Anda di halaman 1dari 44

MODUL 4

INFEKSI DAN GANGGUAN HORMONAL PADA SISTEM REPRODUKSI

Skenario 4:
Atlit gimnastik dan kesehatan reproduksi
Nn.Ine, 20 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan keputihan yang berbau dan gatal sejak 3 hari
yang lalu. Ia seorang atlet senam gimnastik yang selalu mengenakan pakaian senam yang ketat dan
berkeringat banyak setelah latihan. Ia juga mengeluhkan haid yang tidak teratur. Haid yang
dialaminya terkadang terlalu dekat jaraknya, terkadang 3 bulan sekali, bahkan pernah sampai 6 bulan
sekali. Keluhan ini sudah dialaminya sejak pertama kali haid. Wajahnya juga terlihat ditumbuhi
banyak rambut halus diatas bibir dan berjerawat. Dokter menyatakan bahwa keluhan haidnya yang
tidak teratur dikarenakan oleh gangguan hormonal. Dokter juga menyarankan Nn.Ine untuk menjaga
hygiene tubuhnya dan melakukan pemeriksaan vaginal swab untuk mengetahui penyebab pasti
keputihannya agar dapat memberikan terapi yang tepat.

Bagaimana anda menjelaskan kondisi Nn.Ine?


JUMP 1
Terminologi
Jump 1: terminologi
1. keputihan/ flour albus: suatu keadaan dimana keluarnya cairan/
lendir dari vagina. Ini adalah suatu keadaan yang normal jika tidak
lebih dari 4 hari.
2. Vagina swab: pemeriksaan yang dilakukan dengan cara pengambilan
cairan/ lender pada vagina untuk menegakkan diagnosa
JUMP 2&3
Rumusan Masalah&Hipotesa
1. Mengapa Nn.Ine mengeluh keluhan keputihan yang berbau dan gatal sejak
3 hari yang lalu?
Jawab : - infeksi pada vagina
- karna benda asing
- karna hygiene yang buruk
- biasanya karna candidiasis vaginalis tidak seimbang flora normal
-gangguan hormon
2. Apakah umur mempengaruhi keluhan Nn.Ine?
Jawab : - mempengaruhi, umumnya terjadi pada usia reproduksi (18-24 tahun)
- biasanya terjadi setelah menarche
3. Apa mikroorganisme penyebab keluhan Nn.Ine?
Jawab : - bakterialis vaginalis
- candida albicans
4. Apakah ada hubungan keputihan dengan ia yang berprofesi sebagai atlet gymnastik
yang selalu memakai pakaian senam yang ketat dan berkeringat banyak?
Jawab : - ada hubungan sekitar 17%  beresiko keputihan
- personal hygiene salah satunya dalam membersihkan kemaluan
- pakaian ketat dan berkeringat membantu pertumbuhan jamur
5. Mengapa Nn.Ine mengeluhkan haid yang tidak teratur dan mengapa haid yang
dialami terkadang terlalu dekat,terkadang 3 bulan sekali,bahkan pernah 6 bulan
sekali?
Jawab : - fungsi hormon yang terganggu
- kelainan sistemik
- stress
- terjadi gangguan tiroid
- prolaktin yang berlebih
Gangguan siklus :
- polimenorea lebih pendek <21 hari
- oligomenorea lebih panjang >35 hari
- amenorea tidak ada haid 3 bulan berturut turut
- Atlet gnrh  supresi hormon  haid tidak teratur
6. Mengapa wajahnya ditumbuhi banyak rambut halus diatas bibir &
berjerawat?
Jawab : - kadar androgen pada tubuh hirsutisme
- hiperplasia adrenal
- obesitas
7. Apa pemeriksaan lain untuk keputihan?
Jawab : - tes pH keasaman lendir
- pap smear jaringan servix
- kadar FSH
- USG ovarium
- CT-SCAN, MRI adrenal ovarium
8. Apa Dx dan Dd untuk Nn.Ine?
Jawab : - Dx PCOS & candidiasis
- Dd cushing syndrom
9. Apa tujuan dan indikasi dari vaginal Swab pada Nn.Ine?
Jawab : - tujuan : memeriksa mikroorganisme pada vagina
- indikasi : pasien yang terkena infeksi berulang (ex: keputihan,radang
panggul)
10. Mengapa dokter meyarankan Nn.Ine untuk menjaga hygiene tubuhnya?
Jawab : mencegah untuk terjadinya keputihan lebih lanjut
11. Apa tatalaksana yang diberikan pada Nn.Ine?
Jawab : - PCOS - elektolisis/laser
- kontrasepsi oral
- anti androgen, ex: cyproteran acetal
- operatif : eksisi ovarium
- Kandidiasis : -(berdasarkan penyebab jamur,bakteri,parasit)
- larutan antiseptik
- mengurangi aktivitas fisik
- tidak memakai celana yang ketat
12. Apa tindakan yang dilakukan untuk mencegah keluhan seperti Nn.Ine?
Jawab : - menjaga personal hygiene
- makan makanan yang bergizi
- menghindari pemakaian celana ketat
Sistem reproduksi
wanita

Gangguan Gangguan siklus


Infeksi
hormonal haid

Etiologi, epidemiologi,
factor resiko,
patofisiologi

Penegakan diagnose dan


pemeriksaan

Komplikasi dan
Tata laksana
prognosis

Rujukan
Jump 5 : learning objective
1. Gangguan siklus haid
2. Gangguan hormonal
3. Infeksi system reproduksi wanita:
• Virus
• Bakteri
• Jamur
• parasit
LO 1
Gangguan Siklus Haid
LO 2
Gangguan Hormonal
PCOS
Sindrom ovarium polikistik adalah suatu kelainan pada wanita yang
ditandai dengan adanya hiperandrogenisme dengan anovulasi kronik
yang saling berhubungan dan tidak disertai dengan kelainan pada
kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis
Gambaran klinis sindrom ovarium polikistik sangat bervariasi
Secara makroskopis,
• ovarium pasien dengan sindrom ini 2-5 kali lebih besar dari ukuran
normal.
• Permukaan ovarium tampak putih,
• korteksnya menebal dengan kista multipel yang diameternya kurang
dari 1 cm.
Secara mikroskopis,
bagian superfisial dari korteks fibrotik dan hiposeluler, mengandung
pembuluh darah yang jelas
National Institute of Health - National Institute of Child Health and
Human Development (NIH-NICHD) menyatakan diagnosis sindrom
ovarium polikistik ditegakkan bila paling sedikit ditemukan 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor.
Kriteria mayor terdiri dari anovulasi dan hiperandrogenisme,
kriteria minor berupa resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, LH/ FSH
>2,5 dan pada USG terdapat gambaran ovarium polikistik.
Sindrom ovarium polikistik sangat mungkin menjadi faktor risiko untuk
menderita hipertensi dan penyakit jantung koroner karena
hiperkolesterolemia, diabetes serta kanker endometrial. Karena itu
diagnosis yang tepat disertai pemilihan penatalaksanaan yang efektif
sangat penting untuk mencegah komplikasi di masa mendatang.
Patofisiologi
Sindrom ovarium polikistik adalah suatu anovulasi kronik yang
menyebabkan infertilitas dan bersifat hiperandrogenik, di mana terjadi
gangguan hubungan umpan balik antara pusat (hipotalamushipofisis)
dan ovarium sehingga kadar estrogen selalu tinggi yang mengakibatkan
tidak pernah terjadi kenaikan kadar FSH yang cukup adekuat
Dampak Klinis
-Infertilitas
-Hipertensi dan penyakit jantung koroner
-Diabetes melitus
-hirsutisme
-Obesitas
-Kanker endometrium
Tatalaksana
• Antiestrogen - dalam hal ini klomifen sitrat paling banyak dipakai
merupakan pilihan pertama untuk mengindukasi ovulasi.
• Prosedur reseksi baji pada ovarium efektif menurunkan produksi LH dan
androgen. teknik ini sudah di ganti dengan laparoskopik elektrokauter yang
kurang invasive
• Untuk pasien yang tidak ingin hamil dapat menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi untuk mengatur siklus menstruasi.
• terapi antiandrogen. Yang banyak dipakai adalah siprosteron asetat, yang
merupakan progestin sintetik. Jika dikombinasikan dengan etinilestradiol
dapat dipakai sebagai kontrasepsi dan memperbaiki siklus mestruasi
• Alternatif lain adalah spironolakton dengan mekanisme kerja
meningkatkan katabolisme androgen di mana testosteron diubah menjadi
estradiol
Pada saat ini terapi alternatif yang lebih sering digunakan untuk
sindrom ovarium polikistik adalah dengan senyawa sensitisasi insulin
yaitu metformin dan troglitazon
LO 3
Infeksi Sistem Reproduksi Wanita
Infeksi virus
1. Condyloma acuminata
infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV)
tipe tertentu dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa.

Keluhan dan gejala


- lesi lunak bertangkai pada setiap permukaan mukosa/ kulit yg bervariasi
dalam ukuran dan bentuk.
- biasanya lesi tidak menimbulkan keluhan kecuali jika terluka/ terkena infeksi
sekundr  perdarahan/ nyeri.

Diagnosis
- dengan inspeksi kasar
- pemeriksaan kolposkopi  identifikasi lesi cervix/ vagina
- pemeriksaan mikroskopik spesimen biopsi/ usapan Pap.
- pemeriksaan DNA
Terapi
- podofilin, lesi diusapi dengan podofilin setiap minggu selama 4-6
minggu.
- asam trikloroasetat, dipakai setiap 1-2 minggu sampai lesinya tanggal
- krim imikuimod 5%
- terapi krio, elektrokauter/ laser  digunakan untuk lesi yg lebih besar

2. herpes simplex
infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe
I atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di
atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan.
Gejala klinis
Infeksi herpes simpleks virus berlangsung dalam tiga tahap:
1. infeksi primer
Pada infeksi primer herpes simpleks tipe I tempat predileksinya pada daerah
mulut dan hidung pada usia anak-anak. Sedangkan infeksi primer herpes simpleks
virus tipe II tempat predileksinya daerah pinggang ke bawah terutama daerah
genital.Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat sekitar tiga minggu dan
sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise dan anoreksia.Kelainan
klinis yang dijumpai berupa vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan
eritematosa, berisi cairan jernih dan menjadi seropurulen, dapat menjadi krusta dan
dapat mengalami ulserasi.

2. infeksi fase laten


Pada fase laten penderita tidak ditemukan kelainan klinis, tetapi herpes
simpleks virus dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis.
3. Tahap infeksi rekuren
herpes simpleks virus yang semula tidak aktif di ganglia dorsalis menjadi aktif
oleh mekanisme pacu (misalnya: demam, infeksi, hubungan seksual) lalu mencapai
kulit sehingga menimbulkan gejala klinis yang lebih ringan dan berlangsung sekitar
tujuh sampai sepuluh hari disertai gejala prodormal lokal berupa rasa panas, gatal
dan nyeri. Infeksi rekuren dapat timbul pada tempat yang sama atau tempat lain di
sekitarnya.

Pemeriksaan penunjang
- tes tzanck dengan pewarnaan giemsa
- idenitifikasi virus dengan PCR, mikroskop elektron, atau kultur

tatalaksana
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang
mengandung preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent-P) atau preparat
asiklovir (zovirax).Pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis 5x200mg per hari
selama 5 hari mempersingkat kelangsungan penyakit dan memperpanjang masa
rekuren.
Untuk terapi sistemik digunakan asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir. Jika
pasien mengalami rekuren enam kali dalam setahun, pertimbangkan untuk
menggunakan asiklovir 400 mg atau valasiklovir 1000 mg oral setiap hari selama satu
tahun. Untuk obat oles digunakan lotion zinc oxide atau calamine.Pada wanita hamil
diberi vaksin HSV sedangkan pada bayi yang terinfeksi HSV disuntikkan asiklovir intra
vena

komplikasi
- pioderma
-ekzema herpetikum
-herpes gladiatorum
-esophagitis
-infeksi neonatus
-keratitis
ensefalitis
INFEKSI JAMUR
Kandidiasis vaginalis
• Kandidiasis vaginalis : infeksi yang disebabkan oleh jamur, yang terjadi
di sekitar vagina. Umumnya menyerang orang-orang yang imunnya
lemah.
• Dapat menyerang wanita di segala usia
• Disebabkan oleh genus candida albicans dan ragi(yeast) lain dari
genus candida. Penyebab tersering kandidiasis vaginalis adalah
candida albicans yaitu sekitar 85- 90%
• Manifestasi klinis: rasa gatal pada vagina yang disertai
dengan keluarnya duh tubuh vagina / keputihan(fluor
albus), kadang-kadang iritasi , adanya rasa terbakar dan
dispareunia.
• Pada keadaan akut duh tubuh vagina/keputihan encer
sedangkan pada yang kronis lebih kental. Warnanya
dapat berwarna putih atau kuning, tidak berbau atau
sedikit berbau asam, menggumpal seperti “ cottage
cheese” atau berbutir-butir.
• Pada pemeriksaan dijumpai gambaran klinis yang
bervariasi dan bentuk eksematoid dengan hiperemi
ringan sehingga ekskoriasi dan ulserasi pada labia minor,
introitus vagina sampai dinding vagina terutama
sepertiga bagian bawah.
• Pada keadaan kronis dinding vagina dapat atrofi, iritasi
dan luka yang menyebabkan dispareunia.
• Gambaran yang khas : adanya pseudomembran berupa
bercak putih kekuningan pada permukaan vulva atau
dinding vagina yang disebut “ vagina trush”. Bercak putih
tersebut terdiri dari gumpalan jamur, jaringan nekrosis
dan sel epitel.
• Pada pemeriksaan kolposkopi tampak adanya dilatasi
dan meningkatnya pembuluh darah pada dinding vagina
atau serviks sebagai tanda peradangan.
• Pada pemeriksaan mikroskopik: mengambil cairan vagina
dengan bantuan spekulum, cairan vagina diambil dari fornix
vagina.
• Penatalaksanaan:
• Pencegahan dari terjadinya infeksi berulang, ada dua:
penanggulangan faktor predisposisi ( tidak menggunakan
antibiotik atau steroid yang berlebihan, tidak menggunakan
pakaian yang ketat, mengganti kontrasepsi pil atau AKDR
dengan kontrasepsi lain yang sesuai, dan memperhatikan
higiene) dan penanggulangan sumber infeksi.
• Pengobatan : dapat dilakukan secara topikal dan sistemik.
• Derivat rosanillin
Gentian violet 1-2 % dalam bentuk larutan atau gel,
selama 10 hari.
• Povidone –iodine
Merupakan bahan aktif yang bersifat anti bakteri
maupun anti jamur
• Derivat polien
• Nistatin 100.000 unit krim vagina selama 14 hari
• Nistatin 100.000 unit tablet oral selama 14 hari
Infeksi parasit
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
parasit Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis dapat dicegah dengan perilaku
seksual yang aman, yaitu tidak bergonta-ganti pasangan seksual dan
menggunakan kondom.
Penyebab
• Risiko trikomoniasis akan meningkat pada seseorang yang:
• Sering bergonti-ganti pasangan seksual.
• Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
• Pernah menderita trikomoniasis.
• Pernah menderita penyakit menular seksual.
Parasit ini tidak bisa menular melalui seks oral, seks anal, ciuman, dudukan
kloset, atau berbagi pakai alat makan.
Gejala
Kebanyakan penderita trikomoniasis tidak merasakan gejala apapun. Meski begitu,
penderita tetap bisa menularkan trikomoniasis ke orang lain. Bila terdapat gejala,
biasanya keluhan akan muncul 5-28 hari setelah terinfeksi.
• Pada wanita, trikomoniasis dapat ditandai dengan gejala berikut:
• Keputihan yang banyak dan berbau amis.
• Keputihan berwarna kuning kehijauan, bisa kental atau encer, serta berbusa.
• Gatal yang disertai rasa terbakar dan kemerahan di area vagina.
• Nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.
Komplikasi
Bila tidak ditangani, trikomoniasis bisa menimbulkan komplikasi serius, terutama
pada ibu hamil. Komplikasi yang dapat terjadi adalah bayi terlahir
prematur atau terlahir dengan berat badan rendah, dan penularan trikomoniasis ke
bayi saat proses persalinan.
Di samping itu, trikomoniasis yang terjadi pada wanita dapat membuat
penderitanya lebih rentan terkena infeksi HIV.
Pencegahan
Guna mengurangi risiko terinfeksi trikomoniasis dan penyakit menular
seksual lainnya, lakukanlah beberapa langkah di bawah ini:
• Tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
• Menggunakan kondom saat berhubungan intim.
• Tidak berbagi pakai alat bantu seks, dan membersihkannya setiap
selesai digunakan

Anda mungkin juga menyukai