Dokter Pembimbing :
dr. Riana Sari, Sp.P
A. IDENTITAS PENDERITA
Pasien Nama
: Ny. Mardiyatin
Umur
: 32 tahun
Jenis kelamin
: Wanita
Alamat
: Surakarta
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tanggal pemeriksaan : 08 April 2016
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Sesak nafas yang memberat selama 5 hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang
10 Tahun SMRS: Pasien mengeluh sesak nafas saat melakukan
aktivitas yang berat, stress, dan terpajan debu. Mengi (+). Keluhan
memberat saat malam hari. Tidak dikeluhkan batuk lama dan nyeri
dada. Pasien mengatakan didiagnosis asma oleh dokter. Tidak ada
keluhan alergi.
1 Bulan SMRS: Pasien mengeluhkan sesak yang kambuh-kambuhan.
Mengi (-). Diberikan obat salbutamol tablet oleh dokter puskesmas.
Pasien merasa membaik setelah minum obat.
1 Minggu SMRS: Pasien mengeluhkan kembali sesak. Tidak ada batuk
dan nyeri dada. Pasien tidak berobat.
HMRS : Pasien datang ke BBKPM Surakarta karena merasa sesak nafas
yang memberat, terutama malam hari. Mengi (+). Dikeluhkan batuk,
tidak berdahak. Demam (-). Nyeri dada (-). Jika sedang kambuh pasien
mengaku berkeringat dan kesulitan bernafas.
4. Riwayat Pribadi
8.
C. PEMERIKSAAN
1. Keadaan umum
KU
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis (GCS 15 : E4 V5 M6)
BB
: 64 kg
2. Vital sign
Tekanan darah
: 128/75 mmHg
Nadi
: 104 kali per menit
Pernafasan
: 28 kali per menit
Suhu
: 37,2 oC
Pemeriksaan fisik
Kepala :
Leher
: Retraksi dada (-), deviasi trakea (-), pembesaran
kelenjar limfe (-). peningkatan JVP (-)
Thorax :
Paru
Palpasi
Fremitus
- ketinggalan gerak
Perkusi
Auskultasi :
suara dasar vesikuler
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Superior
Inferior
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Kesan:
Cor normal
Paru corakan vaskuler dalam
batas normal, infiltrat (-) di kedua
lapang paru, diafragma dan sinus
normal
Kesimpulan: Normal
E. RESUME
Anamnesis:
Keluhan Utama
Sesak nafas yang memberat selama 5 hari
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh sesak nafas yang kambuh-kambuhan saat
melakukan aktivitas berat, stress, dan terpajan debu. Keluhan
dirasakan memberat saat malam hari.
Tidak ada batuk dan nyeri dada.
Pemeriksaan Fisik:
Suara dasar vesikuler
Rhonki (-/-) dan wheezing (+/+) saat akhir ekspirasi
Nyeri tekan abdomen regio epigastrium (-)
Ekstremitas tidak ada edema, akral hangat.
Pemeriksaan Laboratorium:
Radiologi : Normal
Asma
G. PLANING
PLANING DIAGNOSIS
Spirometri dengan BD test.
Px Darah Lengkap
Skin test kemungkinan alergen
PLANING MONITORING
Klinis dan Vital Sign
PLANING TERAPI
Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (Salbutamol,
Terbutalin, Fenoterol)
Glukokortikosteroid inhalasi (Budesonide,
Kromolin, Flutikason propionat)
PLANING EDUKASI
Menjelaskan tentang asma dan kemungkinan
penyebabnya
Edukasi pasien agar minum menghindari
pencetus asmanya
Meminum obat asma secara rutin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran
napas yang terdapat di seluruh dunia dengan
kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan
dengan peningkatan kepekaan saluran napas
sehingga memicu episode mengi berulang
(wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa
tertekan (chest tightness), dispnea, dan batuk
(cough) terutama pada malam atau dini hari. (PDPI,
2006; GINA, 2009).
EPIDEMIOLOGI
PATOFISIOLOGI
AIRWAY REMODELING
Perubahan struktur yang terjadi :
Hipertrofi dan hiperplasia otot polos jalan napas
Hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus
Penebalan membran reticular basal
Pembuluh darah meningkat
Matriks ekstraselular fungsinya meningkat
Perubahan struktur parenkim
Peningkatan fibrogenic growth factor menjadikan
fibrosis
Menyebabkan serangan asma lebih sering dan memberat
pada serangan kronis, sehingga dibutuhkan
pencegahan dan pengobatan yang lebih baik
FAKTOR RISIKO
Faktor Pejamu :
Prediposisi genetic
Atopi
Hiperesponsif jalan napas
Jenis kelamin
Ras/ etnik
Faktor Lingkungan
Mempengaruhi berkembangnya asma pada individu dengan
predisposisi asma :
Infeksi pernapasan
Infeksi pernapasan
Perubahan cuaca
DIAGNOSIS
Riwayat penyakit / gejala :
Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan
Pemeriksaan Fisik
TATALAKSANA
1, Pengontrol (Controllers)
Pengontrol adalah medikasi asma jangka panjang untuk mengontrol
asma, diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan
keadaan asma terkontrol pada asma persisten. Pengontrol sering
disebut pencegah, yang termasuk obat pengontrol :
Pelega (Reliever)
Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan
dengan gejala akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk,
tidak memperbaiki inflamasi jalan napas atau menurunkan
hiperesponsif jalan napas. Termasuk pelega adalah :
Agonis beta2 kerja singkat
Kortikosteroid sistemik. (Steroid sistemik digunakan sebagai obat
pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal
tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan
dengan bronkodilator lain).
Antikolinergik
Aminofillin
Adrenalin
DAFTAR PUSTAKA
Barnes PJ, Chung KF, Page CP. Inflammatory Mediators of Asthma. Pharmalocogical Reviews
1999; 50 (4): 515-96.
Bousquet J, Jeffery PK, Busse WW, Johnson M, Vignola AM. Asthma from Bronchoconstriction
to Airways Inflammation and Remodeling. Am J Respir Crit Care Med 2000; 161: 172045.
Busse W, Elias J, Sheppard D, Banks-Schlegel S. Airway Remodeling and Repair. Am J Respir
Crit Care Med 1999; 160:1035-42.
Djojodibroto, D. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC; 2009.
Global Initiative for Asthma (GINA). National Heart Lung and Blood Institute, update 2013.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). National Heart Lung and
Blood Institute, update 2011.
Lazarus SC. Airway Remodeling in Asthma. American Academi of Allergy, Asthma and
Immunology 56th Annual Meeting, 2000.
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). ASMA. Pedoman Praktis Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Revisi 2013.
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). PPOK (Penyakit Paru obstruksi Kronik). Pedoman
Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Revisi 2013.
Susanti F, Yunus F, Giriputro S, Mangunnegoro H, Jusuf A, Bachtiar A. Efikasi steroid
nebulisasi dibandingkan steroid intravena pada penatalaksanaan asma akut berat. Maj
Kedokt Indon 2002; 52: 24754.
Yunus F, Anwar J, Fachrurodji H, Wiyono WH, Jusuf A. Pengaruh Senam Asma Indonesia
terhadap penderita asma. J Respir Indo 2001; 22:118-25.
TERIMA KASIH