Disusun Oleh :
Ristianti 23149010061
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fimosis adalah kondisi ketika kulup penis terlalu ketat dan tidak bisa ditarik
ke belakang kepala penis. Pada laki-laki yang belum atau tidak disunat, penis
mereka masih mempunyai kulit kulup yang menutupi bagian ujung atau kepala
penis. Kulit kulup penis dapat ditarik ke belakang atau mengerut mundur saat
ereksi. Kulup berfungsi melindungi kepala penis dari gesekan dan kontak
langsung dengan pakaian.
Fimosis atau phimosis muncul dalam bentuk cincin ketat yang melingkari
kulup pada bagian sekitar ujung penis. Hal ini akan mencegah kulup tertarik
penuh hingga ke belakang. Jika seorang pria mengidap fimosis, kondisi ini akan
mengganggu proses berkemih, hubungan intim, dan meningkatkan risiko infeksi
saluran kemih.
2. Definisi
Fimosis adalah kondisi pada penis orang yang tidak disunat, sehingga kulup
tidak dapat ditarik ke atas karena menempel terlalu erat. Dari tampilan fisiknya,
penis terlihat memiliki cincin di ujungnya. Ada dua jenis fimosis, yaitu:
Fisiologis, yaitu kondisi yang terjadi pada anak-anak dan akan hilang dengan
sendirinya seiring berjalannya waktu.
3. Etiologi
Fimosis adalah kondisi yang hanya dapat terjadi pada laki-laki yang belum
sirkumsisi (sunat) saja. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak
dibanding dewasa. Berikut beberapa penyebab yang perlu diwaspadai:
a. Jaringan parut. Kondisi ini terjadi akibat infeksi daerah sekitar kulup.
Jaringan parut akan membuat elastisitas kulit berkurang.
b. Penuaan. Pada orang dewasa, penuaan membuat serat kolagen menurun,
sehingga elastisitas kulit menurun dan menyebabkan sulitnya kulup ditarik
ke belakang.
c. Penumpukan smegma. Smegma merupakan cairan putih yang terbentuk dari
jaringan kulit mati di bagian kepala dan kulup penis
4. Patofisiologi
Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya fimosis pada seorang
pria. Berikut ini beberapa di antaranya:
a. Mengalami infeksi saluran kencing berulang.
b. Mengalami infeksi pada ujung kulit penis.
c. Melakukan gerakan kasar secara berulang saat menarik kulup ke belakang,
sehingga menyebabkan lecet atau luka.
d. Mengalami cedera pada daerah kulup.
e. Mengalami eksim, yaitu kondisi kronis yang menyebabkan kulit menjadi
gatal, merah, kering, dan pecah-pecah.
f. Mengalami psoriasis, yaitu kondisi yang menyebabkan bercak kulit menjadi
merah, bersisik, dan berkerak.
g. Mengalami lichen planus, yaitu ruam gatal yang dapat mempengaruhi
berbagai area tubuh, tetapi tidak menular.
h. Mengalami lichen sclerosus, yaitu kondisi yang menyebabkan jaringan parut
pada kulup akibat iritasi saluran kemih.
5. Manifestasi klinik
6. Komplikasi
Meski merupakan kondisi yang normal pada anak, fimosis dapat menimbulkan
komplikasi berupa infeksi penis. Jika terjadi pada orang dewasa, fimosis dapat
menimbulkan komplikasi seperti:
7. pemeriksaan penunjang
Fimosis ditandai dengan kulup penis yang menempel ke kepala penis. Meski
normal, segera konsultasikan dengan dokter bila timbul gejala yang perlu
diwaspadai.
8. penatalaksanaan
9. prognosis
Prognosis dari fimosis akan semakin baik bila cepat didiagnosis dan ditangani
DAFTAR PUSTAKA