
selanjutnya.
6
Apakah ada rencana untuk kie2nyamanan dan perawatan
paliatif?
PATIENT PREFERRENCES
No
PERTANYAAN ETIK
1
Apakah secara mental pasien mampu dan kompeten secara
legal? Apakah ada keadaan yang menimbulkan
ketidakmampuan?
2
Bila berkompeten apa yang pasien katakan mengenai pilihan
pengobatannya??
3
Apakah pasien telah diinformasikan mengenai keuntgungan dan
risikonya, mengerfti atau tidak terhadap informasi yang
diberikan dan memberikan persetujuan?
4
Apakah pasien tersebut telah menunjukan sesuatu yang lebih
disukainya?
5
Bila`tidak kompeten siapa yang pantas menggantikannnya?
apakah yang gantikan gunakan standart yang sesuai dalam
penagmbilan keputusannya?
6
Apakah pasien tidak berkeinginan/tidak mampu untuk bekerja
sama dengan pengobatan yang diberikan? Kalau ya, kenapa?
7
Sebagai tambahan, apakah hak pasien untuk memilih untuk
dihormati tanpa memandang etnis dan agama?
CONTEXTUAL FEATURES
No
PERTANYAAN ETIK
1
Aapakh ada masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi
pengambilan keputusan pengobatan?
2
Apaqkah ada masalah sumber data (klinisi dan perawat) yang
mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan?
3
Apakah ada masalah factor keuangan?
4
Apakah ada factor religius dan budaya?

ANALISA

ANALISA

ANALISA

31

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

5
6
7
8
9

Apakah ada maslah factor alokasi dana?


Apakah ada maslah factor keuangan dan ekonomi?
Bagaimana hokum mempengaruhi pengambilan keputusan
pengobatan?
Apakah`penelitgian klinik atau pembelajaran terlibat?
Apakah ada konflik kepentingan didalam bagian pengambilan
keputusan dalam satu institusi?

DAFTAR TILIK ETIKA ISLAM


No
PRINSIP ETIKA
1
Prinsip Niat /Intention (qa,idat al qasd)
2
Prinsip kepastian /Certainty (qa,idat al yaqeen)
3
Prinsip kerugian / do Harm (qa,idat`al dharat)
4
Prinsip kesukaran / do difficulty (qa,idat al mashaqqat)
5
Prinsip kebiasaan / Custom (qa,idat al aadat)

ANALISA

DAFTAR TILIK ELEMEN INFORMED`CONSENT


No
ELEMEN INFORMED CONSENT
1
Threshold elements/ Yang me2mberi persetujan
2
Information elements:
a. Disclosure(pengungkapan penjelasan)
b. Understanding (pemahaman)
3
Consents elements:
a. Volunterness(kesukarelaan, kebebasan)
b. Autorization (persetujuan)

DAFTAR TILIK MALPRAKTEK / LALAI MEDIK


No
KRITERIA
1
Duty of Care (Kewajiban) = D1
2
Deriliction of Duty (pelanggaran kewajiban)=D2
3
Damage (kompensasi kerugian) yang foreseeable=D3
4
Direct cause (sebab langsung) pelanggaran kewajiban yg
akibatkan kerugian(D2-D3)=D4

ANALISA

ANALISA

32

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

JADWAL KEGIATAN
Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 15-17 orang tiap
kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk
penjelasan dan tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara
menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama
buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua :

diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih

menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
*

Memilih ketua dan sekretaris kelompok,

Brain-storming untuk proses 1 5,

Pembagian tugas

3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2

seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk

melaporkan informasi baru yang diperoleh

dari pembelajaran mandiri dan

melakukan klassifikasi, analisa dan sintese dari semua informasi.


4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru
yang diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah
cukup, diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan
tertulis. Diskusi mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan keempat (terahir): diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan: untuk
melaporkan hasil

analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk

menyelesaikan masalah pada skenario. Bila ada masalah yang belum jelas atau
kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para pakar yang hadir pada pertemuan
ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam bentuk sesuai urutan yang
tercantum pada buku kerja.
7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang
semua hal mengenai penyakit TB paru, serampah, diarea, dan scabies dengan
pendekatan dokter keluarga.. Laporan ditulis dalam bentuk laporan lengkap.

33

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

Catatan :

Laporan penyajian kelompok serta semua laporan hasil diskusi kelompok


serta laporan kasus masing-masing mahasiswa diserahkan satu rangkap
ke koordinator PBL MEU melalui ketua kelompok.

Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing,


dan dikembalikan ke mahasiswa melalui koordinator untuk perbaikan.

Setelah diperbaiki, dua rangkap masing-masing laporan diserahkan ke


koordinator PBL MEU

Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain
untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.

TIME TABLE
I

II

III

IV

VI

Pertemuan I
(Penjelasan)

Tutorial I

Mandiri
Mencari
tambahan
informasi

Tutorial II
(Laporan
informasi
baru
KlassifikasiA
nalisa &
sintese)

Kuliah
kosultasi

Diskusi panel
Tanya pakar

(Brain
Stroming
KlassifikasiAnal
isa & sintese)

STRATEGI BELAJAR :
1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor
2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. FSL : Keterampilan menyuluh
4. Role play
5. Konsultasi pada pakar
6. Kuliah khusus dalam kelas
7. Aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar
Majalah,slide, tape atau video dan internet

34

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

35

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

II.

EVALUASI
1.

Penilaian pelaksanaan
1.1. Monitoring perkuliahan, tutorial/diskusi dan CSL
1.2. Evaluasi mahasiswa terhadap pelaksanaan

2.

Penilaian hasil pembelajaran


Blok bioetik pada semester 1 atau 2 diberikan nilai tersendiri
sedangkan setelah itu dilanjutkan dengan diintegrasikan kedalam seluruh
blok berikutnya sampai pada akhir fase pendidikan kedokteran untuk
mendapatkan sertifikat
-

Evaluasi terhadap pembelajaran dilakukan untuk melihat


pencapaian kompetensi ilmiah, kompetensi keterampilan dan kompetensi
attitude pada semua strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan

Evaluasi dilakukan menggunakan PAP = Penilaian Acuan


Patokan dengan nilai batas lulus

(NBL) antara 50-56%, yang pada

semester 1 dipakai NBL 50% mengingat mahasiswa baru dalam tahap


penyesuaian dengan metode pembelajaran baru. NBL ini pelan-pelan harus
ditingkatkan sehingga mencapai NBL 56%.
Evaluasi dilakukan

dua kali yaitu ujian final pada akhir blok dan

ujian

remedial. Bila seorang mahasiswa pada ujian final teori (MCQ) mendapat nilai
dibawah NBL yang ditetapkan untuk blok tersebut, maka ia harus mengikuti
ujian remedial untuk teori.. Nilai ahir teori untuk mahasiswa tersebut adalah
nilai dari ujian final ditambah nilai ujian remedial dibagi dua. Demikian juga
untuk CSL dan Praktikum. Tutorial dan penugasan tidak ada ujian karena semua
kompetensi keilmuan sudah diujikan pada MCQ.

STRATEGI
Kuliah
Tutorial
CSL
Penugasan
BOBOT
METODE

PENGETAHUAN
Ya
Ya
Ya
Ya
100
MCQ

PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN
Tidak
Ya
Ya
Ya
100
DAFTAR TILIK

Kompetensi Pengetahuan

36

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

PERILAKU
Baik
Sedang
Kurang
OBSERVASI

Buku Pegangan Mahasiswa

1. Semua materi tentang pengetahuan pada semua strategi pembelajaran


(kuliah, tutorial, CSL, praktikum, dan penugasan) diujikan dalam bentuk
multiple choice questions,
2.

Kompetensi

pengetahuan untuk strategi praktikum dan

keterampilan klinis

pelatihan

juga bisa dievaluasi dengan memberikan kuis atau

sebelum atau setelah praktikum.


3. Bila soal MCQ tidak cukup 100 harus dikonversi ke 100.
4. Ujian MCQ dilakukan dua kali, yaitu ujian Final dan bila hasil <NBL diulangi
pada ujian remedial satu minggu setelah ujian final.
Kompetensi Keterampilan: penilaian dinyatakan sebagai berikut:
a. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau
tidak sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.
b. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan
urutannya, tetapi tidak efisisen
c. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan dan
efisien.

NO.
1.
2.
3.
1.

PENILAIAN
Perlu perbaikan
Mampu
Mahir

ANGKA
30-50
51-70
71-90

Pada Tutorial/Diskusi:

NILAI SETELAH KONVERSI


33 - 56%
57 - 78%
79 100 %

keterampilan yang dinilai adalah keterampilan

komunikasi
2.

Pada Latihan Keterampilan Klinik: keterampilan yang dinilai yang dinilai


adalah keterampilan melakukan tindakan medis.

3.

Pada

Penugasan:

Kompetensi

keterampilan

yang

dinilai

keterampilan menulis laporan atau menulistulisan ilmiah.

Perilaku dinilai sebagai:


37

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

adalah

Buku Pegangan Mahasiswa

NO.

PENILAIAN
Baik
Sedang
Kurang baik

ANGKA
71-90
51-70
31-50

NILAI SETELH KONVERSI


79 - 100 %
57 78 %
33 56 %

Semua nilai dicantumkan dalam Loog book, dan diharapkan untuk mahasiswa
dengan perilaku sedang atau kurang harus menjadi perhatian dari fasilitator blok
berikutnya untuk usaha untuk memperbaiki perilaku yang bersangkutan.
STRATEGI PENILAIAN
Knowledge
Essay
MCQ
Oral examination
SOCA
Portofolio
Skills
OSCE
Observasi oleh instruktur
Behavior
Observasi oleh instruktur
Observasi oleh peer group
Interdisciplinary team observasI
Self and peer assessment

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN


A. Buku Ajar dan Jurnal
38

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Buku Pegangan Mahasiswa

Bertens. K. Etika. Seri filsafat Atma Jaya : 15. Cetakan kesembilan. Gramedia
pustaka utama. Jakarta. Desember 2005.
Guwandi J. Informed Consent. Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2004.
Hanfiah Y, Amir A, Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan. EGC. Jakarta.
1999.
Jonsen AR, Siegler M, Winslade WJ. Clinical Ethics : A Practical Approach to
ethical decisions in clinical medicine. 5th ed. New York, NY:McGraw-Hill. 2002
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) & Ikatan Dokter
Indonesia(IDI). Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman pelaksanaan
KODEKI. Jakarta. 2002
Nazif Amru H. Bioetika dan Hak-hak Asasi Manusia menuju standar
pengaturan Nasional. Komisi Bioetika Nasional. Jakarta. 2007.
Robert MC Veacth. Basic of Bioethics. BabIV hal 65-74
Samil RS. Etika Kedokteran Indonesia, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Ul,
Jakarta, 1994
Samil RS. Etika Kedokteran Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2001
Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan Hukum Kedokteran ;
Pengantar bagi mahasiswa kedokteran dan hukum. Cetakan pertama.
Pustaka Dwipar. Jakarta. 2005
Kode Etik : International code of medical ethics & Kode Etik Kedokteran
Indonesia serta Pedoman pelaksanaan KODEKI. 2002
Diktat Kuliah dan Hand out Para Nara sumber /Dosen Pengampu
Sumber Lain : VCD, Film, tape, Internet, dan koran

Jakarta, 21 Juli 2010.


Dr Anwar Wardy W, Sp.S, DFM
Pusat Bioetika, Medikolegal dan HAM
FKK-UMJ

39

Bioetika, Medikolegal dan HAM, FKK UMJ, Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai