Anda di halaman 1dari 14

POLYCYSTIC OVARIAN SYNDROME

(PCOS)
Disusun Oleh :
1. Ami Aulia Rahma Putri 8. Miftahul nurhatisah
2. Desira Prajasti 9. Ni'am Nisbat Fitona
3. Donna febri syafitri lubis 10. Putri Tilqoul Jannah
4. Darti Lestari 11. Siska Hendri Fenita
5. Ervina 12. Rahma ayu yusnita
6. Hani wijarwati 13. Yhen Ari Bekti
7. Imroatul Chumaida 14. Wulandari Ayuningsih
Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)

Polycystic ovarian syndrome (PCOS) atau


Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) adalah
kelainan endokrin yang sangat umum terjadi
pada wanita dalam masa reproduksi. Di mana
terganggunya fungsi ovarium pada wanita usia
subur, yang menyebabkan hormone wanita
menjadi tidak seimbang sehingga
kemungkinan terjadi kemandulan. PCOS
digambarkan dengan adanya anovulasi kronik
(80%), menses yang irregular (80%) dan
hiperandrogen yang dapat disertai dengan
hirsutism (60%), acne (30%), seborrhea dan
Gambar 1. Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS)
obesiti (40%).
Patofisiologi

4 Kelainan Utama dalam Patofisiologi PCOS :


1. Morfologi Ovarium yang Abnormal
Lebih kurang enam sampai delapan kali lebih banyak
folikel pre-antral dan small antral pada ovarium polikistik
dibandingkan dengan ovarium normal. Folikel ini tertahan
pertumbuhannya pada ukuran 2-9 mm, mempunyai rerata
atresia yang lambat dan sensitive terhadap FSH eksogen.
Hampir selalu terdapat pembesaran volume stroma yang
menyebabkan volume total dari ovarium > 10 cc.
Gambar 2. Kunci utama dari produksi androgen yang
Penyebab kelainan dari morfologi ini diduga disebabkan berlebihan pada polycystic ovary
oleh adanya androgen yang berlebihan.
Etiologi

Etiologi PCOS sampai saat ini masih belum diketahui. Akan tetapi adanya peningkatan fakta
yang melibatkan faktor genetik. Walaupun kebanyakan kasus ditransmisikan secara genetik,
akan tetapi faktor lingkungan juga dapat terlibat karena PCOS juga dapat didapatkan
dengan adanya eksposur terhadap androgen yang berlebihan pada saat tertentu dalam
masa fertil. Pada masa ini terdapat peningkatan penemuan tentang hipotesa etiologi yaitu
adanya eksposur terhadap androgen yang berlebihan pada fetus wanita didalam kandungan
dapat menyebabkan PCOS.
Menurut Ayustawati (2013), gejala PCOS banyak dihubungkan
dengan terganggunya keseimbangan hormon-hormon, yaitu :

1. Gangguan menstruasi : haid menjadi 6. Adanya pertumbuhan rambut lebih


lebih deras atau tidak bias diprediksi lebat pada daerah wajah, dada, perut,
atau malah berhenti jempol tangan dan kaki
2. Adanya banyak kista kecil kecil di a. Kebotakan atau menipisnya
dalam kandung telur rambut
3. Lapisan endometrium (dinding b. Jerawat, kulit berminyak dan
kandungan) menjadi menebal ketombe
4. Infertilitas c. Bercak tebal kehitaman pada kulit
5. Nyeri pinggul d. Kegemukan
2. Produksi androgen ovarium yang berlebihan

Produksi androgen ovarium yang berlebihan adalah


penyebab utama dari PCOS. Hampir semua mekanisme
enzymatic pada PCOS yang merangsang produksi
androgen meningkat. Peningkatan insulin dan LH, baik
secara sendirian ataupun kombinasi akan meningkatkan
produksi androgen. Adanya single gene dengan kode
cytochrome P450c17a, enzym ini memediasi aktifitas
17a-hydroxylase dan 17-20- desmolase pada tingkat
Gambar 3. Mekanisme dari produksi androgen yang ovarium.
berlebihan pada polycystic ovary
3. Hiperinsulinemia

Hiperinsulinemia yang disebabkan oleh


resistensi insulin terjadi pada lebih
kurang 80% wanita dengan PCOS dan
obesitas sentral, dan juga pada lebih
kurang 30-40% wanita dengan PCOS
yang berbadan kurus. Hal ini
disebabkan oleh kelainan pada post-
receptor yang berefek pada transport
glukosa, dan ini adalah kelainan yang
unik pada wanita dengan PCOS. Gambar 4. Peranan hperinsulinemia dalam patogenesa anovulasi
dan hperandrogenisme.
4. Kadar serum LH yang berlebihan

Kadar serum LH yang berlebihan dapat diditeksi pada sample


darah pada satu kali pemeriksaan dalam lebih kurang 40-50%
wanita dengan PCOS. Tingginya kadar LH lebih banyak terdapat
pada wanita dengan berat badan yang kurus dibandingkan
dengan yang obesitas. Walaupun kadar serum FSH dalam batas
normal, tetapi didapatkan penghambatan intrinsic pada kerja
FSH. Kadar prolactin pun mungkin sedikit meningkat.
Gambaran Klinik

PCOS memiliki sindroma yang beragam


dalam hal gejala klinik maupun manifestasi Hasil laboratorium biokimia, hampir 50% dari
laboratorium. kasus akan didapatkan peningkatan
Sementara kelainan PCOS terletak pada konsentrasi LH (terutama pada BB normal)
ovarium, ekspresi klinik, dan beratnya gejala dan lebih kurang 30% yang didapatkan
tergantung pada Faktor diluar ovarium peningkatan total testosterone pada
seperti obesitas, resisten terhadap insulin pemeriksaan sesaat.
dan konsentrasi LH.
Penatalaksanaan
Pada sindrom ovarium polikistik, perkembangan folikel dan ovulasi terganggu
sehingga terjadi infertilitas.
1. Kebanyakan wanita infertil dengan sindrom ini (63%-95%) mengalami
ovulasi dengan klomifen sitrat. Presentasi yang tinggi tergantung pada
pemberian dosis prograsif hingga terjadi ovulasi. Jangka waktu
pemberian tidak boleh lebih dari 6 bulan karena beresiko meningkatkan
kanker ovarium. Pemberian klomifen sitrat dapat menyebabkan ovulasi
tetapi tidak memperbesar kemungkinan hamil. Jika pasien ingin hamil
maka dapat terapi menggunakan human menopausal gonadotropine
(hMG) atau human follicle stimulating hormone (hFSH) yang telah
dimurnikan.
2. Untuk mengembalikan fungsi reproduksi dapat dilakukan
secara operatif. Prosedur reseksi baji pada ovarium efektif
menurunkan produksi LH dan androgen. Menstruasi yang
teratur didapatkan pada 75% pasien dengan angka
kehamilan mencapai 60%. Namun prosedur ini
menyebabkan komplikasi perlekatan disekitar daerah pelvis
pada sekitar 30% pasien, sehingga saat ini digunakan teknik
elektrokauter secara laparoskopik. Untuk pasien yang tidak
ingin hamil dapat menggunakan pil kontrasepsi kombinasi
untuk mengatur siklus menstruasi.
3. Pada keadaan hiperandrogenisme,
hirsutisme merupakan masalah yang
sering dikeluhkan oleh pasien. Jika Alternatif lain adalah spironolakton dengan
tidak terlalu banyak dan terlokalisasi, mekanisme kerja meningkatkan katabolisme
maka dapat lebih mudah dihilangkan androgen di mana testosteron diubah
secara mekanik. Tetapi jika cara menjadi estradiol. Tetapi spironolakton sering
tersebut tidak efektif, dapat diberikan menyebabkan siklus menstruasi yang tidak
terapi antiandrogen. Yang banyak teratur sehingga harus dikombinasi dengan
dipakai adalah siprosteron asetat, yang kontrasepsi oral dosis rendah. Terapi ini
merupakan progestin sintetik. Jika membutuhkan waktu 8-18 bulan.
dikombinasikan dengan etinilestradiol
dapat dipakai sebagai kontrasepsi dan
memperbaiki siklus mestruasi.
4. Pada pasien obesitas terapi alternatif yang sering digunakan adalah dengan
senyawa sensitisasi insulin yaitu metformin dan troglitazon. Pada percobaan,
diberikan metformin dan plasebo selama 4 sampai 8 minggu pada pasien sindrom
ovarium polikistik dengan obesitas dan hiperinsulinemia. Pada 2 bulan pertama
pemakaian metformin, pemulihan sudah terlihat jelas. Didapatkan penurunan
sekresi insulin pada pasien yang menggunakan metformin.

Beberapa pasien dapat menurunkan berat badan dan perbaikan tekanan darah
serta kadar lemak darahnya. Selain itu pasien dapat menstruasi dan menjadi
hamil pada saat menggunakannya. Efek samping yang paling sering adalah
keluhan gastrointestinal.

Anda mungkin juga menyukai