Anda di halaman 1dari 10

STEP 7 A.

Phimosis

1. definisi Phimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 2. etiologi Idiopatik Kurang menjaga kebersihan alat kelamin Infeksi (balanitis, postitis, balanopostitis)

( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 3. patogenesis Fimosis kongenital (fimosis fisiologis) timbul sejak lahir sebenarnya merupakan kondisi normal pada anak-anak, bahkan sampai masa remaja. Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya usia serta diproduksinya hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis

bagian dalam preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis 4. manifestasi klinik Gangguan aliran Urine a. sulit kencing b. pancaran urine mengecil c. menggelembung ujung preputium penis pada saat miksi d. retensi urine Higien lokal kurang Infeksi pada e. Prepusium ( postitis ) f. Gland penis ( Balanitis) g. Gland dan Penis ( Balanopositis) Benjolan lunak pada ujung penis = korpus smegma yaitu timbunan smegma di sakus prepusium penis terjadi dari sel-sel mukosa prepusium dan gland penis Deskuamasi untuk bakteri yang ada di dalamnya. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 5. diagnosis Anamnesis sulit kencing, pancaran urin mengecil, pada saat miksi prepusium menggembung. PF kulit prepusium tidak dapat ditarik ke proksimal, kadang ditemukan korpus smegma di ujung penis. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima )

6. penatalaksanaan Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada fimosis, karena menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sebagai fimosis sekunder. Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans dapat dicoba diberikan salep deksametasone 0,1% yang dioleskan 3 atau 4 kali. Diharapkan setelah pemberian selama 6 minggu. prepusium dapat diretraksi spontan. Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya ujung prepusium pada saat miksi, atau fimosis yang disertai dengan infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi. Tentunya pada balanitis atau psostitis harus diberi antibiotika sebelum sirkumsisi. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 7. Komplikasi Balanopostitis Retensio urine

( Sumber : Buku Ajar Patologi II, Robins dan Kumar ) 8. prognosis Baik

B. Paraphimosis 1. definisi Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang koronarius. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 2. etiologi Idiopatik

Kurang menjaga kebersihan alat kelamin Infeksi (balanitis, postitis, balanopostitis)

( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 3. manifestasi klinik preptium yang tidak bisa kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga menimbulkan bendungan aliran darah dan pembengkakan (edema) glans penis dan preputium, bahkan kematian jaringan penis dapat terjadi akibat hambatan aliran darah pembuluh nadi yang menuju glans penis. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 4. diagnosis Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan prepusium dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya. Setelah edema dan proses inflamasi menghilang pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 5. penatalaksanaan a. setelah memastikan bahwa tidak ada benda asing seperti karet atau benang yang menyebabkan penis terjepit, dokter akan berupaya mengembalikan kulit preputium ke posisinya secara manual dengan tangan atau melalui prosedur invasif dengan bantuan obat bius (anestesi) dan penenang (sedasi). b. Jarang diperlukan tindakan sirkumsisi darurat untuk mengatasi parafimosis. Walaupun demikian, setelah parafimosis diatasi secara darurat, selanjutnya diperlukan tindakan sirkumsisi secara berencana oleh karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali

( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 6. Komplikasi kematian jaringan penis dapat terjadi akibat hambatan aliran darah pembuluh nadi yang menuju glans penis. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 7. prognosis baik

C. Hypospadia 1. definisi Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak di sebelah ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 2. etiologi a) Gangguan dan ketidakseimbangan hormone Hormone yang dimaksud di sini adalah hormone androgen yang mengatur organogenesis kelamin (pria). Atau bias jiga karena reseptor hormone androgennya sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap saja tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan dalam sintesis hormone androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama. b) Genetika Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut tidak terjadi. c) Lingkungan

Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 3. Klasifikasi Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi korde, Browne (1936) membagi hipospadia dalam tiga bagian besar, yaitu a. Hipospadi anterior terdiri atas tipe glanular, subkoronal, dan penis distal, b. Hipospadi medius terdiri atas: midshaft, dan penis proksimal c. Hipospadi posterior terdiri atas: penoskrotal, skrotal, dan perineal. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 4. patogenesis 5. manifestasi klinik 6. diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik. Jika hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memeriksa kelainan bawaan lainnya. Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan nanti. Rangkaian pembedahan biasanya telah selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah. pada saat ini, perbaikan hipospadia dianjurkan dilakukan sebelum anak berumur 18 bulan. Jika tidak diobati, mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak dan pada saat dewasa nanti, mungkin akan terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 7. penatalaksanaan Operasi koreksi sebaiknya dikerjakan pada usia prasekolah. Pada usia bayi dilakukan kordektomi untuk meluruskan penis. Pada usia 2-4 tahun rekontruksi

tahap kedua yang terdiri dari rekontruksi uretra. Neo uretra biasanya dibuat dari kulit prepusium, penis atau skrotum. Karena kulit prepusium merupakan bahan yang terbaik untuk uretroplastik, maka tidak dianjurkan sirkumsisi pda hipospadia, agar kulit prepusiumdapat dimanfaatkan. Wim de Jong, 2006, Buku Ajar Bedah 8. Komplikasi Striktur uretra ( terutama pada sambungan meatus uretra yang sebenarnya dengan uretra yang baru dibuat ) atau fistula ( Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 ) 9. prognosis jika OUE dekat dg glans penis maka prognosisnya baik jika OUE semakin mendekati skrotum maka indikasi untuk operasi

D. Striktura uretra 1. definisi Striktura uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 2. etiologi a. Striktura uretra dapat disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra, dan kelainan bawaan. Infeksi yang paling sering menimbulkan striktura uretra adalah infeksi oleh kuman gonokokus yang telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya. Keadaan ini sekarang jarang dijumpai karena banyak pemakaian antibiotika untuk memberantas uretritis. b. Trauma yang menyebabkan striktura uretra adalah trauma tumpul pada selangkangan (straddle injury), fraktur tulang pelvis, dan instrumentasi atau tindakan transuretra uretra yang kurang hati-hati. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima )

Kongenital ada stenosis di meatus uretra

3. patogenesis Proses radang akibat tramua atau infeksi pada uretra akan menyebabkan terbentuknya jaringan sikatrilk pada uretra. Jaringan sikatriks pada lumen uretra menimbulkan hambatan aliran urine hingga retensi urine. Aliran urine yang terhambat mencari jalan keluar di tempat lain (di sebelah proksimal striktura) dan akhimya mengumpul di rongga periuretra. Jika terinfeksi menimbulkan abses periuretra yang kemudian pecah membentuk fistula uretrokutan. Pada keadan tertentu dijumpai banyak sekali fistula sehingga disebut sebagai fistula seruling ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 4. manifestasi klinik nyeri saat kencing retensi urin

5. diagnosis Px penunjang : a. Untuk mengetahui pola pancaran urine secara obyektif, dapat diukur dengan cara sederhana atau dengan memakai alat uroflometri. Derasnya pancaran dapat diukur dengan membagi volume urine yang dikeluarkan pada saat miksi dibagi dengan lama proses miksi. Kecepatan pancaran pria normal adalah 20 ml/detik. Jika kecepatan pancaran kurang dari 10 ml/detik menandakan ada obstruksi. b. Untuk melihat letak penyempitan dan besarnya penyempitan uretra dibuat foto uretrografi. Lebih lengkap lagi mengenai panjang striktura adalah dengan membuat foto bipolar sistourtrografi dengan cara memasukkan bahan kontras secara antegrad dari buli-buli dan secara retrograd dari uretra. c. Melihat pembuntuan uretra secara langsung dilakukan melalui uretroskopi yaitu melihat striktura transuretra. Jika diketemukan striktura langsung diikuti

dengan uretrotomi interna (sachse) yaitu memotong jaringan fibrotik dengan memakai pisau sachse. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 6. penatalaksanaan a. Jika pasien data karena retensi urine, secepatnya dilakukan sistostomi suprapubik untuk mengeluarkan urine. Jika dijumpai abses periuretra dilakukan insisi dan pemberian antibiotika. b. Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktura uretra adalah: Businasi (dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati. Tindakan yang kasar tambah akan merusak uretra sehingga menimbulkan luka baru yang pada akhirnya menimbulkan striktura lagi yang lebih berat. Tindakan ini dapat menimbulkan salah jalan (false route) Uretrotomi interna: yaitu memotong jaringan sikatriks uretra dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse. Otis dikerjakan jika belum. terjadi striktura totaL sedangkan pada striktura yang lebih berat, pernotongan striktura dikerjakan secara visual dengan memakai'pisau sachse Uretrotomi eksterna adalah tindakan operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis di antara jaringan uretra yang masih sehat. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 7. Komplikasi Obstruksi uretra yang lama menimbulkan stasis urine dan menimbulkan berbagai penyulit di antaranya adalah: infeksi saluran kemih, terbentuknya divertikel uretra/buli-buli, abses periuretra, batu uretra, fistel uretro-kutan, dan karsinoma uretra. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) 8. prognosis

Striktura uretra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani pemeriksaan yang teratur oleh dokter. Penyakit ini dikatakan sembuh jika setelah dilakukan observasi selama 1 tahun tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan. ( Dasar Dasar Urologi edisi kelima ) E. Mengapa pada ujung penis terlihat melembung seperti balloon ????? Karena pada fimosis kadang dapat ditemukan lubang uretra yang sempit dan kecil sehingga ketika miksi urin masuk dulu kedalam ruang antara prepusium dan glan penis yang kemudian akan meregang seperti balon. (Buku ajar ilmu bedah, wim de jong, EGC)

G. Mengapa makin lama makin terasa sakit dan melembungnya semakin besar ???? Karena urin yg tidak bisan keluar urin menuju ruangan antara glans penis dan preputium.

Anda mungkin juga menyukai