Anda di halaman 1dari 5

Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding (control time series design)

Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya dengan
menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya
control terhadap validitas internal, sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin
adanya validitas internal yang tinggi. Skema model dari penelitian ini adalah:
Grup Pretest Perlakuan Posttest
Eksp O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Kontrol O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8

Pada penelitian eksperimen murni kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak,
sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batas-batas fluktuasi acak.
Namun, dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian tidak
selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena subjek secara alami
telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok
siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas.
Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat
dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat
dilakukan sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan intact group.
Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Jadi
penelitian kuasi eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group)
untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.

Tujuan, Kelemahan, dan Keunggulan Eksperimen Semu,


Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Adapun beberapa kelemahan/ keterbatasan yang dimiliki oleh desain quasi eksperimen
adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan
sehingga dapat mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor
fenomena ekonomi atau perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal
asosiasi yang menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi (Caporaso,
1973:31-38).
Adapun secara terperinci kelemahan dari penelitian Quasi Eksperiment adalah sebagai
berikut:
a. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan anggota sampel pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau acak.
b. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan,
karena eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat.
Di dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia, penggunaan quasi eksperimen
sangat disarankan mengingat kondisi objek penelitian yang seringkali tidak memungkinkan
adanya penugasan secara acak. Hal tersebut diakibatkan telah terbentuknya satu kelompok utuh
(naturally formed intactgroup), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok
ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam
true eksperimen tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait
subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya. Sehingga untuk penelitian yang
berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran, direkomendasikan penggunaan teknik
quasi experiment di dalam implementasinya (Azam, Sumarno &Rahmat, 2006).
Selain memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki keuntungan. Adapun
keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas

Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen Time Series


Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti berikut, yaitu:
· Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
· Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber
yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan
definisi operasional dan definisi istilah.
· Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan: Mengidentifikasi
variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses
eksperimen; Menentukan cara mengontrol; Memilih rancangan penelitian yang tepat;
Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek
penelitian; Membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; Membuat
instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen
yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; Mengidentifikasi prosedur
pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
 Melaksanakan eksperimen.
 Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
 Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
 Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
 Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

Faktor Bias Mengukur Perubahan Dalam Eksperimen (Borg& Gall, 1983:720:726)

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam proses pengukuran yang terjadi
pada penelitian yang menggunakan desain berjenis eksperimen. Beberapa faktor tersebut dapat
menyebabkan bias di dalam hasil eksperimen antara lain:

1. Ceiling effect
Seringkali jangkauan nilai yang digunakan di dalam pelaksanaan tes sulit untuk dilakukan.
Sebagai contoh jika terdapat skala 0-100 dan seorang siswa memiliki peningkatan nilai dari 85
ke 90, bukan berarti lebih baik peningkatannya dibanding seorang siswa yang memiliki
peningkatan nilai dari 40 ke 60. Sehingga seakan-akan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 90
memiliki perkembangan lebih baik dibandingkan siswa yang mendapatkan nilai akhir 60.

2. Regression effect
Terdapat kemungkinan bahwa siswa yang mendapatkan nilai lebih rendah pada saat pre-test
nantinya akan mendapatkan nilai lebih tinggi pada saat posttest dan begitu pula sebaliknya. Hal
tersebut bisa terjadi karena adanya faktor keberuntungan dan kemungkinan besar bahwa
keberuntungan tersebut tidak terulang lagi. Asumsi lain yang terjadi adalah adanya perlakuan
yang dianggap sama rata untuk tiap peningkatan nilai tes, misal : peningkatan dari nilai 90 ke 95
seharusnya tidak dianggap sama dengan peningkatan dari nilai 40 ke 45.

3. Simpangan pengukuran yang berulang


Seringkali keefektifan pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dalam rentang waktu
tertentu bisa menyebabkan adanya simpangan yang besar dari satu pengukuran ke pengukuran
lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan analisa
kelompok perlakuan dikali dengan waktu pengujian agar didapat rasio yang signifikan pada
perbedaan antara pre-test dengan posttest.
Judul Penelitian: “Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa Yang Menggunakan Metode
Pembelajaran Sortir Kartu Dengan Metode Pembelajaran Tipe TGT (Teams Games
Tournament) Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Bojonegara”.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.
Kuasi eksperimen atau eksperimen semu merupakan metode eksperimen yang tidak
memugkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap variable dan kondisi eksperimen.
Untuk mendukung eksperimen ini, menggunakan dua kelompok yang akan dibandingkan dan
diambil secara acak (random sampling). Kelompok pertama dan kelompok kedua menggunakan
metode eksperimen, yang bertujuan untuk membandingkan prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode pembelajaran sortir kartu dan metode pembelajaran tipe TGT.

Kelompok Eksperimen Pretest Treatment Posttest

Kelompok 1 T1 XST T2

Kelompok 2 T1 XTGT T2

Ket : T1 = pretest (tes awal) XST = kelas dengan metode sortir kartu

T2 = post test (tes akhir) XTGT = kelas dengan metode tipe TGT
Ary, Donald et al, 2010, Introduction to Research in Education 8th edition, Wardswoth Cengage Learning
Azam, Prof. Nurfani SU, Apt, DR. Sumarno & DR Adi Rahmat, 2006, Metodologi Penelitian Untuk
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Penelitian Kuasi Eksperimen dalam PPKP, Direktorat
Ketenagaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Borg, Walter R. & Meredith Damien Gall, 1983, Educational Research, an Introduction fourth edition,
LongmanCaporaso,
James .A, 1973, Quasi-Experimental Approaches to Social Science dalam Quasi-Experimental Approaches (ed.
James A. Caporaso & Leslie L. Roos Jr), Northwestern University PressCook,
Thomas .D & Donald T. Campbell, 1979, Quasi Experimentation Design & Analysis Issue for Field Settings,
Houghton Mifflin Company:BostonLevy,
Yair & Timothy J. Ellis, 2011, A Guide for Novice Researchers on Experimental and Quasi- Experimental
Studies in Information Systems Research, Interdisciplinary Journal of Information, Knowledge,
and Management Volume 6, 2011
Robson, Lynda et al, 2001, Guide to Evaluating the Effectiveness of Strategies for Preventing Work Injuries:
How to Show Whether a Safety Intervention Really Works, National Institute for Occupational
Safety and HealthSalkind,
Neil .J, 2006, Exploring Research sixth edition, Pearson InternationalScott,
David & Robin Usher, 2011, Researching Education 2nd edition, Continuum International Publishing
GroupVockell,
Edward L, 1983, Educational Research, MacMillan PublishingSoetam, Jujuk, Edy – 26 Oktober 2011 Hal. 8

Anda mungkin juga menyukai