Anda di halaman 1dari 10

10 pertanyaan untuk membantu Anda memahami penelitian kualitatif

Cara mengunakan alat penilaian

3 isu umum yang perlu dipertimbangkan ketika menilai sebuah studi kualitatif

Apakah hasil penelitian ini valid? (Bagian A)


Apa hasilnya? (Bagian B)
Apakah hasilnya akan membantu secara lokal? (Bagian C)

10 pertanyaan pada halaman-halaman berikut ini dirancang untuk membantu Anda memikirkan isu-isu
secara sistematis. Dua pertanyaan pertama adalah pertanyaan saringan dan dapat dijawab dengan cepat.
Apabila jawaban keduanya adalah “ya”, maka layak untuk melanjutkan ke pertanyaan yang tersisa.

Ada beberapa tingkat tumpang-tindih antar pertanyaan, Anda diminta untuk mencatat “ya”, “tidak”, atau
“tidak tahu” untuk seluruh pertanyaan. Sejumlah petunjuk yang dicetak miring diberikan setelah setiap
pertanyaan. Ini dirancang untuk mengingatkan mengapa pertanyaan tersebut penting. Catat alasan-alasan
Anda untuk jawaban Anda di tempat yang disediakan.

Daftar periksa ini dirancang untuk digunakan sebagai alat pedagogik pendidikan, sebagai bagian dari
pengaturan lokakarya, oleh karena itu kami tidak menyarankan system penilaian. Daftar CASP (uji acak
terkendali & tinjauan sistem) didasarkan pada panduan JAMA ‘Users’ untuk literature medis 1994
(diadaptasi dari Guyatt Gh, Sackett DL, dan Cook DJ), dan diujicobakan dengan praktisi perawatan
kesehatan.

Sekelompok ahli dihimpun untuk mengembangkan dan menguji setiap daftar periksa yang baru dan format
lokakarya yang akan digunakan. Selama bertahun-tahun seluruh pengaturan telah dibuat untuk format, akan
tetapi tinjauan terbaru terhadap pengguna daftar periksa menegaskan kembali bahwa format dasar tersebut
terus berguna dan tepat.

Referensi: kami merekomendasikan penggunaan kutipan gaya Harvard, yaitu:

Critical Appraisal Skills Programme (2017). CASP (insert name of checklist i.e. Qualitative Research)
Checklist. [online] Available at: URL. Accessed: Date Accessed.

© CASP pekerjaan ini dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution - Non Commercial-Share A
like. Untuk melihat salinan lisensi ini, kunjungi http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/
www.casp-uk.net

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 1


Pertanyaan Saringan

1. Adakah pernyataan yang jelas tentang tujuan penelitian?

 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan
• Apa tujuan dari penelitian ini?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana kompetensi komunikasi multikultur
yang dimiliki oleh tenaga kesehatan yang ada
di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah, khususnya para Bidan.
• Mengapa itu dianggap penting?
Karena masyarakat atau pasien yang dihadapi
beragam dari latar belakang budaya yang
berbeda-beda.
• Relevansinya
Kompetensi komunikasi multikultur yang
dimiliki tenaga medis serta permasalahan antar
budaya yang dihadapi bidan dalam
memberikan pelayanan.

2. Apakah metode kualitatif tepat?


 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan
• Jika penelitian berusaha untuk menafsirkan atau
memperjelas suatu tindakan dan/atau
pengalaman subjektif dari partisipan
Dalam penelitian ini menggunakan wawancara
mendalam terhadap beberapa bidan senior
yang sudah berpengalaman puluhan tahun
dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat khususnya di Yogyakarta
dan Sragen.
• Apakah penelitian kualitatif adalah metode
yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian?
Bersifat deskriptif dengan menggunakan
metode studi kasus dengan multikasus, teknik

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 2


pengambilan data wawancara mendalam pada
informan yang dipilih merupakan bidan-bidan
senior yang sudah puluhan tahun melayani
masyarakat.

Apakah layak untuk dilanjutkan?

Pertanyaan terperinci

3. Apakah desain penelitian tepat untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian?

 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan
• Jika peneliti telah membenarkan rancangan
penelitian (contohnya, sudahkah mereka
mendiskusikan bagaimana mereka memutuskan
metode mana yang akan digunakan?)
Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
dengan menggunakan metode studi kasus
dengan multikasus.

4. Apakah strategi rekruitmen sesuai dengan tujuan penelitian?

 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan
• Jika peneliti telah menjelaskan bagaimana
partisipan telah dipilih
Informan yang dipilih merupakan bidan-bidan
senior yang sudah puluhan tahun melayani
masyarakat. Ada empat bidan senior yang
diwawancarai dalam penelitian ini, yaitu Harni
yang sudah menjadi bidan selama 40 tahun,
Esti dan Rina yang sudah menjadi bidan selama
35 tahun dan Endang yang telah menjadi bidan
selama 38 tahun. Tiga bidan yang disebut
pertama berasal dari Yogyakarta dan satu
bidan yang disebut terakhir berasal dari
Sragen.
• Jika mereka menjelaskan mengapa partisipan
yang dipilih adalah yang paling tepat untuk

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 3


menyediakan akses ke jenis pengetahuan yang
dibutuhkan penelitian.
Selain alasan bidan senior yang
berpengalaman dalam pelayanan kesehatan,
keempat bidan yang menjadi informan
penelitian ini semuanya berasal dari etnis Jawa
namun ternyata dalam pengalaman komunikasi
multikulturnya mereka memiliki pengalaman
yang berbeda.
• Jika ada diskusi selama perekrutan (misalnya
mengapa sebagian orang memilih untuk tidak
mengambil bagian)
Tidak ada yang tidak mengambil bagian.

5. Apakah data yang dikumpulkan mengarah pada isu penelitian?

 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan
• Jika pengaturan pengumpulan data telah
dibenarkan.
Tatap muka dalam wawancara dilakukan.
• Jika sudah jelas bagaimana data dikumpulkan
(misalnya focus group, semi-structured
interview, dll.)
Teknik pengambilan data lebih menitikberatkan
pada wawancara mendalam pada konteks
budaya lokal dan hambatan komunikasi, untuk
mendapatkan sebuah data.
• Jika peneliti telah membenarkan metode yang
terpilih.
Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
dengan menggunakan metode studi kasus
dengan multikasus.
• Jika peneliti telah membuat metode eksplisit
(misalnya untuk metode wawancara, adakah
petunjuk tentang bagaimana wawancara
dilakukan, atau apakah dia menggunakan
sebuah sebuah panduan topik)
Wawancara mendalam pada konteks budaya
lokal dan hambatan komunikasi untuk
menjawab pertanyaan besar tentang
kompetensi multikultur yang dimiliki oleh

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 4


tenaga kesehatan, khususnya bidan,
berdasarkan pengalaman bidan senior dalam
permasalahan antar budaya yang dihadapi.
• Jika metode dimodifikasi selama penelitian.
Jika ya, sudahkan peneliti menjelaskan
bagaimana dan mengapa?
Dalam penelitian ini tidak nampak metode
dimodifikasi selama penelitian berlangsung.
• Jika bentuk data jelas (misalnya alat perekam,
alat video, catatan, dsb.)
Di lakukan pencatatan untuk rencana analisis.
• Jika peneliti telah mendiskusikan saturasi data
Kemudian peneliti mendiskusikan pentingnya
menguasai kompetensi komunikasi multikultur
saat berkomunikasi dengan pasien dan
keluarga pasien agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Bahasa sebagai tantangan
dalam praktek komunikasi dialami dimana
membahasakan istilah medis ke dalam bahasa
yang mudah dipahami dalam bahasa setempat
yang lebih populer di masyarakat.

6. Apakah hubungan antara peneliti dan partisipan sudah cukup dipertimbangkan?

 Ya Tidak Tahu Tidak


PETUNJUK: Pertimbangkan
• Jika peneliti dengan kritis menguji peranan
mereka, potensi bias dan pengaruh selama
(a) Pembentukan rumusan masalah
Bahasa sebagai salah satu masalah dan
tantangan dalam praktek komunikasi yang
mereka alami. Perbedaan bahasa antar
daerah sangatlah berpengaruh dalam
komunikasi. Dimana penggunaan bahasa
medis di kalangan masyarakat juga masih
kurang dipahami.
(b) Pengumpulan data, termasuk perekrutan dan
pemilihan lokasi
Dengan wawancara mendalam, bidan-bidan
senior yang sudah puluhan tahun melayani
masyarakat, Sragen dan Yogyakarta.
• Bagaimana peneliti menanggapi peristiwa
selama penelitian dan apakah mereka

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 5


mempertimbangkan implikasi dari setiap
perubahan desain penelitian
Terdapat hambatan dalam penelitian yaitu
perbedaan bahasa dalam berkomunikasi.

7. Apakah isu etika telah dipertimbangkan?

 Ya Tidak Tahu Tidak


PETUNJUK: Pertimbangkan

• Jika ada rincian yang jelas tentang bagaimana


penelitian dijelaskan kepada para partisipan bagi
pembaca untuk menilai apakah standar etika
masih dipertahankan
Sepanjang tidak ada efek negatif bagi
kesehatan ibu dan bayi, bidan membolehkan
pasien dan keluarganya mempraktekan. Tetapi
jika tidak sesuai dengan kesehatan bidan
melarangnya. Salah satu Bidan menyebutkan
bahwa sebenarnya tidak ada relasi antara
tradisi dengan medis, “Kita juga percaya pada
hal-hal yang berbau tradisi. Ari-ari itu sedulur
tuo, tapi sebenarnya untuk kesehatan gak ada
hubungannya.”
• Jika peneliti telah mendiskusikan isu yang
diangkat dalam penelitian (misalnya isu seputar
persetujuan atau kerahasiaan yang
diinformasikan atau bagaimana mereka
menangani efek penelitian pada peserta selama
dan setelah penelitian)
Tidak ada informed consent dalam penelitian
• Jika persetujuan telah diminta dari komite etika
Tidak ada persetujuan ataupun upaya dalam
segi etik

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 6


8. Apakah analisis data cukup teliti?

 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan

• Jika ada deskripsi yang mendalam tentang


proses analisis
Menggunakan studi kasus dengan multikasus,
yaitu meneliti dua kasus sekaligus.

• Jika analisis tematik digunakan. Jika ya, apakah


sudah jelas bagaimana kategori/tema diperoleh
dari data?
Data yang diambil untuk di analisis dengan
cara wawancara
• Apakah peneliti menjelaskan bagaimana data
yang disajikan telah dipilih dari sampel asli
untuk menunjukkan proses analisis
Dilakukan wawancara pada empat bidan senior
yang telah berpengalaman dalam
permasalahan antar budaya yang dihadapi
khususnya mendalam pada konteks budaya
lokal dan hambatan komunikasi untuk
menganalisis tentang kompetensi multikultur
yang dimiliki oleh tenaga kesehatan.

• Jika kecukupan data disajikan untuk


mendukung temuan
Data yang disajikan berasal dari informan
yang terpilih yaitu bidan-bidan senior yang
sudah berpengalaman di masyarakat.
• Sejauh mana hal yang bertentangan
diperhitungkan
Praktek komunikasi menjadi salah satu pokok
permasalahan mengenai kajian dunia medis.
Hal tersebut tertuang pada studi kasus seorang
bidan merasa kesulitan dalam mengkonversi
bahasa medis ke pasien dalam konteks tersebut.

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 7


9. Apakah ada pernyataan temuan yang jelas?

 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan

• Jika temuannya eksplisit


Menurut hasil percakapan dari ke empat bidan
yaitu :
Bidan Harni : berkomunikasi dengan pasien
yang berasal dari luar jawa justru lebih enak
karena tidak ribet menurutnya.
Bidan Endang : pengalaman menjadi bidan desa
di sragen, saat saya masih awal jadi bdan
masyarakat masih menjunjung adat jawa, cuman
kalu tidak sesuai dengan kesehatan saya
melarangnya.
Bidan Rina : bahwa berkomunikasi dengan
pasien yang berasal dari jawa justru lebih
mudah karena adat yang sama.
Bidan Esti : bahwa sebenarnya tidak ada relasi
antara tradisi dengan medis.
Pengalaman dari keempat bidan tersebut di atas
bisa dilihat dalam perspektif teori komunikasi
yaitu face negotiation theory. Menurut Stella
Ting-Toomey, face negotiation theory
mengandaikan bahwa setiap budaya akan selalu
menegosiasiakan identitas mereka (face).
Terminologi ini merujuk pada citra diri, cara
kita mengharapkan orang lain agar “melihat”
keberadaan kita dan berperilaku serta bertindak
yang sifatnya menyenangkan pada kita.
• Jika ada diskusi yang cukup tentang bukti baik
untuk dan melawan argument peneliti
Persepsi budaya masyarakat sering kali
bertentangan dengan teori bidan dan
membahayakan masyarakat itu sendiri seperti
contoh ada ajaran tradisi yang tidak
membolehkan ibu yang mengandung makan
makanan tertentu, padahal makanan itu bergizi.
Sebagai bidan kita harus memberikan
pemahaman kepada pasien dan keluarga pasien

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 8


bahwa tradisi tersbut tidak pas. Tapi cara
menyampaikannya harus sesuai dengan
perasaan.
• Jika temuan yang didiskusikan berkaitan
dengan rumusan masalah.
Komunikasi selalu terkait dengan konteks komunikasi berlangsung. Melalui interaksi yang terjadi
antar manusia, pertukaran pesan verbal dan non verbal berlangsung. Interaksi ini terjadi konteks
komunikasi yang meliputi budaya, fisik, relasi sosial dan lingkungan persepsi. Konteks budaya
meliputi tentang beragam hal yang berkaitan dengan budaya seperti individualisme dan kolektivisme.
Lingkungan fisik dapat berupa lokasi dimana komunikasi berlangsung (Neulip,2003 : 340).
Komunikasi yang berlangsung di sebuah rumah sakit di kota dengan komunikasi yang dilakukan
bidan yang berada di desa atau sub urban dengan pasien dan keluarga pasien.

Selain lingkungan fisik, lingkungan relasi sosial berupa relasi antar manusia yang berbeda posisi
(Neulip,2003:340). Di sebuah rumah sakit, bidan berada di dalam sebuah sistem organisasi, namun
saat praktek di klinik bersalin yang berada di rumah, bidan tidak menjadi bagian dari sebuah sistem
organisasi. Namun bukan berarti ketika praktek di rumah bidan tidak terikat oleh sistem sosial
tertentu. Mereka tetap terikat pada sistem sosial yang berupa tradisi adat istiadat.

10. Seberapa berharganya penelitian itu?

 Ya Tidak Tahu Tidak

PETUNJUK: Pertimbangkan

• Jika peneliti mendiskusikan kontribusi


penelitian yang dilakukan pada pengetahuan
atau pemahaman yang ada misalnya apakah
mereka mempertimbangkan temuan terkait
dengan praktik atau kebijakan saat ini?, atau
literatur berdasarkan penelitian yang relevan?
Hambatan bahasa merupakan hambatan yang paling mudah ditemui, namun berbeda dengan
hambatan bahasa sebenarnya bisa diatasi lebih mudah dibandingkan dengan problem yang lain (Slade

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 9


dan Lewis, 1994:129). Tentang kompetensi multikultur untuk memahami tradisi dan bahasa lokal
sebagaimana yang diceritakan keempat bidan di atas bisa dilihat sebagai dalam anxiety/uncertainty
management theory. Dikembangkan oleh Bill Gundykunst, anxiety/uncertainty management theory
menekankan kajian mengenai pertemuan budaya kelompok (cultural in-group) dengan orang asing
(stranger) (Griffin,2004:393). Bidan yang datang ke masyarakat bisa dilihat sebagai orang asing
yang harus berhadapan dengan budaya kelompok. Dalam posisinya sebagai orang asing, muncul
perasaan yang dialaminya, yaitu anxiety (kegelisahan) dan uncertainty (ketidakpastian). Dalam
keadaan seperti ini, individu yang berada dalam posisi sebagai orang asing akan merasa tidak aman
serta tidak tahu bagaimana harus bersikap (Griffin,2000:394). Dengan demikian,teori yang
dikembangkan oleh Gundykust hendak menjembatasi jarak dalam berkomunikasi sehingga
komunikasi menjadi efektif.

• Jika mereka mengidentifikasi area baru dimana


penelitian dibutuhkan
Penelitian ini dapat dilakukan identifikasi di
area wilayah lain.
• Jika para peneliti telah mendiskusikan apakah
atau bagaimana temuan-temuan tersebut dapat
ditransfer ke populasi lain atau dapat
dipertimbangkan bahwa penelitian tersebut
dapat digunakan
Penelitian ini dapat ditransfer pada populasi
lain.

©Critical Appraisal Skills Programme (CASP) Qualitative Research Checklist 13.03.17 10

Anda mungkin juga menyukai