Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL BELAJAR MANDIRI

SKENARIO D BLOK 24 TAHUN 2017

Disusun oleh:
Nama: Radhiyatul Husna
NIM: 04011181419032

Tutor: dr. Liniyanti D. Oswari, M.Sc.

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
Analisis masalah
1. Mrs. Retno, 30 years old woman P0A0 went to Puskesmas Semuntul due to discharge from
the vagina since 2 years ago. The discharge was excessively, smelly, itchy and disturbed her
daily activity.
a. Bagaimana hubungan usia dan riwayat kehamilan dengan kasus?
Jawab: Proporsi perempuan yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan
hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu
gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Dalam program keluarga berencana
leukorea juga merupakan salah satu efek yang sering dikeluhkan oleh akseptor pemakai
kontrasepsi hormonal dan IUD/AKDR, meskipun hal ini masih dianggap fisiologis.

b. Bagaimana sekret normal dari vagina?


Jawab: Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum
menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari
endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang
bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama laktobasilus doderlein.
Keputihan yang fisiologis terjadi pada:
- Bayi baru lahir kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh hormon estrogen dan
progesteron sang ibu.
- Masa sekitar menarche atau pertama kali datang haid.
- Setiap wanita dewasa yang mengalami kegairahan seksual, ini berkaitan dengan
kesiapan vagina untuk menerima penetrasi saat senggama.
- Masa sekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim.
- Kehamilan yang menyebabkan peningkatan suplai darah ke daerah vagina dan mulut
rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.

c. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme munculnya keluhan sekret Mrs. Retno?
Jawab: Basil doderlein mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga suasana
vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil doderlein
mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi
asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH 3,0 4,5 pada wanita
dalam masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah tumbuhnya
mikroorganisme patologis. Apabila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina
yang disebabkan oleh beberapa faktor, fungsi proteksi basil doderlein akan berkurang
dan terjadilah aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora
normal vagina. Progresivitas mikroorganisme patologis secara kinis akan memberikan
suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu
fungsi dari basil doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN dan terjadilah
leukorea.

d. Apa saja jenis-jenis keputihan yang abnormal?


Jawab: keputihan yang patologis berupa cairan eksudat yang berwarna, mengandung
banyak leukosit, jumlahnya berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas,
sehingga seringkali menyebabkan luka akibat garukan di daerah mulut vagina.
Keputihan yang patologis terjadi disebabkan oleh (Sibagariang E., 2010):
1. Infeksi. Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk ini
dengan serangkaian reaksi radang. Penyebab infeksi yakni:
1.1. Jamur. Jenis jamur Candida albicans adalah jamur paling sering
menyebabkan keputihan. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan infeksi
jamur candida seperti: pemakaian obat antibiotika atau kortikosteroid yang lama,
kehamilan, kontrasepsi hormonal, penyakit diabetes militus, penurunan kekebalan
tubuh karena penyakit kronis, selalu memakai pakaian ketat dan dari bahan yang
sukar menyerap keringat.
1.2. Bakteri. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan keputihan adalah :
Gonokokus, Clamidia trakomatis, Grandnerella, dan Treponema pallidum.
1.3. Parasit. Parasit yang sering menyebabkan keputihan adalah Trichomonas
vaginalis. Salah satu penularan T.vaginalis yang paling sering adalah dengan
koitus.
1.4. Virus. Sering disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes
Simpleks. HPV ditandai dengan kondiloma akuminata, cairan berbau dan tanpa
rasa gatal.
2. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
3. Benda asing. Kondom yang tertinggal atau pesarium untuk penderita hernia atau
prolaps uteri dapat merangsang sekret vagina berlebih.
4. Neoplasma jinak. Keputihan yang timbul disebabkan oleh peradangan yang terjadi
karena pertumbuhan tumor jinak ke dalam lumen.
5. Kanker. Gejala keputihan yang timbul karena kanker ialah cairan yang banyak berbau
busuk serta terdapat bercak darah yang tidak segar. Darah yang keluar disebabkan
oleh tumor yang masuk ke dalam lumen saluran genital kemudian tumbuh secara
cepat dan abnormal serta mudah rusak sehingga terjadi pembusukan dan pendarahan.
6. Menopause. Keputihan pada menopause tidak semuanya patologis. Pada wanita
menopause hormon esterogen telah berkurang sehingga vagina menjadi
kering.sehingga menyebabkan gatal yang memicu untuk terjadi luka kemudian
infeksi.
Menurut sumber lain keputihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,yaitu:
konstitusional, kelainan endokrin, inflamasi, dan penyakit-penyakit lain didaerah genital
wanita (Novak, 1957). Konstitusi adalah suatu keadaan seperti anemia, tuberkulosis,
nefritis kronis yang menyebabkan gangguan sirkulasi. Endokrin menyebabkan
hipersekresi dari kelenjar servikal yang dapat menyebabkan leukorrea (keputihan),
seperti perubahan endokrin yang diakibatkan siklus mensturasi. (Novak, 1957). Inflamasi
berdasarkan lokasi dibagi kepada vulvitis, vaginitis, serviksitis, endometritis, dan
salphingitis. Keputihan juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit lokal disekitar alat
genital wanita. (Novak, 1957)

2. She also complaining that she still doesnt have any baby after marriage for 1,5 years. She
hasnt been complaining about menstrual cycle and dosnt use contraception.
a. Bagaimana hubungan keputihan terhadap kesuburan?
Jawab: keputihan patologis yang dibiarkan atau tidak ditatalaksana dengan baik dapat
mengakibatkan komplikasi berupa infertil di masa yang akan datang akibat penjalaran
penyait secara ascending ke organ genitalia interna.
b. Apa makna klinis tidak memakai kontrasepsi dan tidak mengalami gangguan siklus
menstruasi?
Jawab: tidak memakai kontrasepsi dan tidak mengalami gangguan siklus menstruasi
menyingkirkan diagnosis banding leukorea dan infertil akibat efek samping kontrasepsi
dan akibat gangguan hormonal/ovulasi.

c. Bagaimana siklus menstuasi yang normal?


Jawab: Pada umumnya wanita atau seorang remaja putri mulai mengalami menstruasi
untuk pertama kalinya pada usia rata rata sekitar 9 sampai 14 tahun. Proses menstruasi ini
dimana proses siklus biologis seorang wanita bisa terjadi lebih kurang dari 30 - 50 tahun
lamanya sampai mereka masuk masa menopause. Siklus menstruasi normal umumnya
rentang waktu 21 sampai 35 hari untuk terjadi menstruasi berikutnya. Biasanya
Menstruasi akan berlangsung selama 2-7 hari Siklus menstruasi, yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir hingga hari pertama haid berikutnya, tidak sama pada setiap
wanita.

3. His husband work as a driver inter state and have sexual intercourse with other women was
denial.
a. Apa hubungan sosial ekonomi (pekerjaan) dengan kasus?
Jawab: keputihan, meskipun dapat dialami individu pada setiap tingkatan status ekonomi,
tetapi lebih sering terjadi pada individu dengan sosial ekonomi dan pendidikan yang
rendah akibat kurangnya pemahaman dan hygiene yang kurang baik sehingga rentan
terjadi infeksi.
b. Apa makna klinis adanya penyangkalan seksual intercourse suami dengan wanita lain?
Jawab: menyingkirkan diagnosis banding leukorea akibat penyakit infeksi menular
seksual dari suami.

4. In the examination finding:


Upon admission,she has been married for 1,5 years, P0A0, she hasnt been using any
contraception method, her LMP was 12.1.2017
Height= 153 cm, weight 58 kg
BP 120/80 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/m, VAS : 3
Head and neck examination within normal limit.
Pretibial edema (-)
a. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?
Tabel 1. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Fisik
Pemer Hasil Nilai Normal Interpretasi
iksaan Pemeriksaan
Fisik
TB IMT = 58/ IMT= 18,5- 25 Normal
BB 2
(1,53) = 24,77
BP 120/80 mmHg 120/80 mmHg Normal
HR 98x/min 60-100x/min Normal
RR 20x/min 16-24x/min Normal
VAS 3 Mild pain

Gambar 1. Interpretasi Visual Analog Scale


Sumber: www.endodontologyonweb.org
Kepal Dalam batas Normal
a & normal
leher
Tungk Pretibial Negatif Normal
ai Edema (-)

5. Gynecology examination:
Outer examination:
Abdomen was flat, simetrically, uterine not palpable, mass(-), pain (-), free fluid sign (-)
Inspeculo :
Portio wasnt livide, closed external os, fluor (+), whitehis with excessive and smelly, flexus
(-), erotion/laseration/polyp(-), uterine sondage was AF 6 cm.
Acetowhite (+) SCJ : clear border, mosaic pattern (-)
Vaginal toucher :
Portio was firm, closed externas os, uterine corpus within normal limit, left and right
adnexal and parametrial within normal limit, douglas pouch within normal limit.
a. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksan gynecology?
Jawab:
Tabel 2. Interpretasi dan Mekanisme Abnormal Hasil Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Normal Interpretasi Mekanisme Abnormal
Ginekology
Outer examination: Tidak ada Normal -
Abdomen was flat, kelainan
simetrically, uterine not
palpable, mass (-), pain
(-), free fluid sign (-)
Inspeculo: Tidak ada Normal Fluor(+), Hal ini terjadi
Portio wasnt livide, kelainan karena terdapat infeksi
closed external os., mikroorganisme, dapat
fluor (+), whitehis with berupa bakteri, jamur ataupun
excessive and smelly, parasit. Progresifitas
fluxus (-), mikroorganisme patologis
erotion/laseration/poly secara klinis akan
p (-), uterine sondage memberikan suatu reaksi
was AF 6cm inflamasi di daerah vagina.
Sistem imun tubuh akan
bekerja membantu fungsi dari
basil Doderlain sehingga
terjadi pengeluaran PMN,
maka terjadilah leukorea.
Inspekulo IVA: Tidak ada Abnormal Asam asetat akan
acetowhite (+), Kelainan memperngaruhi sel epitel
yang tidak normal dan akan
meningkatkan osmolaritas
cairan ekstraseluler. Cairan
ekstraseluler menjadi
hipertonik, sehingga
membuat cairan intra seluler
masuk ke cairan ekstra
seluler. Jarak antar sel
menjadi dekat, akibatnya
cahaya yang datang tidak
menginfiltrasi stroma.
Cahaya tersebut akan
dipantulkan kembali dan
membuat permukaan epitel
yang abnormal menjadi
berwarna putih.
Mosaic pattern (-) Tidak ada Normal -
kelainan
SSJ clear border Normal Tidak ada tanda -
keganasan

6. USG result :
Uterine was anteflexion , size and shape within normal limit
Both of adnexa within normal limit
C/ there is no internal genitalia disorder
Laboratory :
HB 11,9 g/dl, PLT : 265.000/mm3, WBC : 12.000/mm3
a. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan diatas?
Jawab:
Tabel 3. Interpretasi pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai normal Intrerpretasi
Penunjang
USG Uterus antefleksi, - Normal
ukuran dan bentuk
dalam batas normal,
kedua adneksa
dalam batas normal,
tidak ada kelainan
pada genitalia
interna
Laboratorium Hb 11,9 g/dl 12-16 g/dl Masih dalam batas
normal
PLT : 265.000/mm3
150.000- Normal
400.000/mm3
WBC : 12.000/mm3 5.000-10.000/mm3 Meningkat
Semua dalam batas normal kecuali WBC meningkat. Hal ini terjadi akibat infeksi pada
organ genitalia yang memicu sistem imun untuk bereaksi dan membunuh
mikroorganisme patogen.

7. Aspek klinis
a. Diagnosis banding
Jawab:
Tabel 4. Beberapa Mikroorganisme Penyebab Vaginal Discharge/leukorea
Vaginosis bacterial Kandidosis vulvovaginalis Trichomoniasis
Definisi Sindrom perubahan ekosistem Infeksi vagina dan atau Infeksi saluran urogenital
vagina dimana terjadi vulva yang disebabkan bagian bawah pada wanita
penggantian dari lactobacillus oleh genus Candida yang disebabkan oleh
yang normal memproduksi dengan berbagai Trichomonas vaginalis
H2O2 di vagina dengan bakteri manifestasi klinik yang
anaerob. dapat berlangsung akut,
kronik, atau episodik.
Etiologi Gardnerella vaginalis C.albicans (85-90%) Trichomonas vaginalis
Gram negatif Memiliki spora Parasit anaerob
Berbentuk batang bulat dan lonjong Mempunyai 4
Tes katalase, oksidase, Kadang ada yang flagel, bergerak seperti
reduksi nitrat, indole, dan menonjol di dinding spora gelombang
Urease semuanya positif (budding) disebut sebagai Hidup dalam
Anaerob fakultatif pseudohifa suasana pH 5-7.5
C. glabrata dan Suhu 50oc mati dalam
C.parapsilosis (5-10%) beberapa menit, namun
pada suhu 0o dapat
bertahan sampai 5 hari
Gambaran Kriteria AMSEL Duh tubuh vagina Pada kasus akut
pH vagina >4,5 dapat berwarna putih Sekret vagina
Ditemukannya clue atau kuning, tidak seropurulen berwarna
cell pada sediaan basah berbau atau sediki kekuningan, kuning-
Amin test / sniff test berbau masam, hijau
(+) menggumpal seperti Sekret berbau tidak
Duh tubuh vagina cottage cheese atau enak dan berbusa
melekat pada dinding butir-butir kepala susu Dinding vagina
vagina,homogen, putih Vulva pruritus, tampak sembab dan
keabu-abuan eritem, iritasi, lesi kemerahan
satelit Pada dinding
Dapat diperhatikan pula: Rasa terbakar vagina dan serviks
Bau lebih menusuk Dispareunia terbentuk abses kecil
setelah senggama Gambaran yang yang tampak sebagai
Darah menstruasi khas adalah adanya granulasi berwarna
berbau abnormal pseudomembran merah disebut juga
Iritasi daerah vagina berupa bercak putih strawberry
atau sekitar vagina (gatal, kekuningan pada appearance
rasa terbakar) permukaan vulva atau Disparenia
50% bersifat dinding vagina yang Perdarahan pasca
asimptomatik disebut vaginal coitus
trush
Pada kasus kronik
Gejala lebih ringan
Sekret biasanya
tidak berbusa

b. Algoritma diagnosis
Jawab:
1. Anamnesis
1.1. Umur, harus diperhatikan pengaruh esterogen pada bayi ataupun wanita dewasa.
Pada wanita usia lebih tua diperhatikan kemungkinan keganasan terutama kanker
serviks.
1.2. Metode kontrasepsi yang dipakai, pada penggunaan kontrasepsi hormonal dapat
meningkatkan sekresi kelenjar serviks yang dapat diperparah dengan adanya infeksi
jamur.
1.3. Kontak seksual, merupakan salah satu penyebab penyebaran penyakit.
1.4. Perilaku, suka tukar menukar alat mandi atau handuk, serta cara membilas vagina
yang salah juga merupakan faktor terjadinya keputihan.
1.5. Sifat keputihan, yang diperhatikan adalah jumlah, bau, warna dan konsistensinya,
keruh/jernih, ada/tidaknya darah, dan telah berapa lama. Hal ini penting dalam
menegakkan penyebab terjadinya keputihan.
1.6. Menanyakan kemungkinan mensturasi atau kehamilan.
1.7. Masa inkubasi
2. Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik berguna untuk mendeteksi adanya kemungkinan
penyakit kronis. Pemeriksaan fisik yang khusus yang harus dilakukan adalah
pemeriksaan genital yang meliputi : inspeksi dan palpasi genital eksterna, pemeriksaan
spekulum untuk melihat vagina dan serviks, pemeriksaan pelvis bimanual.
3. Pemeriksaan laboratorium.
3.1. Penentuan pH menggunakan kertas indikator (normal 3,0 4,5)
3.2. Penilaian sediaan basah dengan KOH 10% dan garam fisiologis. Trichomonas
vaginalis akan terlihat jelas dengan garam fisiologis sebagai parasit berbentuk
lonjong dengan flagellnya dan gerakannya yang cepat. Sedangkan Candida albicans
dapat dilihat jelas dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora). Pada infeksi
Gardnerella vaginalis akan dijumpai clue cell yang merupakan ciri khasnya.
3.3. Pewarnaan gram.
3.4. Kultur, untuk menentukan kuman penyebab.
3.5. Pemeriksaan serologis, untuk mendeteksi Herpes genitalis dan Human Papiloma
virus dengan pemeriksaan ELISA.
3.6. Tes pap smear, tes ini ditunjukkan untuk mendeteksi adanya keganansan pada
serviks, infeksi termasuk Human Papiloma virus, peradangan, sitologi hormonal dan
evaluasi hasil terapi.

c. Diagnosis kerja
Jawab: Leukorea ec suspect vaginitis bakterial

d. Etiologi
Jawab: sebelumnya sudah sedikit dibahas di jawaban 1d. berikut leukorea yang disebabkan
oleh mikroorganisme:
1. Bakteri Gardnerella vaginalis. Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik
dan kadang dianggap sebagai bahan dari mikroorganisme normal dalam vagina karena
seringnya ditemukan. Bakteri batang gram positif ini biasanya mengisi penuh sel epitel
vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue cell. Gardnerella
vaginalis menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang
menimbulkan bau amis seperti ikan, cairan vagina tampak berwarna keabu-abuan dan
pHsekret vagina > 4,5 ( pH normal adalah < 4,5).
Secara klinik menurut Amsel (1983), untuk menegakkan diagnosis vaginosis
bakterial harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu:
a. Sekret vagina homogen, tipis, putih keabu-abuan, melekat pada dinding
vagina.
b. pH vagina >4,5.
c. Bau amis dari vagina setelah penambahan KOH 10%. Whiff test dinyatakan positif:
bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan penambahan KOH 10 % pada sekret
vagina. Bau disebabkan pelepasan amin terutama putresin dan kadaverin dan asam
organik hasil alkalisasi bakteri anaerob.
d. Adanya clue cell (lebih dari 20 %). Identifikasi clue cell pada preparat basah
saline :clue cell yang merupakan epitel vagina yang terlepas dimana pada
permukaan sel-sel ini terdapat bintik-bintik keabuan, penuh dengan Gardnerella
vaginalis merupakan gejala patognomonis dari vaginosis bakterial.
Untuk diagnosis vaginosis bakterial berdasarkan patokan jumlah clue cell 20%
dari seluruh jumlah sel epitel vagina per lapangan pandang. Jumlahnya dihitung
berdasarkan jumlah rata-rata dari 5 area pada satu lapang pandang.
clue cell memiliki tepi yang ireguler dan sitoplasmanya dipenuhi dengan bakteri,
memberikan gambaran granuler.
2. Klamidia trakomatis. Infeksi klamidia sering ditemukan pada wanita
dewasa yang seksual aktif. Infeksi klamidia ini juga didapatkan pada
bayi dan anak- anak. Infeksi pada bayi didapatkan pada masa perinatal.
Resiko penularan dari ibu dengan infeksi klamidia pada bayinya saat
kelahiran diperkirakan 50%. Infeksi pada bayi yang paling sering
didapatkanadalah konjungtivitis neonatal, terjadi pada 20 50% bayi
yang dilahirkan dengan infeksi klamidia trakomatis. Klamidia ini
mempunyai dinding sel kuman gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron,
berbentuk sferis, tidak bergerak.
3. Gonokokus. Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi
karena kontak seksual. Biasanya pada wanita mengenai membran
mukosa uretra dan endoserviks, selanjutnya infeksi akan menyebar ke
jaringan yang lainnya. Neisseria gonorrhoeae ini merupakan bakteri
gram negatif, diplokokkus, berdiameter 0,6 1,0 m, koloni berbentuk
cembung, berkilau, sifat mukoid, transparan, tidak berpigmen. Bersifat
fakultatif aerobik. Bakteri ini dapat ditemukan ekstraseluler dan
intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear ( neutrofil).
4. Treponema pallidum. Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis.
Sifilis termasuk penyakit akibat hubungan seksual yang disebabkan oleh
Treponema pallidum dan mempunyai beberapa sifat, yaitu : perjalanan
penyakitnya sangat kronis, dalam perjalannya dapat menyerang semua
organ tubuh, mempunyai masa laten, dapat kembali kambuh ( rekuren),
dan dapat ditularkan dari ibu ke janinnya .
Bakteri berbentuk spiral yang ramping. Lengkung spiralnya secara teratur terpisah
satu dengan yang lain. Organisme ini bergerak aktif pada mikroskopis lapangan
gelap. Berotasi dengan cepat disekitar endoflagelnya bahkan setelah menempel pada
sel melalui ujungnya yang lancip. Aksis panjang spiral biasanya lurus tetapi
kadang-kadang melingkar, yang membuat organisme tersebut kadang-kadang
membentuk lingkaran penuh dan kemudian akan kembali lurus ke posisi semula.
5. Jamur : Candida albicans. Candida adalah mikroorganisme oportunis,
dapat dijumpai diseluruh badan, terutama di mulut, kolon, kuku, vagina
dan saluran anorektal. Candida sp yang paling sering menyebabkan
infeksi kandidiasis vulvavaginalis adalah candida albikan. Selain itu ada
spesies candida non albikan yang bisa menginfeksi adalah candida
galbrata.
Pada umumnya infeksi disebabkan adanya kolonisasi yang berebihan dari spesies
kandida yang sebelumnya bersifat komensal pada vulva dan vagina. Pasangan
penderita biasanya juga akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling
menularkan antara pasangan ini disebut sebagai fenomena ping-pong.
Spesies kandida menghasilkan koloni berwarna putih kecoklatan sampai
kekuningan dengan bau seperti ragi, bulat dan besar ( berukuran 3 6 m ),
pertumbuhannya cepat dan menjadi dewasa dalam waktu 3 hari. Permukaan koloni
licin, halus, mengkilat dan kering, mempunyai budding, hifa danpseudohifa.
6. Parasit : Trichomonas vaginalis. Trichomonas vaginalis merupakan
satu-satunya spesies Trichomonas yang bersifat patogen pada manusia
dan dapat dijumpai di traktus urogenital. Biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual.
Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan pada sediaan basah
mudah terlihat karena gerakannya yang menghentak- hentak. Cairan yang keluar
dari vagina biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan berbau. Leukorea
oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan timbul rasa
nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih.
Trichomonas vaginalis ini berbentuk buah pir dengan satu membran bergelombang
pendek yang dilapisi flagelum dan empat flagela anterior. Parasit ini paling baik
tumbuh pada 35-37 C dalam keadaan anerobik, kurang dapat tumbuh pada keadan
aerobik, organisme ini tidak dapat hidup pada keasaman vagina normal
7. Virus : Virus Herpes Simpleks Genitalis. Herpes simpleks genitalis
dapat ditularkan melalui kontak seksual tetapi tidak dapat ditularkan
melalui udara atau melalui air, misalnya jika seseorang berenang di
kolam renang. Herpes simpleks disebabkan oleh Herpes Virus Hominis
atau Herpes Simpleks virus merupakan salah satu infeksi yang tersering
pada manusia. Struktur virus terdiri atas genom DNA untai ganda linier
berbentuk toroid, kapsid, lapisan tegumen dan selubung. Infeksi dapat
berupa kelainan pada daerah orolabial serta daerah genital, dengan
gejala khas adanya vesikel berkelompok di atas dasar yang eritema. Ada
2 tipe mayor antigenik dimana Herpes Simpleks virus tipe I
berhubungan dengan infeksi pada wajah dan Herpes Simpleks virus tipe
II berhubungan dengan infeksi genital. Pada awal infeksi yang
disebabkan Herpes simpleks tampak kelainan kulit seperti melepuh
terkena air panas yang kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti
borok dan pasien merasa sakit.
e. Patofisiologi
Jawab: Lactobacillus acidophilus/ doderlein merupakan bakteri yang dominan dalam
ekosistem vagina. Lactobacillus membantu mempertahankan pH vagina normal (3,5 4,5)
dengan memproduksi asam laktat, yang menyeimbangkan ekosistem vagina (Smith M.,
2000).
Keputihan diakibatkan oleh perubahan pH disekitar alat genital yang awalnya bersifat asam
menjadi lebih basa. pH asam pada genital wanita berfungsi sebagai mekanisme pertahan alat
genital terhadap patogen-patogen didaerah tersebut, pH yang berubah menjadi basa tidak
hanya menyebabkan patogen bisa mengivasi daerah genital tetapi juga flora-flora normal
yang ada pada daerah genital menjadi bersifat patogen. Adanya keadaan ini menyebabkan
vagina mengeluarkan sekret yang tergantung kepada penyebab ataupun mikroorganisme
yang menyebabkan keputihan. Manifestasi dari keputihan tergantung kepada penyebab
keputihan (Sibagariang E., 2010)

f. Manifestasi klinis
Jawab:
Keputihan mempunyai berbagai penyebab infeksi, salah satu cara memastikan
mikroorgnisme penyebab keputihan adalah dengan melihat discharge-nya:
- Bakteri, gejala : cairan bau amis (fishy, pH 6-7), warna putih atau abu-abu.
- Parasit,gejala : cairan bau amis (fishy, pH 6-7), warna hijau atau kuning.
- Jamur, gejala : cairan berwarna putih berbusa, pH< 4,5 (REES.M , 2008)
- Penyebab lain : cairan bewarna putih berbusa, pH >4,5 (REES.M , 2008)

g. Tata laksana, followup


Jawab :
Tabel 5. Tatalaksana Leukorea sesuai etiologi
Sumber: https://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/reproduksi/leukorrhea-keputihan/
Obat obatan untuk keputihan Patologis :
1 Antiseptik : PovidoneIodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang dilengkapi dengan alat
douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai anti infeksi yang disebabkan
jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau sensitif
pemakaian harus dihentikan.
2 Antibiotik
Clotrimazole: Memiliki aktivitas anti jamur dan ant ibakteri. Untuk infeksi kulit
dan vulvovaginitis yang disebabkan oleh Candida albicans. Efek samping:
pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar, eritema, edema, gatal dan urtikaria.
Sediaan: Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1% dioleskan 2 kali
sehari. Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan sekali sehari pada
malam hari selama 7 hari atau tablet vagina 500 mg dosis tunggal.
Tinidazole: Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk memberantas
infeksi protozoa. Efek samping obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan
kelebihan tidak perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek
sampingnya. Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi
Trichomonas. Biasa dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk
sediaan yang ada adalah vaginal tablet.
Metronidazole: Diberikan peroral (2 gram sebagai dosis tunggal, 1gr setiap 12 jam
x2 atau 250 mg 3x sehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis.
Diberikan 500 mg 2x sehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual
untuk infeksi Gardnerella vaginalis. Efek samping adalah mual kadang kadang
muntah, rasa seperti logam dan intoleransi terhadap alkohol. Metronidazol tidak
boleh diberikan pada trimester pertama kehamilan.
Nimorazole: Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain
dalam sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
Penisilin
1 Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya makanan
dalam saluran cerna
2 Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak terhambat
makanan dalamabsorbsinya.
Sediaan dan posologi
Ampisilin : - Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin : Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup
125mg/5mL dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
3 Anti jamur : Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap obat
ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi dengan
sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan sebagai
obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan digunakan
pada luka terbuka.
4 Anti-Virus : Asiklovir
Kerjanya dengan menghambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral,
injeksi dan krim untuk mengobati herpes di labia. Efek samping: Oral : pusing, mual,
diare, sakit kepala. Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit. Kontraindikasi : tidak
boleh digunakan pada ibu hamil.

h. Pencegahan dan edukasi


Jawab:
Membersihkan bagian luar kemaluan setelah buang air kecil atau air besar, sebaiknya
menggunakan air dan bersihkan dari depan ke belakang.
Ketika haid, wanita dianjurkan sering mengganti pembalut wanita terutama pada hari-
hari yang banyak darah keluar. Ini karena darah adalah media yang ideal untuk bakteri
berkembang biak. Bagi wanita yang menggunakan tampon mereka harus ingat untuk
menggantinya.
Hindari membersihkan alat kelamin dengan sabun karena dapat menyebabkan
kekeringan dan iritasi kulit atau gatal. Beberapa wanita sensitif dan alergi pada pewangi
dalam buih sabun.
Pasangan suami istri dianjurkan membersihkan alat kelamin dengan air sebelum dan
setelah hubungan seks untuk kebersihan yang optimal.
Rutinkan untuk membuang air kecil setengah jam setelah hubungan seks untuk
mengurangi risiko infeksi pada kandung kemih. Praktek ini efektif untuk wanita yang
sering mengalami infeksi saluran kemih.
Hindari memakai pakaian dalam sintetis yang terlalu ketat karena menyebabkan kulit
berkeringat, tidak ada sirkulasi udara pada kulit dan akhirnya mendorong kuman
berkembang biak. Selalu keringkan kemaluan sebelum berpakaian.
Diet. Perbanyak konsumsi vitamin antioksidan seperti vitamin A, C, dan E. Begitu juga
vitamin B kompleks dan D direkomendasikan untuk daya tahan tubuh. Penggunaan
yogurt sebagai terapi oral lactobacillus dapat menurunkan angka rekuren. Pengendalian
faktor risiko dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum dinyatakan sembuh
atau menggunakan kondom.

i. Komplikasi
Jawab: Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah naik ke panggul sehingga terjadi
penyakit radang panggul. Komplikasi jangka panjang yang bisa terjadi yaitu kemungkinan
wanita tersebut akan infertil akibat rusak dan lengketnya organ genitalia interna terutama
tuba fallopi.

j. Prognosis
Jawab: Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan keputihan memberikan respon
terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan
perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif. Vaginosis bakterial
mengalami kesembuhan rata rata 70 80% dengan regimen pengobatan. Kandidiasis
mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %. Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata- rata
95 % (Amiruddin,2003).

Learning Issue
1. Anatomi dan fisiologi organ genitalia perempuan
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat
reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi
wanita bagian luar yang terletak di perineum.
1. Organ Genitalia Eksterna Wanita

Gambar 2. Organ Genitalia Wanita Eksterna


Sumber: http://medicine.academic.ru/126869/female_external_genitalia

1.1. Mons veneris/ Mons pubis. Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang
menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak).
1.2. Labia mayora. Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang
labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua
bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari: 1)
Bagian luar tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons
veneris. 2) Bagian dalam tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung
kelenjar sebasea (lemak).
1.3. Labia minora. Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam
bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kearah bawah klitoris dan
menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan 7 anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina
yaitu merah muda dan basah.
1.4. Klitoris. Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan
letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh darah
dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif analog dengan penis laki-laki.
Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
1.5. Vestibulum. Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum
terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan
kimia, panas, dan friksi.
1.6. Perinium. Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
1.7. Kelenjar Bartholin. Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh
dan mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
1.8. Himen (Selaput dara). Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat
rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
1.9. Fourchette. Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan labia minora. Di garis tengah berada
di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di
antara fourchette dan himen.
2. Organ Genitalia Interna Wanita.

Gambar 3. Organ Genitali Interna Wanita


Sumber: http://www.bionebio.com/10-best-medical-doctoral-pictures-images-of-female-
urinary-anatomy-diagram/uterus-and-adnexa-frontal-section-uterine-tube-fundus-uterus-
isthanus-anus-internal-cervix-cervical-female-urinary-anatomy-diagram-corpus/

2.1. Vagina. Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang dinding
anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11 cm.
Vagina terletak di depan rektum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan
saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator
ani oleh karena itu dapat dikendalikan. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan
melintang disebut rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina
menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina
di sebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik
anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina
mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5.
Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu
sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, alat
hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
2.2. Uterus. Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu/ buah peer terbalik yang terletak di 10 pelvis
minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris,
nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus
uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi,
corpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk
segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan
dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan
dengan kandung kemih. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia
wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan
multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum,
miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
- Peritoneum: a) Meliputi dinding rahim bagian luar; b) Menutupi bagian luar
uterus; c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat; d) pembuluh darah
limfe dan urat saraf; e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
- Lapisan otot: a) Lapisan luar: seperti Kap melengkung dari fundus uteri
menuju ligamentum; b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai
osteum uteri internum; c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan
tersebut membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah
ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit
rapat dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum
yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput
lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri,
tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot dasar panggul, ligamentum
yang menyangga uterus adalah ligamentum latum, ligamentum rotundum (teres
uteri), ligamentum infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii), ligamentum
kardinale machenrod, ligamentum sacro uterinum dan ligamentum uterinum.
a. Ligamentum latum: (1) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus
meluas sampai ke dinding panggul; (2) Ruang antara kedua lipatan berisi
jaringan ikat longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan ureter; (3)
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi
b. Ligamentum rotundum (teres uteri): (1) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba
menuju kanalis inguinalis dan mencapai labia mayus; (2) Terdiri dari otot polos
dan jaringan ikat; (3) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
c. Ligamentum infundibulo pelvikum: (1) Terbentang dari infundibulum dan
ovarium menuju dinding panggul; (2) Menggantung uterus ke dinding panggul ;
(3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium
d. Ligamentum kardinale machenrod: (1) Dari serviks setinggi osteum uteri
internum menuju panggul; (2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke
kiri; (3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
e. Ligamentum sacro uterinum: Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
machenrod menuju os sacrum
f. Ligamentum vesika uterinum: (1) Dari uterus menuju ke kandung kemih; (2)
Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan
Pembuluh darah uterus: a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri
sepanjang dinding lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar
endometrium membentuk arteri spinalis uteri b) Di bagian atas ada arteri ovarika
untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan
ramus ovarika.
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis dan
parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak pada
pertemuan ligamentum sakro uterinum.
2.3. Tuba Fallopi. Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai
rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai
dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba fallopi 12 cm dan
diameter 3-8 cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta
mukosa dengan epitel bersilia. Tuba fallopi terdiri atas : 1) Pars interstitialis
(intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum internum tuba; 2) Pars
istmika tuba, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian yang
paling sempit; 3) Pars ampuralis tuba, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk
s, dan; 4) Pars infindibulo tuba, bagian akhir tuba yang memiliki lumbai yang
disebut fimbriae tuba.
Fungsi tuba fallopi : 1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum
uteri; 2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi; 3) Sebagai saluran
dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi; 4) Tempat terjadinya konsepsi; 5) Tempat
pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula
yang siap mengadakan implantasi.
2.4. Ovarium. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon hormon steroid. Letak: Ovarium ke
arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada
ligamentum latum melalui mesovarium. Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
- Korteks ovarii: a) Mengandung folikel primordial b) Berbagai fase pertumbuhan
folikel menuju folikel de graff c) Terdapat corpus luteum dan albikantes
- Medula ovarii: a) Terdapat pembuluh darah dan limfe b) Terdapat serat saraf
2.5. Parametrium. Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua
lembar ligamentum latum. Batasan parametrium: 1) Bagian atas terdapat tuba fallopi
dengan mesosalping; 2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri 3);
Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium; 4) Bagian belakang terdapat
ligamentum ovarii.

Daftar Pustaka

Hestiantoro, Andon. 2011. Ilmu Kandungan Sarwono Prawihardjo: Infertilitas. Edisi ke-3.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Jessica, Pricillia. 2016. Leukorea.
http://eprints.undip.ac.id/50770/3/Priscilla_Jessica_22010112130175_Lap._KTI_Bab2.pdf
diunduh pada 06-06-2017 pukul 18.20 WIB
Rachimhadhi, Trijatmo. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo: Anatomi Alat Reproduksi.
Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Sofoewan, M Sulchan. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo: Endometrium dan Desidua.
Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Anda mungkin juga menyukai