A. Definisi
Fimosis adalah suatu kondisi dimana prepusium tidak dapat diretraksi ke arah
glans penis. Pada akhir tahun pertama kehidupan, retraksi kulit prepusium ke belakang
sulkus glandularis hanya dapat dilakukan pada sekitar 50% anak laki-laki dan kejadian
melekat pada bagian kepala penis dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air
kemih, sehingga bayi dan anak jadi kesulitan dan kesakitan saat kencing. Sebenarnya
yang berbahaya bukanlah fimosis sendiri, tetapi kemungkinan timbulnya infeksi pada
uretra kiri dan kanan, kemudian ke ginjal. Infeksi ini dapat menimbulkan kerusakan pada
ginjal.
Merupakan kondisi penis dengan kulit yang melingkupi kepala penis (glans) tidak
bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup,prepuce,
preputium, foreskin). Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga
dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian
dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga
hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka.
Apabila preputium melekat pada glans penis, maka cairan smegma, yaitu cairan
putih kental yang biasanya mengumpul di antara kulit kulup dan kepala penis akan
terkumpul di tempat itu, sehingga mudah terjadi infeksi. Umumnya tempat yang diserang
infeksi adalah ujung penis, sehingga disebut balantis. Sewaktu anak buang air kecil,
anak akan menjadi rewel dan yang terlihat adalah kulit preputium terbelit dan
didapat. Fimosis kongenital (true phimosis) terjadi apabila kulit preputium selalu melekat
erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring
bertambahnya usia serta diproduksinya hormone dan faktor pertumbuhan, terjadi proses
keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam
preputium sehingga akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis. (Muslihatun,
2010:161)
B. Prevalensi
Diperkirakan 96 dari 100 bayi laki-laki lahir dengan fimosis fisiologis. Pada tahun
pertama kehidupan, sekitar 50% anak laki-laki dapat meretraksi preputium hingga sulkus
glandularis, angka ini meningkat menjadi 89% pada usia tiga tahun. Pada usia 6-7 tahun
terdapat 8% anak yang masih mengalami fimosis, dan sebesar 1% pada usia 16-18
menemukan bahwa fimosis merupakan indikasi yang paling sering ditemui (46,5%),
diikuti dyspareunia (17,8%), balanitis (14,4%), dan fimosis bersamaan dengan balanitis
(8,9%).
Insiden fimosis patologis adalah 0,4 per 1000 anak laki-laki per tahun, jauh lebih
kecil dibanding fimosis fisiologis. Namun demikian, masih banyak terdapat misdiagnosis
yang menyebabkan kecemasan pada orang tua dan tingginya rujukan ke urologi. Dari
semua kasus rujukan ke bagian urologi, hanya 8-14,4% yang merupakan “true” fimosis
(dari kanan ke kiri) Gambar derajat keparahan fimosis dari paling ringan ke paling parah
D. Etiologi
Fimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup
dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi
melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya, bisa
dari bawaan dari lahir atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan.
(Putra,2012:394)
Etiologi fimosis fisiologi adalah kondisi normal perkembangan bayi di masa awal
kehidupan, di mana lapisan epitel pada glans dan preputium mengalami perlekatan.
Preputium yang melekat pada glans akan terpisah seiring pertambahan usia. Upaya
menarik paksa preputium pada fimosis fisiologis dapat menyebabkan microtear (robekan
mikro), infeksi, dan perdarahan dengan konsekuensi sekunder berupa jaringan parut
penis
Upaya penarikan paksa preputium pada fimosis fisiologis dapat membentuk jaringan
progresif yang melibatkan preputium, glans, dan kadang termasuk uretra. Proses
patologis BXO menyebabkan skar stenosis yang tampak pucat pada preputium.
Pasca sirkumsisi : jika selama prosedur terdapat preputium yang tidak tereksisi
dengan baik akan menyisakan bagian tepi yang sembuh di depan meatus dengan
lahir, karena terdapat adesi alamiah antara preputium dengan glans penis. Sampai usia
3-4 tahun, penis tumbuh dan berkembang. Debris yang dihasilkan oleh epitel preputium
dengan glans penis. Smegma terjadi dari sel-sel mukosa preputium dan glans penis
Ereksi penis yang terjadi secara berkala membuat preputium terdilatasi perlahan-
lahan sehingga preputium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke arah proksimal. Pada
usia 3 tahun, 90% preputium sudah dapat diretraksi. Pada sebagian anak, preputium
tetap lengket pada glans penis, sehingga ujung preputium mengalami penyimpangan
Biasanya anak menangis dan pada ujung penis tampak menggelembung. Air
kemih yang tidak lancar, kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang
tidak dapat diduga. Kalau sampai terjadi infeksi, anak akan menangis setiap buang air
kecil dan dapat pula disertai demam. Ujung penis yang tampak menggelembung
disebabkan oleh adanya penyempitan pada ujung preputium karena terjadi perlengketan
dengan glans penis yang tidak dapat ditarik ke arah proksimal. Adanya penyempitan
tersebut menyebabkan terjadi gangguan aliran urin pada saat miksi. Urine terkumpul di
ruang antara preputium dan glans penis, sehingg ujung penis tampak menggelembung.
F. Gejala
Gejala yang sering terjadi pada fimosis menurut (Rukiyah,2010:230) diantaranya:
Bayi atau anak sering menangis sebelum urin keluar/air seni keluar tidak lancer
Timbul infeksi
G. Diagnosis
Jika prepusium tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat diretraksi, atau
menjadi cincin konstriksi saat ditarik ke belakang melewati glans penis, harus diduga
adanya disproporsi antara lebar kulit prepusium dan diameter glans penis. Selain
konstriksi kulit prepusium, mungkin juga terdapat perlengketan antara permukaan dalam
prepusium dengan epitel glandular dan atau frenulum breve. Frenulum breve dapat
H. Tatalaksana
Observasi
waiting. Strategi ini perlu diiringi dengan penjelasan kepada orang tua untuk menjaga
higiene preputium dan tidak dianjurkan melakukan tarikan paksa pada preputium.
Sekitar 90% preputium dapat diretraksi ketika anak berusia 3 tahun, dan hanya 1%
lokal, imunosupresi, dan efek menipiskan kulit dipercaya berhubungan dengan resolusi
pada fimosis.
(BXO) menunjukkan hasil yang kurang baik, hanya 10% yang menunjukkan respon
Retraksi manual
paksa dapat menimbulkan re-adhesi preputium dan glans pada 68% pasien yang
mendapatkan terapi retraksi. BXO umumnya terjadi akibat retraksi paksa preputium.
Kombinasi retraksi manual dengan kortikosteroid topikal menunjukkan hasil yang lebih
baik.
Pembedahan
terbuka. Sirkumsisi dilakukan pada fimosis patologis, BXO, balanitis atau balanoposthitis
Sirkumsisi tidak dianjurkan pada pasien dengan kelainan kongenital pada penis,
seperti hipospadia atau buried penis, infeksi lokal akut, dan gangguan koagulopati.
o Prepusioplasti
fimosis. Tindakan ini akan menghasilkan gambaran yang mirip dengan prosedur dorsal
slit, dengan retraksi reguler preputium maka akan memungkinkan retraksi normal pada
preputium.
cepat, kurangnya angka kesakitan, dapat mempertahankan daerah erogen dan fungsi
I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak /bayi yang mengalami fimosis, antara
lain terjadinya infeksi pada uretra kanan dan kiri akibat terkumpulnya cairan smegma
dan urine yang tidak dapat keluar seluruhnya pada saat berkemih. Infeksi tersebut akan
naik mengikuti saluran urinaria hingga mengenai ginjal dan dapat menimbulkan
(diretraksi) pada umur 3 tahun. Ketidakmampuan untuk meretraksi kulup zakar sebelum
umur ini dengan demikian fimosis patologis dan fimosis merupakan indikasi untuk
dikhitan. Fimosis adalah ketidakmampuan kulup zakar untuk diretraksi pada umur
tertentu yang secara normal harus dapat diretraksi. Fimosis dapat kongenital/sekuele
cincin fimosis/khitan. Akumulasi smegma di buah kulup zakar infatil fimosis patologis