SYNDROME
POLYCYTIC OVARIUM
SYNDROM
Disusun Oleh Kelompok 3
Etiologi
Gangguan pengaturan ovulasi dan malfungsi enzim yang
berperan pada proses sintesis estrogen di ovarium diduga
sebagai faktor penyebabnya (Baziad, 2012). Etiologi
SOPK juga diperkirakan berkaitan dengan kadar hormon
abnormal (NHS, 2016)
Etiologi Sindrom Ovarium Polikistik
01 02 03
Resistensi Insulin Ketidakseimbangan Genetik
Hormonal
Patofisiologi
Secara normal kadar estrogen mencapai titik terendah pada saat seorang wanita dalam keadaan
menstruasi. Pada sindrom ovarium polikistik siklus ini terganggu. Karena adanya peningkatan
aktivitas sitokrom p-450c17 (enzim yang diperlukan untuk pembentukan androgen ovarium)
dan terjadi juga peningkatan kadar LH yang tinggi akibat sekresi gonadotropine releasing
hormone (GnRH) yang meningkat.
Sehingga, menyebabkan sekresi androgen dari ovarium bertambah karena ovarium pada
penderita sindrom ini lebih sensitif terhadap stimulasi gonadotropin.
Selain itu, adanya resistensi insulin menyebabkan keadaan hiperinsulinemia yang mengarah
pada keadaan hiperandrogen. Karena insulin merangsang sekresi androgen dan menghambat
sekresi SHBG hati sehingga androgen bebas meningkat.
Gambaran Klinis
Gambaran utama pasien PCOS meliputi haid
yang tidak teratur, anovulasi kronis, infertilitas
serta gejala akibat aktivitas androgen berupa
hirsutisme, jerawat dan temporal balding
(Lauritsen, 2014).
Penatalaksaan
Pendekatan Farmakologi
Pengobatan Alternatif
KASUS SEMU
ASUHAN KEBIDANAN
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN PCOS
DI RUMAH SAKIT X
PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Sabtu, 5 Agutus 2021
Jam : 10.00 WITA
No. Registrasi : 123.xxx
Istri IDENTITAS Suami
Nama Ny. A Tn. B
Umur 28 tahun 32 tahun
Agama Kristen Kristen
Suku/ Bangsa Indonesia Thailand
Pendidikan SMA S-2
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
Alamat Desa Sungai Rangas Desa Sungai Rangas
PROLOG
Ny. A datang ke RS. X ditemani suami mengeluh haid tidak teratur sejak 8 tahun terakhir
dan sudah 3 bulan terakhir tidak haid. Ibu memiliki riwayat abortus 3 kali. Riwayat
menstruasi : Usia menarche 13 tahun, siklus haid 28-35 hari, lamanya 5-7 hari. Riwayat
pemeriksaan terdahulu : Ibu mengalami hiperandrogenemia dan obesitas, gula darah
sewaktu 320 mg/dl. Ibu memiliki penyakit degeneratif Diabetes Mellitus tipe 2. Ibu tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Ibu tidak memiliki riwayat
penyakit menular seperti Hepatitis B, TBC, dan HIV/AIDS. Ibu tidak memiliki alergi
terhadap makanan dan obat-obatan
SUBJEKTIF
Ny. A mengatakan sudah tidak haid dalam tiga bulan terakhir
dan BB terus bertambah serta pada pemeriksaan terdahulu ibu
mengalami hiperandrogenemia dan obesitas, serta gula darah
yang tinggi
OBJEKTIF
Ibu tampak cemas, wajah berjerawat radang dan tumbuh rambut halus dibagian wajah,
TB : 156, BB : 75, IMT : 31,25, T : 35,6 C, N : 78x/m, R : 20x/m. Hasil laboratorium :
Hb : 12 gr%, hormon LH tinggi, hormon androgen tinggi, gula darah sewaktu 310 mg/dl.
Hasil pemeriksaan Pelvic ultrasound dengan dokter menunjukkan Polycystic ovary
syndrome.
ANALISA
G3P0A3 dengan hiperandrogenemia.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan kepada ibu dan suami bahwa ibu mengalami hiperandrogenemia.
Keduanya mengerti.
2. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :