Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN ANALISIS METODE PENELITIAN

PADA JURNAL PENDIDIKAN

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Probabilitas dan Statistika

Dosen Pengampu : Mustofa Abi Hamid, S.Pd., M.Pd.T.

Tugas ke : 2

Nama Kelompok :

1. Johan Whisnu Adji (22831500


2. Firza Fadlullah Asman (22831500
3. Haryanto (22831500
4. Rini Anggraini (2283150028)

PROGRAM STUDI/JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2017
A. KAJIAN TEORI

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi ini sering juga
disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana
sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui
dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi yang
jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya
murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit".

Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan proses sebagai akibat
kehidupan atau suatu proses kejadian) adalah Populasi Infinitif. Misalnya penduduk suatu
negara adalah populasi yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabilah
penduduk tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka popuJasi yang infinit bisa berubah
menjadi populasi yang finit. Misalnya penduduk Kota Medan pada tahun 1990 (1 Januari s/d
31 Desember 1990) dapat diketahui jumlahnya. Umumnya populasi yang infinit hanyalah
teori saja, sedangkan kenyataan dalam prakteknya, semua benda hidup dianggap populasi
yang finit. Bila dinyatakan bahwa 60% penduduk Indonesia adalah petani, ini berati bahwa
setiap 100 orang penduduk Indonesia, 60 orang adalah petani. Hasil pengukuran atau
karakteristik dari populasi disebut "parameter" yaitu untuk harga-harga rata-rata hitung
(mean) dan untuk simpangan baku (standard deviasai). Jadi populasi yang diteliti harus
didefenisikan dengan jelas, termasuk didalam nya ciri-ciri dimensi waktu dan tempat.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri
secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut
"statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku.

Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

a. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.


b. Lebih cepat dan lebih mudah.
c. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
d. Dapat ditangani lebih teliti.
Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yang harus dipilih,
(tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi) misalnya:

- Meneliti air sungai


- Mencicipi rasa makanan didapur
- Mencicipi duku yang hendak dibeli

3. Pengambilan Sampel

Tujuan Agar sampel yang diambil dari populasinya "representatif" (mewakili), sehingga
dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.

Defenisi Dalam rangka pengambilan sampel, ada beberapa pengertian yang perlu
diketahui, yaitu:

Populasi Sasaran (Target Populasi): Yaitu populasi yang menjadi sasaran pengamatan atau
populasi dari mana suatu keterangan,akan diperoleh (misalnya efek obat pada ibu hamil)
maka target populasi adalah ibu hamil.

Kerangka Sampel (Sampling Frame): Yaitu suatu daftar unit-unit yang ada pada populasi
yang akan diambil sampelnya (daftar anggota populasinya).

Unit Sampel(Sampling Unit): Yaitu unit terkecil pada populasi yang akan diambil sebagai
sampel (KK atau RT).

Rancangan Sampel : Yaitu rancangan yang meliputi cara pengambilan sampel dan penentuan
besar sampelnya.

Random: Yaitu cara mengambil sampel, dimana setiap unit dalam populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat


sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik
pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu :
a. Probability Sampling (Random Sample)
b. Non Probability Sampling (Non Random Sample)

a. Probability Sampling

Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan
sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini
dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara random, bias pemilihan dapat
diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang
representatif. Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai
berikut:

- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.


- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

b. Penyimpangan (Error)

Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik.
Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya. Perbedaan inilah yang
disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error).

Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampel terhadap


populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini merupakan salah satu
bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kwesioner,
kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data disebut Non Sampling Error.

5. Cara Pengambilan Sampel

Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu sebagai berikut:

a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).


Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada
setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah
sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:

1) Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
2) Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang
prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- tentukan besar sampel yang akan diambil. (Misalnya 75 atau 25 %)
- tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom
pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit
mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-
angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor 300, merupakan nomor
sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor 300, tidak diambil sebagai
sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan
kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil
hanya satu, karena setiap orang.

hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.

Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhana

Kerugian : - Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.

- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,

sehingga biaya transportasi besar.

b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)

Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke K" dari titik awal yang dipilih secara
random, dimana:

( )
K= ( )
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil
sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.

Cara ini dipergunakan :

- Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi. Keuntungan :-Perencanan dan


penggunaanya mudah.
- Sampel tersebar di daerah populasi.

Kerugian : - Membutuhkan daftar populasi.

c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)

Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan


dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random
sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota
Madya Medan ( 4-6 tahun).

Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka


buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke
dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak
dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya
Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita
ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub
populasi tersebut di atas.
100 TK (populasi)

Sub populasi 20 kelompok A 50 Kelompok B 30 Kelompok C

25% 25%

5 TK 12-13 TK 7-8 TK

Gambar 1. Bagan Sampel Random Berstrata

Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 8.

Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.

Keuntungan : - Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat.

Kerugian : - Daftar populasi setiap strata diperlukan

- Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

d. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)

Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya


terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih
akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-
kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin
meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa
FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu
tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada tingkat II
diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan : - Tidak memerlukan daftar populasi.

- Biaya transportasi kurang

Kerugian : - Prosudur estimasi sulit.

e. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.

Misalnya: provinsi kabupaten Kecamatan desa Lingkungan KK.

Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan
perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil 2000.

(Indonesia)

- Propinsi

Propinsi SUMUT

Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Hamparan Perak

Ada 3 SMA ( 2000)

Gambar 2. Bagan Sampel Bertingkat

Cara ini dipergunakan bila:

1) Populasinya cukup homogeny


2) Jumlah populasi sangat besar
3) Populasi menempati daerah yang sangat luas
4) Biaya penelitian kecil
Keuntungan : - Biaya transportasi kurang

Kerugian : - Prosedur estimasi sulit

- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat

6. Non Probability Sample (Selected Sample)

Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability.


Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran
kasar tentana suatu keadaan.

Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak
memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umu saja.

Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :

a. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).

Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang
menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.

b. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).

Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga
jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung
jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.

c. Sampel Berjatah (Quota Sampling).

Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar
dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil
berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun.
Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana
penelitian akan dilakukan.

7. Gambaran Tentang Pengambilan Sampel

Di dalam suatu penelitian adalah sebagai berikut;

a. Perlu dirumuskan masalah-masalah yang dihadapi, kemudian perincilah masalah-


masalah tersebut dalam bentuk-bentuk informasi yang harus disajikan.
b. Setelah memahami ruang lingkup masalah yang dihadapi, tetapkanlah populasi yang
hendak diteliti itu.
c. Perlu diketahui apakah informasi yang dibutuhkan sudah pernah tersedia, misalnya
sebagai hasil penelitian orang lain.
d. Tentukan jenis penelitian apa yang paling baik, sesuai dengan biaya yang tersedia
sehingga dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan.
e. Susun rencana lengkap terhadap pelaksanaan penelitian tersebut, termasuk menyusun
defenisi, klasifikasi, kwesioner, petugas dan sebagainya.
f. Rencanakan beberapa "Alternative Sampling Design" yang dapat memberi gambaran
tentang beban ongkos dan tingkat kecermatannya.
g. Susun buku pedoman (manual) untuk pekerja lapangan selengkap mungkin.
h. Susun rencana, tabulasi dan tetapkan bentuk serta jenis dari tabel yang final.
i. Laksanakan pretest untuk menguji effektivitas kwesioner, manual, petugas lapangan
dan aspek-aspek oprasional lainnya.
j. Atas dasar pretest tersebut, perbaiki kwesioner, dan manual.
k. Tetapkan secara terperinci prosedur samping yang final.
l. Baru dilaksanakan penelitian yang sesungguhnya dan teruskan dengan pengolahan
serta tabulasi data seperti yang direncanakan.
m. Susun analisa atau hasil-hasil tersebut.
n. Buat laporan penelitian.
B. ANALISIS JURNAL PADA BAGIAN METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian Jurnal 1 (Pengaruh Problem-Based Learning terhadap Hasil


Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar PLC di SMK).

Pada Metode Penelitian jurnal tersebut, Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian Kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada
aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk melakukan pengukuran,
setiap fenomena sosial dijabarkan dalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator.
Tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk mengembangkan dan menggunakan model-model
matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses
pengukuran adalah bagian sentrall dalma penelitian kuantitatif, karena hal tersebut
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis
dari hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam
ilmu-ilmu alam, maupun ilmu-ilmu sosial, seperti pada ilmu fisika dan biologi sampai ilmu
sosiologi dan jurnalisme.

Jenis penelitian Kuantitatif yang digunakan oleh penulis jurnal adalah metode Quasi
Experiment. Eksperimen Quasi adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments),
pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperiment
(experimental units) namun tidak menggunakan penempatan secara acak. Pada penelitian
lapangan biasanya menggunakan rancangan eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain
tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama
dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Di sebut eksperimen semu karena eksperimen
ini belum atau tidak memiliki cir-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena
variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas
penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

Quasi experiment didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan,


pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk
menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan
perlakuan(Cook & Campbell, 1979). Jenis ini juga seringkali disebut sebagai post-hoc
research yang berarti bahwa peneliti dapat melihat efek yang terjadi dari sebuah variabel
setelah kejadian tertentu (Salkind, 2006:234). Quasi experiment sesungguhnya dapat
dikatakan mirip dengan true experiment jika dilihat dari pemanipulasian variabel independen
yang dilakukan (Ary et al, 2010:316).
Beberapa perbedaan yang sangat signifikan dari quasi experiment bila dibandingkan
dengan true experiment adalah jika di dalam true experiment digunakan untuk menguji
sebab-akibat yang sesungguhnya dari sebuah hasil relasi, sedangkan di dalam quasi
experiment hanya melakukan pengujian tanpa adanya kendali penuh didalamnya (Salkind,
2006:10; Levy & Ellis, 2011). Namun hal ini bukan berarti bahwa peneliti sama sekali tidak
memiliki kendali terhadap obyek penelitian di dalam quasi experiment, tetapi yang
dimaksudkan adalah kendali yang dimiliki tidak mutlak bisa digunakan.

Beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh desain quasi experiment adalah terlalu
fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan sehingga dapat
mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor fenomena
ekonomi atau perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal asosiasi
yang menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa efek seringkali tidak terlihat pada saat pengukuran terjadi
(Caporaso, 1973:31-38).

Di dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia, penggunaan quasi experiment


sangat disarankan mengingat kondisi obyek penelitian yang seringkali tidak memungkinkan
adanya penugasan secara acak. Hal tersebut diakibatkan telah terbentuknya satu kelompok
utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-
kelompok ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-
kaidah dalam true experiment tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel
yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya. Sehingga untuk penelitian
yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran, direkomendasikan penggunaan
teknik quasi experiment di dalam implementasinya (Azam, Sumarno & Rahmat, 2006).
Tidak adanya pengacakan dalam menentukan subjek penelitian memungkinkan untuk
munculnya masalah-masalah yang terkait dengan validitas eksperimen, baik validitas internal
maupun eksternal. Akibatnya, interpreting and generalizing hasil penelitian menjadi sulit
untuk dilakukan. Oleh karena itu, pembatasan hasil penelitian harus diidentifikasi secara jelas
dan subjek penelitian perlu dideskripsikan.

Secara umum, pelaksanaan penelitian dengan menggunakan teknik quasi experiment


dapat berhasil jika strategi berikut diterapkan didalamnya. Strategi tersebut antara lain
(Robson et al, 2001:30): menambahkan kelompok kontrol, melakukan pengukuran sebelum
dan sesudah implementasi yang didalamnya dilakukan intervensi, secara bertahap
memperkenalkan perlakuan terhadap kelompok obyek, menambahkan prosedur terbalik
terhadap tiap perlakuan di tiap kelompok dan menggunakan pengukuran luaran tambahan.

Rancangan yang digunakan oleh penulis dalam Quasi Experiment adalah pretest dan
posttest desain. Dari banyak desain eksperimental sebenarnya , pretest posttest desain-metode
yang disukai untuk membandingkan kelompok peserta dan mengukur tingkat perubahan yang
terjadi sebagai hasil dari perlakuan. Pretest posttest-desain tumbuh dari desain posttest
sederhana saja, dan beberapa masalah yang timbul dengan tugas dan alokasi peserta untuk
kelompok.

Desain quasi eksperiment yang digunakan adalah non- equivalent control group
design dianggap sebagai desain yang paling banyak digunakan di dalam teknik quasi
experiment (Salkind, 2006:235). Desain ini mirip dengan pre-test-posttest di dalam true
experiment namun tidak memiliki penugasan acak didalamnya.Karena adanya pretest, maka
pada desain penelitian tingkat kesetaraan kelompok turut diperhitungkan. Pretest dalam
desain penelitian ini juga dapat digunakan untuk pengontrolan secara statistik (statistical
control) serta dapat digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap capaian skor (gain
score).

Hal yang penting diperhatikan di dalam desain ini adalah jika posttest yang dilakukan
ternyata tidak berpengaruh kepada subjek eksperimen akibat adanya pengaruh dari pretest
sebelumnya. Sebab hasil posttest bisa jadi hanya merupakan pengaruh akibat dari adanya
pretest.

Tetapi bias yang terjadi antara hasil pretest dan posttest umumnya dapat dihindari jika
tes yang dilakukan lebih bersifat sebagai achievement test, karena didalamnya akan menuntut
subjek menjawab posttest berdasarkan hasil perlakuan eksperimen. Namun jika tes yang
dilakukan lebih mengarah ke motivasi atau sikap, maka disarankan untuk tidak menggunakan
desain jenis ini (Ary et al, 2010).

a. Hasil yang mungkin terjadi di dalam desain ini antara lain (Vockell, 1983:177) :
Kelompok yang mendapat perlakuan mendapatkan hasil posttest yang lebih baik
(dianggap sebagai hasil yang terbaik dari eksperimen).
b. Kelompok yang mendapat perlakuan mendapatkan hasil posttest yang sama baik atau
sama meningkat dengan kelompok yang tidak mendapat perlakuan (diasumsikan
sebagai hasil gagal dalam eksperimen karena perlakuan tidak memiliki pengaruh).
Secara umum, desain ini cukup memadai untuk dilakukan di dalam situasi yang tidak
memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan penugasan secara acak dan lebih ditekankan
kepada hasil posttest yang bersifat achievement sehingga efek dari eksperimen dapat lebih
terlihat secara jelas. Umumnya desain jenis ini digabungkan dengan desain lain dari quasi
experiment agar dapat mendapatkan hasil yang lebih optimal (Vockell, 1983:178).

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI dengan kompetensi keahlian teknik
elektronika industri. Di SMK Negeri 3 Wonosari pada tahun ajaran 2012/2013 kelas XI untuk
kompetensi keahlian teknik elektronika industri terbagi menjadi empat kelas, yaitu XI EI 1,
EI 2, EI 3 dan EI 4. Maka Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah sampel
jenuh, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.

Adapun Untuk variable dalam jurnal tersebut, terdapat 2 Variable Bebas atau variable
independent yaitu :

X1 : pembelajaran dengan metode PBL pada kelas eksperimen

X2 : pembelajaran dengan metode konvensional pada kelas control

Dan juga terdapat 2 Variabel Terikat atau Variabel dependent, yaitu :

Y1 : Hasil Belajar

Y2 : Motivasi Belajar

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Uji Kesamaan
Kemampuan Awal; (2) Statistika Deskriptif; (3) Uji Prasyarat analisis; (4) Uji Hipotesis
dengan T-test; (5) Uji Hipotesis dengan ANAVA dua jalan.

Statistika deskriptif adalah bagian dari ilmu statistika yang hanya mengolah,
menyajikan data tanpa mengambil keputusan untuk populasi. Dengan kata lain hanya
melihatgambaran secara umum dari data yang didapatkan. Statistika adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,menganalisis, menginterpretasi, dan
mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalahilmu yang berkenaan dengan data.Iqbal
Hasan (2004:185) menjelaskan : Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satusample. Analisa
deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah
apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis nol (H0)
diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan
satu variable atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena ituanalisis ini tidak berbentuk
perbandingan atau hubungan. Iqbal Hasan (2001:7) menjelaskan : Statistik deskriptif atau
statistic deduktif adalah bagian dari statistic mempelajari cara pengumpulan data dan
penyajian data sehinggamuda dipahami. Statistic deskriptif hanya berhubungan dengan hal
menguraikan ataumemberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau
fenomena. Dengan kata statistic deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau
persoalan.Penarikan kesimpulan pada statistic deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada
kumpulan data yang ada.

Didasarkan pada ruang lingkup bahasannya statistik deskriptif mencakup :1.


Distribusi frekuensi beserta bagian-bagiannya seperti : a. Grafik distibusi (histogram, poligon
frekuensi, dan ogif); b. Ukuran nilai pusat (rata-rata, median, modus, kuartil dansebagainya);
c. Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan rata-rata, variasi, simpangan baku, dan
sebagianya); d. Kemencengan dan keruncingan kurva 2. Angka indeks 3.Times series/deret
waktu atau berkala 4. Korelasi dan regresi sederhana Bambang Suryoatmono (2004:18)
menyatakan Statistika Deskriptif adalah statistika yangmenggunakan data pada suatu
kelompok untuk menjelaskan atau menarik kesimpulan mengenai kelompok itu saja

Ukuran Lokasi: mode, mean, median, dll

Ukuran Variabilitas: varians, deviasi standar, range, dll

Ukuran Bentuk: skewness, kurtosis, plot boksPangestu Subagyo (2003:1) menyatakan


: Yang dimaksud sebagai statistika deskriptif adalah bagian statistika mengenai pengumpulan
data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistika, pembuatan diagramatau gambar mengenai
sesuatu hal, disini data yangdisajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau
dibaca.Sudjana (1996:7) menjelaskan : Fase statistika dimana hanya berusaha melukiskan
atau menganalisa kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menarik kesimpulan
tentang populasi atau kelompok yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif. Statistik
Deskriptif dapat dinyatakan dengan frekuensi, mode, dan keragaman (variability)

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk
pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji
persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu
analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.

Salah satu cabang ilmu statistik yang digunakan untuk membuat keputusan adalah uji
hipotesis. Hipotesis adalah suatu anggapan atau pernyataan yang mungkin benar dan
mungkin juga tidak benar tentang suatu populasi. Dengan menggunakan uji hipotesis, peneliti
dapat menguji berbagai teori yang berhubungan dengan masalah-masalah yang sedang
diteliti. Salah satu metode untuk menguji hipotesis adalah sample t-Test, dimana metode
sample t-Test dibagi menjadi tiga, yaitu one sample t-Test, paired sample t-
Testdan independent sample t-Test. Uji hipotesis t-Test adalah uji hipotesis yang digunakan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari sampel yang diambil.

Analisis varians yang tidak hanya memiliki satu variabel disebut dengan analisis
varians dengan klasifikasi ganda atau jamak. Jika dalam analisis varians satu jalur (Anava
Tunggal) hanya memiliki variabel kolom, maka dalam analisis varians dua jalur (Anava
Ganda) memiliki variabel kolom dan variabel baris. Dengan demikian akan diperoleh
interaksi antara kolom dengan baris.

Anava Ganda dapat hanya mempunyai satu atau lebih variasi kolom, maupun satu
atau lebih variasi baris. Sehingga dapat diperoleh Anava Dua Jalan, Anava Tiga Jalan, dan
seterusnya (Arikunto, 1992: 285). Anava dua-jalur adalah analisis varian yang digunakan
untuk menguji hipotesis perbandingan lebih dari dua sampel dan setiap sampel terdiri atas
dua jenis atau lebih secara bersama-sama (Riduan, 2003:222). Anava Dua Jalan, Anava
Tiga Jalan menunjukkan adanya variabel bebas, banyaknya sel diperoleh dari hasil kali
banyaknya penggolongan setiap variabel. Misalnya variabel A terdapat 2 klasifikasi, variabel
B terdapat 3 klasifikasi, variabel C terdapat 2 klasifikasi, maka banyaknya sel adalah 2 X 3 X
2 = 12 buah sel.

