FIMOSIS
A. Definisi
Fimosis merupakan suatu keadaan ketika preputium pada penis tidak dapat
mengalami retraktil ke belakang glans penis pada pria yang belum disunat. Fimosis
terdiri atas dua yaitu fimosis fisiologis dan patologis. Fimosis fisiologis terjadi secara
alami pada bayi laki-laki dan merupakan hal yang normal (fisiologis), sedangkan istilah
fimosis patologis baru dapat digunakan ketika sebelumnya dapat preputium beretraksi
atau karena akibat dari luka.
B. Patofisiologi
Fimosis fisiologis terjadi akibat adhesi antara lapisan epitel preputium dan
kelenjar dalam. Perlekatan ini secara spontan akan larut dengan retraksi dan ereksi
preputium intermiten, sehingga seiring dengan pertumbuhan pria, fimosis fisiologis
akan sembuh seiring bertambahnya usia.
Hygiene yang buruk dan adanya balanitis atau balanoposthitis yang berulang
dapat menyebabkan luka yang kemudian akan timbul jaringan parut pada orifisium
preputial, yang menyebabkan fimosis patologis. Retraksi preputium secara paksa juga
dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan fimosis. Orang tua yang tidak
disunat berisiko terkena phimosis akibat hilangnya elastisitas kulit dan ereksi yang
jarang terjadi.
C. Epidemiologi
Sampai dengan 10% dari laki-laki akan memiliki fimosis fisiologis pada usia 3
tahun, dan persentase lebih besar pada anak-anak akan memiliki preputium yang hanya
sebagian yang dapat retraksi. 1-5% laki-laki akan memiliki preputium nonretractible
pada usia 16 tahun.
D. Etiologi
Fimosis fisiologis normal terdapat pada laki-laki yang baru lahir. Pembentukan
preputium selesai pada usia gestasi 16 minggu. Bagian dalam preputium dan glans penis
memiliki epitel mukosa yang sama dan menyatu saat lahir. Epitel ini akan terpisah
melalui deskuamasi dari waktu ke waktu seiring dengan faktor hormon dan
pertumbuhan yang tepat. Dengan demikian, sunat neonatal adalah perawatan bedah
anatomi normal.
Pada orang dewasa, fimosis terkadang dikaitkan dengan infeksi menular seksual
(STIs). Bisa juga disebabkan oleh sejumlah kondisi kulit yang berbeda termasuk:
Eksim - kondisi jangka panjang yang menyebabkan kulit menjadi gatal, merah,
kering dan pecah-pecah
Psoriasis - kondisi kulit yang menyebabkan bercak merah, bersisik, berkerak
kulit yang ditutupi sisik keperakan
Lichen planus - ruam gatal tidak menular yang dapat mempengaruhi banyak
area tubuh
Lichen sclerosus – kondisi parut kulit 3 hatam (dan terkadang glans) yang
mungkin disebabkan oleh iritasi urin pada pria dan anak laki-laki yang rentan.
E. Manifestasi Klinis
F. Tatalaksana
1. Menjaga hygiene preputium dan retraksi
Dengan mengajarkan pasien bagaimana cara menjaga preputium agar tetap
bersih penting agar tidak terjadi kejadian berulang lagi. Setiap harinya,
meretraksi preputium dan membersihkannya dengan air hangat secara lembut
dapat membantu menjaga kebersihan pada preputium dan mencegah terjadinya
infeksi.
2. Topical steroids
Topical steroid sudah dimasukkan kedalam treatment untuk fimosis. Fungsinya
sebagai anti-inflamasi, immunosuppressive, dan penipis kulit diyakini sebagai
mekanisme penyelesaian untuk fimosis. Pemberian topical steroid dinyatakan
aman dan dapat digunakan sebagai alternatif dari tindakan sirkumsisi, karena
setelah diteliti ternyata tidak ada dampak dari perubahan terhadap level kortisol
setelah diberikan dengan topical steroid.
3. Sirkumsisi
Sirkumsisi merupakan tindakan bedah yang bertujuan untuk menyingkirkan
preputium dan membuat glans penis tidak tertutupi. Prosedur ini telah bertahun-
tahun digunakan dan hampir secara universal dilakukan pada anak laki-laki
Yahudi dan Muslim. Terdapat bukti bahwa sirkumsisi dapat menurunkan resiko
terkena ISK, kanker penis, HIV, dan STD.
SKDI : 4A
4A. Bagaimana kaitan dari riwayat berhubungan seks dengan pekerja seks komersil
terhadap keluhan yang dialami saat ini?
Riwayat berhubungan seks dapat meningkatkan resiko terkena infeksi menular seksual
(STIs) yang kemudian dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadi fimosis.
Referensi: