Infant, neonatal
Carditocography
Intermitten auscultation
Assessment of fetal wellbeing
b. Frase Penelusuran
Patient/Population
Search Terms
(Infant* OR Neonatal*)
Problem
Intervention
(Cardiotocography*)
Comparator
(Intermitten auscultation*)
Outcome
PUBMED
987981
1048764
1125994
1019
16
(Intermitten auscultation*)
(Infant* OR Neonatal*) AND (Cardiotocography*) AND
Contoh:
Judul Artikel: Admission cardiotocography: a randomised controlled trial. Lawrence
Impey, Margaret Reynolds, Kathryn MacQuillan, Simon Gates, John Murphy, Orla
Sheil.
3. Menilai bukti secara kritis (mengetahui seberapa bagus bukti tersebut dan apa artinya)
Contoh :
Apakah hasil dari penelitian uji diagnosis ini valid?
Apakah ada perbandingan dengan baku emas yang dilakukan secara independen dan tersamar?
Apakah alat diagnosis diuji akurasinya dalam spektrum pasien yang merta (seperti terjadi dalam praktek rutin
Apakah uji yang dipakai sebagai baku emas dilakukan dengan mengabaikan hasil dari pemeriksaan lain yang
Akankah kemungkinan sakit setelah pemeriksaan mempengaruhi manajemen dan pertolongan anda kepada pa
ARR=1-RR
1-0,90= 0,1 (10%;95 CI, 0,75-1,08)
NNT= 1/ARR=1/0,1=10
Apakah anda dapat menerapkan bukti ilmiah yang valid dan penting dari
penelitian uji diagnosis dalam merawat pasien anda?
Apakah alat diagnosis ini tersedia, dapat diadakan, tepat, teliti di tempat anda bekerja?
Dapatkah anda membuat estimasi kemungkinnan sakit sebelum dilakukan pemeriksaan (dari data-data prakte
3) Maintenance
Sekali subjek ditempatkan ke kelompok, maka semua subjek diatur secara sama,
outcome yang relevan diukur menggunakan metodelogi yang sama untuk kedua
kelompok tersebut, akan tetapi banyak yang hilang pada saat follow upI.
4) Measurement
Blinding / penyamaran bidan yang melakukan pemeriksaan dengan
Metode
randomised controlled trial
Level
II B
Sumber : http://ekarianamidwifery.blogspot.co.id/2015/04/langkah-dalam-evidence-basedpractice.html diakses pada tanggal 4 Mei 2016 pukul 09.15 WIB (eka riana, 15 April 2015)
Meskipun evidence based medicine-practice dianggap sebagai standar emas dalam praktek
klinis, terdapat sejumlah keterbatasan dalam pelaksanaannya:
1. Evidence based medicine-practice menghasilkan penelitian kuantitatif, terutama dari
desain Randomized Controlled Trial (RCT). Dengan demikian, hasilnya mungkin tidak
relevan untuk semua situasi perawatan.
2. Penelitian dengan desain RCT mahal, maka prioritas diberikan pada topic penelitian yang
dipengaruhi oleh kepentingan para sponsor.
3. Ada jeda antara saat RCT dilakukan dengan ketika hasilnya dipublikasikan, dan ada jeda
antara saat hasilnya dipublikasikan dengan saat hasilnya diterapkan dengan benar.
4. Penelitian dengan rancangan RCT membatasi generalisasi, karena penelitian tidak
dilakukan pada semua populasi.
5. Tidak semua bukti dari penelitian dengan rancangan RCT dapat diakses dengan mudah,
sehingga efektivitas pengobatan yang dilaporkan mungkin berbeda dari yang dicapai
dalam praktek klinis rutin.
6. Hasil studi/ penelitan yang diterbitkan mungkin tidak mewakili semua studi yang
diselesaikan pada topik tertentu (diterbitkan dan tidak diterbitkan) atau mungkin tidak
dapat diandalkan karena kondisi studi yang berbeda dan bervariasi.
Penelitian umumnya cenderung berfokus pada populasi, namun tiap-tiap individu
dalam populasi dapat bervariasi secara substansial dari norma-norma yang umum terjadi
dalam suatu populasi. Dapat disimpulkan bahwa evidence based medicine-practice berlaku
untuk kelompok orang (populasi). Namun hal tersebut tidak menghalangi pemberi layanan
dari menggunakan pengalaman pribadi mereka dalam memutuskan bagaimana menyelesaikan
setiap masalah. Salah satu sumber menyarankan bahwa: pengetahuan yang diperoleh dari
penelitian klinis tidak langsung menjawab pertanyaan klinis, apa yang terbaik bagi klien,
dan menunjukkan bahwa evidence based medicine-practice tidak harus menyimpang dari
nilai pengalaman klinis. Sumber lainnya menyatakan bahwa evidence based medicinepractice berarti mengintegrasikan keahlian klinis individu dengan bukti klinis terbaik yang
tersedia
(diakses
secara
terbuka/
umum)
dari
penelitian
yang
sistematis.
Referensi:
American Psychological Association. (2006). APA presidential task force on evidence based
practice. Washington, DC: Author.
Anonim.
(2014).
Evidence
based
health
care
and
review.http://community.cochrane.org/about-us/evidence-based-health-care.
systematic
Florida
State
University.
Elder, Linda. (2007). Critical Thinking. http://www.criticalthinking.org/pages/definingcritical-thinking/766.
Tomales,
CA.
management
instead?
Acad
Med.
2005
Jul;80(7):685-9.
Sackett DL, Strauss SE, Richardson WS,et al. Evidence-based medicine: how to practice and
teach EBM. London: Churchill-Livingstone, 2000.