Penelitian ini dilakukan di SMK N 3 Wonosari yang berlokasi di Jl Pramuka Ta-


warsari wonosari Gunung Kidul. Waktu pene-litian dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013 tepatnya pada bulan Febru-ari 2013 sampai dengan April 2013.
2. Metode Penelitian Jurnal 2 (Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap
Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas X Di SMK Negeri 1 Depok).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian kausal
komparatif, atau dengan nama lain yaitu ex post facto, Dalam penelitian
pendidikan setidaknya dikenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk
kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah
analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung
(numeric). Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Penelitian kuantitatif
terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal
komparatif. Penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar dibedakan karena kedua
penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan
tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi kausal komparatif biasanya melibatkan
dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas.
Nama ex post facto berasa dari bahasa latin yang artinya dari sesudah fakta,
menujukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaaan dalam variabel-
bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki
hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari
faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini
pendekatan dasarnya adalah dimulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian
mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam
hal ini ada unsur yang membandingkan antara dua atau lebih variabel.
Sementara itu, menurut Kerlinger penelitian kausal komparatif (causal comparative
research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang
sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya
tidak dapat dimanipulasi.
Kemudian, Gay mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau ex post facto
adalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan
perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain, penelitian
kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-
akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi
penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah
memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang
mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Gay, Mills, Airasian
mencontohkan, sebagai suatu penjelasan yang mungkin tentang bukti perbedaan dalam
penyesuaian sosial di kalangan siswa kelas 1 SD, seseorang peneliti dapat membuat hipotesis
bahwa partisipasi dalam pendidikan prasekolah yang merupakan faktor
utama dalammemberikan kontribusi. Jika kelompok pendidikan prasekolah memperlihatkan
tingkat penyesuaian sosial tinggi, hipotesis peneliti akan didukung.
Pendapat berbeda mengenai penelitian komparatif dipaparkan oleh Sugiyono bahwa
masalah penelitian dalam hubungan kausal termasuk dalam rumusan asosiatif, bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan
yang bersifat sebab-akibat. Jadi, di sini ada variabel independen (variabel yang dipengaruhi)
dan dependen (variabel yang dipengaruhi).
Di lain pihak, Donald Ary, dkk. memaparkan bahwa penelitian kausal komparatif
merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah
perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu
secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat sehingga tidak
memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian
eksperimenmemberikan batasan tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris
yang sistematis. Ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
perwujudan variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya
memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan hubungan di antara variabel - variabel itu
dilakukan tanpa intervensi langsung, tapi berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel
bebas dan variabel terikat itu. Peneliti dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-
akibat dari variabelnya tidak dapat melakukan treatment dan penelitian ini cenderung
mengandalkan data kuantitaif.
Peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya.
Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa
itu.[10] Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali
fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian
mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependent variables) dan menguji data itu
dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan
dan maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(SMKN) 1 Depok Sleman, Yogyakarta.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Probability sampling,
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan jenis Simple Random
Sampling, adalah pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen.
Subject dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(SMKN) 1 Depok Sleman, Yogyakarta sebanyak 7 kelas dengan total 155 siswa sebagai
subyek. Waktu penelitian dimulai dari tanggal 13 Maret 2015 - 25 Maret 2015.
Variabel penelitian dalam jurnal ini yaitu dukungan keluarga dan pengambilan
keputusan karir. Atau jenis variabel bebas Variabel bebas sering pula disebut sebagai variabel
penyebab atau independent variables. Pengertian variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi atau yang menyebabkan terjadinya perubahan. Dengan bahasa lain yang lebih
mudah, variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan
dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara fenomena atau peristiwa yang
diteliti atau diamati. Dalam hal ini variable bebasnya yaitu keluarga yang akan
mempengaruhi keputusan karir siswa.
3. Metode Penelitian Jurnal 3 (Penerapan Metode Pembelajaran Kolaboratif
Untuk Meningkatkan Prestasi belajar siswa kelas X pada mata pelajaran
Membaca Gambar Sketsa di SMK Negeri 2 Klaten).

Jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini tidak bertujuan untuk menguji hipotesis secara kuantitatif, namun lebih
bersifat mendeskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada di lapangan. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yang meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahap tindakan pada siklus kedua
merupakan perbaikan dan pengembangan dari siklus pertama, sehingga dalam
penyusunannya harus memperhatikan hasil refleksi pada siklus yang pertama. Secara
skematis, siklus kegiatan tindakan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. siklus kegiatan tindakan


Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
(SMKN ) 2 Klaten, Kabupaten Klaten. Sugiono (2006), Teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Probability sampling,
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan jenis Simple Random
Sampling, adalah pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen.
Subjecu dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X.TPM-A Jurusan Teknik Pemesinan
tahun ajaran 2012/2013. Kelas X.TPM-A berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 29 siswa laki-
laki dan 3 siswa perempuan sebagai subyek. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret
April.
Variabel penelitian dalam jurnal ini yaitu dukungan keluarga dan pengambilan
keputusan karir. Atau jenis variabel bebas Variabel bebas sering pula disebut sebagai variabel
penyebab atau independent variables. Pengertian variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi atau yang menyebabkan terjadinya perubahan. Dengan bahasa lain yang lebih
mudah, variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan
dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara fenomena atau peristiwa yang
diteliti atau diamati. Dalam hal ini variable bebasnya yaitu keluarga yang akan
mempengaruhi keputusan karir siswa.
4. Metode Penelitian Jurnal 4 (Pencapaian Standar Kompetensi Siswa SMK
NEGERI Program Keahlian Tata Busana Di Kota Yogyakarta Dalam
Pembelajaran Dengan KBK).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode dengan jenis
penelitian proportionate stratified random sampling .Dalam penelitian pendidikan setidaknya
dikenal dua jenis penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif
adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar
daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data
yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric). Pada penelitian
kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian
eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komparatif. Penelitian korelasional
dan kausal komparatif sukar dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi
dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara
keduanya. Studi kausal komparatif biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu
variabel bebas.
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan
sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Menurut Margono
(2004: 126) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi
yang mempunyai susunan bertingkat atau berstrata. Menurut Sugiyono (2001: 58) teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional. Misalnya suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar
belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Populasi berjumlah 100 orang
diketahui bahwa 25 orang berpendidikan SMA, 15 orang diploma, 30 orang S1, 15 orang S2
dan 15 orang S3. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut dan
diambil secara proporsional.
Penulisan laporan ini menggunakan teknik analisis data statistik. Teknik analisis data
dalam penelitian, dibagi menjadi dua, yaitu teknik analisis data diskriptif dan teknik analisis
data inferensial. Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika
deskritif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Temasuk dalam teknik analisis data
statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase,
frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Sementara itu teknik analisis data inferensial dilakukan dengan statistik inferensial,
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang
berlaku umum. Ciri analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik tertentu
(misalnya uji t, uji F, dan lain sebagainya). Hasil dari perhitungan rumus statistik inilah yang
menjadi dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi. Dengan demikian, statistik
inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi. Sesuai
dengan fungsi tersebut maka statistik inferensial cocok untuk penelitian sampel.
Populasi di jurnal ini adalah siswa SMK Negeri di Kota Yogyakarta yang meliputi
SMK N 4 Yogyakarta dan SMK N 6 Yogyakarta sebanyak 671 siswa Program Keahlian Tata
Busana SMK Negeri di Yogyakarta.
Sugiono (2006), Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Proportionate stratified random sampling, adalah teknik
yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional. Misalnya suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar
belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata.
Subjek dari penelitian ini adalah 137 siswa dari 671 siswa Program Keahlian Tata
Busana SMK Negeri di Kota Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai