PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
maka dari itu penulis membuat beberapa kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan ketahanan psikis supaya permasalahan yang ada bisa di sikapi
dengan positif. Sehingga masyarakat bisa terhindar dari rasa cemas berlebihan yang
dapat memunculkan stress.
B. Rumusan masalah
• Apa yang dimaksud dengan resiliensi diri?
• Permasalahan-permasalahan apa yang terjadi di masa pandemi?
• Siapa saja yang stress terhadap pandemi Covid-19?
• Apa yang menyebabkan stress di masa pandemi Covid-19?
• Mengapa masyarakat perlu meningkatkan Resiliensi diri terhadap pandemi
Covid-19?
• Hal apa saja yang bisa meningkatkan resiliensi diri pada masyarakat yang stress
terhadap pandemi Covid-19?
2
• Mengetahui arti penting resiliensi diri di tengah pandemi Covid-19.
• Mengetahui dan dapat mengurangi permasalahan yang terjadi selama pandemi
Covid-19.
• Mengetahui siapa saja yang stress selama pandemi Covid-19?
• Mengetahui hal apa saja yang menyebabkan masyarakat stress terhadap
damaoak pandemi Covid-19
• Memahami pentingnya makna meningkatkan resiliensi diri ditengah pandemi.
• Mengetahui dan menerapkan hal-hal apa saja yang dapat meningkatkan
resiliensi diri pada masyarakat yang stress terhadap pandemi Covid-19.
D. Tinjauan pustaka
Menurut Connor dan Davidson (dalam Roellyana dan Listiyandini, 2016)
resiliensi merupakan kemampuan individu untuk bisa beradaptasi dengan stress dan
kesulitan, dimana pada masa pandemi ini banyak sekali masyarakat yang stress
dengan kondisi yang dialami seperti harus terbiasa memakai masker, membawa
hand sanitizer kemanapun atau bahkan ada yang hanya diam di rumah tanpa ada
kegiatan yang berarti atau juga menjadikan work from home sebagai waktu untuk
beristirahat.
Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi terhadap
kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan dalam
keadaan tertekan dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan (adversity) atau
trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich & Shatte, 2002 ). Reivich dan
Shatte (2002), memaparkan tujuh kemampuan yang membentuk resiliensi, yaitu
sebagai berikut :
a. Regulasi emosi (Emotion regulation)
Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah
kondisi yang menekan adapun keterampilan yang dapat memudahkan
individu untuk melakukan regulasi emosi, yaitu tenang dan fokus. Dua
keterampilan ini akan membantu individu untuk mengontrol emosi yang
tidak terkendali, menjaga fokus pikiran individu ketika banyak hal-hal yang
mengganggu, serta mengurangi stres yang dialami oleh individu.
3
b. Pengendalian impuls (Impulse control)
Pengendalian impuls adalah kemampuan Individu untuk
mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul
dari dalam diri. Individu dapat mengendalikan impulsivitas dengan
mencegah terjadinya kesalahan pemikiran, sehingga dapat memberikan
respon yang tepat pada permasalahan yang ada.
c. Optimisme (Optimism)
Individu yang resilien adalah individu yang optimis. Optimisme
adalah ketika kita melihat bahwa masa depan kita cemerlang. Optimisme
yang dimiliki oleh seorang individu menandakan bahwa individu tersebut
percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengatasi kemalangan
yang mungkin terjadi di masa depan.
d. Causal Analysis
Causal analysis merujuk pada kemampuan individu untuk
mengidentifikasikan secara akurat penyebab dari permasalahan yang
mereka hadapi. Individu yang tidak mampu mengidentifikasikan penyebab
dari permasalahan yang mereka hadapi secara tepat, akan terus menerus
berbuat kesalahan yang sama.
e. Empati (Empathy)
Empati sangat erat kaitannya dengan kemampuan individu untuk
membaca tanda-tanda kondisi emosional dan psikologis orang lain. Individu
yang memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial
yang positif.
f. Self-efficacy
Self-efficacy adalah hasil dari keberhasilan dalam pemecahan
masalah.Self-efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa kita
mampu.
