Anda di halaman 1dari 23

Hadits Arbain No.

19
Menjaga Allah,
Maka Allah Akan Menjagamu
Sasaran Kaderisasi
(1) Mendapatkan ilmu keagamaan berdasarkan pemahaman ahlussunnah waljamaah
(2) Mengamalkan Konsensus Dasar Kebangsaan.
(3) Semangat berkontribusi untuk agama, bangsa, dan negara.
(4) Aktif bermasyarakat.
(5) Memiliki skill bekerja dalam tim.
(6) Memahami Falsafah Perjuangan Partai.
(7) Memahami pentingnya keharmonisan dalam keluarga.
Arahan bagi Pembina

1. Setiap pembahasan materi, pembina mengarahkan pada fokus tema,


berarti pembina menyiapkan diri untuk membaca dan memahami materi
secara utuh terlebih dahulu.
2. Ilustrasi di setiap tema diarahkan pada internalisasi indiktor capaian
3. Fokus internalisasi indikator capaian selalu diarahkan pada sasaran
kaderisasi seperti pentinganya mengikuti pembinaan, pentingnya selalu
besama orang baik, dan tentunya diarahkan pada manfaat keberadaan kita
bersama PKS, berjuang bersama PKS, dan PKS selalu membimbing dalam
kebaikan bersama komunitas orang orang baik.
Arahan bagi Pembina

4. Titik tekan internalisasi indikator capaian selalu diarahakan pada sasaran


kaderisasi disesuaikan dengan kondisi dan konten materi
5. Setiap pembina dianjurkan mencari informasi terkait kegiatan partai sebagai
bahan ilustrasi dalam internalisasi pencapian sasaran kaderisasi
Indikator Capaian

Menyakini penjagaan Allah kepada hamba


yang beriman
Tema "Hadis 19,
Menjaga Allah maka Allah akan Menjagamu :

1. Makna menjaga Allah :

a. Menjaga aturan-aturannya

b. Selalu mengingat-Nya dalam setiap keadaan

c. Memohon perlindungan kepada-Nya

d. Menyakini ketentuan Allah

2. Makna penjagaan Allah :

a. Terjaga urusan dunianya

b. Terjaga urusan akhiratnya"


‫‪Hadits Arba‟in No. 19‬‬
‫‪Jagalah Allah Niscaya Allah Menjagamu‬‬
‫عي أبً العببس عبدهللا بي عببس زضً هللا عٌِوب قبه‪ :‬مٌج خلف الٌبً ملسو هيلع هللا ىلص ٌْهبً‪ ،‬فقبه لً‪ٌ“ :‬ب‬
‫غالم‪ ،‬إًًّ أعلول ملوبث‪ :‬احفظ هللا ٌحفظل‪ ،‬احفظ هللا حجدٍ حجبُل‪ ،‬إذا سألج فبسأه هللاَ‪ّ ،‬إذا‬
‫اسخعٌج فبسخعي ببهلل‪ّ ،‬اعلن أى األهت لْ اجخوعج على أى ٌٌفعْك بشًء لن ٌٌفعْك إال بشًء قد‬
‫ٌضسّك بشًء لن ٌضسّك إال بشًء قد مخبَ هللا علٍل‪ ،‬زفعج‬ ‫ّ‬ ‫مخبَ هللا لل‪ّ ،‬إى اجخوعْا على أى‬
‫األقالم ّجفج الصحف”‪ ،‬زّاٍ الخسهري ّقبه‪ :‬حدٌث حسي صحٍح‪ّ .‬فً زّاٌت غٍس الخسهري‪:‬‬
‫حعسف إلى هللا فً السخبء ٌعسفل فً الشدة‪ّ ،‬اعلن أى هب أخطأك لن ٌني‬ ‫“احفظ هللا حجدٍ أهبهل‪ّ ،‬‬
‫لٍصٍبَل‪ّ ،‬هب أصببل لن ٌني لٍخطئَل‪ّ ،‬اعلن أى الٌصس هع الصبس‪ّ ،‬أى الفَ َسج هع النسة‪ّ ،‬‬
‫ّأى‬
‫هع العسس ٌسسا ً‬
Dari Abul „Abbas „Abdullah bin „Abbas ra. dia berkata: “Suatu hari (ketika) saya di
belakang (membonceng hewan tunggangan) Rasulullah saw., beliau bersabda
kepadaku: “Ya ghulam (anak muda), sungguh aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat
(nasehat penting), (maka dengarkanlah baik-baik!): “Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu,
jagalah Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu, jika kamu (ingin) meminta
(sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka
mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini),
seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu, maka mereka
tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan)
bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu
melakukannya, kecuali dengan suatu (keburukan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) akan
menimpamu, pena (penulisan takdir) telah diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering.”
(HR. At Tirmidzi, dia berkata hadits ini hasan shahih)
Dalam riwayat selain riwayat Tirmidzi, “Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di
hadapanmu. Kenalilah Allah di saat senang, niscaya Allah mengenalmu di saat susah. Ketahuilah,
bahwa apa saja yang luput darimu, maka tidak akan pernah menimpamu. Dan apa yang menimpamu,
maka tidak akan pernah luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran,
kelapangan itu bersama kesulitan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(Tirmidzi no. 2516)
Indikator Capaian:

Meyakini penjagaan Allah kepada


hamba yang beriman
Tema bahasan:

1. Makna menjaga Allah


2. Makna penjagaan Allah
Pengantar
• Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya Jami‟ul „Ulum wal Hikam berkata, “Hadits ini
memuat pesan-pesan dan kaidah-kaidah yang sangat penting.”
• Rasulullah saw. tidak menyia-nyiakan kesempatan mengajarkan ilmu, sekalipun hanya
terhadap seorang anak muda (yaitu Abdullah bin Abbas, sepupu beliau, yang usianya
saat itu sekitar 10 tahun). َْ‫“ َو َذ ِ ّك ْْر ْفَاِنْ ْال ِذّ ْك ٰرى ْتَ ْنفَ ُْع ْ ْال ُمؤْ ِمنٌِْن‬Teruslah memberi peringatan karena
sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (QS. Adz Dzariyat: 55)
• Walaupun dalam keadaan sedang berada di kendaraan (dalam perjalanan) tidak
menutup pintu pengajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kalimat ‫ إًًّ أعلول ملوبث‬،‫ٌب غالم‬
“Wahai anak muda, sungguh aku hendak mengajarimu beberapa kalimat (nasihat penting).”
• Abdullah bin Abbas atau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Abbas adalah salah
seorang sahabat yang didoakan oleh Rasulullah saw. dengan doa: ‫اللّ ُه ّْمْ َعلّ ْم ْهُْالدٌّنَْْ َوفَقّ ْه ْهُْفًَْالتّأ ِو ٌْ ِْل‬
“Ya Allah, ajarkan kepadanya (Ibnu Abbas) perkara agama, dan pahamkanlah dia dalam
urusan takwil (makna Al Quran).” Dalam riwayat lain ‫ ْ َو َع ِلّ ْم ْهُ ْالتأْ ِوٌل‬،‫الل ُهمْ ْفَ ِقّ ْه ْهُ ْفًِ ْال ِدٌّن‬
“Ya Allah, pahamkanlah ia dalam urusan agama, dan ajarkanlah ia dalam urusan takwil.”
Doa tersebut diijabah oleh Allah swt. hingga akhirnya sahabat Ibnu Abbas ra pada
zamannya dikenal sebagai ahli takwil, yang paling paham dalam urusan kitab Allah
yakni, Al Quran.
1. Makna menjaga Allah
‫ احفظ هللا حجدٍ حجبُل‬،‫احفظ هللا ٌحفظل‬
“Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah, maka kamu akan mendapati
Allah di hadapanmu.”
Menjaga Allah yang dimaksudkan adalah menjaga hak-hak Allah swt. atas kita. Yaitu
beribadah kepada-Nya dengan tidak menyekutukan-Nya, berdzikir mengagungkan
asma-asma-Nya, senantiasa mengingat-Nya di setiap keadaan, melaksanakan perintah-
perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya dan menjaga aturan-aturan-Nya.
Sebagai balasannya Allah swt. akan senantiasa menjaga kita dan membersamai kita
dalam setiap keadaan.
ُ ‫ْالقُلُ ْو‬
ْۗ‫ب‬ ْ َ‫ّْٰللاْت‬
ْ ‫ط َم ِٕى ُّن‬ ْ َ ‫اْوت‬
ِ ‫ط َم ِٕى ُّنْقُلُ ْوبُ ُه ْمْ ِب ِذ ْك ِر ه‬
ِ ‫ّْٰللاْْۗا َ ََلْ ِب ِذ ْك ِر ه‬ َ ‫ال ِذٌْنَ ْٰا َمنُ ْو‬
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar Ra‟du: 28)

ًْْ ِ‫ْو ْلٌُْؤْ ِمنُ ْواْب‬


َْ ًْ ‫انْفَ ْلٌَ ْست َ ِج ٌْبُ ْواْ ِل‬
ِ ِۙ ‫ْبْ َدع َْوة َْالداعِْاِ َذاْ َد َع‬ ُ ٌ‫ْبْْۗا ُ ِج‬ ْ ‫ساَلَ َكْ ِعبَاد‬
ٌ ٌ‫ِيْ َع ِنّ ًْْفَ ِا ِنّ ًْْقَ ِر‬ َ ْ‫َواِ َذا‬
ُ ‫لَعَل ُه ْمٌَْ ْر‬
َْ‫شد ُْون‬
“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya
Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.
Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu
berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
ْ‫ْاإل ْسالَ ِمْقَ ْد‬ ِ ْ‫س ْو َل‬
ِ ‫ْ ِإنْش ََرائِ َع‬،ْ‫هللا‬ َ ٌَ :ْ‫ْر ُجالًْقَا َل‬
ُ ‫اْر‬ َ ‫ أَن‬: –ُْ‫ع ْنه‬ َ ُْ‫ًْهللا‬َ ‫ض‬ ِ ‫هللاْب ِْنْبُ ْس ٍرْ– َر‬ ِ ِْ‫ع ْبد‬َ ْ‫ع ْن‬
َ ‫َو‬
ْ،ْ‫ي‬ ُّ ‫ َر َواهُْال ِت ّ ْر ِم ِذ‬.ْ‫هللا‬ ْ ‫ْر‬
ِ ً ‫طبا‬
ِ ْ‫ْم ْنْ ِذ ْك ِر‬ َ ‫سانُ َك‬ ُ ‫شب‬
َ ‫ َلٌََْزا ُلْ ِل‬:ْ‫ْثْ ِب ِهْقَا َل‬ َ َ ‫ًَءٍ ْأَت‬
ْ ‫ْفَأ َ ْخ ِب ْرنًِْ ِبش‬،ًْ‫عل‬ َ ْ‫ت‬ ْ ‫َكث ُ َر‬
ٌْ ‫س‬
‫ن‬ َ ‫ْثْ َح‬ٌ ٌ‫ َح ِد‬:ْ‫َوقَا َل‬
Dari Abdullah bin Busr ra. bahwa ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku, maka beritahukanlah kepadaku sesuatu yang
bisa aku pegang selalu.” Beliau menjawab, “Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir
kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, no. 3375)
Termasuk dalam kategori menjaga Allah swt. adalah meminta sesuatu kepada Allah swt.
dan memohon pertolongan juga kepada Allah swt.

‫ ّإذا اسخعٌج فبسخعي ببه‬،َ‫إذا سألج فبسأه هللا‬


“jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin)
memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah.”
ْ‫اكْنَ ْستَ ِعٌ ۗ ُْن‬
َ ٌِ‫ُْوا‬ َ ٌِ‫ا‬
َ ‫اكْنَ ْعبُد‬
“Hanya kepada-Mu lah kami mengabdi (beribadah), dan hanya kepada-Mu lah kami memohon
pertolongan.” (QS. Al Fatihah: 5)
ْ ‫ْونِ ْع َم‬
ْ‫ْال َو ِك ٌْ ُل‬ َ ُ‫اّْٰللا‬ ْْ ‫اخش َْو ُه ْمْفَزَ ا َد ُه ْمْاِ ٌْ َمانً ۖاْوقَالُ ْواْ َح‬
‫سبُْنَ ه‬ ْ َ‫اسْقَ ْدْ َج َمعُ ْواْلَ ُك ْمْف‬ ُ ‫اَل ِذٌْنَ ْقَا َلْلَ ُه ُمْالن‬
َ ‫اسْاِنْالن‬
“(yaitu) mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya orang-orang
(Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan) untuk (menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah
kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab,
“Cukuplah Allah (penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.” (QS. Ali Imran: 173)

ْ‫صٌ ُْر‬ َ ‫ْال َم ْو ٰل‬


ِ ‫ىْو ِن ْع َمْالن‬ ْ ‫ّْٰللاْ َم ْو ٰلى ُك ْمْۗ ِن ْع َم‬
َ ‫َواِ ْنْت َ َول ْواْفَا ْعلَ ُم ْْٓواْاَن ه‬
“Jika mereka berpaling, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah pelindungmu. Dia adalah sebaik-
baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS. Al Anfal: 40)
‫ ّإى اجخوعْا‬،‫ّاعلن أى األهت لْ اجخوعج على أى ٌٌفعْك بشًء لن ٌٌفعْك إال بشًء قد مخبَ هللا لل‬
‫ زفعج األقالم ّجفج الصحف‬،‫ٌضسّك بشًء لن ٌضسّك إال بشًء قد مخبَ هللا علٍل‬ ّ ‫على أى‬

“dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk
memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali
dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka
bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu
(keburukan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) akan menimpamu, pena (penulisan takdir) telah
diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering.”
Bagian akhir hadits ini adalah meyakini ketentuan Allah swt. sebagai bagian dari cara
kita menjaga Allah swt. Adanya kegembiraan dan kesusahan, nikmat dan musibah,
kekayaan dan kemiskinan, kemenangan dan kekalahan, semua itu adalah bagian dari
ketentuan Allah swt. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah
swt., sekalipun mereka bergabung dalam satu kekuatan besar untuk memberi madharat
atau manfaat, tidak akan terjadi kecuali apa yang sudah ditetapkan oleh Allah swt.
(dalam lauhul mahfuzh). Tugas manusia hanyalah berusaha semaksimal mungkin, dan
memohon pertolongan kepada Allah swt. sebagai bukti ketidakberdayaannya, adapun
hasilnya kita serahkan kepada Allah Yang Maha Mengetahui keadaan kita.

ْ ‫ىّْٰللاْفَ ْلٌَت َ َوك ِل‬


َْ‫ْال ُمؤْ ِمنُ ْون‬ ِ ‫علَ ه‬ َ ‫ّْٰللاُْلَن َۚاْ ُه َوْ َم ْو ٰلىن‬
َ ‫َاْو‬ ‫ب ه‬ ِ ٌْ‫قُ ْلْل ْن‬
َ َ ‫ُّص ٌْبَنَآْْاَِلْ َماْ َكت‬
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-
orang mukmin bertawakal.” (QS. At Taubah: 51)
2. Makna penjagaan Allah
Allah akan menjaga hamba tersebut dalam kebaikan urusan dunianya, seperti menjaga
kesehatan fisiknya, anak-anak keturunannya, keluarganya, dan harta kekayaannya.
Allah swt. berfirman :

ْ‫َْلٌُْغَ ٌِّ ُرْ َماِْْبْقَ ْو ٍمْ َحتهىٌُْغَ ٌِّ ُر ْوا‬


َ ‫ّْٰللا‬
‫ّْٰللاْۗاِن َه‬ِ ‫ْم ْنْا َ ْم ِر ه‬
ِ ‫ظ ْون َٗه‬ ُ َ‫ْو ِم ْنْخ َْل ِف ٖهٌَْ ْحف‬ ‫ه‬ِ ٌ
ْ ‫د‬
َ َ ٌ ْ ‫ْن‬ ٌَ ‫ب‬ ْ ‫ن‬ْ ْۢ ‫تْ ِ ّم‬
ٌ ‫لَ ٗهْ ُمعَ ِقّ ٰب‬
َ ِ
ٍْ ‫ْم ْنْوا‬
‫ل‬ ِ ‫س ْۤ ْو ًءاْفَ َالْ َم َردْلَ ٗهْ َۚو َماْلَ ُه ْمْ ِ ّم ْنْد ُْونِ ٖه‬ ‫ْواِ َذآْْا َ َرا َد ه‬
ُ ْ‫ّْٰللاُْ ِبقَ ْو ٍم‬ َ ‫َماْ ِبا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم‬
“Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan
belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan
suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar Ra‟du: 11)
Bentuk kedua dari penjagaan Allah merupakan bentuk penjagaan yang paling mulia, yaitu
penjagaan Allah dalam perkara agama dan imannya. Allah menjaga kehidupannya dari
berbagai macam racun pemikiran yang menyimpang dan dari berbagai syahwat yang
haram. Allah akan menjaga agamanya hingga saat akhir hayatnya orang tersebut
meninggal dalam keadaan beriman. Ini yang dimaksud dalam hadis Ibnu Mas‟ud bahwa
Nabi saw. bersabda dalam doa beliau:

َْ‫َل‬
ْ ‫ْو‬،ْ‫ًا‬ َ ‫اإل ْسالَ ِم‬
َْ ‫ْراقِد‬ ْ َ‫احف‬
ِ ِ‫ظنًِْب‬ َ ‫اإل ْسالَ ِمْقَا ِعد‬
ْ ‫ْو‬،ْ‫ًا‬ ْ َ‫احف‬
ِ ِ‫ظنًِْب‬ َ ‫اإل ْسالَ ِمْقَائِ ًم‬
ْ ‫ْو‬،ْ‫ا‬ ْ َ‫ْاحف‬
ِ ِ‫ظنًِْب‬ ْ ‫الل ُهم‬
ْ ‫ت ُ ْش ِم‬
‫تْ ِبًْ َعد ًُّواْ َحا ِسدًا‬
“Ya Allah jagalah aku selalu di atas Islam baik ketika berdiri, duduk, dan berbaring. Jangan
jadikan musuh dan orang yang hasad menguasai diriku.” (Diriwayatkan Al Hakim dalam
Mustadraknya)
ْ‫تْا َ ْق َدا َم ُك ْم‬
ْ ّ‫ْوٌُث َ ِب‬
َ ‫ص ْر ُك ْم‬
ُ ‫واّْٰللاٌَْ ْن‬
َ ‫ص ُر ه‬ ُ ‫ٌْٰٓاٌَُّ َهاْال ِذٌ َْن ْٰا َمنُ ْْٓواْاِ ْنْت َ ْن‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,


niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS. Muhammad: 7)
Penutup
Dengan kajian hadits arba‟in nomor 19 ini diharapkan anggota mampu memahami dan
meyakini adanya penjagaan dan pertolongan Allah swt. kepada orang-orang beriman,
yaitu mereka yang konsisten dalam beramal soleh (menjaga hak-hak Allah swt.).
Manusia hanya berusaha, Allah swt. lah yang menentukan hasilnya. Oleh karena itu
tidak perlu kecewa, menyesal, atau bahkan mudah menyalahkan orang lain manakala
mendapatkan musibah atau hasil yang tidak sesuai target. Demikian pula ketika sukses
mendapatkan hasil yang baik, hendaklah tidak perlu bangga diri (merasa sebagai hasil
dari kerja dirinya), tapi katakanlah “Alhamdulillah” (segala puji milik Allah). Ingatlah,
sesungguhnya tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai