MATA KULIAH:
TES INTELEGENSI
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
2020
DAFTAR ISI
C. Tujuan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
A. Sejarah Intelegensi Dan Biografi Robert J. Sternberg .........................
B. Teori-Teori .....................................................................................
C. Hasil Penelitian Sternberg .................................................................
D. Alat Tes Sternberg ...........................................................................
E. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Triaksis ..........................................
BAB III PENUTUP ...................................................................................
A. KESIMPULAN ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Robert J. Sternberg?
2. Bagaimana Pemikiran serta Teori Sternberg mengenai Kecerdasan
Manusia?
3. Bagaimana Hasil Penelitian Sternberg?
4. Bagaimana Alat Tes Intellegensi versi Sternberg?
5. Apa kekuatan dan kelemahan Teori Sternberg?
C. Tujuan
Karya tulis ini dibuat untu memenuhi tugas mata kuliah Tes Intelegensi
secara khususnya. Selain itu, penulisan karya ini juga bertujuan untuk
memberikan jawaban atas rumusan masalah yang ada sehingga baik penulis
maupun pembaca dapat mengambil informasi dari materi yang di angkat dalam
karya tulis ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Dikutip dalam laporan APA Monitor on Psychology sebagai salah satu dari
100 psikolog terbaik abad ke-20dan dalam laporan di Archives of Scientific
Psychology oleh Diener dan rekan-rekannya sebagai salah satu dari 200 psikolog
teratas di era modern. Menurut Google Scholar, ia telah dikutip lebih dari 190.000
kali, memiliki indeks h 210, dan nilai i10 1134; terbitannya yang paling sering
dikutip, menurut Google Scholar, telah dikutip lebih dari 7300 kali. Dia telah
dikutip oleh ISI sebagai salah satu yang paling banyak dikutip (½ teratas dari 1%)
di antara psikolog dan psikiater.
Sesuai dengan fungsinya, teori Stenberg ini berisikan tiga sub teori, yaitu
konteks (contextual), pengalaman (experience) serta komponen (componential)
(Azwar, 2017). Teori Stenberg ini erat kaitannya pada pendekatan kognitif,
adapun subteori konteks berusaha menjelaskan dan menunjukkan perilaku-
perilaku yang dianggap perilaku intelegen pada lingkungan budaya tertentu, yaitu
intelegensi komponen-komponen intelegensi manusia menurut Stenberg
terorganisasikan atas Metakomponen (Metacomponents), komponen performansi
(performance companents), dan komponen penerimaan pengetahuan (knowledge-
acqusition companents).
B. Teori-Teori
Menurut Sternberg, murid dengan pola triarkis yang berbeda akan tampak
berbeda pula di sekolah. Murid dengan kemampuan analitis yang tinggi cenderung
lebih disukai di sekolah. Mereka seringkali mudah menyerap pelajaran yang
diberikan guru. Mereka biasanya dianggap murid “pintar” dan mendapat ranking di
atas dalam kelas. Murid yang memiliki inteligensi kreatif biasanya bukan
menempati posisi ranking di atas di dalam kelas. Menurut Sternberg murid kreatif
mungkin tidak dapat menyelesaikan tugas pelajaran sesuai dengan harapan guru,
mereka tidak member jawaban yang lazim atau tepat, tetapi jawaban yang unik
dan aneh, sehingga mereka sering disalahkan. Guru yang baik tidak akan
menghambat kreativitas murid, tetapi meningkatkan pengetahuan murid dan tidak
menekan pemikiran kreativitasnya. Seperti murid yang memiliki kreatifitas tinggi,
murid dengan inteligensi praktis seringkali kesulitan memenuhi keinginan sekolah.
Namun murid ini seringkali berprestasi di luar kelas atau sekolah. Mereka biasanya
memiliki keahlian sosial dan pemahaman umum yang baik.
Sternberg percaya bahwa hanya sedikit tugas sekolah yang murni analitis,
kreatif dan praktis. Umumnya tugas-tugas tersebut membutuhkan kombinasi-
kombinasi dari keahlian-keahlian itu. Misalnya: saat murid menulis ringkasan buku,
mereka mungkin dengan sekaligus menganalisis tema buku, menemukan ide baru
tentang bagaimana buku itu bisa ditulis dengan lebih baik, memikirkan tentang
bagaimana tema buku itu dapat diaplikasikan untuk kehidupan orang. Oleh karena
itu, dalam mengajar, guru harus menyeimbangkan ketiga tipe inteligensi itu. Murid
harus diberikan kesempatan untuk belajar menggunakan pemikiran analitis,
kreatif, fan praktis, meskipun tetap diberi pengajaran gaya konvensional yang
hanya focus pada belajar dan mengingat informasi.
Objek dari teori kecerdasan Teori triarkikecerdasan adalah teori individu
dan hubungannyake dunia internal mereka, dunia eksternal mereka,
danpengalaman digunakansebagai mediator internal dan eksternal mereka.
Tempat kecerdasan, bagaimanapunada didalamindividu. Lokus ini tidak diragukan
lagi. Untuk ujian-ple, Rogoffmemandang intelijen sebagai konteks perilaku. Olson
memandang intel-ligence berasal dari perilaku, bukan berasaldariinstrinsik, atau
entah bagaimana, gen-menghapus perilaku tersebut.
Sternberg Triarchic Abilities Test (STAT) yang memuat konten sebagai berikut
(Sternberg, 2005):
11) Praktis Esai: Memberikan tiga solusi praktis untuk masalah yang Anda hadapi
saat ini dalam hidup Anda.
Teoritriaki dapat dioperasionalkan dalam tiga bentuk ideal kelas ukuran yang
luas. Ini bisa saling terkait dalam menggambarkan pendekatan ini. Matriks
pertama, Rll, terdiri dari ukuran konteks;kedua, R22, tentang ukuran kemampuan
untuk menghadapi hal baru;ketiga, R33, pengukuran otomatisasi proses.
Persilanganmatriks, R12, R13, dan R23, akan memberikan pengujian
konstrukdefinisi. Tapi tunggu. Sistem Sternberg membutuhkan R44, compo-nents
of control. Ini, juga, harus diukur dengan cara yang sama
Kelebihan pemahaman inteligensi yang berbasis pada teori ini adalah sebagai
berikut:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan menurut Robert J. Sternberg adalah hal yang terdiri atas
beberapa komponen, tidak hanya dibentuk oleh hal tunggal saja. Penelitian
sebelumnya banyak melupakan mengenai sifat Kecerdasan yang bebas. Mereka
hanya terikat pada satu aspek dan melupakan aspek lain yang juga sebenarnya
merupakan bagian dari Kecerdasan.
Meskipun teori yang dikemukakan oleh Sternberg terbilang baru dan jelas
sangat berbeda dibanding teori sebelumnya, namun teori ini banyak menuai
kritikan dari para ahli yang kurang sependapat dengan Konsep Kecerdasan milik
Sternberg.
DAFTAR PUSTAKA
Plucker, Jonathan & Esping, Amber & Kaufman, James & Avitia, Maria. (2015).
Creativity and Intelligence. 283-291. 10.1007/978-1-4939-1562-0_19.