Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

OBSERVASI DAN INTERVIEW


PENYESUIAN DIRI MAHASISWA BARU
Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Oservasi dan Inteview

NAMA : DEA WORO WIJAYANTI


NIM : F100120063
KELAS C
ASISTEN : FIRDHA
DOSEN PENGAMPU : AULIA KIRANA

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA
2014

I. IDENTITAS PRAKTIKAN
A. Nama : Dea Woro Wijayanti
B. Nim : F100120063
C. Kelas : c
D. Asisten : Firdha
II. IDENTITAS INTERVIEWR
A. Nama : SR
B. Usia : 18tahun
C. Pendidikan : tamat SMK
D. Alamat : karangasem
III. TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami penyesuaian diri pada mahasiswa baru
IV. LOKASI
Ruang 2.2
V. WAKTU
A. Hari : kamis
B. Tanggal : 2 oktober 2014
C. Jam : kurang lebih 09.45-10.15 (kurang lebih 30 menit)
VI. LATAR BELAKANG
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa
penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah Observasi Dan Interview yang
membahas tentang Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru dalam bentuk Lapoan
Praktikum I.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan

orangtua, teman-teman, asisten dan para dosen yang bersangkutan. Sehingga


kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis ucapkan
terimakasih.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.
Surakarta, 15 Oktober 2014

Penulis

Mahasiswa adalah pelajar yang paling tinggi. Mahasiswa di harap bisa


memahami, permasalahan dan memilih solusi terbaik sesuai dengan pemahaman
yang di pelajari. Tapi banyak mahasiswa yang kurang mengerti akan tanggung
jawab dan kewajiban yang harus di milikinya. Sehingga banyak mahasiswa yang
mengalami stress, terutama bagi mahasiswa baru. Pada usia ini mahasiswa berada
di masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal, berbagai persoalan baik
internal maupun eksternal banyak dijumpai diusia usia ini. Tak terkecuali dengan
mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang, berdasakan
fenomena di lapangan, banyak diantara mahasiswa baru yang kaget dengan sistem
akademik yang diterapkan oleh UIN Malang.
Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati di
Asrama Putra dan Putri kampus IPB Darmaga, dalam penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi,
32,7% mengalami stress tingkat sedang dan 4,7% mengalami stress tingkat
rendah.
Hasil wawancara pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 4
mahasiswa baru menununjukkan adanya potensi-potensi untuk timbul stress pada
mereka, wawancara ini hanya sebagai bahan awal untuk mengetahui fenomena
yang terjadi dilapangan. Stress sendiri merupakan suatu kedaan yang tertekan,
baik fisik maupun psikologis. Keadaan yang tercipta ini merupakan suatu keadaan
yang sangat mengganjal dalam diri individu karena adanya perbedaan antara yang
diharapkan dengan yang ada (Chaplin, 2001).
Bagi individu yang memiliki kesejahteraan psikologis dan mekanisme
penyesuaian diri yang baik, maka individu tersebut akan mampu mengeksplore
potensi yang di miliki dengan memanfaatkan dan memaksimalakan progam
Universitas untuk mencetak generasi yang ulul albab, sehingga terjadinya stress
dapat di minimalisir. Begitu pula sebaliknya ketika individu tidak memiliki
kesejahteraan psikologis dan mekanisme penyesuaian diri yang baik, akan
cenderung merasa tidak mampu dan merasa terbebani dengan sistem yang di
terapkan oleh kampus, akhirnya timbullah stress pada mahasiswa baru,
dikarenakan individu tidak mampu memaksimalkan potensi yang di milikinya.

Ketika individu memiliki mental yang sehat dan memiliki penilaian yang
positif atas kehidupannya, serta mampu mengeksplore dan mengoptimalkan
segala potensi yang di miliki, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki
fungsi psikologis yang positif (positive psychological functioning). Aristoteles
(dalam Ryff, 1989).
Mahasiswa baru pada umumnya memiliki masalah pada penyesuaian diri
mereka terhadap lingkungan sekitar, baik dalam hal lingkungan pergaulan maupun
terhadap sistem akademik. Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan perubahan
tersebut diperlukan sebagai mekanisme yang efektif untuk mengatasi stress dan
menghindarkan terjadinya krisis psikologis (Calhoun dan Acocella, 1990).
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati yang menunjukkan
bahwa sebanyak 62,7% mahasiswa baru mengalmi stress dikarenakan berbagai
hal diantaranya adalah satu kamar dihuni lebih dari 4 orang mahasiswa, kesulitan
berdapatasi dengan teman,, masalah pribadi, kesulitan menyesuaikan diri dengan
materi kuliah atau system akademik kampus, masalah kesehatan, homestik (rindu
keluarga) dan masalah keungan. Sehingga bukan hal yang mustahil jika ada
diantara mahasiswa baru yang mengalami stress. Berdasarkan observasi terhadap
fenomena dan fakta awal dilapangan menunjukkan banyak mahasiswa baru
mengalami stress di karenakan beberapa factor, diantaranya adalah para MABA
ini kurang memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru dimana dia tinggal,
serta para MABA ini juga kurang memiliki kemampuan dalam membuat rencana
& mengorganiasasikan suatu respon diri sehingga dapat menanggapi masalah
dengan efesien, dari faktor-faktor tersebutlah akirnya peneliti mengambil variable
kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, karena dari fenomena tersebut
terdapat aspek-aspek yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis dan
penyesuaian diri.

VII. DATA OBSERVASI


Wawancara berlangsung dari jam kurang lebih 09.45-10.15 (kurang lebih 30
menit) praktikum OBI dlakukan di lantai dua ruang dua fakultas psikologi UMS.
Ruangan ini berukuran kurang lebih 2x6m. Terdapat 54 meja kayu dan terdapat
tiga kursi disetiap mejanya. Terdapat satu buah papan tulis di tembok sebelah
utara, satu buah ac yang menyala dibagian tembok atas sebelah selatan dan satu
kipas angin menyala ditengah atap ruangan
Keadaan tempat wawancara terang karena terdapat 6 buah lampu neon di atap
ruangan dan 6 buah jedela kaca yang terbuka dibagian barat dan timur tembok.
Saat wawancara berlangsung testee menghadap utara dan tester menghadap
selatan. Didalam rungan terdapat 8 orang yang melakukan wawancara terdiri dari
4 pasang, setiap pasang nya ada yang menjadi testee dan tester.
Testee berusia kurang lebih 18 tahun dengan tinggi kurang lebih 165cm dan
berat badan kurang lebih 52kg. Testi menggunakan jilbab kuning, kemeja putih
dan rok hijau.
Saat wawancara berlangsung, testee selalu melihat ke arah tester dan
menanggapi semua pertanyaan tester.
Testee kadang menggerakan tangannya dengan menunjuk-nunjuk meja
dengan jarinya untuk melakukan penekakan pada kata-kata yang dia ucapkan.
Kesimpulan nya testee sangan kooperatif dalam wawancara dan menjawab
semua pertanyaan tester dengan baik dan benar.
VIII. DATA INTERVIEW
Terdapat beberapa aspek yang didapat dalam data interview, yaitu aspek
menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita,2009 195)
Aspek kematangan emosional, hal ini mencakup dalam kemantapan suasana
kehidupan kebersamaan dengan orang lain. Seperti testee bisa berbaur dan
menjalani kehidupan nya dengan orang lain selain keluarganya, seperti teman baru
dikampus nya dan tetangga-tetangga yang ada d lingkungan rumahnya.
Aspek kematangan intelektual, hal ini mencakup dalam keterbukaan dalam
mengenal lingkungan. Seperti testee mau mengikuti beberapa organisasi yang ada

dilingkungan kampus baru nya, tentu itu juga membutuhkan penyesuaian yang
tidak sebentar agar bisa masuk ke dalam perkumpulan baru yang testee datangi.
Aspek kematangan sosial, hal ini mencakup dalam kesediaan kerjasama,
seperti yang dilakukan testee, mau bekerja sama menjadi testee dalam praktikum
observasi dan interview.
IX. LANDASAN TEORI
Cara mahasiswa baru dalam penyesuaian diri dikampus juga melibatkan
emosi, bagi manusia emosi tidak hanya berfungsi untuk pertahanan diri tapi juga
sebagai pembangkit diri untuk mau berkembang didalam lingkungan baru nya.
Sebagai pembawa pesan, emosi memberi tahu kita bagaimana orang-orang yang
berada disekitar kita, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang
tepat dengan kondisi yang ada (Martin 2003) saat anak-anak tumbuh dewasa,
mereka lebih menyadari perasaan orang lain. Mereka dapat mengatur emosi
mereka secara lebih baik dan merespon tekanan emosional orang lain (Saarni et
al.,1998). Setelah mereka dapat mengatur dan memberi respon terhadap
lingkungan sekitarnya dalam penyesuaian diri, mereka pasti mulai menggunakan
lingkungan dalam hubungan sosial.
Masalah-masalah yang dihadapi memberikan suatu bentuk ujian bagi para
remaja agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Hal ini
dikarenakan oleh berbagai macam pertimbangan pada masa remaja sebagai
periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa,
yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock,
2007). Penyesuaian diri merupakan hal yang penting, bila mahasiswa tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggalnya yang baru mahasiswa akan
mengalami banyak konflik dan fokus yang dihadapi bukan lagi masalah akademik,
namun masalah-masalah lain diluar akademiknya. Lazarus (1963, h.7)

X. PEMBAHASAN
Subjek mengatakan "Sebenernya bisa, tapi tergantung orang nya juga. Kalau
misalnya orang nya emang gamau berbaur ya nggak bisa" dari pernyataan di atas
subjek adalah Testee menyatakan bahwa orang yang susah berbaur akan susah
menyesuiakan diri sesuai dengan teori "Sebagai pembawa pesan, emosi memberi
tahu kita bagaimana orang-orang yang berada disekitar kita, sehingga kita dapat
memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi yang ada (Martin
2003)"
XI. KESIMPULAN
Penyesuaian diri mahasiswa baru di lingkungan baru tempat mereka mencari
ilmu memang harus dilakukan dan disadari oleh setiap mahasiswa, karena dengan
begini mereka dapat mendapatan kehidupan sosialisasi yang baik dalam kampus
nya dan membuat mereka lebih nyaman dalam keseharian di kampus.
Keberhasilan penyesuaian diri juga dipengaruhi beberapa aspek.
Aspek kematangan emosional, hal ini mencakup dalam kemantapan suasana
kehidupan kebersamaan dengan orang lain. Seperti testee bisa berbaur dan
menjalani kehidupan nya dengan orang lain selain keluarganya, seperti teman baru
dikampus nya dan tetangga-tetangga yang ada d lingkungan rumahnya.
Aspek kematangan intelektual, hal ini mencakup dalam keterbukaan dalam
mengenal lingkungan. Seperti testee mau mengikuti beberapa organisasi yang ada
dilingkungan kampus baru nya, tentu itu juga membutuhkan penyesuaian yang
tidak sebentar agar bisa masuk ke dalam perkumpulan baru yang testee datangi.
Aspek kematangan sosial, hal ini mencakup dalam kesediaan kerjasama,
seperti yang dilakukan testee, mau bekerja sama menjadi testee dalam praktikum
observasi dan interview.

XII. PENUTUP

Surakarta, 15 Oktober 2014


TTD

Dea Woro Wijayanti

Hubungan Antara Kesejahteraan Psikologis dan Penyesuaian Diri Terhadap


Stress Akademik Mahasiswa Baru
Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di
harapkan mampu memahami konsep, dapat memetakan permasalahan dan
memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai dengan pemahaman
yang telah di pelajari. Namun banyak diantara mahasiswa yang kurang mengerti
akan tanggung jawab dan kewajiban yang harus di milikinya. Sehingga banyak
mahasiswa yang mengalami stress, terutama bagi mahasiswa baru. Pada usia ini
mahasiswa berada di masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal,
berbagai persoalan baik internal maupun eksternal banyak dijumpai diusia usia
ini. Tak terkecuali dengan mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Malang, berdasakan fenomena di lapangan, banyak diantara mahasiswa
baru yang kaget dengan sistem akademik yang diterapkan oleh UIN Malang.
Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati di
Asrama Putra dan Putri kampus IPB Darmaga, dalam penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi,
32,7% mengalami stress tingkat sedang dan 4,7% mengalami stress tingkat
rendah.
Hasil wawancara pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 4
mahasiswa baru menununjukkan adanya potensi-potensi untuk timbul stress pada
mereka, wawancara ini hanya sebagai bahan awal untuk mengetahui fenomena
yang terjadi dilapangan. Stress sendiri merupakan suatu kedaan yang tertekan,
baik fisik maupun psikologis. Keadaan yang tercipta ini merupakan suatu keadaan
yang sangat mengganjal dalam diri individu karena adanya perbedaan antara yang
diharapkan dengan yang ada (Chaplin, 2001).
Bagi individu yang memiliki kesejahteraan psikologis dan mekanisme
penyesuaian diri yang baik, maka individu tersebut akan mampu mengeksplore
potensi yang di miliki dengan memanfaatkan dan memaksimalakan progam
Universitas untuk mencetak generasi yang ulul albab, sehingga terjadinya stress
dapat di minimalisir. Begitu pula sebaliknya ketika individu tidak memiliki

kesejahteraan psikologis dan mekanisme penyesuaian diri yang baik, akan


cenderung merasa tidak mampu dan merasa terbebani dengan sistem yang di
terapkan oleh kampus, akhirnya timbullah stress pada mahasiswa baru,
dikarenakan individu tidak mampu memaksimalkan potensi yang di milikinya.
Ketika individu memiliki mental yang sehat dan memiliki penilaian yang
positif atas kehidupannya, serta mampu mengeksplore dan mengoptimalkan
segala potensi yang di miliki, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki
fungsi psikologis yang positif (positive psychological functioning). Aristoteles
(dalam Ryff, 1989).
Mahasiswa baru pada umumnya memiliki masalah pada penyesuaian diri
mereka terhadap lingkungan sekitar, baik dalam hal lingkungan pergaulan maupun
terhadap sistem akademik. Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan perubahan
tersebut diperlukan sebagai mekanisme yang efektif untuk mengatasi stress dan
menghindarkan terjadinya krisis psikologis (Calhoun dan Acocella, 1990).
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati yang menunjukkan
bahwa sebanyak 62,7% mahasiswa baru mengalmi stress dikarenakan berbagai
hal diantaranya adalah satu kamar dihuni lebih dari 4 orang mahasiswa, kesulitan
berdapatasi dengan teman,, masalah pribadi, kesulitan menyesuaikan diri dengan
materi kuliah atau system akademik kampus, masalah kesehatan, homestik (rindu
keluarga) dan masalah keungan. Sehingga bukan hal yang mustahil jika ada
diantara mahasiswa baru yang mengalami stress. Berdasarkan observasi terhadap
fenomena dan fakta awal dilapangan menunjukkan banyak mahasiswa baru
mengalami stress di karenakan beberapa factor, diantaranya adalah para MABA
ini kurang memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru dimana dia tinggal,
serta para MABA ini juga kurang memiliki kemampuan dalam membuat rencana
& mengorganiasasikan suatu respon diri sehingga dapat menanggapi masalah
dengan efesien, dari faktor-faktor tersebutlah akirnya peneliti mengambil variable
kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, karena dari fenomena tersebut
terdapat aspek-aspek yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis dan
penyesuaian diri.

No

Subjek

Baris
1
Tester

10

Testee
Tester
Testee
Tester

15
Testee
20
Tester
Testee
Tester
25
Testee
30

Verbatim
Assalamualaikum
warohmatullahiwabaro
katuh
Saya dea mahasiswi
fakultas psikologi UMS
hari ini akan melakukan
wawancara sama mbak,
apa mbak bersedia?
Iya bersedia
Kalau boleh tau mbak
namanya siapa ya?
Namanya sinta
rahmawati
Mbak sinta mahasiswa
baru? Kuliahnya
difakultas apa?
Di fakultas ilmu
komunikasi dan
informatika, ambilnya
ilmu komunikasi
Mbak sinta asli orang
solo atau anak rantau?
Asli solo, lahir di solo
Oo.. Mbak sinta asli
solo
Kalau boleh tau,
rumahnya dimana?
Rumahnya di
karangasem, tapi
dulunya bukan disana.
Dulu kan ibu dijakarta,
terus ayah orang timur

Tema

Chunking

Analisis

Testee menceritakan
kronologis pertemuan
kedua orang tuanya.
Ayah nya tertembak

leste. Jadi dulu ayah


perang kena tembak,
terus dibawa kerumah
sakir di RSPAD kena
tulang belakang nya
jadi nggak bisa jalan.
Trs dijakarta ketemu
ibu, ahirnya nikah terus
pindah ke solo di
daerah jebres

35

40

Tester
45

50
Testee

55

60

Tester
Testee

65

Tester

Testee
70

75
Tester

Oo.. Jadi mbak asli


orang solo tapi ayah
orang timur leste
Gimana sama temen
kuliahnya? Ada perlu
penyesuaian nggak?
Atau apa itu namanya,
adaptasi
Iya mbak, habis apa tu
namanya orang nya
beda-beda. Kalau
kuliah kan ketemu
cuma sebentar habis itu
pulang jadi nggak bisa
bener-bener kenal.
Biasanya kalau pulang
kuliah suka pada main.
Mbak sinta ga ikut?
Enggak soalnya nggak
begitu suka main,
apalagi kalau setiap hari
kan boros
Selama dikampus yang
baru, mbak sinta
mengalami kesulitan
adaptasi nggak?
Iya soalnya kan temen
nya dari macem-macem
daerah
Ngomongnya beda
Cara bicaranya juga
beda
Jadi nanti kita ngomong
apa ditanggepin nya apa
Menurut sinta,

saat perang di timor


leste

Sikap
tolera
nsi

Testee menyatakan
bahwa saat
diperkuliahan dia
sangat perlu
melakukan
penyesuaian diri

Sikap
tolera
nsi

Testee mengalami
sedkit kesulitan dalam
penyesuaian karena
teman-teman nya dari
berbagai daerah

80
Testee

85

90

Tester

Testee
95

Tester
100
Testee
105

110

Tester

115
Testee
120

penyesuaian diri atau


adaptasi itu sebenernya
apa?
Adaptasi itu
menyesuaikan diri sama
tempat baru. Apalagi ini
kan fakultas
komunikasi jadi harus
banyak temen harus
pinter komunikasi juga
biar dapet temen yang
banyak
Kalau fakultas
komunikasi itu
memepelajari tentang
apa sih mbak?
Belum tau juga mbak,
kan ini masih semester
satu jadi isinya masih
ilmu-ilmu pengantar
gitu
Cara sinta buat
menyesuikan diri
dikampus gimana?
Caranya, misal ada
temen yang diem
didatengin, tanya-tanya
asalnya dari mana,
pokoknya sok-sok an
tanya aja. Tar kalo udah
kenal kan temen nya
banyak
Menurut sinta orang
dikampus dan dirumah
isa melakukan
penyesuaian diri
nggak? Atau nggak
semuanya bisa
melakukan
penyesuaian?
Sebenernya bisa, tapi
tergantung orang nya
juga. Kalau misalnya
orang nya emang
gamau berbaur ya
nggak bisa

Mam
pu
mema
hami
orang
lain

Testee mengatakan
penyesuaian diri itu
ber adaptasi pada
sesuatu yang baru

Kema
mpua
n
santai
dan
gemb
ira

Testee menyatakan
untuk mengenal
seseorang kita bisa
memulai mengobrol
lebih dulu

Mam
pu
mema
hami
orang
lain

Testee menyatakan
bahwa orang yang
susah berbaur akan
susah menyesuiakan
diri

Tester
125
Testee
130

135
Tester
140

Testee
Tester

145
Testee
150

Tester
155
Testee
160

165
Tester

Sinta btuh waktu berapa


lama untuk
menyesuaikan diri
dikampus?
Ga lama-lama sih
Cuman kalau pas masih
masta ppa dulu kl
diajakin ngomong
paling jawaban nya
cuma senyum atau
cuma "iya" kalau
sekarang sih udah
biasa, jadi nggak sampe
seminggu sih
Sinta pernah ngalamin
pindah rumah nggak?
Pindah rumah. belum
Nah.. Pas sinta udh
gede, mulai besar mulai
punya temen, sinta
merasa perlu ber
adapatasi atau
meneyesuaikan diri lagi
nggak sih?
Iyasih ngalamin banget
Karena temen yang
waktu kecil udh banyak
yang pindah. Jadi
ketemu orang baru lagi
nyesuaian lagi
Sinta mulai kenal orang
baru dilingkungan rmah
itu kelas berapa? Umur
berapa?
Orang itu sebenernya
udah lama, cuman aku
yang nggak pernah, aku
selalu sama t ementemen yang lama, kalo
pas misal lagi ada TPA
gitu ketemu ngobrol
lagi
Cara yang sinta pakai
selama ini kira-kira
berhasil nggak menurut
sinta?

Terbu
ka
dalam
meng
enal
lingk
ungan

Testee menyatakan,
bahwa waktu untuk
menyesuaakn diri
menurutnya tidak lama

170

Testee

175
Tester

180
Testee

185

Tester

190

Testee

195
Tester
Testee
200

Tester
Testee

205

Tester

Testee
210

Berhasil tapi ga ke
semua sih, kadang
ngobrol cuma jawab
senyum aja, kadang
juga ada yang disapa
hai, dia juga nyapa hai
Orang yang bisa
terbuka sama sinta
sama yang enggak bisa
perbandingan nya
banyak yang mana?
Banyakan yang terbuka
sih
Sinta masih perlu
menyesuiakan diri
nggak diruma?
Meskipun kamu lahir
disitu dan besar disitu?
Masih sih, apalagi sama
orang yang lebih tua.
Karena orang disana
ngomongnya pake
bahasa jawa tapi bahasa
alus. Sedangkan aku ga
bisa
Ibu ga bisa bahasa
jawa? Ibu lahir nya
dimana?
Ibu lahir di jogja, besar
di jakarta
Sinta ngerasa nyaman
nggak sama lingkungan
dirumah?
Nyaman sih, nyaman
banget
Temen sinta dikampus,
menururt sinta nerima
sinta dengan baik apa
nggak?
Hmm.. Nggak tau juga
iya sih mungkin ada
yang nerima. Kadang
ada yang kaya gimana
gitu kalo ada yang

Mam
pu
meng
ambil
keput
usan

Testee menyatakan
bahwa caranya
menyesuaiakan diri
sudah berhasil pada
sebagian besar orang

Testee menyatakan
bahwa lebih banyak
orang yang terbuka
dengan dirinya

Sikap
tolera
nsi

Testee menyatakan
masih perlu
menyesuaikan diri lagi
dengan banyak orang
terutama orang-orang
tua disekitarnya

215
Tester

220

Testee
Tester

225
Testee

230

Tester

Testee
235

240
Tester
245

Testee
Tester

250
Testee

255
Tester
Testee

ngajakin main tapi aku


gamau
Kebanyakan temen
sinta orang solo juga
nggak sih yang
dikampus?
Enggak, masih jawa sih
tapi luar solo
Waktu sinya coba
menyesuaiakan diri
temen kamu sadar
nggak?
Harusnya mereka sama
karena kita kan samasama mahasiswa baru
Sinta pernah ngalamin
konflik batin, misal aku
pengen ber adaptasi tapi
kok susah
Pernah, kalo
beradaptasi dikampus
sih biasanya. Kaya liat
temen yang lain temen
nya banyak kok aku
engggak. Apa aku
nggak cantik apa
gimana.
Sinta nggak pengen ikut
main kalo pulang
kampus?
Biasanya sih ngobrol,
tapi kalo main sampe
sekarang belum mau
Sikap temen-temen
sinta saat tau sinta udah
nyaman sama mereka
Ya mereka bikin
nyaman kaya ngajakin
ngobrol, sinta
rumahnya dimana,
asalnya dari mana
Tadi sinta kesini sama
siapa aja?
Sama steva, dinda,

Peras
aan
thd
kenya
taan
diri
sendir
i

Testee menyatakan
bahwa testee pernah
mengalami kesulitan
penyesuaian diri
dikampus

Keber
sama
an
dgn
orang
lain

Testee menyatakan
bahwa teman-teman
kampus nya yang baru
membuat testee
nyaman dalam
berteman

260
Tester

265

Testee
Tester

Testee
270

275

Testeer
Testee

280

Tester
Testee
Tester

285
Testee
290
Tester
Testee
Tester
295
Testee
Tester
300

Testee
Tester

bima
Mereka gimana kalo
sama sinta? Asik?
Enjoy?
Asik sih,enoy juga
Sinta sekarang puas
nggak sama hal
perteman dikampus
sama dirumah?
Belum sih karena aku
belum bisa deket sama
semuanya. Kadang juga
aku dibilang pendiem,
padahal sebenernya
enggak juga sih
Sinta ikut organisasi
nggak?
Ikut, himakom.
Himpunan mahasiswa
organisasi
Oo..
Kalo disini apa mbak?
Kurang tau aku dek
hehe
Kalau menurut sinta
orang yag terlalu
gampang nimbrung itu
normal apa nggak?
Normal sih, kan nanti
orang mikirnya ini
orang gampang bergaul
Dikelas ada berapa
orang?
Ada 36
Komunikasi sebelah
mana sih?
Satu gedung sama
teknik
Kenapa nggak ambil
informatika?
Enggak soalnya kan
itung-itungan
Heem
Sinta di awal kuliah
langsung dapet

menc
apaiw
awasa
n diri
sendir
i

Testee merasa belum


puas dalam
melakaukan
penyesuaian diri

305
Testee

310

Tester
Testee

315

320

Tester

325

Testee

330
Tester
335
Testee
340
Tester
345
Testee
Tester
350

pelajaran?
Iya, ilmu komunikasi
tapi itu baru dasar-dasar
nya ajasih, kaya
pengantar gitu
Sinta ngerasa susah
nggak? Sama
makulnya?
Susah karena aku dari
SMK, administrasi
perkantoran. Jadi
banyak pelajaran di
kuliah awal yang aku
belum pernah tau.
Ber arti gimana
penyesuaian sinta di
matakuliah
komunikasi? Berat apa
gimana?
Ya lumayan berat
soalnya hafalan yang
aku belum pernah tau
sama sekali soalnya
nggak pernah ketemu
pelajaran yang kaya
gitu
Sinta ngalamin
kesulitan dsemua mata
kuliah apa cuma
tertentu?
Tertentu aja sih soalnya
yang lain aku juga ada
bukunya
Semua dosen suka
menerangkan kesemua
kelas atau cuma dikasih
buku aja?
Semua nerangin
Sinta ngerasa harus
menyesuaikan diri sama
dosen nggak? Menurut
sinta yang harus
menyesuaiakan itu
dosen atau mahasiswa
nya?

Testee merasa susah


meneyesuiakan diri
dengan matakuliah
yang baru dikampus

Testee
355

360

Tester
Testee

365
Tester
370
Testee
375
Tester
380
Testee
385
Tester
390
Testee
395
Tester
400
Testee
Tester
405

Mahasiswa nya sama


dosen sih. Soalnya kan
dosen nya beda-beda
ada yang nyantai ada
yang enggak
Susah ngggak
menyesuaikan diri sama
dosen?
Lumayan sih, krn
kadang kita nggak
ngerti dosen nya kaya
gimana
Sinta sempet ngalamin
perbedaan yang besar
dari guru dan dosen
yang sekarang?
Ada sih, kaya buku.
Dulu kan dikasih guru,
sekarang harus nyari
sendiri.
Menururt sinta kita
sebagai manusia sosial
kit aperlu
menyesuaikan diri
dilingkungan apa aja?
Di semua lingkungan
sih, karena kita kan
berhubungan sama
semua orang dimana aja
Sinta pernah nggak
susah menyesuaikan
antara kemauan sinta
sama orang tua?
Pernah, biasanya
masalah baju. Terus
dulu pengen kuliah tapi
disuruh kerja. Tapi
ahirnya dibolehin juga
Waktu mutusin buat
kuliah, orang tua
setuju?
setuju
Gimana cara sinta buat
menetralkan kemauan
orang tua sinta yang
sinta nggak suka?

Testee
410
Tester

415
Testee
420

425

Tester

430
Testee
435
Tester
440
444

Biasanya nolak secara


halus, tapi kalo yang
baik-baik ya aku ikutin.
Menurut sinta
penyesuaian diri cuma
perlu di lingkungan
keluarga, teman
kampus, rumah atau
gimana?
Kalo penyesuaian diri
sama semua sih, sama
orang tua, temen
dikampus, atau ketemu
orang dijalan yang
menyapa gitu
Menurut sinta sejauh
ini, selama sinta udh
besar sinta berhasil
menyesuaikan diri
nggak?
Menurut ku si berhasil,
tapi ada beberapa yang
cocok, beberapa yang
enggak.
Okay, wawancara sama
sinta kali ini
menyenangkan. Maaf
kalau ada salah-salah
ata dari saya,
assalamualaikum wr,wb

Partis
ipasi
sosial

Testee menyatakan
bahwa perlu
melakukan
penyesuaian diri
dimana saja

Testee mengatakan
bahwa dia merasa
berhasil menyesuaiakn
diri dilingkungan
sekitar nya

DAFTAR PUSTAKA
Khodijah Nyayu. 2014 Psikologi Pendidikan. Jakarta : Penerbit RajaGrafindo
Persada
Effendi Ridwan. 2006 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Penerbit Prenada
Media Group
Papalia Diane. 2009 Human Development. Jakarta : Salemba Humanika
Supriyadi. 2013 Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Self Efficacy

dalam
Pemecahan Masalah Penyesuaian Diri Remaja Awal
Zakiyah N. 2010 HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK

Anda mungkin juga menyukai