TAHUN 2024
MATERI HADIST
MATERI ADAB
Adab menuntut ilmu dalam kitab “Adabul Alim wal Muta’allim” karangan Hadratus
Syekh KH. Hasyim As’ari:
1. Menyucikan hati dari sifat curang, hasud, dan perilaku tercela
Hal ini agar mempermudah masuknya ilmu ke dalam hati, menghafalnya, dan
memahaminya secara detil.
2. Memperbaiki niat belajar, yaitu hanya mengharap ridha Allah SWT., menghidupkan
agama, menyinari hati, menghiasi jiwa, dan dekat dengan Allah SWT.
Jangan belajar untuk memperoleh derajat duniawi, memperoleh kedudukan,
kekuasaan, harta, dan penghormatan orang lain.
3. Belajar sejak dini dan mempergunakan waktu untuk menuntut ilmu.
Jangan banyak menghayal, berangan-angan kosong, atau sibuk bermain.
4. Puas dengan makanan dan pakaian yang ada.
Dengan kesabaran dan kepuasan hari atas apa yang dimiliki akan membuka pintu
ilmu dan hikmah.
Imam Syafi’i mengatakan: “tidak beruntung seorang penuntut ilmu diliputi oleh
kenikmatan dan kemudahan hidup, akan tetapi penuntut ilmu hendaknya diliputi
oleh kesusahan, kesempitan, kesungguhan, dan melayani guru. ”
5. Membagi sebagian waktu hidupnya untuk belajar.
Pada sepertiga malam terakhir digunakan untuk menghafal ilmu, pada pagi hari
digunakan untuk menganalisa, dan siang hari untuk menulis. Pada malam hari
sebelum tidur digunakan untuk membaca dan mengingat pelajaran yang telah lalu.
Jangan mengfalkan ilmu di depan pohon, sungai, atau kebisingan.
6. Menyedikitkan makan dan minum.
Makan dan minum berlebihan akan mencegah ibadah dan meningkatkan berat
badan. Adapun faedah menyedikitkan makan dan minum adalah kesahatan badan
dan mencegah penyakit.
7. Memandang guru yang mengajar.
Karena pada ulama terdahulu berkata: “lihatlah kepada siapa engkau memperoleh
ilmu.”
8. Menghadap guru dengan mata yang terang dan hormat, serta meyakini guru
sebagai seseorang yang sempurna.
Dilarang kepada siswa untuk mengakatan “kamu” kepada guru atau memanggil
namanya. Akan tetapi panggillah guru dengan “pak guru, atau ustadz dan
sebagainya.” Jangan pula menyebut namanya saja ketika guru tidak didepannya.
9. Bersabar dengan perilaku guru.
10. Jangan masuk ruang kelas kecuali atas izin guru.
11. Duduk di depan guru dengan sopan, seperti duduk tasyahud akhir atau bersila.
12. Jangan mendahului jalan guru.
13. Jangan duduk di tempat duduk guru.
14. Jangan mengangkat suara di depan guru.
MATERI PESANTREN RAMADHAN SD NEGERI SIDOMUKTI
TAHUN 2024
MATERI FIQH
Pengertian Thoharoh
Thoharoh secara bahasa artinya bersuci.
Adapun secara istilah adalah membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari najis dan
mensucikan diri dari hadast untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
ﻮة ﻓَﺎ ْﻏ ِﺴﻠُ ْﻮا ُو ُﺟ ْﻮَﻫ ُﻜ ْﻢ َواَﻳْ ِﺪﻳَ ُﻜ ْﻢ اِ َﱃ اﻟْ َﻤَﺮاﻓِ ِﻖ َو ْاﻣ َﺴ ُﺤ ْﻮا ِ ﺼ ٰﻠ َٰٓﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳْ َﻦ اٰ َﻣﻨُـْٓﻮا اِ َذا ﻗُ ْﻤﺘُ ْﻢ اِ َﱃ اﻟ ﱠ
ۗ ِۗ ْ َﺑِﺮء ْو ِﺳ ُﻜﻢ واَْر ُﺟﻠَ ُﻜﻢ اِ َﱃ اﻟْ َﻜ ْﻌﺒ
ﺿﻰ اَْو َﻋ ٰﻠﻰ َﺳ َﻔ ٍﺮ ٰٓ ﲔ َواِ ْن ُﻛْﻨـﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُـﺒًﺎ ﻓَﺎﻃﱠ ﱠﻬ ُﺮْوا َواِ ْن ُﻛْﻨـﺘُ ْﻢ ﱠﻣ ْﺮ ْ َ ْ ُُ
ۤ ۤ ۤ ۤ
ﺻﻌِْﻴ ًﺪا ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﺘ ـ ﻓ ء ﺎ ﻣ ا
و ﺪ ﲡ َِ ﻢ ﻠ ـ ﻓ ء ﺎ ﺴ ِ
اﻟﻨ ﻢ ﺘ ﺴ ﻤ ٰ
َ ْ ُ اَْو َﺟ َ َ َ ٌ ّ ْ ُ ْ ّ َ َ ِٕ َْ َ ْ ُ ُ ّ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ً ََ َ ﱠ
ا
ﻮ ﻤ ﻤ ﻴ ـ ﻟ و ا ِ
ﻂ ﯨ ﺎ ﻐْﻟ ا ﻦ ِ
ﻣ ﻢ ﻜ ﻨ ِ
ﻣ ﺪ ﺣ ا ء ﺎ
ِ ِ ِ ۗ ِ ِ ِ
ِ ٰ
اﻪﻠﻟُ ﻟﻴَ ْﺠ َﻌ َﻞ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ّﻣ ْﻦ َﺣَﺮٍج ﱠوﻟﻜ ْﻦ ﻳﱡﺮﻳْ ُﺪ ّ ﻓَ ْﺎﻣ َﺴ ُﺤ ْﻮا ﺑُِﻮ ُﺟ ْﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َواَﻳْﺪﻳْ ُﻜ ْﻢ ّﻣْﻨﻪُ َﻣﺎ ﻳُﺮﻳْ ُﺪ
ٰ ِ
ﻪ◌ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜ ُﺮْو َن ٗ َﻟِﻴُﻄَ ِّﻬَﺮُﻛ ْﻢ َوﻟِﻴُﺘِ ﱠﻢ ﻧِ ْﻌ َﻤﺘ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah,
dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Maidah: 6)
Dalil:
ۗ
ۗ◌ َواِ ْن ُﻛْﻨـﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُـﺒًﺎ ﻓَﺎﻃﱠ ﱠﻬ ُﺮْوا
Artinya: Dan jika kamu junub Maka mandilah (QS. Al Maidah: 6)
Rukun:
1. Niat
• Orang yang memiliki hadas besar atau sedang junub hendaklah dengan sengaja
berniat untuk menghilangkan hadas junubnya.
• Bagi perempuan yang telah selesai masa haidnya hendaklah dengan sengaja
berniat untuk menghilangkan hadas kotorannya.
2. Meratakan air ke seluruh tubuh kulit dan rambut
Ketika seseorang melakukan mandi wajib, maka ia harus menyiram dan
membersihkan seluruh bagian tubuh dengan air, mulai dari ujung rambut sampai
kaki.
MATERI TAUHID
Pengertian Iman
Iman secara bahasa artinya percaya.
Iman menurut istilah adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan,
dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar
ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan
itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata
Orang yang beriman dinamakan mukmin
Rukun Iman:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab
4. Iman kepada rasul-rasul
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qodo’ dan qodar
Hakikat iman
1. Iman adalah bekal yang paling berharga menuju kehidupan akhirat, karena
tanpa iman manusia tidak berharga disisi Allah SWT walaupun memiliki harta,
tahta, dan kehormatan di dunia.
2. Iman adalah keyakinan yang menghujam di dalam hati manusia disertai
ketundakan dan kepatuhan terhadap perintah dan syari’at Allah SWT. Oleh
karena itu iman harus dibarengi dengan ibadah dan amal sholeh. Banyak orang
yang mengaku beriman, tetapi tingkah lakunya tidak mencerminkan kebenaran
iman
3. Iman adalah menolak dan menepis habis segala macam kekufuran dan
kesyirikan, karena 2 hal tersebut membatalkan keimanan kepada Allah SWT.
Dalil tentang iman
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan
hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya (Q.S. An Nisa: 136)