4
sendiri sehingga menimbulkan berbagai reaksi yaitu reaksi fisiologis, reaksi emosi,
reaksi perilaku, serta penilaian kognitif terhadap stres yang dialami (Gadzella dan
Masten, 2005). Maka dari itu dalam menghadapi situasi pandemi penting bagi
seseorang untuk meningkatkan resilinsi diri dengan berbagai cara seperti
meningkatkan interpersonal skill.
5
bekerjasama. Istilah kemampuan interpersonal juga termasuk dalam soft skills,
yaitu kemampuan mengatasi konflik, negosiasi, dan kerjasama yang penting dimilki
oleh setiap profesi dan jabatan.Di samping itu, kemampuan interpersonal juga
bagian dari life skills.
6
BAB II
PERMASALAHAN
A. PROSEDUR ASESMEN
1) Menentukan subjek yang akan di wawancara.
Dalam melakukan wawancara penelitian subjek harus ditentukan
terlebih dahulu populasi dan sampel yang akan di wawancarai supaya data
yang diperoleh valid. Selain itu agar data yang diperoleh sesuai dengan
informasi yang ingin digali terhadap subjek tersebut.
B. PELAKSANAN ASESMEN
7
a. Wawancara
Menurut Walgito (2007) wawancara merupakan suatu percakapan antara
peneliti dan informan penelitian yang dilakukan secara bertatap muka (face to face),
yang telah di rencanakan untuk mendapatkan beberapa informasi penting yang
berkenaan dengan penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan
informan dengan cara melakukan pendekatan kepada informan agar informasi yang
ingin di tanyakan kepada informan dapat dengan mudah di jawab oleh informan
penelitian , sehingga data yang di peroleh bersifat fakta dan sesuai dengan keadaan
masyarakat yang sesungguhnya pada saat maraknya penyebaran wabah virus
Covid-19.
Dilakukan sebagai dasar untuk melakukan assesment secara keseluruhan.
Wawancara adalah suatu teknik atau metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan tanya jawab yang bersifat sepihak berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara
yang dilakukan dalam penelitian ini tidak termasuk kedalam wawancara terstruktur
karena sejak wawancara dimulai pewawancara selalu berimprovisasi dengan
pertanyaan yang ingin diajukan tanpa menyusun dari awal pertanyaan-
pertanyaannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kedekatan yang ingin di bentuk
dan untuk memperlihatkan kepada subjek situasi yang canggung dan terstruktur.
Maka pertanyaan yang diajukan hanya berdasarkan keingintahuan pewawancara
terhadap informasi keseharian serta pengalaman mereka.
b. Melakukan Observasi
8
menjawab pertanyaan khusus atau spesifik. Observasi juga merupakan salah
satu pengambilan informasi yang memberikan gambaran lebih realistik
terhadap suatu peristiwa ataupun perilaku dari subjek, dibandingkan dengan
metode pengumpulan informasi lainnya. Dengan menggunakan metode
observasi ini dapat dilihat bahasa tubuh yang terkadang tidak sesuai dengan
jawaban yang diberikan ataupun sebaliknya. Hal ini yang menjadi dan
menjawab pertanyaan spesifik yang tidak dapat dijawab oleh subjek.
a. Hasil Wawancara
Selama melakukan wawancara yang saya lakukan ibu EP sangat
prihatin terhadap maraknya penyebaran Covid-19 sekarang, apalagi dampak
yang ditimbulkan sangatlah banyak dan bahkan semua kalangan masyarakat
merasakan dampak dari merebaknya virus ini. Dampak yang dirasakan
bukan hanya di bidang kesehatan akan tetapi di bidang lain juga terdampak
seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Ibu EP juga
merasakan dampak tersebut, sehingga ia berharap agar wabah ini cepat
hilang dan semua kegiatan dapat berjalan seperti semula sebelum adanya
wabah Covid-19, agar dampak yang ada dapat di atasi sehingga krisis di
9
masyarakat mulai berkurang dan masyarakat bisa hidup tanpa rasa cemas
akan dampak maupun terjangkit langsung oleh wabah Covid-19.
b. Hasil Observasi
Selama kegiatan wawancara berlangsung interviewee menjawab
dengan lugas dan spontan hal itu terlihat dari nada bicara EP. EP juga
bercerita yang sebenarnya dari apa yang ia alami hal karena jelas saat
menceritakan tentang permasalahan saat pandemi ia menatap lurus ke depan
seolah membayangkan kelak apa yang akan ia hasilkan supaya kebutuhan
hidup dan kebutuhan sekolah anaknya akan terpenuhi. Dan saat
menanyakan tentang sosialisasi tentang Covid-19 ia juga menjawab
langsung tanpa terbata dan ia juga tidak bertele-tele dan ia juga tidak
menolak saat akan diwawancarai.
D. PERMASALAHAN
Di tengah maraknya wabah pandemi Covid-19 yang terdampak bukan
hanya masalah kesehatan, akan tetapi juga menyangkut permasalahan seperti di
bawah ini :
1. Fisik
Penerapan pembatasan sosial pasti berdampak pada permasalahan
fisik. Karena di terapkan physical distancing dan protokol kesehatan seperti
memakai masker ketika berkegiatan di luar rumah banyak dari masyarakat
yang terkay salah artian mengenai hal tersebut dan karena penggunaan
bahasa nonverbal lebih mendominasi sehingga kurang bergerak karena tetap
dirumah bisa menyebabkan berbagai permasalahan fisik.
2. Psikologis
Permasalahan-permasalahan psikologis tidak bisa dihindarkan
sebagai dampak dari pandemi. Setiap orang mengalami kecemasan seperti
di hasil wawancara dengan EP di atas ia menjelaskan bahwa masyarakat di
sekitarnya dan bahkan juga termasuk dirinya mengalami kecemasan itu.
10
Akan tetapi ia mengurangi rasa stressnya terhadap pandemi Covid-19 ini
dengan menjalankan relasi lebih akrab dengan anggota keluarga. Dan juga
Permasalahan ekonomi ikut menambah kecemasan pada masyarakat karena
penghasilan mereka merosot akibat dari pandemi Covid-19 dan salah satu
cara untuk mengatasi hal itu supaya kebutuhan hidup sehari-hari masih bisa
terpenuhi EP memaksimalkan kemampuan dirinya menggunakan media
online untuk berjualan serta menanam sayuran di halaman belakang
rumahnya.
3. Sosial
4. Ekonomi
11
BAB III
PROGRAM KERJA
A. Banner psikoedukasi
a. Perencanaan
Pembuatan banner psikoedukasi di sesuaikan dengan keadaan saat
pandemi. Dimana banyak masyarakat yang stress terhadap dampak dari
pandemi Covid-19 yang sedang mewabah. Pemilihan judul banner dibuat
berdasarkan tema yang telah ada dari pihak fakultas Hannya saja
disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar agar pesan yang
disampaikan melalui banner psikiedukasi dapat membantu mengurangi
stress yang dirasakan masyarakat selama merebaknya wabah pandemi
Covid-19. Adapun judul banner psikoedukasi yang saya tetap sebagai judul
dari banner psikoedukasi yang saya buat yaitu “Meningkatkan Resiliensi
Diri pada Masyarakat yang Stress Terhadap Pandemi Covid-19”. Setelah
judul telah di ajukan kepada dosen pembimbing yang setelahnya langsung
di ACC oleh dosen pembimbing saya yaitu bapak Kiki Cahaya Setiawan,
S.Psi, M.Si kemudian saya membuat kata-kata yang bisa mengedukasi
12
masyarakat agar tetap waspada tetapi tidak gelisah dalam menghadapi
pandemi. Di dalam banner psikoedukasi edukasi terdapat lima paragraf
berupa ajakan dan informasi mengenai cara menghindari stress pada
masyarakat terhadap pandemi Covid-19. Paragraf tersebut di tempatkan di
sisi kiri dan kanan atas pada bagian banner serta di kiri dan kanan bawah
bagian banner serta satu paragraf yang terdapat di tengah tengah bagian
banner psikoedukasi. Serta terdapat logo UIN dengan tulisan fakultas
psikologi di sudut kiri atas sebelah judul banner dan logo PPL kelompok
12 di sudut kanan atas sebelah judul banner. Adapun kata-kata yang ada
dalam banner yaitu:
1) Di bagian kiri atas banner berisikan kalimat “Menjaga kesehatan
dengan cara mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir, menjaga
asupan makanan, olahraga teratur dan terpapar sinar matahari langsung,
istirahat yang cukup serta gunakan masker ketika diluar rumah” kalimat
ini berisikan cara menjaga pola hidup sehat dimana di bagian atas
kalimat sebelah kanan diberi gambar tangan yang memegang sabun
serta keran air yang sedang mengucur, gambar ini menunjukkan
bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Kemudian dibagian bawah
kalimat ada gambar orang yang memakai masker dengan dikelilingi oleh
animasi virus Corona menggambarkan bahwa, virus yang sedang
mewabah itu ada di sekitar kita sehingga wajib memakai masker ketika
berkegiatan di luar rumah. Lalu dibagian atas kalimat di sebelah kiri ada
gambar kartun sedang makan dimana gambar ini menjelaskan
pentingnya menjaga pola asupan makanan. Dan disebelah kiri kalimat
terdapat gambar kartun olahraga yang bisa dilakukan sendiri di rumah.
13
sisi kiri kalimat terdapat gambar orang yang sedang vidiocall serta di
sisi atas kalimat terdapat gambar orang yang sedang membaca, hal ini
menunjukkan bahwa ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan dari
rumah agar terhindar dari rasa bosan dan stress.
14
bahwa mendekatkan diri kepada Tuhan adalah cara ampuh untuk
membuat diri lebih tenang.
Banner ini di desain dengan latar berwarna ungu dimana warna ungu
merupakan warna yang ada pada lambang trisula atau lambang psikokogi
dimana banner ini dibuat sebagai media psikoedukasi dalam kegiatan PPL
Fakultas Psikologi angkatan 2018. Kemudian di atas warna latar banner juga
terdapat animasi virus Covid-19 di sebelah kanan dan kiri banner. Gambar
ini menunjukkan bahwa banner ini berisikan berisikan tentang maraknya
penyebaran wabah Covid-19.
b. Hasil
15
secara langsung tidaklah mudah dan butuh waktu tenaga serta biaya dan
dengan adanya banner ini mereka merasa terbantu karena sedikit sekali
media psikoedukasi seperti banner ini yang di buat dan di pasang di tempat-
tempat umum yang menjadi pusat keramaian. Selain itu karena di pasang di
tempat yang pastinya selalu di lewati orang banner ini juga dilihat oleh
masyarakat desa lain sehingga pesan dari banner ini tersampaikan bukan
hanya kepada wari masyarakat tempat saya tinggal akan tetapi kepada
masyarakat manapun yang melihatnya. Sehingga walaupun dilakukan lewat
media psikoedukasi seperti banner PPL mandiri tetap memberikan
pengalaman yang bermanfaat.
B. Vidio YouTube
a. Perencanaan
Vidio YouTube di ambil dari kegiatan yang dilakukan selama PPL
dimana langkah pertama yaitu menentukan kegiatan apa yang akan di
lakukan di lapangan dan di mana tempat yang menjadi objek PPL. Setelah
itu membuat surat tugas dari fakultas sebagai bukti bahwa memang benar
kegiatan yang akan kami adakan adalah tugas mata kuliah praktik
pengalaman lapangan. Pada hari pertama saya dan rekan saya meminta izin
kepada pengurus panti Muhammadiyah Tebing Tinggi untuk mengadakan
kegiatan PPL di panti tersebut, dan pada hari itu kami memperkenalkan diri
dan berdiskusi dengan pengurus panti tentang tujuan kami yaitu untuk
mensosialisasikan tentang virus yang sedang mewabah. Di hari kedua saya
dan rekan-rekan saya mengadakan kegiatan sosialisasi dan juga sharing
tentang Covid-19 sesuai dengan tema masing-masing individu. Setelah
penyampaian Materi lalu dibuka sesi tanya-jawab, lalu kami membuka sesi
untuk sharing kepada adik-adik panti. Setelah kegiatan selesai kami adakan
sesi berfoto bersama dengan pengelola yayasan serta penyerahan sedikit
bantuan sembako berupa beras, mie, minyak dan susu kepada pengurus
panti. Selain kegiatan di atas saya juga ikut serta dalam kegiatan sosialisasi
16
tentang cara mencuci tangan pakai sabun dengan benar dari tim kesehatan
siaga Covid-19 kepada masyarakat desa setempat. Kemudian di hari
berikutnya yaitu memasang banner di tempat yang sering di lalui oleh
masyarakat, sekaligus menyampaikan tujuan pemasangan banner kepada
setiap masyarakat yang melihat sewaktu pemasangan banny psikoedukasi
tersebut.
Setelah semua kegiatan di lakukan selanjutnya yaitu membuat
rancangan konsep vidio yang akan dibuat. Hal pertama yang saya lakukan
yaitu mendownload aplikasi vidio editor yaitu aplikasi Kine Master, lalu
mulai membuat bagian opening Vidio yaitu yang berisikan judul, lambang
UIN, lambang kelompok PPL, dan juga nama penyunting Vidio serta nama
dosen pembimbing lapangan. Kemudian memasukkan banner psikoedukasi
di bagian awal setelah opening di mana pada bagian banner di beri durasi
yang cukup lama agar penonton dapat membaca isi dari banner psikoedukasi
tersebut. Setelah itu saya masukkan sedikit cuplikan vidio mushola tempat
kegiatan sosialisasi di panti Muhammadiyah Tebing Tinggi. Setelahnya
saya masukkan vidio saat sosialisasi berlangsung dan kemudian dilanjutkan
dengan foto-foto dokumentasi kegiatan dan kemudian penutup. Setelah itu
konsultasi kepada dosen pembimbing lapangan apakah vidio sudah bisa di
upload, dan terakhir yaitu meng-upload viduo di YouTube dan setelahnya
men-share link Vidio di media sosial lainnya.
b. Hasil
17
Vidio YouTube yang telah di upload telah dilihat lebih dari 130
orang penonton dan mendapat respon positif, ada beberapa orang yang
memberi tanggapan di kolom komentar dan semuanya bernilai positif dan
memberikan like terhadap vidio yang saya buat. Karena bagi mereka Vidio
sangat bermanfaat.
DAFTAR PUTAKA
Gadzella, B. M,. & Masten, W. G. (2005). An analysis of the categories in the
student-life stress inventory. Journal of psychology research Vol.1 No.1.
Reivich, K & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor : 7 Essential Skills for
Overcoming Life’s Inevitable Obstacles.
Roellyana, S., & Listiyandini, R. A. (2016). Peran optimisme terhadap resiliensi
pada mahasiswa tingkat akhir yang mengerjakan skripsi. Jurnal
psikologi,1(1), 29-37
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sakdiah, Halimatus. 2015. Urgensi Interpersonal Skill dalam Dakwah persuasif.
Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 35, No.1
18
LAMPIRAN
Panduan wawancara
CW : assalamualaikum
EP : waalaikumussalam
CW: Sebelumnya perkenalkan saya Cucu Wahyuni mahasiswi UIN Raden Fatah
Palembang fakultas psikologi. Disini saya akan meminta sedikit waktunya Bu
untuk saya wawancarai. Apakah ibu bersedia meluangkan waktu untuk saya
wawancarai?
EP : Baik saya bersedia
CW : baiklah wawancara saya mulai dengan pertanyaan pertama yaitu apa yang
ibu ketahui tentang Corona virus atau yang sering kita dengar yaitu Covid-19?
EP : Corona virus itu adalah virus yang sangat berbahaya karena virus Corona
itu tidak tampak sehingga tidak bisa dihindari selain dengan cara jaga jarak, rajin
cuci tangan, pakai masker itu yang paling penting.
19
CW : Pencegahan seperti apa yang ibu terapkan di kehidupan sehari-hari?
EP : Pencegahannya ya seperti cuci tangan sehabis memegang benda apapun
karena kita tidak bisa melihat kuman-kuman yang ada, selalu memakai masker
ketika hendak berpergian, tetap dirumah jika tidak ada urusan yang
mengharuskan keluar rumah.
CW : Bagaimana menurut ibu tentang maraknya virus Corona di masyarakat
sekitar ibu?
EP. : Masyarakat di sekitar saya banyak yang cemas terhadap penyebaran virus
Corona ini apalagi kemarin ada salah seorang pasien Covid-19 yang kabur dari
rumah sakit dan pulang ke desa sebelah hal itu menjadikan warga di sekitar
tempat saya tinggal menjadi waspada, sehingga untuk mencegah penularan
banyak warga yang tidak bekerja dan hal ini menyebabkan krisis ekonomi di
masyarakat dimana walaupun ada bantuan terdampak Covid-19 tapi tidaklah
mencukupi kebutuhan selama di rumah saja.
CW : Jika ada yang di duga ataupun sedang dalam pengawasan adakah tindakan
dari pemerintah daerah untuk hal itu?
EP : Untuk tindakan pasti ada apalagi sekarang sudah ada ya tim satgas Covid-
19. Seperti kemarin di desa sebelah ada warga datangan dari Palembang yang
positif Corona dijempuy langsung oleh tim satuan tugas yang sedang berjaga.
CW : Dari maraknya penyebaran virus Corona apakah ada sosialisasi tentang
Covid-19 ini disini bu?
EP : Banyak sekali ya kalau sosialisasi ada yang dari pemerintah desa seperti
kades yang mensosialisasikan, ada juga dari pemerintah daerah serta banyak dari
putra putri daerah dan juga dari tim kesehatan yang ada di poskesdes.
CW : Adakah dampak dari virus Corona di kehidupan ibu maupun di masyarakat?
EP : Jelas sekali ada Corona bukan berdampak di bidang kesehatan saja akan
tetapi di berbagai bidang. Seperti di bidang ekonomi juga terdampak banyak dari
penduduk adalah petani dan karena dilakukan lockdown pendapatan petani ikut
merosot dan bankan untuk menjual hasil dari pertanian juga susah karena banyak
pengepul karet yang tutup dan tak hanya itu kelapa sawit pun ikut merosot. Maka
dari itu banyak dari masyarakat sekitar saya termasuk juga saya dilanda rasa
20
cemas, ceemas akan wabah Corona juga cemas tentang cara pemenuhan
kebutuhan sehari-hari apalagi untuk anak sekolah sekarang via online dan itu
butuh paket data sedangkan untuk makan sehari-hari saja susah.
CW : Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan seperti yang sudah ibu
sebutkan usaha apa yang telah ibu lalui sebagai wujud dari interpersonal skill di
masa pandemi?
EP : Selama pandemi ini saya berusaha untuk memenuhi kebutuhan saya denagn
berjualan online karena hal ini sangat bagus dilakukan apalagi sekarangkan ada
yang namanya jaga jarak oleh karena itu berjualan online bisa tetap berjalan di
tengah maraknya wabah virus Corona. Selain itu saya juga bercocok tanam
sayuran di belakang rumah saya hal itu juga mampu untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
CW : Apa hikmah yang dapat ibu ambil dari wabah ini?
EP : Banyak sekali ya, kumpul keluarga lebih akrab walaupun krisis ekonomi
melanda maka dari itu rasa cemas bisa berkurang dan budaya hidup sehat bisa
diterapkan.
CW : Apa harapan ibu kedepannya terhadap virus Corona ini?
EP : Harapan saya semoga wabah ini bisa selesai dan bisa menjalani hidup
seperti sebelum adat virus Corona.
CW : Baiklah ibu itu tadi adalah pertanyaan terakhir dari saya, terimakasih atas
ketersediaan waktunya. Wawancara akan saya tutup. Saya akhiri dengan
wassalamu’alaikum Wr. Wb
EP : Waalaikumussalam Wr. Wb
21
DOKUMENTASI KEGIATAN
22
23
24
25
26
CATATAN JURNAL HARIAN
Kelompok : 12
27
Hari Tanggal Deskripsi kegiatan
5 19 Juni 2020 • Membuat panduan wawancara
• MemiInta izin ke panti Muhammadiyah Tebing
Tinggi untuk melakukan kegiatan PPL.
• Perkenalan kepada anak-anak panti
• Menyiapkan give away untuk anak panti.
6 20 Juni 2020 • Diskusi mengenai pamflet webinar.
• Membuat laporan bab 1.
• Mengikuti webinar psikologi.
7 21 Juni 2020 • Share pamflet webinar di media sosial.
• Diskusi mengenai sembako yang akan
diberikan ke panti Muhammadyah Tebing
Tinggi.
• Mengikuti webinar psikologi
8 22 Juni 2020 • Wawancara dan observasi subjek penelitian.
• Membuat laporan hasil wawancara dan
observasi penelitian.
• Membeli sembako di pasar untuk diberikan ke
panti Muhammadiyah Tebing Tinggi
• Sosialisasi seputar Covid-19 serta tanya jawab
dan pemberian give away bagi yang bertanya.
• Mengumpulkan laporan penelitian.
• Mengikuti vwebibar Psikologi
9 23 Juni 2020 • Diskusi mengenai sumbangan untuk kegiatan
webinar
• Meminta izin kepada kepala desa untuk
pemasangan banner.
• Memasang banner di dekat gapura.
• Mengikuti webinar psikologi.
•
28
Hari Tanggal Deskripsi kegiatan
10 24 Juni 2020 • Penyuluhan cara mencuci tangan yang benar
kepada masyarakat dari tim kesehatan siaga
Covid-19.
• Menyusun laporan individu.
• Mengikuti webinar psikologi.
11 25 Juni 2020 • Persiapan webinar kelompok.
• Melanjutkan penyusunan laporan individu.
• Membuat rancangan konten vidio.
• Mengikuti webinar psikologi
12 26 Juni 2020 • Pelaksanaan webinar kelompok.
• Mengedit vidio untuk konten youtube.
• Mengikuti webinar psikologi.
• Mengikuti webinar internasional.
13 27 Juni 2020 • Melanjutkan penyusunan laporan individu.
• Menyelesaikan pembuatan video untuk konten
youtube.
14 28 Juni 2020 • Konsultasi kepada dosen pembimbing tentang
Vidio yang akan di upload.
• Meng-upload konten vidio di YouTube serta
men-share Vidio di media sosial lainnya.
• Membalas coment yang ada di YouTube
15 29 Juni 2020 • Mengevaluasi hasil rogram kerja.
• Menyelesaikan laporan PPL individu .
Catatan
(Diisi oleh pembimbing
lapangan)
29
Mengetahui, Pelapor
Ketua kelompok DPL Mahasiswa PPL
30