Anda di halaman 1dari 11

Lembar Kerja Praktikum

Obat yang bekerja di Sistem Saraf Pusat

21 DESEMBER 2021

BAGIAN
FARMAKOLOGI FK
UNBRAH
Ditulis oleh: dr. Dita Hasni,M.Biomed

1
Obat Sistem Saraf Pusat

SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

1. Mampu mengidentifikasi obat antikonvulsan


2. Mampu mengidentifikasi obat antiepilepsi
3. Mampu mengidentifikasi obat antiparkinson
4. Mampu mengidentifikasi obat analgetik opioid
5. Mampu mengidentifikasi obat anastesi umum
6. Mampu memilih dosis obat yang tepat

DISKRIPSI TUGAS

1. Mengidentifikasi obat berdasarkan golongan nya


2. Mengidentifikasi dosis yang tepat
3. Memilih obat dan dosis yang tepat berdasarkan kasus pasien.
4. Hasil tugas dan resep juga dikirimkan ke google classroom yang diberikan.

METODE PENGERJAAN TUGAS

1. Laboratorium menyediakan obat yang bekerja pada Sistem Saraf Pusat di setiap meja dan
mahasiswa melakukan identifikasi golongan, bentuk sediaan dan dosis.
2. Mahasiswa diberikan kasus dan diminta memilih obat,sediaan dan dosis sesuai dengan kasus
tersebut.
3. Perwakilan mahasiswa melakukan presentasi, mengenai resep yang ditulis, mahasiswa yang
lain memberikan penilaian
4. Setiap mahasiswa mengirimkan tugas ke google classrrom

BENTUK DAN FORMAT LUARAN

Bentuk luaran: dokumen yang berisi tugas identifikasi golongan obat, dosis dan sediaan, serta
menuliskan obat yang dipilih sesuai kasus yang diberikan

2
LEMBAR KERJA

Nama : Shyntia Peratami Putri


NPM : 1910070100026

1. Sebutkan mekanisme kerja ,dan indikasi obat dibawah ini


N Mekanisme kerja Indikasi
o
Antikonvulsan
1 Diazepam  Mekanisme kerja dari Untuk gangguan
benzodiazepine yaitu kecemasan, anastesi
meningkatkan efek ringan, alcohol
GABA secara alosterik withdrawal, neonatal
tanpa secara langsung opiate withdrawal,
mengaktifkan reseptor seizure disorder, sedasi,
GABA atau membuka infark miokard, dan
kanal klorida yang epilepsi.
terkait.
 Diazepam termasuk
dalam golongan
diazepine dimana
mekanisme kerjanya
yaitu meningkatkan
ikatan antara GABA
dengan GABAa serta
penguatan konduktasi ion
klorida yang dipicu oleh
interaksi dengan GABA
dan reseptor GABAa.
Anal klorida yang
terbuka menyebabkan
banyak ion klorida yang
masuk ke dalam sel dan
mengakibatkan
hiperpolarisasi sehingga
mengurangi kemampuan
sel untuk dirangsang
2 Phenobarbital  Mekanisme dari Untuk pengobatan kejang
barbiturat yaitu (termasuk epilepsi, sedasi
memperpanjang durasi preoperatif, efek hipnotik
terbukanya kanal klorida dan sedasi.
bergerbang GABA.
Selain itu pada
konsentrasi tinggi
barbiturat juga dapat
bekerja sebagai GABA-
mimetik yang
mengaktifkan kanal
klorida secara langsung.
 Bereaksi langsung pada
reseptor GABA dengan
berikan pada tempat
ikatan barbitura sehingga
memperpanjang durasi
pembukaan chanel Cl,
mengurangi aliran Na
dan K, mengurangi
influks Ca dan
menurunkan eksitabilitas
glutamat.
Obat
antiepileptikus
3 Ethosuximide  Ethosuximide Kejang akibat
mempunyai efek penting pentilentetrazol, obat
pada arus Ca2+, antiabsence pilihan
menurunkan nilai arus pertama
ambang rendah (Tipe T).
efek ini terlihat pada
konsentrasi terapeutik di
saraf talamus.
 Arus kalsium tipe T
diperkirakan merupakan
arus pemacu di saraf
talamus yang
bertanggung jawab
menimbulkan lepasan
muatan di korteks yang
ritmik pada serangan
absence. Oleh karena iu,
inhibisi arus tersebut
merupakan kerja
terapeutik spesifik
ethosuximide.
4 Asam valproat  Valproat meningkatkan Sangat efektif untuk
pergantian GABA, yang kejang absence, kejang
mungkin berhubungan umum tonik-klonik,
dengan inhibisi sinaptik kejang parsial.
atau ekstrasinaptik.
 Valproat aktif terhadap
kejang pentilentetrazol
dan elektrosyok
maksimal. Seperti
fenitoin dan
karbamazepin, valproat
menyekat cetusan listrik
berulang dalam frekuensi
tinggi dari neuron dalam
biakan pada dosis
terapeutik yang relevan.
Asam valproat adalah
penghambat histon
deasetilase dan melalui
mekanisme tersebut,
mengubah transkripsi
berbagai gen.
5 Phenitoin Obat ini mengubah Phenitoin efektif untuk
konduktasi Na+, K+, dan kejang parsial dan kejang
Ca+, potensial membran dan umum tonik-klonik.
konsentrasi asam amino dan Untuk kasus kejang
neurotransmitter umum tipe tonik-klonik,
norepinefrin, asetilkolin dan fenitoin tampaknya
GABA. efektif untuk serangan-
serangan primer atau
sekunder akibat jenis
kejang lainnya.
Obat
antiparkinson
1 Levodopa Mekananisme levodopa Mengatasi gejala
pada gejala Parkinson parkinsonian, terutama
diduga replesi kekurangan bradykinesia dan rigidity.
Dopamin korpus striatum.
Defisiensien dopamine, dan
konversi levodopa menjadi
dopamine terjadi pada
manusia. Pengubahan
levodopa menjadi DA
membutuhkan enzim
dekarboksilasi asam L
aromatik. Pada sebagian
pasien Parkinson enzim ini
berkurang.

2 Bromokriptin Bromokriptin merangsang Hiperprolaktinemia,


reseptor dopaminergik. Obat penyakit parkinson,
ini lebih besar afinitasnya akromegali
terhadap reseptor D2 dan
merupakan antagonis
reseptor D1.

3 Fenotiazin antagonis dopamin dan untuk mengobati


bekerja sentral dengan cara gangguan mental, seperti
menghambat chemoreseptor skizofrenia dan gangguan
trigger zone. psikotik. Beberapa obat
golongan ini juga dapat
digunakan untuk
mengatasi kondisi lain,
seperti mual dan muntah
serta cegukan.
Analgetik opioid
1 Morfin Morfin ialah agonis reseptor Morfin dapat
opioid, dengan efek meringankan rasa sakit
utamanya yaitu berikatan yang disebabkan oleh
serta mengaktivasi reseptor serangan jantung atau
µ-opioid pada system saraf infark miokard, Selain
pusat. Aktivasi dari reseptor itu, morfin juga dapat
ini akan menghasilkan efek menghilangkaan nyeri
analgesia, sedasi, physical tulang dan sendi yang
dependence, euforia dan parah, menghilangkan
respiratory depression. rasa sakit sebelum,
selama dan setelah
operasi terutama operasi
besar yang melibatkan
tulang dan organ besar,
Morfin juga dapat
digunakan sebagai
anestesi umum untuk
menenangkan pasien,
juga anestesi regional
seperti anestesi spinal
atau epidural.

2 Heroin Methadone merupakan opioid mengobati rasa nyeri


sintetis agonis yang bekerja sedang hingga berat,
pada reseptor opioid μ (Miu diresepkan setelah operasi
Opioid Receptor / MOR), κ atau cedera dan mengatasi
(Kappa Opioid Receptor / rasa nyeri yang
KOR), dan δ (Delta Opioid .berhubungan dengan
Receptor / DOR) pada sistem penyakit kanker. obat bius
saraf pusat dan organ yang yang cukup ampuh dalam
memiliki otot halus. Heroin prosedur operasi
didalam otak cepat mengalami
hidrolisa menjadi
monoasetilmorfin dan akhirnya
menjadi morfin, kemudian
mengalami konjugasi dengan
asam glukuronik menjadi
morfin 6-glukoronid yang
berefek analgesik lebih kuat
dibandingkan morfin itu
sendiri.
Anastesi umum
1 Halothan Menginduksi dan Halothan digunakan
mempertahankan anestesi secara luas sebagai
umum dengan cara menekan induksi dan pemeliharaan
sistem saraf pusat dan anestesi pada dewasa dan
menimbulkan penurunan anak-anak. Halothan juga
kesadaran, yang bersifat merupakan anestesi
reversibel. pilihan pada intubasi
trakea dan laring.
2 Isofluran Isofluran menyebabkan Untuk induksi dan
penurunan konduksi listrik pemeliharaan anestesi
dengan menurunkan waktu umum. Potensi anestesi
pembukaan saluran inhalasi dinyatakan
sambungan celah atau gap dengan Minimum
junction dan meningkatkan Alveolar Concentration
waktu penutupannya. (MAC), angka MAC
Isofluran juga mengaktifkan kemudian akan
kalsium dependen ATPase di ditingkatkan sesuai
retikulum sarkoplasma dengan klinis
dengan cara meningkatkan intraoperatif.
fluiditas membran lemak
saraf. Obat ini juga berikatan
dengan subunit D sintase
ATP dan NADH
dehidrogenase. Agen ini
meningkatkan pelepasan
neurotransmiter penghambat
GABA pada transmisi
sinaptik, menghambat N-
metil-d-aspartat (NMDA),
menghambat transmisi
rangsangan glutamat dengan
cara meningkatkan re-uptake
glutamat, meningkatkan
aktivitas reseptor glutamat
yang akan menurunkan fungsi
motorik, serta berikatan
dengan saluran potasium
yang mengaktivasi konduksi
Ca2+ dalam skala besar dan
reseptor glisina.

2. Identifikasi golongan obat dan dosis obat dibawah ini

No Nama Obat Golongan Dosis

1 Ethosuximide Obat antiepileptikus Dosis Awal :


Obat bekerja dengan cara mengurangi 500 mg/hari
aktivitas listrik abnormal di otak Dosis dewasa :
20 mg/kg
Dosis Anak :
15 mg/kg

2 Carbamazepine Antikonvulsan(obat golongan trisiklik Dosis awal :


antidepresan) 400 mg/hari
untuk Mengatasi kejang pada epilepsi, Dosis Dewasa :
trigeminal neuralgia, atau gangguan 20 – 25 mg/kg
bipolar Dosis Anak :
20 mg/kg
3 Diazepam Antikonvulsan(Benzodiazepine) Dosis Dewasa :
sebuah obat Antiansietas dari golongan Supp: 10-30 mg/x
Benzodiazepine. . Obat ini adalah salah 0ral : 2-5 mg/x (3x sehari)
satu contoh obat penenang yang Dosis Anak :
digunakan dalam dunia medis untuk Anti konvulsi:
mengatasi kejang serta gangguan 0,3mg/kgBB/x (Tiap 8 Jam)
kecemasan. Rectal: 0,5 mg/kgBB/X

4 Levodopa Antiparkinson Dosis permulaan 3-4 kali


obat untuk menangani gejala penyakit 250 mg sehari
Parkinson, seperti tubuh gemetar, tubuh Bila pasien toleran dapat di
menjadi kaku, dan kesulitan untuk tingkatkan 500mg
bergerak. selanjutnya ditingkatkan
125-250mg setiap 2-3 hari

5 Morfin Analgetik opioid (Narkotika Agonis  Dewasa: 5–20 mg, tiap 4


Kuat) jam.
Morfin bekerja dengan cara menghambat  Anak usia 1–5 tahun: 5
sinyal saraf nyeri ke otak, sehingga tubuh mg, tiap 4 jam. Dosis
tidak merasakan sakit untuk sementara maksimal adalah 30 mg.
 Anak usia 6–12 tahun: 5–
10 mg, tiap 4 jam. Dosis
maksimal adalah 60 mg.

Bentuk: Suntikan
intraspinal
 Dewasa: Dosis awal
adalah 5 mg. Jika
dibutuhkan, dosis dapat
ditambahkan sebanyak 1–
2 mg setelah 1 jam.

Bentuk: Suntikan
intratechal
 Dewasa: 0,2–1 mg
sebagai dosis tunggal.

Bentuk: Suntikan
intravena
 Dewasa: Dosis awal
adalah 1–10 mg, selama
4–5 menit, dilanjutkan
dengan 1 mg selama 5–10
menit.
3. Memilih Obat yang tepat berdasarkan kasus

Kasus
1. Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan borok pada payudara.
Keluhan ini disetai dengan nyeri yang hebat. Setelah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, dokter mendiagnosa dengan ca mammae. Dan direncanakan kemoterapi. Dan dokter
merencanakan memberikan obat anti nyeri. Tuliskan resep analgetik untuk pasien tersebut.
Jawaban:

Tablet :
R/Tab morfin 10 mg No.XX
S. q.4.h tab 1 p.c

Injeksi Intravena :
R / Inj Morfin 10 mg/ml ampl No. I
Simm

R / Spuit 3 cc No. I
Simm

2. Pasien laki-laki berusia 18 tahun dibawa ke IGD RS Sitrah dengan keluhan kejang pada saat
praktikum farmakologi. Dari anamnesis diketahui ada riwayat kejang sebelumnya. Pasien
didiagnosa dengan status epileptikus. Tuliskan Jawaban:
Tablet :
R / Tab Carbamazepine 200 mg No. XX
S 2 dd tab 1 p.c

R / Cap Phenytoin 100 mg No. XX


S 1 dd tab 3 d.c

Injeksi : (STATUS EPILEPTIKUS)


R / Inj Phenytoin 100 mg/2 ml ampl No. I
Simm

R / Spuit 10 cc No. I
Simm
Penilaian Tugas Mahasiswa

Fasilitator Praktikum : Topik

N Aspek Penilaian Bobot Skor (Berikan Nilai=


o angka antara Bobot x
1-10, untuk Skor
masing-masing
komponen
penilaian)
1 Kemampuan identifikasi 30%
. golongan obat, bso dan
dosis
- Mahasiswa
mengetahui
golongan obat
yang
diberikan dan efek
obat
2 Kemampuan menulis resep 40%
. - Mahasiswa mampu
memilih obat, dan
dosis yang benar
3 Kemampuan 30%
. mempresentasikan tugas
Mahasiswa menguasai
topik yang diberikan
Nilai
total
Padang, 2021

(Fasilitator)

Anda mungkin juga menyukai