Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Praktik pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan yang


menerapkan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka
pembentukan tenaga kerja dengan keahlian yang profesional di bidangnya. Dengan
demikian praktik pengalaman lapangan adalah suatu program yang
mempersyaratkan kemampuan aplikasi dan terpadu dari seluruh pengalaman
belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal
yang berkaitan dengan psikilogis baik kegiatan mensosialisasikan hal-hal yang
terkait dengan dampak Covid-19 bagi ketahanan psikis ataupun resiliensi diri
masyarakat yang stress terhadap dampak dari pandemi virus Corona maupun
membuka layanan psikologi untuk membantu masyarakat agar tetap bisa produktif
di tengah wabah yang terus merebak.

Praktik pengalaman lapangan dilakukan dengan profesionalitas yang tinggi


dan sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah dan dengan
praktik pengalaman lapangan ini mahasiswa calon sarjana psikologi bisa
mengembangkan keterampilannya sebagai baik sebagai konselor dengan membuka
layanan psikologi via online tentunya dan melakukan kegiatan sosialisasi yang
bertemakan psikologis dan terkait dengan wabah virus Corona atau yang khalayak
ramai kenal dengan sebutan Covid-19.

Dari sekian banyaknya kasus Covid-19 hampir semua masyarakat


terdampak sehingga berbagai macam masalah yang timbul tidak bisa terelakkan.
Masalah-masalah yang timbul bukan hanya tentang kesehatan namun juga
menyangkut segala aspek kehidupan baik dari sosial ekonomi dan pendidikan,
maka dari semua permasalahan itu yang paling terbebani adalah individu dimana
kegiatan pembatasan sosial maupun pembatasan fisik membuat banyak masyarakat
yang tidak siap terhadap perubahan yang terjadi, sehingga masalah psikislah yang
akhirnya bisa menghambat penyelesaian permasalahan-permasalahan tersebut

1
maka dari itu penulis membuat beberapa kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan ketahanan psikis supaya permasalahan yang ada bisa di sikapi
dengan positif. Sehingga masyarakat bisa terhindar dari rasa cemas berlebihan yang
dapat memunculkan stress.

Dalam menghadapi pandemi masyarakat dihimbau agar bisa hidup


berdampingan dengan wabah virus Corona atau Covid-19, dan ditetapkannya
kenormalan baru atau new normal sehingga di harapkan masyarakat bisa
berkegiatan di luar rumah dengan menerapkan kebiasaan baru yaitu selalu memakai
masker ketika di luar rumah, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir serta
boleh berinteraksi sosial dengan tetap menjaga jarak fisik (physical distancing).
Karena wabah Covid-19 ini ada namun keberadaannya tidak dapat dilihat dengan
nyata tetapi berdampak luar biasa bagi kesehatan manusia dan bahkan ada yang
terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala atau yang disebut (OTG). Maka dari itu
kewaspadaan diperlukan karena lebih baik mencegah daripada mengobati.

B. Rumusan masalah
• Apa yang dimaksud dengan resiliensi diri?
• Permasalahan-permasalahan apa yang terjadi di masa pandemi?
• Siapa saja yang stress terhadap pandemi Covid-19?
• Apa yang menyebabkan stress di masa pandemi Covid-19?
• Mengapa masyarakat perlu meningkatkan Resiliensi diri terhadap pandemi
Covid-19?
• Hal apa saja yang bisa meningkatkan resiliensi diri pada masyarakat yang stress
terhadap pandemi Covid-19?

C. Tujuan dan manfaat

2
• Mengetahui arti penting resiliensi diri di tengah pandemi Covid-19.
• Mengetahui dan dapat mengurangi permasalahan yang terjadi selama pandemi
Covid-19.
• Mengetahui siapa saja yang stress selama pandemi Covid-19?
• Mengetahui hal apa saja yang menyebabkan masyarakat stress terhadap
damaoak pandemi Covid-19
• Memahami pentingnya makna meningkatkan resiliensi diri ditengah pandemi.
• Mengetahui dan menerapkan hal-hal apa saja yang dapat meningkatkan
resiliensi diri pada masyarakat yang stress terhadap pandemi Covid-19.

D. Tinjauan pustaka
Menurut Connor dan Davidson (dalam Roellyana dan Listiyandini, 2016)
resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bisa beradaptasi dengan stress dan
kesulitan, dimana pada masa pandemi ini banyak sekali masyarakat yang stress
dengan kondisi yang dialami seperti harus terbiasa memakai masker, membawa
hand sanitizer kemanapun atau bahkan ada yang hanya diam di rumah tanpa ada
kegiatan yang berarti atau juga menjadikan work from home sebagai waktu untuk
beristirahat.
Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap
kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam
keadaan tertekan dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan (adversity) atau
trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich & Shatte, 2002 ). Reivich dan
Shatte (2002), memaparkan tujuh kemampuan yang membentuk resiliensi, yaitu
sebagai berikut :
a. Regulasi emosi (Emotion regulation)
Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah
kondisi yang menekan adapun keterampilan yang dapat memudahkan
individu untuk melakukan regulasi emosi, yaitu tenang dan fokus. Dua
keterampilan ini akan membantu individu untuk mengontrol emosi yang
tidak terkendali, menjaga fokus pikiran individu ketika banyak hal-hal yang
mengganggu, serta mengurangi stres yang dialami oleh individu.

3
b. Pengendalian impuls (Impulse control)
Pengendalian impuls adalah kemampuan Individu untuk
mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul
dari dalam diri. Individu dapat mengendalikan impulsivitas dengan
mencegah terjadinya kesalahan pemikiran, sehingga dapat memberikan
respon yang tepat pada permasalahan yang ada.
c. Optimisme (Optimism)
Individu yang resilien adalah individu yang optimis. Optimisme
adalah ketika kita melihat bahwa masa depan kita cemerlang. Optimisme
yang dimiliki oleh seorang individu menandakan bahwa individu tersebut
percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengatasi kemalangan
yang mungkin terjadi di masa depan.
d. Causal Analysis
Causal analysis merujuk pada kemampuan individu untuk
mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari permasalahan yang
mereka hadapi. Individu yang tidak mampu mengidentifikasikan penyebab
dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus
berbuat kesalahan yang sama.
e. Empati (Empathy)
Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu untuk
membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain. Individu
yang memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial
yang positif.
f. Self-efficacy
Self-efficacy adalah hasil dari keberhasilan dalam pemecahan
masalah.Self-efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa kita
mampu.

Stress adalah pengalaman keadaan tidak menyenangkan yang bisa dialami


oleh setiap orang karena disebabkan oleh berbagai macam faktor penyebab berupa
stressor yaitu frustrasi, konflik, tekanan, perubahan, dan pembebanan terhadap diri

4
sendiri sehingga menimbulkan berbagai reaksi yaitu reaksi fisiologis, reaksi emosi,
reaksi perilaku, serta penilaian kognitif terhadap stres yang dialami (Gadzella dan
Masten, 2005). Maka dari itu dalam menghadapi situasi pandemi penting bagi
seseorang untuk meningkatkan resilinsi diri dengan berbagai cara seperti
meningkatkan interpersonal skill.

Menurut Hayes (dalam Halimatus sakdiah, 2015) interpersonal skill adalah


perilaku yang digunakan dalam interaksi tatap muka, yang lebih efektif dalam
mewujudkan keadaan yang diinginkan. Sedangkan menurut Rungapadiachy
berpendapat bahwa interpersonal skill dapat didefinisikan sebagai suatu
keterampilan yang diperlukan untuk berkomunikasi secara efektif dengan
seseorang atau sekelompok orang. interpersonal skill bisa diartikan sebagai suatu
kemampuan ataupun keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengenal,
menghadapi dan berkomunikasi atau interaksi dengan pihak lain, baik secara
individu dan kelompok. Interpersonal skill juga menjadi bagian dari soft skill,
Selain itu, ketrampilan interpersonal juga dapat dimaknai sebuah ketrampilan
khusus milik seseorang dalam mengenali dan memberi respon yang baik kepada
perasaan, perilaku, sikap dan keinginan orang lain. Intinya Interpersonal skill
adalah kemampuan seseorang untuk membangun hubungan harmonis dengan
orang-orang di sekitarnya.

Menurut Goleman (dalam Akhtim Wahyuni, 2011) interpersonal skill


termasuk bagian dari emotional intelegence yang artinya membina hubungan.
Interpersonal skill adalah soft skill, dimana kemampuan ini meliputi kemampuan
berempati, berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain, merundingkan
pemecahan masalah, memimpin dan mengorganisasikan suatu kelompok, membina
dan menjalin hubungan, dan kemampuan bekerjasama. Kemampuan interpersonal
atau membina hubungan adalah kemampuan untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Kemampuan ini meliputi kemampuan berempati, berkomunikasi dan
mempengaruhi orang lain, merundingkan pemecahan masalah, memimpin dan
mengorganisasikan kelompok, membina dan menjalin hubungan, dan kemampuan

5
bekerjasama. Istilah kemampuan interpersonal juga termasuk dalam soft skills,
yaitu kemampuan mengatasi konflik, negosiasi, dan kerjasama yang penting dimilki
oleh setiap profesi dan jabatan.Di samping itu, kemampuan interpersonal juga
bagian dari life skills.

6
BAB II
PERMASALAHAN
A. PROSEDUR ASESMEN
1) Menentukan subjek yang akan di wawancara.
Dalam melakukan wawancara penelitian subjek harus ditentukan
terlebih dahulu populasi dan sampel yang akan di wawancarai supaya data
yang diperoleh valid. Selain itu agar data yang diperoleh sesuai dengan
informasi yang ingin digali terhadap subjek tersebut.

2) Menyiapkan panduan wawancara.


Menyiapkan panduan wawancara merupakan suatu hal yang tak
kalah penting karena dengan adanya panduan wawancara akan lebih efektif
dan sesuai dengan teori rujukan sehingga data yang di peroleh semua
mencakup penjabaran dari teori yang dipakai.

3) Melakukan pendekatan kepada subjek (building raport).


Dalam suatu sesi wawancara, penting sekali bagi interviewer untuk
melakukan pendekatan kepada subjek. Karena dengan telah
dilaksanakannya pendekatan (building raport) maka akan memudahkan
interviewer untuk menggali informasi dari subjek.

B. PELAKSANAN ASESMEN

7
a. Wawancara
Menurut Walgito (2007) wawancara merupakan suatu percakapan antara
peneliti dan informan penelitian yang dilakukan secara bertatap muka (face to face),
yang telah di rencanakan untuk mendapatkan beberapa informasi penting yang
berkenaan dengan penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan
informan dengan cara melakukan pendekatan kepada informan agar informasi yang
ingin di tanyakan kepada informan dapat dengan mudah di jawab oleh informan
penelitian , sehingga data yang di peroleh bersifat fakta dan sesuai dengan keadaan
masyarakat yang sesungguhnya pada saat maraknya penyebaran wabah virus
Covid-19.
Dilakukan sebagai dasar untuk melakukan assesment secara keseluruhan.
Wawancara adalah suatu teknik atau metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan tanya jawab yang bersifat sepihak berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara
yang dilakukan dalam penelitian ini tidak termasuk kedalam wawancara terstruktur
karena sejak wawancara dimulai pewawancara selalu berimprovisasi dengan
pertanyaan yang ingin diajukan tanpa menyusun dari awal pertanyaan-
pertanyaannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kedekatan yang ingin di bentuk
dan untuk memperlihatkan kepada subjek situasi yang canggung dan terstruktur.
Maka pertanyaan yang diajukan hanya berdasarkan keingintahuan pewawancara
terhadap informasi keseharian serta pengalaman mereka.

b. Melakukan Observasi

Menurut Consini (dalam Suslisworo dan irfan Fahmi, 2018), observasi


adalah mengamati secara langsung lokasi atau objek penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi berupa data lapangan. Dalam penelitian ini
interviewer mengobservasi informan pada saat wawancara cara berlangsung
dimana yang menjadi objek observasi adalah segala aspek yang tampak pada
informan pada saat menjawab pertanyaan yang di ajukan.
Obervasi memiliki kegunaan yaitu sebagai sarana menggeneralisasi
hipotesis ataupun ide. Observasi juga digunakan sebagai sarana untuk

8
menjawab pertanyaan khusus atau spesifik. Observasi juga merupakan salah
satu pengambilan informasi yang memberikan gambaran lebih realistik
terhadap suatu peristiwa ataupun perilaku dari subjek, dibandingkan dengan
metode pengumpulan informasi lainnya. Dengan menggunakan metode
observasi ini dapat dilihat bahasa tubuh yang terkadang tidak sesuai dengan
jawaban yang diberikan ataupun sebaliknya. Hal ini yang menjadi dan
menjawab pertanyaan spesifik yang tidak dapat dijawab oleh subjek.

C. HASIL ASESEMEN (Observasi dan Wawancara)


Nama : EP
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Taba, Kec. Saling, Kab. Empat Lawang
Tempat Asesmen : Rumah EP
Waktu : 12.00
Interviewer : Cucu Wahyuni

a. Hasil Wawancara
Selama melakukan wawancara yang saya lakukan ibu EP sangat
prihatin terhadap maraknya penyebaran Covid-19 sekarang, apalagi dampak
yang ditimbulkan sangatlah banyak dan bahkan semua kalangan masyarakat
merasakan dampak dari merebaknya virus ini. Dampak yang dirasakan
bukan hanya di bidang kesehatan akan tetapi di bidang lain juga terdampak
seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Ibu EP juga
merasakan dampak tersebut, sehingga ia berharap agar wabah ini cepat
hilang dan semua kegiatan dapat berjalan seperti semula sebelum adanya
wabah Covid-19, agar dampak yang ada dapat di atasi sehingga krisis di

9
masyarakat mulai berkurang dan masyarakat bisa hidup tanpa rasa cemas
akan dampak maupun terjangkit langsung oleh wabah Covid-19.

b. Hasil Observasi
Selama kegiatan wawancara berlangsung interviewee menjawab
dengan lugas dan spontan hal itu terlihat dari nada bicara EP. EP juga
bercerita yang sebenarnya dari apa yang ia alami hal karena jelas saat
menceritakan tentang permasalahan saat pandemi ia menatap lurus ke depan
seolah membayangkan kelak apa yang akan ia hasilkan supaya kebutuhan
hidup dan kebutuhan sekolah anaknya akan terpenuhi. Dan saat
menanyakan tentang sosialisasi tentang Covid-19 ia juga menjawab
langsung tanpa terbata dan ia juga tidak bertele-tele dan ia juga tidak
menolak saat akan diwawancarai.

D. PERMASALAHAN
Di tengah maraknya wabah pandemi Covid-19 yang terdampak bukan
hanya masalah kesehatan, akan tetapi juga menyangkut permasalahan seperti di
bawah ini :
1. Fisik
Penerapan pembatasan sosial pasti berdampak pada permasalahan
fisik. Karena di terapkan physical distancing dan protokol kesehatan seperti
memakai masker ketika berkegiatan di luar rumah banyak dari masyarakat
yang terkay salah artian mengenai hal tersebut dan karena penggunaan
bahasa nonverbal lebih mendominasi sehingga kurang bergerak karena tetap
dirumah bisa menyebabkan berbagai permasalahan fisik.

2. Psikologis
Permasalahan-permasalahan psikologis tidak bisa dihindarkan
sebagai dampak dari pandemi. Setiap orang mengalami kecemasan seperti
di hasil wawancara dengan EP di atas ia menjelaskan bahwa masyarakat di
sekitarnya dan bahkan juga termasuk dirinya mengalami kecemasan itu.

10
Akan tetapi ia mengurangi rasa stressnya terhadap pandemi Covid-19 ini
dengan menjalankan relasi lebih akrab dengan anggota keluarga. Dan juga
Permasalahan ekonomi ikut menambah kecemasan pada masyarakat karena
penghasilan mereka merosot akibat dari pandemi Covid-19 dan salah satu
cara untuk mengatasi hal itu supaya kebutuhan hidup sehari-hari masih bisa
terpenuhi EP memaksimalkan kemampuan dirinya menggunakan media
online untuk berjualan serta menanam sayuran di halaman belakang
rumahnya.

3. Sosial

Karena pembatasan sosial banyak dari masyarakat yang stress


terlebih untuk individu yang ekstropert maka dari itu penting menjaga
physical distancing di era new normal atau juga bisa menyibukkan diri
dengan berkomunikasi via online baik vidiocall maupun via telepon karena
itu mampu mengurangi stress.

4. Ekonomi

karena diberlakukannya lockdown di negara tetangga yang


menerima barang ekspor dari Indonesia seperti vyang telah EP jelaskan
pendapatan petani ikut merosot dan bankan untuk menjual hasil dari
pertanian juga susah karena banyak pengepul karet yang tutup dan tak hanya
itu kelapa sawit pun ikut merosot.

11
BAB III
PROGRAM KERJA
A. Banner psikoedukasi
a. Perencanaan
Pembuatan banner psikoedukasi di sesuaikan dengan keadaan saat
pandemi. Dimana banyak masyarakat yang stress terhadap dampak dari
pandemi Covid-19 yang sedang mewabah. Pemilihan judul banner dibuat
berdasarkan tema yang telah ada dari pihak fakultas Hannya saja
disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar agar pesan yang
disampaikan melalui banner psikiedukasi dapat membantu mengurangi
stress yang dirasakan masyarakat selama merebaknya wabah pandemi
Covid-19. Adapun judul banner psikoedukasi yang saya tetap sebagai judul
dari banner psikoedukasi yang saya buat yaitu “Meningkatkan Resiliensi
Diri pada Masyarakat yang Stress Terhadap Pandemi Covid-19”. Setelah
judul telah di ajukan kepada dosen pembimbing yang setelahnya langsung
di ACC oleh dosen pembimbing saya yaitu bapak Kiki Cahaya Setiawan,
S.Psi, M.Si kemudian saya membuat kata-kata yang bisa mengedukasi

12
masyarakat agar tetap waspada tetapi tidak gelisah dalam menghadapi
pandemi. Di dalam banner psikoedukasi edukasi terdapat lima paragraf
berupa ajakan dan informasi mengenai cara menghindari stress pada
masyarakat terhadap pandemi Covid-19. Paragraf tersebut di tempatkan di
sisi kiri dan kanan atas pada bagian banner serta di kiri dan kanan bawah
bagian banner serta satu paragraf yang terdapat di tengah tengah bagian
banner psikoedukasi. Serta terdapat logo UIN dengan tulisan fakultas
psikologi di sudut kiri atas sebelah judul banner dan logo PPL kelompok
12 di sudut kanan atas sebelah judul banner. Adapun kata-kata yang ada
dalam banner yaitu:
1) Di bagian kiri atas banner berisikan kalimat “Menjaga kesehatan
dengan cara mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir, menjaga
asupan makanan, olahraga teratur dan terpapar sinar matahari langsung,
istirahat yang cukup serta gunakan masker ketika diluar rumah” kalimat
ini berisikan cara menjaga pola hidup sehat dimana di bagian atas
kalimat sebelah kanan diberi gambar tangan yang memegang sabun
serta keran air yang sedang mengucur, gambar ini menunjukkan
bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Kemudian dibagian bawah
kalimat ada gambar orang yang memakai masker dengan dikelilingi oleh
animasi virus Corona menggambarkan bahwa, virus yang sedang
mewabah itu ada di sekitar kita sehingga wajib memakai masker ketika
berkegiatan di luar rumah. Lalu dibagian atas kalimat di sebelah kiri ada
gambar kartun sedang makan dimana gambar ini menjelaskan
pentingnya menjaga pola asupan makanan. Dan disebelah kiri kalimat
terdapat gambar kartun olahraga yang bisa dilakukan sendiri di rumah.

2) Di bagian kiri bawah pada banner terdapat kalimat “sibukkan diri


dengan mengobrol dengan orang terdekat via telpon maupun vidiocall
dan melakukan hobi yang bisa dilakukan di rumah seperti membaca,
menulis, berberes ataupun mendekorasi rumah”. Kalimat tersebut
berisikan hal-hal produktif yang bisa dilakukan di rumah dimana pada

13
sisi kiri kalimat terdapat gambar orang yang sedang vidiocall serta di
sisi atas kalimat terdapat gambar orang yang sedang membaca, hal ini
menunjukkan bahwa ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan dari
rumah agar terhindar dari rasa bosan dan stress.

3) Di bagian tengah banner terdapat kalimat “jaga physical distancing,


dengan cara hindari keramaian atau kkerumunan, dengan jarak aman
minimal 1,5- 2 meter”. Kalimat tersebut menjelaskan tentang jarak aman
bersosialisasin. Di mana pada bagian bawah kalimat sebelah kiri
terdapat gambar orang yang menjaga jarak sosial antar sesama mereka.

4) Di bagian kanan atas banner terdapat kalimat “mengurangi intensitas


melihat media online, dengan cara mengurangi menonton atau
mendengar berita seputar Covid-19 yang bukan dari sumber terpercaya
seperti WHO dan DINKES”. Kalimat ini menjelaskan bahwa kita
jangan terlalu sering melihat atau mendengar berita tentang Covid-19
yang keakuratan informasinya tidak dibuktikan. Pada sisi kiri bagian
atas kalimat terdapat gambar tangan yang sedang memegang
handphone. Gambar tersebut menjelaskan bahwa intensitas melihat
media online secara berlebihan dapat menyebabkan stress dan pada
masa sekarang handphone adalah salah satu dari kebutuhan maka dari
itu gunakanlah handphone untuk hal-hal positif yang menunjang
produktivitas selama di rumah.

5) Di bagian kanan pada sisi bawah banner terdapat kalimat “tenangkan


diri, dengan cara selalu berfikir positif, berdoa dan berdzikir atau
meditasi sebagai cara ampuh untuk menenangkan diri”. Kalimat di atas
berisikan hal-hal yang bisa mengurangi tingkat stress yang terjadi pada
masa pandemi Covid-19 ini. Adapun di bagian atas kalimat pada sisi kiri
terdapat gambar kartun yang sedang mengaji, hal ini menunjukkan

14
bahwa mendekatkan diri kepada Tuhan adalah cara ampuh untuk
membuat diri lebih tenang.

Banner ini di desain dengan latar berwarna ungu dimana warna ungu
merupakan warna yang ada pada lambang trisula atau lambang psikokogi
dimana banner ini dibuat sebagai media psikoedukasi dalam kegiatan PPL
Fakultas Psikologi angkatan 2018. Kemudian di atas warna latar banner juga
terdapat animasi virus Covid-19 di sebelah kanan dan kiri banner. Gambar
ini menunjukkan bahwa banner ini berisikan berisikan tentang maraknya
penyebaran wabah Covid-19.

b. Hasil

Banner di pasang di tempat yang sangat sering di lalui oleh


masyarakat karena banner ini di pasang di depan rumah warga di jalan lintas
simpang empat di dekat gerbang keluar masuk desa. Banner ini telah banyak
dilihat oleh masyarakat dari semua kalangan dari anak-anak, remaja, dewasa
dan orang tua. Masyarakat memberikan respon positif terhadap isi dari
kalimat yang ada di banner dan mereka mengakui bahwa benar apa yang di
sampaikan dalam banner sangat bermanfaat karena masih banyak
masyarakat yang percaya berita hoax sebelum membaca banner
psikoedukasi ini. Dan pemerintah desa setempat juga memberikan apresiasi
untuk pemasangan banner karena mensosialisasikan kepada masyarakat

15
secara langsung tidaklah mudah dan butuh waktu tenaga serta biaya dan
dengan adanya banner ini mereka merasa terbantu karena sedikit sekali
media psikoedukasi seperti banner ini yang di buat dan di pasang di tempat-
tempat umum yang menjadi pusat keramaian. Selain itu karena di pasang di
tempat yang pastinya selalu di lewati orang banner ini juga dilihat oleh
masyarakat desa lain sehingga pesan dari banner ini tersampaikan bukan
hanya kepada wari masyarakat tempat saya tinggal akan tetapi kepada
masyarakat manapun yang melihatnya. Sehingga walaupun dilakukan lewat
media psikoedukasi seperti banner PPL mandiri tetap memberikan
pengalaman yang bermanfaat.

B. Vidio YouTube
a. Perencanaan
Vidio YouTube di ambil dari kegiatan yang dilakukan selama PPL
dimana langkah pertama yaitu menentukan kegiatan apa yang akan di
lakukan di lapangan dan di mana tempat yang menjadi objek PPL. Setelah
itu membuat surat tugas dari fakultas sebagai bukti bahwa memang benar
kegiatan yang akan kami adakan adalah tugas mata kuliah praktik
pengalaman lapangan. Pada hari pertama saya dan rekan saya meminta izin
kepada pengurus panti Muhammadiyah Tebing Tinggi untuk mengadakan
kegiatan PPL di panti tersebut, dan pada hari itu kami memperkenalkan diri
dan berdiskusi dengan pengurus panti tentang tujuan kami yaitu untuk
mensosialisasikan tentang virus yang sedang mewabah. Di hari kedua saya
dan rekan-rekan saya mengadakan kegiatan sosialisasi dan juga sharing
tentang Covid-19 sesuai dengan tema masing-masing individu. Setelah
penyampaian Materi lalu dibuka sesi tanya-jawab, lalu kami membuka sesi
untuk sharing kepada adik-adik panti. Setelah kegiatan selesai kami adakan
sesi berfoto bersama dengan pengelola yayasan serta penyerahan sedikit
bantuan sembako berupa beras, mie, minyak dan susu kepada pengurus
panti. Selain kegiatan di atas saya juga ikut serta dalam kegiatan sosialisasi

16
tentang cara mencuci tangan pakai sabun dengan benar dari tim kesehatan
siaga Covid-19 kepada masyarakat desa setempat. Kemudian di hari
berikutnya yaitu memasang banner di tempat yang sering di lalui oleh
masyarakat, sekaligus menyampaikan tujuan pemasangan banner kepada
setiap masyarakat yang melihat sewaktu pemasangan banny psikoedukasi
tersebut.
Setelah semua kegiatan di lakukan selanjutnya yaitu membuat
rancangan konsep vidio yang akan dibuat. Hal pertama yang saya lakukan
yaitu mendownload aplikasi vidio editor yaitu aplikasi Kine Master, lalu
mulai membuat bagian opening Vidio yaitu yang berisikan judul, lambang
UIN, lambang kelompok PPL, dan juga nama penyunting Vidio serta nama
dosen pembimbing lapangan. Kemudian memasukkan banner psikoedukasi
di bagian awal setelah opening di mana pada bagian banner di beri durasi
yang cukup lama agar penonton dapat membaca isi dari banner psikoedukasi
tersebut. Setelah itu saya masukkan sedikit cuplikan vidio mushola tempat
kegiatan sosialisasi di panti Muhammadiyah Tebing Tinggi. Setelahnya
saya masukkan vidio saat sosialisasi berlangsung dan kemudian dilanjutkan
dengan foto-foto dokumentasi kegiatan dan kemudian penutup. Setelah itu
konsultasi kepada dosen pembimbing lapangan apakah vidio sudah bisa di
upload, dan terakhir yaitu meng-upload viduo di YouTube dan setelahnya
men-share link Vidio di media sosial lainnya.

b. Hasil

17
Vidio YouTube yang telah di upload telah dilihat lebih dari 130
orang penonton dan mendapat respon positif, ada beberapa orang yang
memberi tanggapan di kolom komentar dan semuanya bernilai positif dan
memberikan like terhadap vidio yang saya buat. Karena bagi mereka Vidio
sangat bermanfaat.

DAFTAR PUTAKA
Gadzella, B. M,. & Masten, W. G. (2005). An analysis of the categories in the
student-life stress inventory. Journal of psychology research Vol.1 No.1.
Reivich, K & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor : 7 Essential Skills for
Overcoming Life’s Inevitable Obstacles.
Roellyana, S., & Listiyandini, R. A. (2016). Peran optimisme terhadap resiliensi
pada mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan skripsi. Jurnal
psikologi,1(1), 29-37
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sakdiah, Halimatus. 2015. Urgensi Interpersonal Skill dalam Dakwah persuasif.
Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 35, No.1

Wahyuni, Akhtim. 2011. Mengasah Interpersonal Skills Mahasiswa Calon


Pendidik. Jurnal Pedadogia. Vol. 1, No. 1

Walgito, Bimo. 2007. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi Offset.

18
LAMPIRAN

Panduan wawancara
CW : assalamualaikum
EP : waalaikumussalam
CW: Sebelumnya perkenalkan saya Cucu Wahyuni mahasiswi UIN Raden Fatah
Palembang fakultas psikologi. Disini saya akan meminta sedikit waktunya Bu
untuk saya wawancarai. Apakah ibu bersedia meluangkan waktu untuk saya
wawancarai?
EP : Baik saya bersedia
CW : baiklah wawancara saya mulai dengan pertanyaan pertama yaitu apa yang
ibu ketahui tentang Corona virus atau yang sering kita dengar yaitu Covid-19?
EP : Corona virus itu adalah virus yang sangat berbahaya karena virus Corona
itu tidak tampak sehingga tidak bisa dihindari selain dengan cara jaga jarak, rajin
cuci tangan, pakai masker itu yang paling penting.

19
CW : Pencegahan seperti apa yang ibu terapkan di kehidupan sehari-hari?
EP : Pencegahannya ya seperti cuci tangan sehabis memegang benda apapun
karena kita tidak bisa melihat kuman-kuman yang ada, selalu memakai masker
ketika hendak berpergian, tetap dirumah jika tidak ada urusan yang
mengharuskan keluar rumah.
CW : Bagaimana menurut ibu tentang maraknya virus Corona di masyarakat
sekitar ibu?
EP. : Masyarakat di sekitar saya banyak yang cemas terhadap penyebaran virus
Corona ini apalagi kemarin ada salah seorang pasien Covid-19 yang kabur dari
rumah sakit dan pulang ke desa sebelah hal itu menjadikan warga di sekitar
tempat saya tinggal menjadi waspada, sehingga untuk mencegah penularan
banyak warga yang tidak bekerja dan hal ini menyebabkan krisis ekonomi di
masyarakat dimana walaupun ada bantuan terdampak Covid-19 tapi tidaklah
mencukupi kebutuhan selama di rumah saja.
CW : Jika ada yang di duga ataupun sedang dalam pengawasan adakah tindakan
dari pemerintah daerah untuk hal itu?
EP : Untuk tindakan pasti ada apalagi sekarang sudah ada ya tim satgas Covid-
19. Seperti kemarin di desa sebelah ada warga datangan dari Palembang yang
positif Corona dijempuy langsung oleh tim satuan tugas yang sedang berjaga.
CW : Dari maraknya penyebaran virus Corona apakah ada sosialisasi tentang
Covid-19 ini disini bu?
EP : Banyak sekali ya kalau sosialisasi ada yang dari pemerintah desa seperti
kades yang mensosialisasikan, ada juga dari pemerintah daerah serta banyak dari
putra putri daerah dan juga dari tim kesehatan yang ada di poskesdes.
CW : Adakah dampak dari virus Corona di kehidupan ibu maupun di masyarakat?
EP : Jelas sekali ada Corona bukan berdampak di bidang kesehatan saja akan
tetapi di berbagai bidang. Seperti di bidang ekonomi juga terdampak banyak dari
penduduk adalah petani dan karena dilakukan lockdown pendapatan petani ikut
merosot dan bankan untuk menjual hasil dari pertanian juga susah karena banyak
pengepul karet yang tutup dan tak hanya itu kelapa sawit pun ikut merosot. Maka
dari itu banyak dari masyarakat sekitar saya termasuk juga saya dilanda rasa

20
cemas, ceemas akan wabah Corona juga cemas tentang cara pemenuhan
kebutuhan sehari-hari apalagi untuk anak sekolah sekarang via online dan itu
butuh paket data sedangkan untuk makan sehari-hari saja susah.
CW : Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan seperti yang sudah ibu
sebutkan usaha apa yang telah ibu lalui sebagai wujud dari interpersonal skill di
masa pandemi?
EP : Selama pandemi ini saya berusaha untuk memenuhi kebutuhan saya denagn
berjualan online karena hal ini sangat bagus dilakukan apalagi sekarangkan ada
yang namanya jaga jarak oleh karena itu berjualan online bisa tetap berjalan di
tengah maraknya wabah virus Corona. Selain itu saya juga bercocok tanam
sayuran di belakang rumah saya hal itu juga mampu untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
CW : Apa hikmah yang dapat ibu ambil dari wabah ini?
EP : Banyak sekali ya, kumpul keluarga lebih akrab walaupun krisis ekonomi
melanda maka dari itu rasa cemas bisa berkurang dan budaya hidup sehat bisa
diterapkan.
CW : Apa harapan ibu kedepannya terhadap virus Corona ini?
EP : Harapan saya semoga wabah ini bisa selesai dan bisa menjalani hidup
seperti sebelum adat virus Corona.
CW : Baiklah ibu itu tadi adalah pertanyaan terakhir dari saya, terimakasih atas
ketersediaan waktunya. Wawancara akan saya tutup. Saya akhiri dengan
wassalamu’alaikum Wr. Wb
EP : Waalaikumussalam Wr. Wb

21
DOKUMENTASI KEGIATAN

22
23
24
25
26
CATATAN JURNAL HARIAN

PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN

Nama / NIM : Cucu Wahyuni /1810901009

Kelompok : 12

Nama DPL : Kiki Cahaya Setiawan, M.A

Hari Tanggal Deskripsi kegiatan


1 15 Juni 2020 • Diskusi mengenai judul kegiatan kelompok via
WhatsApp grup.
• Mengajukan judul.
• Membuat rancangan laporan.
• Diskusi mengenai metode penelitian via
WhatsApp grup.
• Revisi judul kelompok.
• Diskusi cara pengumpulan tugas.
• Merancang konsep banner.
2 16Juni 2020 • Membuat surat izin PPL.
• Menentukan subjek penelitian.
• Diskusi mengenai panduan observasi dan
wawancara penelitian.
• Membuat banner.
3 17 Juni 2020 • Membuat panduan wawancara.
• Diskusi mengenai tempat PPL.
• Diskusi tentang bantuan yang akan diberikan.
4 18 Juni 2020 • Mencari teori rujukan.
• Diskusi mengenai tema dan jumlah pemateri
webinar.
• Mendiskusikan tentang give away yang akan
diberikan kepada peserta webinar

27
Hari Tanggal Deskripsi kegiatan
5 19 Juni 2020 • Membuat panduan wawancara
• MemiInta izin ke panti Muhammadiyah Tebing
Tinggi untuk melakukan kegiatan PPL.
• Perkenalan kepada anak-anak panti
• Menyiapkan give away untuk anak panti.
6 20 Juni 2020 • Diskusi mengenai pamflet webinar.
• Membuat laporan bab 1.
• Mengikuti webinar psikologi.
7 21 Juni 2020 • Share pamflet webinar di media sosial.
• Diskusi mengenai sembako yang akan
diberikan ke panti Muhammadyah Tebing
Tinggi.
• Mengikuti webinar psikologi
8 22 Juni 2020 • Wawancara dan observasi subjek penelitian.
• Membuat laporan hasil wawancara dan
observasi penelitian.
• Membeli sembako di pasar untuk diberikan ke
panti Muhammadiyah Tebing Tinggi
• Sosialisasi seputar Covid-19 serta tanya jawab
dan pemberian give away bagi yang bertanya.
• Mengumpulkan laporan penelitian.
• Mengikuti vwebibar Psikologi
9 23 Juni 2020 • Diskusi mengenai sumbangan untuk kegiatan
webinar
• Meminta izin kepada kepala desa untuk
pemasangan banner.
• Memasang banner di dekat gapura.
• Mengikuti webinar psikologi.

28
Hari Tanggal Deskripsi kegiatan
10 24 Juni 2020 • Penyuluhan cara mencuci tangan yang benar
kepada masyarakat dari tim kesehatan siaga
Covid-19.
• Menyusun laporan individu.
• Mengikuti webinar psikologi.
11 25 Juni 2020 • Persiapan webinar kelompok.
• Melanjutkan penyusunan laporan individu.
• Membuat rancangan konten vidio.
• Mengikuti webinar psikologi
12 26 Juni 2020 • Pelaksanaan webinar kelompok.
• Mengedit vidio untuk konten youtube.
• Mengikuti webinar psikologi.
• Mengikuti webinar internasional.
13 27 Juni 2020 • Melanjutkan penyusunan laporan individu.
• Menyelesaikan pembuatan video untuk konten
youtube.
14 28 Juni 2020 • Konsultasi kepada dosen pembimbing tentang
Vidio yang akan di upload.
• Meng-upload konten vidio di YouTube serta
men-share Vidio di media sosial lainnya.
• Membalas coment yang ada di YouTube
15 29 Juni 2020 • Mengevaluasi hasil rogram kerja.
• Menyelesaikan laporan PPL individu .
Catatan
(Diisi oleh pembimbing
lapangan)

29
Mengetahui, Pelapor
Ketua kelompok DPL Mahasiswa PPL

(Ayu Lestari) (Kiki Cahaya Setiawan, M.A) (Cucu Wahyuni)

30

Anda mungkin juga menyukai