Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 5 : Mariani Reviyanti

Tini Nursolihat
Kata wakaf berasal dari
bahasa arab “waqafa” berarti
menahan atau berhenti atau
diam di tempat atau tetap
berdiri. Secara syariah, wakaf
berarti menahan harta dan
memberikan manfaatnya di
jalan Allah.
PERBEDAAN WAKAF DAN INFAQ SHADAQAH /
HIBAH

WAKAF INFAQ, SHADAQAH / HIBAH


• Menyerahkan kepemilikan suatu • Menyerahkan kepemilikan suatu
barang kepada orang lain barang kepada pihak lain
• Hak milik atas barang dikembalikan • Hak milik atas barang diberikan
kepada Allah kepada penerima shadaqah/hibah
• Ojek wakaf tidak boleh diberikan atau • Objek shadaqah/hibah boleh
dijual kepada pihak lain diberikan atau dijual kepada pihak
• Manfaat barang biasanya dinikmati lain
untuk kepentingan sosial • Manfaat barang dinikmati oleh
• Objek wakaf biasanya kekal zatnya penerima shadaqah/hibah
• Pengelolaan objek wakaf diserahkan • Objek shadaqah/hibah tidak harus
kepada administratur yang disebut kekal zatnya
nadzir/mutawali • Pengelolaan objek shadaqah/hibah
diserahkan kepada si penerima
JENIS – JENIS WAKAF
BERDASARKAN PERUNTUKAN
1. Wakaf ahli (Wakaf Dzurri) atau
disebut juga wakaf ‘alal aulad,
yaitu wakaf yang dipeuntukan bagi
kepentingan dan jaminan sosial
dalam lingkungan keluarga, dan
lingkungan kerabat sendiri.
2. Wakaf Khairi (kebajikan) adalah
wakaf yang secara tegas untuk
kepentingan agama (keagamaan)
atau kemasyarakatan (kebajikan
umum).
BERDASARKAN JENIS HARTA
1. Benda tidak bergerak
2. Benda bergerak selain
uang
3. Benda bergerak berupa
uang (wakaf tunai, cash
waqf) yang merupakan
inovasi dalam keuangan
publik Islam (Islamic
society finance), karena
jarang ditemukan pada
fikih klasik.
BERDASARKAN WAKTU

1. Muabbad, yaitu wakaf yang


diberikan untuk selamanya.
2. Mu’aqqot, yaitu wakaf yang
diberikan dalam jangka
waktu tertentu.
BERDASARKAN HARTA YANG DIWAKAFKAN

1. Mubayir/dzati yaitu harta wakaf


yang menghasilkan pelayanan
masyarakat dan bisa digunakan
secara langsung seperti madrasah
dan rumah sakit.
2. Istitsmary, yaitu harta wakaf yang
ditunjukan untuk penanaman
modal dalam produksi barang-
barang dan pelayanan yang
dibolehkan syara’ dalam bentuk
apapun kemudian hasilnya
diwakafkan sesuai keinginan
pewakaf.
TUJUAN DAN SASARAN WAKAF
Tujuan wakaf adalah untuk
kemaslahatan manusia, dengan
mendekatkan diri kepada Allah,
serta memperoleh pahala dari
pemanfaatan harta yang
diwakafkan yang akan terus Wakaf memiliki sasaran khusus, yaitu
mengalir walaupun pewakaf 1. Semangat keagamaan
sudah meninggal dunia. 2. Semangat social
3. Motivasi keluarga
4. Dorongan kondisional
5. Dorongan naluri
RUKUN DAN KETENTUAN WAKAF
Rukun wakaf ada 4 (empat) (Depag, 2006), yaitu:
• Pelaku terdiri atas orang yang menakafkan
harta (wakil/pewakaf). Namun, ada pihak
yang memiliki peranan penting walaupun di
luar rukun wakaf yaitu pihak yang diberi
wakaf/diamanahkan untuk mengelola wakaf
yang disebut nazhir
• Barang atau harta yang diwakafkan (mauquf
bih)
• Peruntukan wakaf (mauquf’alaih)
• Shighat (pernyataan atau ikrar sebagai suatu
kehendak untuk mewakafkan sebagian harta
bendanya termasuk penetapan jangka
waktu dan peruntukan)
KRITERIA PEWAKAF SYARAT SEORANG PENGELOLA
WAKAF / NAZHIR
Ada 4 Kriteria • Muslim
• Merdeka • Berakal
• Berakal sehat • Dewasa
• Dewasa (baligh) • Adil
• Tidak berada di bawah • Cakap hokum
pengampuan
Mauquf Bih (Harta yang Diwakafkan)
Dalam UU No.41/2004 dinyatakan tidak ada pembatasan dalam jumlah harta
yang diwakafkan.Namun terkait dengan hukum wasiat, maka sangat relevan
bahwa pembatasan wakaf adalah 1/3 dari jumlah harta yang
dimiliki.Tujuannya adalah untuk kesejahteraan anggota keluarga
pewakaf.Sebagaiman hadist nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, seseorang diharamkan memberikan wakaf yang merugikan
ahli waris.Barang yang diwakafkan harus memenuhi kriteria harta benda yang
bernilai (mutaqowwam), dapat diketahui (ma’lum) dan milik sempurna (tidak
dalam keadaan khiyar).
Syarat Mauquf’alaih
Yang dimaksud mauquf’alaih adalah tujuan/peruntukkan wakaf.Wakaf harus
dimanfaatkan dalam batas-batas yang sesuai dan diperbolehkan syariat Islam.

Syarat Shighat (Ikrar Wakaf)


Pengertian shighat adalah segala ucapan, tulisan atau isyarat dari orang yang
berwakaf untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan apa yang diinginkannya.
Namun, shighat wakaf cukup dengan pernyataan/ikrar ijab atau penyerahan dari
pewakaf tanpa memerlukan qabul dari penerima wakaf.
KETENTUAN BAGI PENGELOLA WAKAF Pengelola
wakaf (Nazhir)adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari pewakaf
untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.Pengelola
wakaf mempunyai kedudukan yang penting dalam pewakafan yang bertugas
untuk memelihara dan mengelola harta wakaf. Pengelola wakaf dapat
dijalankan oleh perseorangan maupun lembaga (baik berbadan hukum atau
organisasi kemasyarakatan).
Akuntansi lembaga wakaf
Hingga saat ini belum ada PSAK yang mengatur tentang akuntansi lembaga
wakaf. Namun merujuk pada akuntansi konvensional serta praktik dari
lembaga wakaf yang telah beroperasi di Indonesia saat ini, maka perlakuan
akuntansi untuk zakat, infak/sedekah dengan wakaf tidak akan berbeda jauh.
Hal ini disebabkan akuntansi untuk zakat, infak/sedekah harus dilakukan
pencatatannya secara terpisah atas setiap dana yang diterima.
Pengelolaan dan manajemen wakaf
Pengelola wakaf adalah salah satu unsur penting dalam perwakafan.Berfungsi atau
tidaknya wakaf sangat tergantung pada kemampuan pengelola wakaf. Apabila
pengelola wakaf kurang cakap dalam mengelola harta wakaf, dapat mengakibatkan
potensi harta wakaf sebagai sarana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
muslim tidak optimal. Bahkan dalam bebagai kasus ada pengelola wakaf yang kurang
memegang amanah, seperti melakukan penyimpangan dalam pengelolaan, kurang
melindungi harta wakaf, dan kecurang-kecurangan lain sehingga memungkinkan harta
tersbut berpindah tangan. Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya calon pewakaf
sebelum berwakaf memperhatikan lebih dahulu apa yanfg diperlukan masyarakat, dan
dalam memilih pengelola hendaknya dipertimbangkan kompetensinya.

Anda mungkin juga menyukai