Kau Sempit
khotbahjumat.com/5915-ingat-allah-saat-lapang-allah-akan-mengingatmu-saat-kau-sempit.html
Khutbah Pertama:
َ ْﻚ ﻟَ ُﻪ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ
ُﺤ ﱠﻤ ًﺪا َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َ ِي ﻟَ ُﻪ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ
ِ ِ ِ َ ِﻞ َﻓ َﻼ َﻫﺎد ْ ُﻀ ﱠﻞ ﻟَ ُﻪ َو َﻣ ْﻦ ﯾ
ْ ُﻀﻠ ِ َﻓ َﻼ ﻣ
َ ﺎن إِﻟَﻰ ﯾَ ْﻮ ِم اﻟ ﱢﺪﯾ
ْﻦ ْ َﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َوأ
ٍ ﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ َو َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ َ َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ
أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ
Ibadallah,
Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa
bertakwa kepada Alah. Karena dengan ketakwaanlah seseorang akan meraih
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Ibadallah,
1/7
Dalam sebuah hadits yang panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari
sepupunya yang masih kecil, Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, yang saat itu
mungkin baru berusia 10 tahun. Beliau mengajarkan kepadanya beberapa kalimat yang
dipegangi untuk menjadi prinsip dalam menjalani kehidupan.
Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Pada suatu hari
aku pernah dibonceng Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda, ‘Wahai anak kecil! Sesungguhnya aku akan mengajarkan beberapa
kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya
engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.
Ibadallah,
Pesan pertama yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
sepupunya dan juga kepada kita adalah agar kita menjaga batas-batas Allah. Menjaga
perintah-Nya dan menjaga diri dari langan-Nya. Ketika kita melakukan hal tersebut, maka
kita akan mendapatkan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Banyak orang mencari-cari sesuatu untuk menjaga dirinya. Bahkan ada yang membuat
pagar gaib agar ia dan keluarganya mendapatkan keamanan. Padahal penjagaan yang
paling aman adalah penjagaan Allah. karena Dia Tuhan semesta alam. Maha berkuasa.
Tidak ada satu pun kejadian di alam semesta ini kecuali terjadi dengan izin-Nya.
Sebagian orang melakukan ritual-ritual tertentu. Ada yang memakai jimat-jimat. Dan lain-
lain. Semuanya bertujuan untuk melindungi diri dari bahaya. Atau sesuatu yang tidak
disukai. Padahal ada ritual yang lebih ampuh, yaitu menjaga batas-batas Allah.
Kemudian Rasulullah melanjutkan pesannya,
“Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta
pertolongan, mintalah kepada Allah.”
2/7
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan prinsip penting ini kepada sepupunya.
Prinsip yang membuat seseorang menjadi mulia. Yaitu hanya meminta sesuatu dan
meminta tolong kepada Allah Ta’ala. Nabi mengajarkan sepupunya agar hatinya tidak
terikat dengan orang lain. Terkadang, ketika seseorang menghadapi masalah, yang
pertama kali ia pikirkan adalah ‘Siapa ya yang bisa dimintai bantuan’. Ia ingat-ingat nama
saudara, kolega, dll. yang memiliki pengaruh. Lalu dihubungi dan diminta tolong. Lebih
parah lagi ada orang-orang yang meminta bantuan dukun, jin, dan jimat-jimat, wa
‘iyadzubillah.
Seandainya semua manusia dan semua jin bersekutu untuk memberikan kebaikan
kepada kita, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali memang hal itu telah
dituliskan Allah untuk kita. Jika demikian, kita tidak perlu sampai melanggar larangan
Allah, menempuh cara yang haram, untuk mendapatkan sesuatu. Karena sesuatu yang
bukan menjadi hak kita, tidak akan kita dapatkan.
Kemudian,
“Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan
sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang
telah Allah tetapkan bagimu.”
Demikian pula kalau sesuatu itu ditakdirkan tidak menjadi bagian kita. Yakinlah, hal itu
tidak akan kita dapatkan. Sehebat apapun usaha kita. Sampai-sampai kalau semua
manusia dan semua jin saling bahu-membahu untuk menolong kita. Mereka tidak akan
mampu mewujudkannya. Seandainya semua manusia dan semua jin bersekutu untuk
membahayakan kita, untuk merugikan kita, untuk menggagagalkan kita, kalau Allah
menetapkan hal itu untuk kita, hal itu pasti terjadi. Kalau manusia berhasil menggagalkan
usaha kita, artinya Allah yang mencatatkan hal itu gagal melalui perantara orang
tersebut.
ﻼ ُم َو َﺟ ﱠﻔ ِﺖ ﱡ
ُ اﻟﺼ ُﺤ
ﻒ َ ُر ِﻓ َﻌ ِﺖ
َ اﻷ ْﻗ
3/7
Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah
kering.”
Artinya, semua yang tercatat di Lauhul Mahfuzh tidak akan berubah lagi.
Dalam riwayat selain riwayat Tirmidzi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kalau engkau menjaga batas-batas Allah, niscaya Allah senantiasa akan senantiasa
hadir di bersamamu. Apapun kondisi dan kebutuhanmu. Artinya, tunaikanlah perintah-
Nya dan jauhi larangan-Nya. Kalimat berikutnya sangat penting sekali untuk diperhatikan.
Nabi melanjutkan:
Ingatlah Allah saat kita dalam kondisi lapang, dalam kondisi badan sehat, dalam kondisi
Bahagia. Niscaya Allah ingat kita saat kita dalam kondisi sempit, dalam kondisi sakit, dan
dalam kondisi sedih. Sebagaimana kisah Nabi Yunus. Allah berfirman tentangnya,
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia
menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau.
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”.”
[Quran Al-Anbiya: 87]
Dalam ayat ini, Nabi Yunus berada dalam kegelapan yang berlapis-lapis. Kegelapan
malam. Kegelapan kedalaman samudera. Dan kegelapan dalam perut ikan. Namun,
dalam kondisi demikian Allah tetap mendengar doanya. Di antara rahasianya adalah
beliau termasuk orang yang senantiasa berdzikir mengingat Allah dalam segala kondisi
hingga suaranya dikenal para malaikat dan begitu cepat naik ke langit. Allah Ta’ala
berfirman,
4/7
َ ُ( ﻟَﻠَﺒِ َﺚ ﻓِﻲ ﺑَ ْﻄﻨِ ِﻪ إِﻟَﻰ ﯾَ ْﻮ ِم ﯾُ ْﺒ َﻌﺜ143) ﯿﻦ
144) ﻮن َ ﱢﺤ َ ِﻦ ْاﻟﻤ
ِ ُﺴﺒ َ ) َﻓﻠَ ْﻮ َﻻ أَﻧﱠ ُﻪ َﻛ
َ ﺎن ﻣ
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” [Quran Ash-
Shaffat: 143-144]
Oleh karena itu, jaga dzikir kita di saat-saat lapang. Jaga bacaan Alquran kita. Jaga
shalat malam dan shalat duha di saat-saat kita Bahagia dan sehat. Mudah-mudahan
dengan lantaran itu Allah akan mengingat kita saat kita dalam kesusahan.
Ketahuilah, bahwa apa saja yang luput darimu, maka tidak akan pernah menimpamu.
Dan apa yang menimpamu, maka tidak akan pernah luput darimu.
Khutbah Kedua:
Ibadallah,
Di antara dzikir yang terpenting di hari Jumat ini yang hendaknya diperbanyak oleh kaum
muslimin adalah membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
5/7
“Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka
dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam
Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh
Syaikh Al Albani).
ﺎن ﻼ َة أُ ﱠﻣﺘِﻰ ﺗُ ْﻌ َﺮ ُ
ض َﻋﻠَ ﱠﻰ ﻓِﻰ ُﻛ ﱢﻞ ﯾَ ْﻮ ِم ُﺟ ُﻤ َﻌ ٍﺔ َ ،ﻓ َﻤ ْﻦ َﻛ َ ﺻَﻼ ِة ﻓِﻰ ُﻛ ﱢﻞ ﯾَ ْﻮ ِم ُﺟ ُﻤ َﻌ ٍﺔ َﻓﺈِ ﱠن َ
اﻟﺼ َ
ِﻦ ﱠ أَ ْﻛﺜ ُ
ِﺮوا َﻋﻠَ ﱠﻰ ﻣ َ
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan
diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat
kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi
dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-).
6/7
ﺎر .رﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ َ
اب اﻟﻨﱠ ِ َ
ِﻦ ْاﻟ َﺨ ِ
ﺎﺳ ِﺮ َ
ﯾﻦ .رﺑﱠﻨَﺎ َﻇﻠَ ْﻤﻨَﺎ أَ ْﻧ ُﻔ َﺴﻨَﺎ َوإِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﻐﻔ ْ
ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﺗَ ْﺮ َﺣ ْﻤﻨَﺎ ﻟَﻨَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ﻣ َ َ
:ﻋﺒَﺎ َد اﷲِ
ِ
.ﺗَ ْ
ﺼﻨَﻌ ْ
ُﻮ َن
7/7