Anda di halaman 1dari 29

Diskusi Topik

Psikofarmaka
Antipsikotik
Agung Prasetyo I4061192005
Pembimbing dr. Silvia Erfan, Sp. KJ
Pendahuluan
Psikofarmaka
Obat yang memiliki efek utama Menurut cara kerja terhadap reseptor dopamine
terhadap mental di susunan  Dopamine receptore Antagonist (DA)
saraf pusat, seperti proses pikir, Antipsikotik Generasi I (APG-I) / antipsikotik tipikal
perasaan dan fungsi motorik,  Serotonine Dopamine Antagonist (SDA)
dan atau tingkah laku. Antipsikotik Generasi II (APG-II) / antipsikotik atipikal

Antipsikotik Efek samping


(neuroleptic, major Peningkatan berat badan dan sindrom
tranquoilizer) ekstrapiramidal (paling sering).
Pengobatan lini pertama • Ketidakpatuhan pasien,
untuk skizofrenia dan • progresifitas penyakit lain
gangguan psikotik primer • Peningkatan morbiditas dan mortalitas
lainnya. fisiK

Kusumawardhani, Husin A, Adikusumo A, dkk. Buksssssu Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta : FK UI. 2014 : 377-381
Antipsikotik Generasi I
Definisi

• Antipsikotik generasi I adalah antagonis reseptor


dopamin (antipsikotik tipikal)

• Berguna terutama untuk mengontrol gejala-gejala positif


(gejala berupa waham, halusinasi, disfungsi cara
intelektual, dan kurang bicara), Sedangkan untuk gejala
negatif hampir tidak bermanfaat.

Seikkula, J.; Alakare, B.; Aaltonen, J. The Comprehensive Open-Dialogue Approach in Western Lapland: II. Long-term Stability of Acute Psychosis
Outcomes in Advanced Community Care. Psychosis 2011, 3, 192–204
Farmakokinetik
Absorbsi Distribusi
Puncak konsentrasi plasma obat- • Obat antipsikotik bersifat lipofilik,
obat antipsikotik dicapai 1-4 jam cenderung terakumulasi dalam jaringan
setelah pemberian oral dan 30-60 lemak, paru,dan otak
menit setelah pemberian IM • Sebagian besar APG-1 terikat dengan
protein

Metabolisme dan Eliminasi


• Sebagian besar dimetabolisme di hepar
• Terjadi melalui konjugasi dengan asam glukorinat,
hidrosilasi, oksidasi, demetilasi, dan pembentukan
sulfoksid.
• Diekskresikan melalui ginjal.

Stahl, Stephen M. Stahl’s Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical Application. Fourth Edition. New York: Cambridge University Press. 2013: 79-236
Farmakodinamik

• APG-I menghambat neurotransmisi


dopaminergic khususnya di sistem
limbik (tepatnya di Mesolimbic
Dopamine Pathway) dan sistem
ektrapiramidal (Dopamine receptor
antagonists)

• Juga memiliki aksi penghambatan


noradrenergik, kolinergik, dan
histaminergic.

Kusumawardhani, Husin A, Adikusumo A, dkk. Buksssssu Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta : FK UI. 2014 : 377-381
Contents of this template
Contents of this template
Efek Samping
• Prevalensi efek samping yang diinduksi antipsikotik generasi pertama
lebih tinggi dari pada generasi kedua.
• Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
• APG-I lebih mungkin menyebabkan efek samping seperti gejala
ekstrapiramidal dan tardive dyskinesia.
• Mencakup 37-44% pasien mengalami parkinsonisme, 26-35%
mengalami akatisia, dan 8-10% mengalami tardive dyskinesia.
• Efek samping lain, seperti penambahan berat badan, tidur berlebihan,
insomnia, disfungsi seksual, mulut kering, konstipasi, masalah
berkemih, dan pusing

Kusumawardhani,, et al. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta : FK UI. 2014 : 377-381
Wubeshet et al. BMC Psychiatry 19, 32 (2019).
Penanganan Efek Samping
• Bila terjadi efek samping sindroma ekstrapiramidal, turunkan dosis
terlebih dahulu  Obat antikholinergik (triheksifenidil, benztropin,
sulfas atropin, dipenhydramin)  Ganti ke golongan APG-II
• Pada SNM perlu penatalaksanaan yang emergensi, hentikan
antipsikotik, terapi simptomatik, perhatikan keseimbangaan cairan
dan observasi tanda-tanda vital. Relaksasi otot dapat diberikan
Dantrolene 0,8-2,5 mg/kgBB/hari intravena maksimal 10 mg/hari, bila
telah dapat minum peroral Dantrolene 100-200mg/hari. Gejala-gejala
ekstrapiramidal dapat diatasi dengan Bromocriptine 20-30mg/hari
dibagi 4 dosis.

Kusumawardhani,, et al. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta : FK UI. 2014 : 377-381
Indikasi
Gangguan psikotik primer
Skizofrenia jangka panjang maupun pendek, gangguan
skizofreniform, gangguan skizoafektif, gangguan waham,
gangguan psikotik singkat, episode manik, dan gangguan
depresif berat dengan ciri psikotik serta gangguan bipolar

Gangguan psikotik primer


Agitasi dan psikosis akibat keadaan neurologis seperti
demensia tipe alzheimer

Benjamin, J.S., Virginia, A.S. Kaplan & Sadock’s Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi kedua. Jakarta: EGC. 2004:498-502.
Kontraindikasi
Kelainan jantung Riwayat gangguan
Riwayat alergi berat yang parah kejang

Penggunaan depresan SSP Glaukoma sudut


seperti barbiturat, benzodiazepin, sempit atau hipertrofi
opioid prostat

Dengan obat antikolinergik Riwayat atau tardive


seperti skopolamin atau dyskinesia yang
penggunaan fensiklidin sedang berlangsung

Pathak S, Duff E. Antipsychotic use in older adults: Canadian best practices. Nurse Pract. 2018 Jun 11;43(6):50-55
Prinsip Pengobatan
Terapi inisial
Dimulai dari dosis anjuran, dinaikkan perlahan secara bertahap dalam waktu 1-3 minggu,
sampai dicapai dosis optimal yang dapat mengendalikan gejala.

Terapi pengawasan
Setelah dosis optimal, dosis tersebut dipertahankan + 8-10 minggu dengan monitoring.

Terapi pemeliharaan
Dapat dipertimbangkan penurunan dosis secara bertahap sampai dosis minimal tanpa
menimbulkan kekambuhan. Biasanya berlangsung jangka panjang tergantung perjalanan penyakit.
Diperoleh konsensus bahwa bila kondisi akut pertama kali, terapi sampai 2 tahun. Bila kronis
dengan beberapa kali kekambuhan, terapi sampai 5 tahun, bahkan seumur hidup bila dijumpai
riwayat agresifitas berlebih atau kekerasan (misal bunuh diri atau mencelakakan orang lain)

Kusumawardhani, Husin A, Adikusumo A, dkk. Buksssssu Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta : FK UI. 2014 : 377-381
Sediaan dan Dosis Obat
Dosis pemeliharan
Nama Generik Nama Dagang Dosis Akkut mg/hari
mg/hari
Fenotiazin    
Klorpromazin Promaktil 200-1000 50-400
Tioridazin Melleril 200-800 50-400
Perfenazin Trilafon 12-64 8-24
Trifluoperazin Stelazine 10-60 4-30
Butirofenon    
Haloperidol Haldol 5-20 1-15
Difenilbutlpiperidin    
Pimozid Orap 2-10 2-10
Preparat Injeksi Jangka Panjang    
Flufenazin   *Modecate Injeksi
dekanoat **Haldol decanoate
Haloperidol  
dekanoat

Kusumawardhani, Husin A, Adikusumo A, dkk. Buku Ajar Psikiatri Edisi Kedua. Jakarta : FK UI. 2014 : 377-381
Antipsikotik Generasi
II
Definisi

Obat-obatan antipsikotika
baru dengan efikasi yang APG-II antipsikotik
lebih baik , efek samping atipikal atau serotonin-
minimal.
dopamin antagonist (SDA

Kusumawardhani, Husin A, Adikusumo A, dkk. Buku Ajar Psikiatri Edisi Ketiga. Jakarta : FK UI. 2017 : 411-416
Jenis-Jenis Obat APG II
Klozapin Risperidon

Paliperidon Olanzapin
Ziprasidon

Aripiprazol Quetiapin

Kusumawardhani, Husin A, Adikusumo A, dkk. Buku Ajar Psikiatri Edisi Ketiga. Jakarta : FK UI. 2017 : 411-416
Klozapin
Farmakokinetik Farmakodinamik
Absorbsi :
- Hanya tersedia dalam bentuk preparat
oral • Respons klinik baru diapat bila konsntrasi
- konsentrasi plasma puncak dicapai plasma lebih dari 250 ηg/Ml
setelah dua jam pembeian oral.
- Waktu paruh eliminasi 12 jam • Dosis 300-400 mg (5 mg/kgBB) dikaitkan dengan
konsentrasi plasma yang bekisar antara 200-400
ηg/mL
Diistribusi:
Volume distribusi lebih rendah. • Tidak berespons setelah enam minggu dosis
harus dinaikkan sampai konsentrasi 350
Metabolisme dan Ekresi: ηg/mL tercapai.
- Hati dan saluran cerna.
- Bioavaibilitas 27%-47%. • Rerata dosis 150-600 mg/hari.
- Dua bentuk metabolit (setelah dimetilasi
dan oksidasi yaitu N-emethyl dan N-
Oxide dikeluarkan dengan cepat.

Afinitasnya terhadap D2 rendah sedangkan terhadap 5HT2 ­tinggi.


Mekanisme kerja
rendahnya efek samping ekstrapiramidal.

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
 
Klozapin
Efek samping
Efek samping tumum : sedasi, pusing, sinkop, takikardia, hipotensi, mual, dan muntah, kelelahan, penambahan berat
badan, berbagai gejala GI (paling sering sembelit), efek antikolinergik, dan kelemahan otot subjektif.
Risiko kejang adalah sekitar 4 persen pada pasien yang menghitung dosis lebih dari 600 mg sehari. Leukopenia,
granulositopenia, agranulositosis, dan demam terjadi pada sekitar 1 persen pasien.

Satu-satunya kontraindikasi untuk penggunaan clozapine adalah jumlah sel darah putih (WBC) di bawah 3.500 sel
per mm3; sebuah gangguan sumsum tulang sebelumnya; riwayat agranulositosis selama pengobatan clozapine;
atau penggunaan obat lain yang diketahui untuk menekan sumsum tulang, seperti carbamazepine (Tegretol).

Pasien yang menunjukkan gejala nyeri dada, sesak napas, demam, atau takipnea harus segera dievaluasi untuk
miokarditis atau kardiomiopati, efek samping yang jarang tetapi serius yang berakhir dengan kematian.

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
 
RISPERIDON
Farmakokinetik Farmakodinamik
Absorbsi: Tidak terdapat hubungan yang jelas
Risperidon di metabolisme di hati antara konsentrasi risperidon dalam
9 hydroxyrisperidone. darah dengan efikasi klinik.
Puncak plasma level, komponen induk,
dicapai setelah satu jam pemberian

M dan E: Mekanisme kerja


Bioavaibilitas risperidon 70%.
Enzim hepar yang memetabolisme
CYP 2D6.
• Antagonis kuat baik tehadap serotonin (terutama 5HT2A)
Efek samping: dan reseptor D2
Penambahan berat badan, kecemasan, mual dan • Mempunyai afinitas kuat terhadap α1 dan α2 tetapi
muntah, rinitis, disfungsi ereksi, disfungsi orgasme, afinitas terhadap β-reseptor dan muskariniknya rendah
dan peningkatan pigmentasi , EPS, Hiperprolaktin .

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
 
Paliperidone
Merupakan Disekresi melalui
metabolit aktif urin,
risperidon Interaksi
9-hidrosi farmakokinetik
risperidon sangat sedikit
Efek samping
sedasi, ortostatik,
dan EPS pada Profil ikatannya
paliperidon lebih sama dengan
rendah bila risperidon.
dibandingkan
dengan risperidon

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
 
Olanzapin
Farmakokinetik Farmakodinamik
Absorbsi:
Tidak dipengaruhi makanan.
Konsentrasi olanzapin cenderung
Distribusi : lebih tinggi pada wanita daripada
Kadar puncak plasma dicapai setelah 5 pria.
jam pemberian. Waktu paruh 31 jam .
(rata-rata 21-54 jam) dengan satu kali
dosis.

Metabolisme dan Eksresi:


Afinitias olanzapin terhadap enzime
sitokrom P450 sangat rendah
pengaruh terhadap metabolisme
obat lain sangat kecil
•Spesifik menghambat 5HT2A dan reseptor D2.
•Menghambat reseptor muskarinik (M 1), H, 5HT2E, 5HT3, 5HT6,
Mekanisme kerja α1, D
­ 1, dan reseptor D4.

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
Quetiapin

Farmakokinetik Farmakodinamik Mekanisme


•Waktu konsentrasi •Dosis untuk lansia harus •Afinitas quetiapin
maksimum setelah lebih rendah, terutama terhadap 5HT2, H1, 5HT6,
pemberian oral, sekitar dosis awal. α1, α2 tinggi.
2 jam.
•Waktu paruh berkisar •Pasien dengan gangguan
antara 3-5 jam. ginjal dan hepar •Ia berafinitas sedang
membutuhkan dosis 30%- terhadap D2, serta rendah
•Quetiapin menempati 50% lebih rendah. terhadap D1­.
reseptor D2, dengan
dosis tunggal, sebanyak
42% dan reseptor 5HT
sebanyak 72 %.

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
 
Aripiprazol

1 2 Bekerja parsial Efek samping EPS dan


1 agonis terhadap hipeprolaktinemianya
reseptor dopamin D2. hampir tidak ada

Dosis aripiprazol antara Tersedia dalam bentuk injeksi


10-30 mg/hari. jangka pendek
Tersedia dalam bentuk
3 4
tablet, cairan, dan tablet
terintegrasi. Untuk pasien gaduh gelisah

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
 
Ziprasidone
Farmakokinetik Efek samping
Absorbsi :
Konsentrasi puncak, setelah
Mengantuk, sakit kepala,
pemberian dosis tunggal dan
pusing, mual, dan pusing
beberapa dosis sama.
adalah efek samping yang
paling umum pada pasien
Kadar puncak dicapai 2-6 jam setelah
yang memakai ziprasidone.
pemberian. Bioavaibilitas 2x bersama
makan
Interval QTc telah terbukti
meningkat pada pasien yang
M dan E:
diobati dengan 40 dan 120
Rerata waktu paruh ziprasidon
mg per hari.
berkisar 5-10 jam.

Gangguan hati dan renal, taraf ringan-


sedang, tidak berpengaruh terhadap Mekanisme
farmakokinetik penyesuaian
tidak diperlukan.
Antagonis kuat terhadap 5HT2.

Patil, Priyanka and Thomas L Schwartz. Fine Tuning the Use of Second Generation Antipsychotics. J Ment Health Clin Psychol. 2018; 2(5):22-39
 
Sediaan dan Dosis Obat

Maslim R., Panduan Praktis penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Ed 3rd. Jakarta : 2007
Cara Pemggunaan obat
Mulai dengan “dosis awal” sesuai dengan “dosis anjuran”, dinaikkan setiap 2-3
hari -> sampai mencapai “dosis efektif” (mulai timbul peredaran Sindrom
Psikosis) -> dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu dinaikkan -> “dosis
optimal”-> dipertahankan sekitar 8 – 12 minggu (stabilisasi) -> diturunkan setiap
2 minggu -> “dosis maintenance” -> dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun
(diselingi “drug holiday” 1-2 hari/minggu) -> tapering off (dosis diturunkan tiap 2
– 4 minggu) -> stop.

Maslim R., Panduan Praktis penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Ed 3rd. Jakarta : 2007
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai