Anda di halaman 1dari 14

1

REFERAT

POLICYTIC OVARIAN SYNDROME


(PCOS)

Oleh :

Nadia Afkar
102121028

Pembimbing:
dr. Acholder TP Sirait, SpOG, M. Kes

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI RUMAH SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2

TAHUN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

Polycistic Ovarian Syndrome (PCOS) atau sindom polikistik ovarium


adalah kelainan hormonal yang paling sering terjadi pada wanita remaja dan
wanita usia subur di dunia. Angka kejadian PCOS bervariasi antara 1,8% dan 15%
tergantung etnis, latar belakang, dan kriteria diagnostic yang digunakan.
Manifestasi klinis yang timbul bisa bermacam-macam. Pada dasarnya PCOS
ditandai dengan gangguan siklus haid, kadar hormone androgen (hormone pria)
pada seorang wanita meningkat hal ini ditandai dengan gejala klinis atau dinilai
oleh data laboratorium serta bentuk sel telur seperti gambaran kista-kista kecil
pada pemeriksaan USG.1
Wanita denga PCOS beresiko mengalami gangguan kualitas hidup
termasuk gangguan menstruasi, gangguan kesuburan, gangguan psikologis dan
perilaku termasuk depresi, gangguan bipolar, kegelisahan dan gangguan makan.
Selain itu gangguan metabolik sangat berhubungan dengan peningkatan resiko
klinis sindrom metabolic, seperti obesitas dan diabetes.1
PCOS merupakan salah satu dari masalah ksehatan reproduksi yang paling
sering terjadipada wanita remaja. PCOS adalah kondisi kompleks yang
didiagnosis dengan adanya dua dari tiga kriteria berikut: kelebihan kadar hormone
androgen, gangguan ovulasi, dan gambaran sel telur yang berbentuk kista-kista
kecil. Dikarenakan gejala tersebut dapat terjadi selain pada PCOS, sehingga perlu
anamnesis riwayat dan pemeriksaan fisik untuk memastikan penyebabnya. PCOS
dianggap sebagai masalah ovulasi dan invertilitas, yang ditandai dengan haid tidak
teratur, obesitas, gangguan fungsi insulin, hirsutisme, jerawat, alopesia, dan
keguguran berulang.1

RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Policystic Ovarian Syndrome (PCOS)?
2. Apa saja gejala Klinis PCOS?
3

3. Apa yang menjadi faktor resiko dari PCOS?


4. Bagaimana diagnosis dari PCOS?
5. Bagaimana tatalaksana dari PCOS?

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
4

Policystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan kelainan


sistem endokrin yang menyebabkan gangguan kesuburan wanita usia
reproduktif. PCOS melibatkan ketidakseimbangan kadar luteinizing
hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH), resistensi
insulin, dan kelainan metabolisme. 4 Policystic Ovary Syndrome
ditandai oleh terdapatnya hiperandrogenisme, hiperinsulinemia,
hipersekresi Luteinizing Hormon (LH), disfungsi menstruasi,
hirsutisme, infertilitas, dan komplikasi neonatal dan kehamilan serta
ditemukannya ovarium polikistik pada Ultrasonography (USG).
Pasien PCOS memiliki kadar Follicle Stimulating Hormon (FSH)
serum lebih rendah dari orang normal. Defisiensi FSH akan
menyebabkan penumpukan folikel kecil yang lebih banyak
menyebabkan berhentinya proses pematangan secara dini dan folikel
gagal menjadi folikel yang matang. Resistensi insulin diduga
memiliki peran penting dalam patofisiologi dengan merangsang
produksi androgen ovarium. Ketidaksuburan yang terjadi pada PCOS
disebabkan oleh penurunan kualitas oosit akibat produksi hormon
androgen yang berlebihan dan resistensi insulin yang mempengaruhi
ekspresi dari Glukosa Transporter (GLUT). 2
B. FAKTOR RESIKO DAN PENYEBAB
Penyebab PCOS belum diketahui pasti. Teori primer pada kelainan
metabolik menunjukkan bahwa kompensasi gangguan fungsi insulin yang
berlebih merupakan penyebab utama gambaran PCOS. Beberapa penyebab
lain dari PCOS adalah sebagai berikut: kerentanan genetik,
ketidakseimbangan hormonal dan pil kontrasepsi. Faktor genetik dan
lingkungan (misalnya status sosial ekonomi, gaya hidup) berperan
terhadap varians etnis pada PCOS yang juga penting dipertimbangkan
dalam mengembangkan strategi individual untuk mengobati PCOS.
Pada wanita dengan PCOS, beberapa folikel kecil (kista kecil
berdiameter 4-9 mm) menumpuk di ovarium, oleh karena itu disebut
ovarium polikistik. Tak satu pun dari folikel kecil ini yang mampu tumbuh
5

hingga menjadi ukuran yang akan memicu ovulasi. Akibatnya, kadar


estrogen, progesterone, LH, dan FSH menjadi tidak seimbang. Androgen
dapat meningkat pada wanita dengan PCOS karena tingginya kadar LH
dan juga kadar insulin yang biasanya terlihat pada pasien dengan PCOS.
C. PATOFISIOLOGI
Resistensi insulin akan menimbulkan keadaan hiperinsulinemia
sebagai reaksi kompensasi insensitivitas insulin. Tingginya kadar insulin
akan merangsang produksi androgen ovarium dengan berbagai
mekanisme. Hiperinsulinemia akan menghambat sekresi hepar dalam
menghasilkan Insulin like Growth Factor Binding Protein-I (IGFBP-I) dan
meningkatkan
Insulin like Growth Factor-I (IGF-I). Kelebihan insulin akan diikat
oleh IGF-I yang bekerja pada sel teka untuk meningkatkan kadar LH.
Insulin juga akan mengaktifasi jalur fosforilasi serin yang bisa
meningkatkan aktivitas P450c17 pada ovarium dan adrenal yang akan
menstimulasi sintesis androgen. Insulin juga menekan kadar Sex Hormone
Binding Globulin (SHBG) sehingga kadar androgen bebas meningkat.
Tingginya kadar androgen akan mengganggu sistem aromatase didalam sel
granulosa sehingga memicu terjadinya atresia folikel lebih dini.
D. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala PCOS biasanya mulai sekitar masa pubertas,
meskipun beberapa wanita tidak mengalami gejala sampai akhir remaja
atau bahkan sampai awal masa dewasa. Gejala yang sering dialami oleh
pasien-pasien PCOS usia remaja yaitu adanya gangguan dari siklus
menstruasi dan gejala akibat kenaikan kadar hormone androgen (hormone
pria).
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan periode
menstruasi yang tidak datang sama sekali (amenore) sering dijumpai pada
pasien remaja dengan PCOS. Siklus yang tidak teratur ini merupakan
tanda bahwa tidak terjadi ovulasi pada setiap siklusnya. Jika ovulasi tidak
terjadi, lapisan Rahim (disebut endometrium) menjadi lebih tebal dan
6

dapat luruh secara tidak teratur, yang dapat menyebabkan perdarahan yang
banyak dan memanjang. Periode menstruasi yang tidak teratur atau tidak
ada menstruasi sama sekali dapat meningkatkan resiko wanita mengalami
pertumbuhan berlebih endometrium (disebut hyperplasia endometrium)
atau bahkan kanker endometrium.
Gambaran gangguan menstruasi berikut ini menunjukkan suatu
periode menstruasi yang tidak normal pada remaja :
a. Amenore primer : tidak terdapat menstruasi sampai usia 15 tahun atau
lebih dari tiga tahun setelah perkembangan payudara.
b. Amenore sekunder : suatu keadaan dimana didapatkan lebih dari 90
hari tanpa periode menstruasi, setelah menstruasi sebelumnya.
c. Oligomenore : selama lima tahun setelah menarche, oligomenore
didefinisikan sebagai :
 Tahun pertama setelah menarche: kurang dari empat periode
dalam setahun (Panjang siklus rata-rata >90 hari antara periode
menstruasi).
 Tahun kedua setelah menarche: kurang dari enam periode
dalam setahun (Panjang siklus rata-rata <60 hari).
 Tahun ketiga sampai kelima setelah menarche: kurang dari
delapan periode pertahun, yaitu hilang lebih dari empat
periode pertahun (rata-rata Panjang siklus lebih dari 45 hari).
d. Perdarahan uterus yang berlebihan (dulu disebut perdarahan uterus
disfungsional), didefinisikan sebagai perdarahan menstruasi yang
terjadi dengan jarak <21 hari antar siklusnya atau perdarahan yang
teradi >7 hari setiap siklus menstruasi.
Karena perubahan hormone bervariasi dari setiap wanita, pasien
dengan PCOS mungkin memiliki jerawat ringan hingga parah,
pertumbuhan rambut wajah, atau rambut rontok pada kulit kepala.
Jerawat berlebihan adalah salah satu bentuk gejala pada kulit akibat
kadar hormone androgen yang tinggi pada wanita. Tingkat keparahan
jerawat dapat dinilai berdasarkan jumlah lesi, adanya lesi sedang (>10
7

lesi wajah) atau jerawat radang parah selama bertahun-tahun pada usia
sekitar menarche. Terdapat konsensus yang mengatakan bahwa
jerawat meradang dengan derajat sedang hingga berat yang kurang
responsive terhadap pengobatan merupakan indikasi untuk menguji
kadar hormone androgen. Pertumbuhan rambut pola pria (hirsustisme)
dapat dilihat pada bibir atas, dagu, leher, daerah cambang, dada, perut
bagian atas, atau bawah, lengan atas, dan paha bagian dalam.
E. DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik PCOS menurut ASRM/ESHRE 2003: Minimal
terdapat 2 dar 3 kriteria:
1. Oligo-ovulasi atau anovulasi yang bermanisfestasi sebagai
oligomenorea atau amenorea
2. Hiperandrogenisme (baik secara klinis ataupun biokimiawi)
3. Pada periksaan USG terdapat gambaran ovarium polikistik.3
PCOS pada remaja biasanya dikenali dari gejala siklus menstruasi
yang abnormal dan gejala hiperandrogen, namun sepertiga dari kasus yang
datang ke dokter, kebanyakan pasien mengeluhkan gejala akibat
hirsustisme dan gejala terkait metabolik seperti obesitas dan acanthosis
nigricans, dimana biasanya kelainan pola menstruasi belum terlihat jelas
pada pasien remaja.
Kriteria diagnostic untuk PCOS pada remaja terdiri dari kumpulan
gejala seperti tidak normalnya periode menstruasi yang tidak dapat
dijelaskan penyebab dan adanya bukti kenaikan level hormone androgen.
Kombinasi gejala-gejala pada pasien PCOS usia remaja:
1. Pola perdarahan uterus yang tidak normal
2. Abnormal berdasarkan standar usia populasi
3. Gejala yang menetap dalan 1-2 tahun
4. Kejadian hiperandrogen
5. Kenaikan nilai hormone testosterone diatas nilai normal dewasa
6. Hirsustisme derajat sedang-berat
7. Radang jerawat derajat sedang-berat
8

F. PENATALAKSANAAN
Pilihan terapi pasien PCOS pada usia remaja tergantung pada
gejala yang muncul pada setiap individu remaja dan tujuan dari terapi
tersebut. Sehingga pengobatan yang diberikan apakah untuk mengobati
keluhan jerawat, peiode menstruasi yang abnormal atau keluhan terkait
hirsustisme.
Pilihan pengobatan untuk keluhan jerawat dapat diobati dengan
pengobatan yang diberikan melalui kulit seperti antibiotik, pemberian
sediaan hormon kombinasi hormone estrogen dan progesterone melalui
oral (dapat juga meregulasi siklus haid), atau pil spironolakton yang dapat
memblok hormone androgen penyebab jerawat.
Periode menstruasi yang abnormal dapat diobati dengan berbagai
cara. Banyak dokter menggunakan pil kontrasepsi oral, yang mengandung
hormone estrogen dan progesterone untuk mengatur siklus menstruasi
pasien. Pilihan terapi lain yaitu dengan menggunakan pil progesterone
yang diberikan selama 5-10 hari setiap 1-3 bulan dan penggunaan patch
estrogen dan progesterone. Beberapa pasien tidak dapat menggunakan
beberapa pilihan terapi ini karena alasan kondisi kesehatan sehingga
diperlukan informasi yang menyeluruh berkaitan dengan riwayat medis
dan keluarga pasien.
Pertumbuhan rambut pola pria (hirsustisme) dapat dikurangi
dengan penggunaan pengobatan estrogen dan progesterone (kontrasepsi
oral) dan atau penggunaan pil spironolakton. Beberapa pasien remaja juga
mencoba cara yang berbeda untuk mengurangi gejala hirsustisme ini yatu
dengan pengobatan laser, waxing dan pencukuran (shaving). Pengobatan
dengan Vaniqua dapat digunakan dua kali sehari yang dioleskan pada area
pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan. Namun sayangnya pengobatan
ini tidak ditanggung asuransi dan harus digunakan setiap hari.
Pilihan pengobatan lainnya yang dianjurkan yaitu dengan
modifikasi gaya hidup. Olahraga selama 150 menit dengan terjadinya
peningkatan denyut jantung setiap minggu membantu menurunkan
9

kejadian resistensi insulin pada pasien dengan PCOS. Diet sehat tanpa
konsumsi minuman manis seperti soda dan konsumsi karbohidrat serta
makanan cepat saji juga membantu untuk menurunkan resistensi insulin
dan berat badan dimana akan sangat membantu mengurangi gejala-gejala
pada pasien PCOS remaja.
10

DAFTAR PUSTAKA
1. Suprapti S. Buku Ajar Patologi Reproduksi. Literasi Nusantara. Malang;
2020.
2. Hardita, W. A. (2015). Hiperandrogenemia, Hiperinsulinemia, dan

Pengaruhnya terhadap Kesuburan pada Policystic Ovary Syndrome. J

Agromed Unila, 2(3), pp. 222-225.

3. Team Medical Mini Notes. (2017). Gynecology. MMN Publishing.

4. Dewi, N.L,. 2020. Pendekatan Terapi Polycystic Ovary Syndrome. CDK-

290/ vol. 47 no. 9.

5. Wahyuni, dkk,. 2015. Hubungan Resistensi Insulin dengan Gambaran


Klinis Sindrom Ovarium Polikistik. Jurnal Kesehatan Andalas vol 4(3).
11
12
13
14

Anda mungkin juga menyukai