Definisi
Epidemiologi
Insiden fimosis patologis di England dan Western Australia 0,4 per 1000
kelahiran hidup bayi laki-laki pertahun. 10% laki-laki mengalami fimosis
fisiologis pada usia 3 tahun dan sebagian besar dari mereka memiliki kulup yang
hanya dapat di tarik sebagian. 1-5% laki-laki akan memilki non-rectractible kulup
pada usia 16 tahun. Pada sebuah studi di Denmark 95% dari kasus fimosis
merupakan indikasi untuk di lakukan operasi kulup pada umur di bawah 18 tahun.
Sisanya 5% menjalani operasi karena frenulum pendek yang menyebabkan
masalah selama ereksi. Sembilan pasien membutuhkan operasi kedua karena
fimosis berulang.3,4
Etiologi
Patofisiologi
Preputium atau kulup merupakan lipatan kulit yang menutupi glans penis dan
bersifat retractile (mudah ditarik). Preputium biasanya berkembang pada minggu
kedelapan hingga kesembilan masa gestasi dan melindungi glans penis yang
masih belum berkembang. Selama pertumbuhan akan terjadi pemisahan dari
lapisan preputium dan epithel glans penis, akan tetapi pada fimosis fisiologis
terjadi proses pemisahan yang tidak sempurna. Hal ini dikarenakan preputium
melekat secara erat pada glans penis. Sedangkan pada fimosis patologis, kondisi
ini biasanya disebabkan oleh inflamasi pada preputium yang berasal dari
kebersihan yang kurang, balanoposthitis, retraksi paksa, dan trauma lainnya.6
Manifestasi Klinis
1. Fimosis Fisiologis
Fimosis fisiologis terjadi pada anak-anak dengan kulup penis ketat pada saat
lahir dan anak laki-laki dibawah usia 5 tahun.7 Pada fimosis fisiologis, kondisi
yang tidak mengancam jiwa mungkin terjadi umumnya pada laki-laki yang tidak
disirkumsisi, termasuk adanya kista terkait dengan produksi smegma dan adanya
ballooning tanpa nyeri pada saat buang air kecil. Kondisi ini dianggap normal
karena dapat diatasi dengan retraksi manual serta tidak akan meninggalkan bekas
luka.8,9
2. Fimosis Patologis
Fimosis patologis terjadi karena ada jaringan parut, infeksi maupun inflamasi.
Retraksi kulup dapat menyebabkan perdarahan, jaringan parut, dan trauma psikologis
bagi anak dan orang tua. Jika ada ballooning dari kulup saat buang air kecil, kesulitan
dengan buang air kecil, retensi urin, kencing terasa sakit (disuria), ereksi
menyakitkan, infeksi berulang pada kulup (balanoposthitis), parafimosis (kulup
terjebak dalam posisi ditarik dibelakang kepala penis), atau infeksi saluran kemih,
harus segera dilakukan pengobatan dan memerlukan perawatan lebih lanjut.7,8
Penegakan Diagnosis
Fimosis fisiologis adalah jenis fimosis yang tidak berbahaya dan dapat terjadi
akibat beberapa faktor seperti adanya adesi, maupun smegma. Adesi terjadi akibat
kulit bagian luar glans penis dan glans penis menempel kuat sehingga terlihat seperti
menyatu, kondisi seperti ini biasanya terjadi pada saat anak-anak dan akan terpisah
apabila sudah memasuki fase remaja.18 Smegma merupakan kumpulan sel epitel yang
sudah mati yang tertimbun dibawah kulit luar glans penis, sehingga akan terbentuk
seperti benjolan di sekitar korona penis. Benjolan ini dapat menghambat kulit
preputium dan akan menjadi fimosis. Smegma biasanya juga terjadi pada saat anak-
anak dan akan menghilang pada saat remaja.
Fimosis patologis adalah kondisi inflamasi kronis yang terjadi pada kulit
preputium glans penis atau uretra sehingga terjadi fimosis.19 Fimosis patologis
merupakan jenis fimosis yang lebih berbahaya dari fimosis fisiologis. Fimosis
patologis dapat dibedakan dari fimosis fisiologis dengan terdapatnya bekas luka atau
inflamasi yang terjadi pada kulit preputium glans penis.18 Fimosis patologis biasanya
terjadi disertai dengan beberapa gejala seperti iritasi penis, retensi urin, nyeri buang
air kecil (disuria), nyeri saat ereksi, atau infeksi saluran kemih. 16 Pada pemeriksaan
fisik dapat terlihat jaringan yang mengeras berbentuk cincin pada ujung kulit
preputium, bercak putih pada bagian ujung penis, atau penyempitan pada lubang
uretra.17
Penatalaksanaan
Perlu diperhatikan apabila pasien, khususnya pada pasien anak-anak
ditemukan riwayat ketidakmanpuan retraksi preputium, penting untuk
mengkonfirmasi apakah itu fimosis fisiologis atau patologis. Apabila telah dipastikan
bahwa fimosis pada anak tidak patologis, penting untuk meyakinkan orang tua bahwa
kondisi tersebut normal pada anak dengan usia tertentu. Menjaga kebersihan dan
higienitas preputium dan mukosa preputium dapat diajarkan oleh orang tua kepada
anak sehingga dapat mencegah terjadinya fimosis patologis. Preputium lama-
kelamaan akan dapat diretraksi dengan upaya pencucian biasa dengan air hangat dan
retraksi lembut selama anak mandi dan buang air kecil.3
Prognosis
Prognosis dan outcome dari fimosis dan parafimosis akan lebih baik apabila
kondisi penyakit ini semakin dini dan cepat didiagnosis dan ditangani.14
DAFTAR PUSTAKA
1. Wein, Alan J., Navoussi, Louis R., Partin, Alan W., Peters, Craig A. 2016.
Campbell-Walsh Urology.11th edition. Philadelphia: Elsevier
2. Macfarlane, Michael T. 2013. House Officer Series Urology. 5th edition.
Kentucky: Lippincott Williams and Wilkin
3. Shahid S K. Phimosis in Children. Journal of ISRN Urology. 2012
4. Hina Z Ghory MD, et.al. Phimosis and Paraphimosis. 2016
5. McGregor TB, Pike JG, Leonard MP. Pathologic and physiologic phimosis:
Approach to the phimotic foreskin. Canadian Family Physician.
2007;53(3):445-448.
6. Huang CJ. Problems of the Foreskin and Glans Penis. Clin Pediatr Emerg
Med [Internet]. Elsevier Inc.; 2009;10(1):56–9. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.cpem.2009.01.009