Anda di halaman 1dari 8

1.

Malnutri Energi Protein


a. MEP
Merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan
karena defisiensi macro nutrient (zat gizi makro). Penyakit akibat KEP ini
dikenal dengan Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmic Kwashiorkor.
Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein. Marasmus disebabkan karena
kurang energi dan Manismic Kwashiorkor disebabkan karena kurang energi
dan protein. KEP umumnya diderita oleh balita dengan gejala hepatomegali
(hati membesar). Tanda-tanda anak yang mengalami Kwashiorkor adalah
badan gemuk berisi cairan, depigmentasi kulit, rambut jagung dan muka bulan
(moon face). Tanda-tanda anak yang mengalami Marasmus adalah badan
kurus kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit.
b. Klasifikasi MEP
Klasifikasi Malnutrisi Energi Protein (MEP) menurut WHO dengan
menggunakan pengukuran berat badan dan tinggi badan dari pasien serta
memperhatikan edemanya. Jika pasien edema berarti ia mengalami
malnutrisi berat tanpa melihat deficit berat badannya. Jika deficit Berat badan
untuk tinggi badan berada diantara SD 2 dan 3 berarti pasien malnutrisi
sedang, jika defisitnya lebih dari SD 3 maka pasien malnutrisi berat. Kriteria
di atas juga berlaku untuk deficit tinggi badan untuk umur.
2. Kandungan air tajin, hubungan air tajin dengan malnutris dan manfaat air
tajin
a. Kandungan Air tajin
Air tajin merupakan air rebusan beras. Secara umum kandungan beras
tajin adalah sebagai berikut.
b. Hubungan pemberian air tajin dengan terjadinya malnutrisi pada
scenario.?
Dampak pemberian air tajin terhadap bayi pada usia kurang dari 6 bulan
yang ada pada scenario dapat menyebabkan malnutrisi, hal ini dikarenakan
pada scenario air tajin tidak digunakan sebagai pendamping asi akan tetapi
digunakan sebagai makanan pengganti asi. Jika dihubungkan dengan
kandungan gizi yang ada pada air tajin maka kandungan pada air tajin tidak
akan memenuhi kebutuhan pertumbuhan anak. Sedangkan jika dibandingkan
dengan kandungan ASI, maka kandungan air asi jauh lebih tinggi kandungan
gizinya dibandingkan air tajin. Selain itu pemberian air tajin pada bayi kurang
dari 6 bulan dapat menyebabkan diare, hal ini dikarenakan pembentukan zat
anti oleh usus bayi belum sempurna dan mungkin juga cara menyiapkan
makanan yang kurang bersih. Bayi mudah alergi terhadap zat makanan
tertentu. Keadaan ini terjadi akibat usus bayi masih permeabel, sehingga
mudah dilalui oleh protein asing. Diare yang terjadi terus dapat menyebabkan
anak kekurangan berat badan yang drastis.
c. Manfaat air tajin
1) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dengan memperkuat
organ amandel dan kelenjar getah bening.
2) Mengandung antioksidan.
3) Mengandung vitamin A, omega-3 dan omega-6.
4) Menaikkan berat badan bagi orang kurus, karena nutrisi pada makanan
menjadi lebih mudah dicerna.
5) Menurunkan berat badan bagi orang gemuk, karena gula darah yang
menumpuk di tubuh akan lebih mudah dicerna.
6) Bermanfaat untuk organ mata, telinga, saraf, jantung, paru-paru, arteri,
dan vena.
3. Kandungan asi serta manfaat pemberian asi bagi dan bayi
a. Kandungan asi
1) Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai
salah satu sumber ckenergi untuk otak. Kadar karbohidrat dalam
kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama
laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah
melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil
2) Protein
Kandungan protein ASI cukup. ASI juga kaya akan nukleotida,
Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan
kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik yang di dalam
usus, dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
3) Lemak
Kadar lemak dalam ASI yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak omega 3 dan
omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan
dalam ASI. Disamping itu, ASI banyak mengandung asam lemak rantai
panjang diantaranya asam dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat
(ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina
mata. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang.
Tabel kandungan gizi ASI

b. Manfaat pemberain asi pada bayi


1) Sebagai nutrisi terbaik dan sumber kekebalan tubuh. ASI merupakan
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena
disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya. ASI
adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan melaksanakan tata laksana menyusui yang tepat dan
benar, produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal
bagi bayi normal sampai dengan usia 6 bulan. Secara alamiah, bayi yang
baru lahir mendapat zat kekebalan atau daya tahan tubuh dari ibunya
melalui plasenta. Akan tetapi, kadar zat tersebut akan cepat menurun
setelah kelahirannya. Adapun kemampuan bayi membantu daya tahan
tubuhnya sendiri menjadi lambat, maka selanjutnya akan terjadi
kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan tersebut dapat diatasi apabila
bayi diberi ASI sebab ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan
tubuh;
2) Melindungi bayi dari infeksi. ASI mengandung berbagai antibodi
terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit yang
menyerang manusia;
3) Mudah dicerna. Kandungan enzim pencerna pada ASI memudahkan bayi
mencerna makanan pertamanya.
4) Sementara itu, susu sapi sulit dicerna karena tidak mengandung enzim ini,
padahal sistem pencernaan bayi belum terbentuk seecara sempurna;
danMenghindarkan bayi d
5) ari alergi. Bayi yang diberi susu sapi terlalu dini dapat menderita lebih
banyak masalah, misalnya asma dan alergi.
c. Keuntungan pemberian asi untu ibu
1) Memberi rasa kebanggaan bagi ibu karena ia dapat memberikan
“kehidupan” kepada bayinya;
2) Hubungan yang lebih erat antara ibu dan anak baik secara psikis karena
terjadi kontak kulit;
3) Menyusui membuat rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil;
4) Mempercepat berhentinya pendarahan post-partum
5) Kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberapa bulan sehingga
menjarangkan kehamilan; dan
6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
4. Pathogenesis gejalah pada scenario
a. Asites dan edema
Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai
asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sintesis dan
metabolisme. Makin berkurangnya asam amino dalam serum ini akan
menyebabkan kurangnya produksi albumin hepar, dimana albumin
berfungsi mempertahankan tekanan osmotik plasma. Jika terjadi penurunan
tekanan osmotik plasma maka akan terjadi pergerakan cairan dari
intravaskuler kedalam jaringan intertisial dan mengakibatkan dan
mengakibatkan penyusutan volume plasma.
Cairan kemudian akan mengisi sela-sela jaringan ikat longgar dan
rongga badan. Jaringan ini tidak mempunyai serabut kuat yang dapat
mencegah penumpukan cairan dan terletak pada selaput perut, saluran
pencernaan, kelopak mata bawah, dalam ruang ketiak dan di dalam skrotum.
Selain itu cairan akan mengikuti gaya gravitasi sehingga pada skenario edema
terdapat di tungkai dan rongga perut (asites).
b. Diare dan otore
PEM mengganggu sistem kekebalan humoral dan seluler. Keutuhan
fungsi limfosit T, leukosit polimorfnuklear, dan sistem komplemen menumpul
dan fungsi limfosit B dapat terganggu. Terjadi sebuah siklus dengan keadaan
malnutrisi akan mengganggu pertahanan tubuh dan karenanya akan
memperbesar kerentanan terhadap infeksi, yang sebaliknya akan
memperburuk keadaan kurang gizi. Atrofi, dan oleh karena itu gangguan
keutuhan epitel dan penurunan asam lambung dan sekresi lisozim
menyebabkan kecenderungan ke arah infeksi. Infeksi memperburuk
malnutrisi melalui serangkaian kejadian termasuk anoreksia, yang
menurunkan asupan nutrien, pergeseran keseimbangan metabolisme
protein menjadi keadaan katabolic, karena itu memacu kehilangan massa otot
tubuh dan peningkatan kecepatan metabolik. Terganggunya sistem
kekebalan tubuh pada penderita malnutrisi energy protein pada skenario
sehingga pasien mengalami diare kronis serta otore.
c. Hepatomegali
Pada PEM hipoproteinemik hati dapat membesar dan teraba lunak
karena terjadi infiltrasi lemak. Tetesan lemak pada awalnya terdapat dalam
hepatosit periportal dan dengan semakin meningkatnya keparahan, regio
perisentralis dari lobuli hepatic. Perlemakan hati diperkirakan akibat
pengangkutan lemak tidak memadai dari parenkim hati karena penurunan
lipoprotein yang tersedia. Konsentrasi serum VLDL dan LDL adalah
subnormal dalam PEM hipoproteinemik, dan keparahan dari infiltrasi lemak
berhubungan derajat depresi dari lipoprotein.
d. Anemia
Hipopreteinemia, keadaan ini menyebabkan kekurangan produksi
eritropoietin akibatnya produksi eritrosit juga berkurang. Hipoproteinemia
juga bisa menyebabkan stem cell tidak berkembang. Eritrosit mengandung
hemoglobin yang mengangkut O dari paru-paru ke jaringan. Jumlah total
eritrosit dalam sirkulasi diatur sedemikian rupa agar cukup untuk
menyuplai O jaringan. Sehingga bila stem cell tersebut tidak berkembang
maka pada ujungnya akan terjadi anemia. Bisa juga diakibatkan karena
kurangnya absorbs besi dari makanan yang dimakan oleh bayi. Dimana
besi ini penting dalam pembentukan heme. Heme kemudian bergabung
dengan rantai polipeptida panjang globin membentuk hemoglobin. Tapi
bila besi ini berkurang maka pembentukan Hb juga terganggu yang akhirnya
menyebabkan anemia.
5. Pencegahan MEP
a. Pemberian ASI
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI akan mencegah malnutrisi
karena ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi dengan tepat,
mudah digunakan secara efisien oleh tubuh bayi dan melindungi bayi
terhadap infeksi.
b. Pemberian makanan tambahan yang bergizi
c. Pencegahan penyakit infeksi
d. Pemberian imunisasi
e. Mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
f. Penyuluhan/pendidikan gizi
g. Pemantauan
6. Penyeba MEP
Penyebab MEP dapat dibagi atas dua penyebab yaitu malnutrisi primer dan
malnutrisi sekunder. Malnutrisi primer adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi
kunder adalah malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat,
menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energy
dari tubuh.
Kurang energi protein bisa terjadi karena adanya beberapa faktor yang
secara bersamaan menyebabkan penyakit ini, antara lain ialah faktor sosial dan
ekonomi contohnya masalah kemiskinan dan faktor lingkungan yaitu tempat
tinggal yang padat dan tidak bersih. Selain itu, pemberian ASI dan makanan
tambahan yang tidak adekuat juga menjadi penyebab terjadinya masalah kurana
energi protein.
menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada
anak-anak, yaitu keluarga miskin, ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi
yang baik bagi anak serta faktor penyakit bawaan pada anak, seperti : jantung,
TBC, HIV/AIDS gangguan saluran pernapasan dan diare

Anda mungkin juga menyukai