Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

Policystic Ovarium Syndrom


(PCOS)
Oleh:
Sri Ayu Nabila

Pembimbing:
dr. Wahyu Widoyoko, Sp. OG

Kepaniteraan Klinik SMF Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Di RSUD Kabupaten Sidoarjo
2023
DEFINISI

 Sindroma ovarium polikistik (SOPK) atau


polycystic ovarium syndrome (PCOS)
merupakan kondisi kelainan hormonal
(endocrinopathy) yang umum terjadi pada
wanita usia reproduksi.
 Wanita usia reproduktif 15 - 49 tahun.
EPIDEMIOLOGI

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan kondisi kelainan endokrin yang


menyerang sekitar 5 - 10% wanita pada usia reproduktif. PCOS mempengaruhi wanita
di seluruh dunia dan mempunyai angka yang lebih tinggi apabila menggunakan kriteria
Rotterdam.
Pathogenesis PCOS

• Patofisiologi terjadinya PCOS sampai sekarang ini masih dipelajari. Terdapat

beberapa mekanisme yang diduga berperan dalam patofisiologi Polycystic Ovary

Syndrome (PCOS), yaitu Ketidakseimbangan Hormon, Gangguan Folikulogenesis,

Gangguan Sekresi Gonadotropin, Gangguan Kerja Insulin.


Ketidakseimbangan Hormon

• PCOS dikaitkan dengan produksi dan metabolisme abnormal hormon seperti


androgen dan esterogen di dalam tubuh. Pada Wanita dengan PCOS terdapat kadar
hormon anrogenik yang tinggi seperti testosterone, androstenedion, dan
dehydroepiandrosterone sulfate (DHEA-S).

• Beberapa penelitian telah menghasilkan bahwa sekresi hormon luteinizing (LH) dari
kelenjar hipofisis anterior meningkatkan efek stimulasi pada sel teka ovarium dan dapat
menyebabkan peningkatan kadar hormon androgenic sehingga timbulah ovulasi yang
tidak teratur atau bahkan tidak terdapat ovulasi.
Gangguan Folikulogenesis

• Pada Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), folikel berkembang


dengan lambat, yang mungkin disebabkan defisiensi sinyal
pertumbuhan dari oosit atau efek inhibisi AMH (Anti Mullerian
Hormon) yang berlebih (Andon dkk, 2013).
Gangguan Sekresi
Gonadotropin

• Kadar FSH yang secara relatif lebih rendah menyebabkan

gangguan perkembangan folikel, dan tingginya kadar LH

meningkatkan produksi androgen pada ovarium.


Resistensi insulin

• Resistensi insulin dan hiperinsulinemia berperan terhadap terjadinya hiperandrogenisme dan gangguan sekresi

gonadotropin dengan cara (Richard, 2013):

a. Menurunkan kadar Sex-Hormon Binding Globulin (SHBG) sehingga meningkatkan


biovailabilitas Testosteron

b. Sebagai kofaktor stimulasi biosintesis androgen pada ovarium dan kelenjar suprarenal.

c. Meningkatkan potensi kerja LH sehingga bekerja secara sinergis untuk meningkatkan


produksi androgen.

d. Sekitar 10-65% perempuan dengan PCOS mengalami kegemukan dan obesitas sentral yang
berdampak pada metabolisme insulin. Akan tetapi, resitensi insulin bukan merupakan gambaran
umum dari PCOS.
Problem pada Usia Reproduksi

• Oligomenorea - Amenorea dan /atau Anovulasi


Gambaran PCOS ditemui pada 60 – 85% pasien dengan keluhan gangguan menstruasi berupa
oligomenorea dan amenorea. Consensus on Women’s Health Aspects of PCOS menyatakan 90%
perempuan dengan oligoamenorrhea atau amenorrhea dapat didiagnosis dengan PCOS, Kondisi
anovulasi terjadi akibat sekresi hormon gonadotropin yang tidak sesuai, sehingga produksi hormon sehingga
Luteinizing Hormone (LH) lebih tinggi dibandingkan Follicle Stimulating Hormone (FSH).

• Abortus
Diperkirakan 40% kehamilan dari wanita dengan PCOS akan mengalami keguguran spontan.
Masalah Jangka Panjang
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Hirsutism
e
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai