Anda di halaman 1dari 9

MATERI PESANTREN RAMADHAN SD NEGERI SIDOMUKTI

TAHUN 2024

MATERI HADIST

1. Hadist adab minum

(‫)رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬.‫َﺣ ٌﺪ ِﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ ﻗَﺎﺋِ ًﻤﺎ‬ ِ ِ ُ ‫ﻗَ َﺎل رﺳ‬


َ ‫َﻻ ﻳَ ْﺸَﺮﺑَ ﱠﻦ أ‬: ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬
َ ‫ﻮل ﷲ‬ َُ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian sekali-kali minum dengan
berdiri. HR. Muslim.
Hadist tersebut di atas menjelaskan adab bagaimana kita umat islam makan dan
minum. Petunjuk Rasulullah SAW tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan
kita, terutama perut. Ketika makan, perut kita berkontraksi untuk menerima dan
mencerna makanan. Pada saat itulah perut kita harus benar-benar siap, agar
ketika makanan masuk tidak terasa sakit.

2. Hadist adab makan


ِِ ِ ِ ِ ِ ُ ‫ﻗَ َﺎل رﺳ‬
َ ‫َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ ﻓَـ ْﻠﻴَﺄْ ُﻛ ْﻞ ﺑﻴَﻤﻴﻨﻪ َوإِذَا َﺷ ِﺮ‬
‫ب‬ ِ
َ ‫ إذَا أَ َﻛ َﻞ أ‬:‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬
َ ‫ﻮل ﷲ‬ َُ
(‫ب ﺑِ ِﺸ َﻤﺎﻟِِﻪ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ﻓَـ ْﻠﻴ ْﺸﺮ‬
ُ ‫ب ﺑﻴَﻤﻴﻨﻪ ﻓَِﺈ ﱠن اﻟﺸْﱠﻴﻄَﺎ َن َْ ُﻛ ُﻞ ﺑﺸ َﻤﺎﻟﻪ َوﻳَ ْﺸَﺮ‬
َْ َ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Apabila kalian makan, maka makanlah
dengan tangan kanan, dan apabila kalian minum, maka minumlah dengan tangan
kanan. Sesungguhnya syetan makan dengan tangan kiri dan minum dengan
tangan kiri. HR. Muslim.
Hadist tersebut di atas menjelaskan adab makan dan minum. Yaitu dengan
menggunakan tangan kanan. Ini adalah anjuran yang sangat baik, kecuali ada
halangan seperti luka, maka boleh saja menggunakan tangan kiri untuk makan
dan minum. Sebagai seorang muslim yang baik hendaknya menghindari
perbuatan-perbuatan syetan yang menyesatkan dan mencelakakan, seperti
makan dan minum dengan tangan kiri.
3. Hadist anjuran memberi salam

‫ ﻳُ َﺴﻠِّ ُﻢ اﻟ ﱠ‬:‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬


‫ﺼﻐِ ْ َﲑ َﻋﻠَﻰ اﻟْ َﻜﺒِ ِْﲑ َواﻟْ َﻤ ُﺎر َﻋﻠَﻰ‬ ِ
َ ‫ﻗَ َﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل ﷲ‬
(‫ﺎﻋ ِﺪ َواﻟْ َﻘﻠِْﻴ ُﻞ َﻋﻠَﻰ اﻟْ َﻜﺜِ ِْﲑ )رواﻩ ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬ ِ ‫اﻟْ َﻘ‬
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: orang muda memberi salam kepada orang
tua, perjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, dan orang yang
sedikit memberi salam kepada orang banyak. (HR. Mutafaq Alaih)
Hadist di atas menjelaskan bagaimana kita uluk salam kepada orang lain.
Memberi salam berarti mendoakan keselamatn atas orang lain. Ketika kita
menjawab salam, maka kita juga mendoakan atasnya.
MATERI PESANTREN RAMADHAN SD NEGERI SIDOMUKTI
TAHUN 2024

MATERI ADAB

Adab menuntut ilmu dalam kitab “Adabul Alim wal Muta’allim” karangan Hadratus
Syekh KH. Hasyim As’ari:
1. Menyucikan hati dari sifat curang, hasud, dan perilaku tercela
Hal ini agar mempermudah masuknya ilmu ke dalam hati, menghafalnya, dan
memahaminya secara detil.
2. Memperbaiki niat belajar, yaitu hanya mengharap ridha Allah SWT., menghidupkan
agama, menyinari hati, menghiasi jiwa, dan dekat dengan Allah SWT.
Jangan belajar untuk memperoleh derajat duniawi, memperoleh kedudukan,
kekuasaan, harta, dan penghormatan orang lain.
3. Belajar sejak dini dan mempergunakan waktu untuk menuntut ilmu.
Jangan banyak menghayal, berangan-angan kosong, atau sibuk bermain.
4. Puas dengan makanan dan pakaian yang ada.
Dengan kesabaran dan kepuasan hari atas apa yang dimiliki akan membuka pintu
ilmu dan hikmah.
Imam Syafi’i mengatakan: “tidak beruntung seorang penuntut ilmu diliputi oleh
kenikmatan dan kemudahan hidup, akan tetapi penuntut ilmu hendaknya diliputi
oleh kesusahan, kesempitan, kesungguhan, dan melayani guru. ”
5. Membagi sebagian waktu hidupnya untuk belajar.
Pada sepertiga malam terakhir digunakan untuk menghafal ilmu, pada pagi hari
digunakan untuk menganalisa, dan siang hari untuk menulis. Pada malam hari
sebelum tidur digunakan untuk membaca dan mengingat pelajaran yang telah lalu.
Jangan mengfalkan ilmu di depan pohon, sungai, atau kebisingan.
6. Menyedikitkan makan dan minum.
Makan dan minum berlebihan akan mencegah ibadah dan meningkatkan berat
badan. Adapun faedah menyedikitkan makan dan minum adalah kesahatan badan
dan mencegah penyakit.
7. Memandang guru yang mengajar.
Karena pada ulama terdahulu berkata: “lihatlah kepada siapa engkau memperoleh
ilmu.”
8. Menghadap guru dengan mata yang terang dan hormat, serta meyakini guru
sebagai seseorang yang sempurna.
Dilarang kepada siswa untuk mengakatan “kamu” kepada guru atau memanggil
namanya. Akan tetapi panggillah guru dengan “pak guru, atau ustadz dan
sebagainya.” Jangan pula menyebut namanya saja ketika guru tidak didepannya.
9. Bersabar dengan perilaku guru.
10. Jangan masuk ruang kelas kecuali atas izin guru.
11. Duduk di depan guru dengan sopan, seperti duduk tasyahud akhir atau bersila.
12. Jangan mendahului jalan guru.
13. Jangan duduk di tempat duduk guru.
14. Jangan mengangkat suara di depan guru.
MATERI PESANTREN RAMADHAN SD NEGERI SIDOMUKTI
TAHUN 2024

MATERI FIQH

Pengertian Thoharoh
Thoharoh secara bahasa artinya bersuci.
Adapun secara istilah adalah membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari najis dan
mensucikan diri dari hadast untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

‫ﻮة ﻓَﺎ ْﻏ ِﺴﻠُ ْﻮا ُو ُﺟ ْﻮَﻫ ُﻜ ْﻢ َواَﻳْ ِﺪﻳَ ُﻜ ْﻢ اِ َﱃ اﻟْ َﻤَﺮاﻓِ ِﻖ َو ْاﻣ َﺴ ُﺤ ْﻮا‬ ِ ‫ﺼ ٰﻠ‬ ‫َٰٓﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳْ َﻦ اٰ َﻣﻨُـْٓﻮا اِ َذا ﻗُ ْﻤﺘُ ْﻢ اِ َﱃ اﻟ ﱠ‬
ۗ ِۗ ْ َ‫ﺑِﺮء ْو ِﺳ ُﻜﻢ واَْر ُﺟﻠَ ُﻜﻢ اِ َﱃ اﻟْ َﻜ ْﻌﺒ‬
‫ﺿﻰ اَْو َﻋ ٰﻠﻰ َﺳ َﻔ ٍﺮ‬ ٰٓ ‫ﲔ َواِ ْن ُﻛْﻨـﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُـﺒًﺎ ﻓَﺎﻃﱠ ﱠﻬ ُﺮْوا َواِ ْن ُﻛْﻨـﺘُ ْﻢ ﱠﻣ ْﺮ‬ ْ َ ْ ُُ
ۤ ۤ ۤ ۤ
‫ﺻﻌِْﻴ ًﺪا ﻃَﻴِّﺒًﺎ‬ ‫ﺘ‬ ‫ـ‬ ‫ﻓ‬ ‫ء‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ﺪ‬ ‫ﲡ‬ َِ ‫ﻢ‬ ‫ﻠ‬ ‫ـ‬ ‫ﻓ‬ ‫ء‬ ‫ﺎ‬ ‫ﺴ‬ ِ
‫اﻟﻨ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﺴ‬ ‫ﻤ‬ ٰ
َ ْ ُ ‫اَْو َﺟ َ َ َ ٌ ّ ْ ُ ْ ّ َ َ ِٕ َْ َ ْ ُ ُ ّ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ً ََ َ ﱠ‬
‫ا‬
‫ﻮ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻴ‬ ‫ـ‬ ‫ﻟ‬ ‫و‬ ‫ا‬ ِ
‫ﻂ‬ ‫ﯨ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻐ‬ْ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻦ‬ ِ
‫ﻣ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻜ‬ ‫ﻨ‬ ِ
‫ﻣ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺣ‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ﺎ‬
ِ ِ ِ ۗ ِ ِ ِ
ِ ٰ
‫اﻪﻠﻟُ ﻟﻴَ ْﺠ َﻌ َﻞ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ّﻣ ْﻦ َﺣَﺮٍج ﱠوﻟﻜ ْﻦ ﻳﱡﺮﻳْ ُﺪ‬ ّ ‫ﻓَ ْﺎﻣ َﺴ ُﺤ ْﻮا ﺑُِﻮ ُﺟ ْﻮﻫ ُﻜ ْﻢ َواَﻳْﺪﻳْ ُﻜ ْﻢ ّﻣْﻨﻪُ َﻣﺎ ﻳُﺮﻳْ ُﺪ‬
ٰ ِ
‫ﻪ◌ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜ ُﺮْو َن‬ ٗ َ‫ﻟِﻴُﻄَ ِّﻬَﺮُﻛ ْﻢ َوﻟِﻴُﺘِ ﱠﻢ ﻧِ ْﻌ َﻤﺘ‬
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah,
dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Maidah: 6)

Najis dan Hadast


Najis adalah kotoran yang menyebabkan shalat tidak sah. Seperti: kotoran manusia dan
hewan, darah, nanah, bangkai, anjing, dan babi.
Macam-macam najis dan cara membersihkannya:

1. Najis mukhoffafah ( ٌ‫) ُﳐَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻔـﱠَﻔﺔ‬


Najis mukhoffafah merupakan najis yang tergolong ringan. Contoh air kencing bayi
laki-laki yang usianya belum mencapai dua tahun dan belum makan/minum kecuali
air susu ibu (ASI). Adapun air kencing bayi perempuan tidak tergolong dalam najis
mukhoffafah, tapi tergolong najis mutawassitoh.
Cara menyucikannya : cukup dipercikkan air yang suci pada tempat yang terkena
najis.

2. Najis mutawassithoh ( ٌ‫) ُﻣﺘَـ ـ ـ َـﻮ ِّﺳﻄَﺔ‬


Najis mutawassithoh merupakan najis yang tergolong sedang. Kebanyakan najis
tergolong dalam jenis najis mutawassitoh, seperti darah, nanah, kotoran
manusia/binatang, muntah-muntahan, bangkai, dan minuman yang memabukkan.
Najis mutawassitoh dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Najis Ainiyah
Yaitu najis yang dapat diketahui/dideteksi dengan indera. Najis ini dapat
diketahui
warna/bentuknya, baunya atau rasanya.
Cara menyucikannya: dicuci dengan air yang mengalir sampai hilang
warna/bentuknya, baunya dan rasanya.
b. Najis Hukmiyah
Yaitu najis yang tidak dapat diketahui/dideteksi dengan indera. Najis ini tidak
dapat diketahui warna/bentuknya, baunya maupun rasanya, namun kita yakin
najis tersebut ada. Seperti percikan air kencing pada sarung dan sudah kering.
Walaupun tidak terlihat, tapi kita meyakini sarung itu terkena percikan air
kencing.
Cara menyucikannya: dicuci dengan air suci yang mengalir, tanpa harus hilang
warna/bentuknya, baunya dan rasanya, karena tidak nyata.

3. Najis mugholladzoh ( ٌ‫) ُﻣﻐَﻠﱠـ ـ ـﻈَﺔ‬


Najis mugholladzoh merupakan najis yang tergolong berat, yaitu najis yang
bersumber dari anjing dan babi, baik jilatannya, air kencing, kotoran, daging, tulang,
darah maupun bangkai anjing/babi.
Cara menyucikannya : dicuci dengan air yang suci sebanyak tujuh kali, dan salah
satu dari tujuh itu harus dicampur dengan debu yang suci. Khusus untuk yang
pertama kali dihitung mulai hilangnya warna/bentuknya, baunya, dan rasanya.

Hadast adalah suatu keadaan tidak suci untuk beribadah.


Suci dan hadast dan najis adalah syarat sah melaksanakan ibadah fardhu kepada Allah.
Macam-macam hadast:
1. Hadast kecil
Merupakan hadast yang disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
a. Keluarnya sesuatu dari dubur (anus) dan qubul (kemaluan);
b. Menyentuh dubur dan qubul dengan telapak tangan;
c. Hilang akalnya karena tidur, epilepsi, gila, dan mabuk;
d. Bersentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang masing-masing sudah
dewasa
serta bukan muhrim.
Cara menyucikannya dengan berwudhu atau tayamum.
2. Hadast besar
Adalah hadast yang disebabkan oleh :
a. Berhubungan suami istri;
b. Datang bulan (haid) bagi wanita;
c. Keluarnya darah nifas bagi wanita;
d. Melahirkan;
e. Keluar mani; dan
f. Meninggal dunia.
Cara menghilangkan hadas besar ini adalah dengan melakukan mandi wajib atau
bertayamum.
Macam-macam thoharoh
1. Wudhu
Adalah bersuci dengan membasuh sebagian anggota badan dengan air.
Syarat: 1. Islam, 2. Baligh, 3. Menggunakan air yang suci dan menyucikan, 4. Tidak
ada sesuatu yang menghalangi sampainya air ke kulit, seperti cat, getah
dan sejenisnya.
Rukun: 1. Niat, 2. Membasuh muka, 3. Membasuh dua tangan sampai siku, 4.
Mengusap sebagian kepala, 5. Membasuh dua kaki sampai kedua mata
kaki, 6. Tertib.
Niat:

‫ﺎﱃ‬ ِ ‫اﳊ َﺪ ِث اﻷَﺻﻐَ ِﺮ ﻓَـﺮﺿﺎ‬


َ ‫ﻪﻠﻟ ﺗَـ َﻌ‬ ِ ‫ﻧَـﻮﻳﺖ اﻟْﻮ‬
ًْ ْ َْ ‫ﺿ ْﻮءَ ﻟَﺮﻓْ ِﻊ‬
ُ ُ ُ َْ
Artinya: Saya niat wudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardhu karena Allah
taala.
Sunnah: 1. Membaca basmalah di awal wudhu, 2. Membasuh kedua telapak tangan,
3. Berkumur, 4. Memasukkan air ke hidung, 5. Membasuh seluruh kepala,
6. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam, 7. Mendahulukan
anggota badan yang kanan kemudian yang kiri, 8. Membasuh setiap
anggota badan sebanyak tiga kali, 9. Berdo’a setelah wudhu.
Hal-hal yang membatalkan: 1. Keluarnya sesuatu dari dubur (anus) dan kubul
(kemaluan), 2. Menyentuh dubur dan qubul dengan telapak tangan sebelah
dalam, 3. Hilang akal karena tidur, epilepsi, gila, mabuk. 4. Bersentuhan
langsung antara kulit laki-laki dan perempuan masing-masing sudah
dewasa serta bukan muhrim.
2. Tayamum
Adalah: bersuci dengan menggunakan debu.
Syarat: 1. Sudah masuk waktu shalat, 2. Sudah berusaha mencari air tapi tidak
menemukannya, 3. Menggunakan debu.
Sebab dibolehkan bertayamum: 1. Sakit, 2. Perjalanan jauh, 3. Tidak ada air.
Niat:

‫ﺎﱃ‬ ِ ‫ﺼ َﻼ ِة ﺑ َﺪًﻻ ِﻣﻦ اﻟْﻮﺿﻮِء ﻓَـﺮﺿﺎ‬


َ ‫ﻪﻠﻟ ﺗَـ َﻌ‬ ِ ‫ﻧَـﻮﻳﺖ اﻟﺘﱠـﻴ ﱡﻤﻢ ِﻻﺳﺘِﺒ‬
ً ْ ُْ ُ َ َ ‫ﺎﺣﺔ اﻟ ﱠ‬ َ َ ْ َ َ ُ َْ
Artinya: Saya niat tayamum untuk melaksanakan shalat sebagai pengganti wudhu
fardhu karena Allah taala.
Rukun: 1. Niat, 2. Menyapu muka dengan debu, 3. Menyapu kedua tangan sampai
siku, 4. Tertib (berurutan).

Sunnah: 1. Membaca basmallah, 2. Meniup debu sebelum digunakan untuk


mengusap,
3. Berdo’a setelah tayamum.
Hal-hal yang membatalkan: 1. Telah melaksanakan satu kali shalat wajib, 2. Melihat
air sebelum melaksanakan shalat wajib, 3. Semua yang membatalkan
wudhu.
3. Mandi
Adalah: bersuci dengan mengalirkan atau meratakan air keseluruh tubuh dengan niat
menghilangkan hadast besar.
Sebab: 1. Berhubungan suami istri, 2. Datang bulan (haid) bagi wanita, 3. Keluarnya
darah nifas bagi wanita, 4. Melahirkan, 5. Keluar mani, 6. Meninggal dunia.

Dalil:
ۗ
‫ۗ◌ َواِ ْن ُﻛْﻨـﺘُ ْﻢ ُﺟﻨُـﺒًﺎ ﻓَﺎﻃﱠ ﱠﻬ ُﺮْوا‬
Artinya: Dan jika kamu junub Maka mandilah (QS. Al Maidah: 6)
Rukun:
1. Niat
• Orang yang memiliki hadas besar atau sedang junub hendaklah dengan sengaja
berniat untuk menghilangkan hadas junubnya.
• Bagi perempuan yang telah selesai masa haidnya hendaklah dengan sengaja
berniat untuk menghilangkan hadas kotorannya.
2. Meratakan air ke seluruh tubuh kulit dan rambut
Ketika seseorang melakukan mandi wajib, maka ia harus menyiram dan
membersihkan seluruh bagian tubuh dengan air, mulai dari ujung rambut sampai
kaki.

‫ﺎﱃ‬ ِ ‫اﳊ َﺪ ِث ْاﻷَﺻﻐَ ِﺮ ﻓَـﺮﺿﺎ‬


َ ‫ﻪﻠﻟ ﺗَـ َﻌ‬ ِ
Niat: ًْ ْ َْ ‫ﺖ اﻟْﻐُ ْﺴﻠَﻰ ﻟَﺮﻓْ ِﻊ‬
ُ ْ‫ﻧَـ َﻮﻳ‬
Artinya: Saya niat mandi untuk menghilangkan hadast besar fardhu karena Allah
taala.
Sunnah: 1. Berwudhu sebelum mandi, 2. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak
tiga kali, 3. Membaca basmallah pada permulaan mandi, 4. Membasuh
kemaluan, 5. Menggosok badan hingga bersih, 6. Mendahulukan bagian
badan yang kanan, 7. Berurutan (tertib).
Larangan orang berhadast besar:
1. Salat
2. Tawaf (mengelilingi Ka'bah)
3. Memegang dan membaca Alquran.
4. I'tikaf (berdiam diri di masjid).
5. Khusus wanita yang haid dan nifas dilarang berhubungan suami istri
MATERI PESANTREN RAMADHAN SD NEGERI SIDOMUKTI
TAHUN 2024

MATERI TAUHID
Pengertian Iman
 Iman secara bahasa artinya percaya.
 Iman menurut istilah adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan,
dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
 Iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar
ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan
itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata
 Orang yang beriman dinamakan mukmin
 Rukun Iman:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab
4. Iman kepada rasul-rasul
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qodo’ dan qodar
 Hakikat iman
1. Iman adalah bekal yang paling berharga menuju kehidupan akhirat, karena
tanpa iman manusia tidak berharga disisi Allah SWT walaupun memiliki harta,
tahta, dan kehormatan di dunia.
2. Iman adalah keyakinan yang menghujam di dalam hati manusia disertai
ketundakan dan kepatuhan terhadap perintah dan syari’at Allah SWT. Oleh
karena itu iman harus dibarengi dengan ibadah dan amal sholeh. Banyak orang
yang mengaku beriman, tetapi tingkah lakunya tidak mencerminkan kebenaran
iman
3. Iman adalah menolak dan menepis habis segala macam kekufuran dan
kesyirikan, karena 2 hal tersebut membatalkan keimanan kepada Allah SWT.
 Dalil tentang iman
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan
hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya (Q.S. An Nisa: 136)

 Seorang mukmin sempurna wajib menyakini hal-hal tersebut di atas.


 Sebaliknya orang yang tidak percaya dan yakin, ia tergolong orang-orang kafir.
 Bentuk iman kepada Allah

a. Iman kepada sifat-sifat Allah


 Setiap muslim wajib mengetahui sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah.
 Sifat wajib dan mustahil bagi Allah berjumlah 40:
 Sifat jaiz bagi Allah 1, yaitu boleh/mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu
ada, atau boleh/mungkin Allah menjadikan sesuatu tidak ada.
Sifat Wajib Arti Sifat Mustahil Arti
Wujud Ada Adam Tiada
Qidam Terdahulu Huduts Baru
Berubah-ubah
Baqo’ Kekal Fana
(akan binasa)
Mukholafatuhu Berbeda dengan Mumatsalatuhu Menyerupai
lilhawadis makhluk-Nya lilhawadits sesuatu
Berdiri-Nya dengan Berdiri-Nya dengan
Qiyamuhu binafsih Qiamuhu bighoirih
sendiri yang lain
Lebih dari satu
Wahdaniyah Esa (satu) Ta'addud
(berbilang)
Qudroh Kuasa ‘Ajzun Lemah
Berkehendak Tidak berkemauan
Irodah Karahah
(berkemauan) (terpaksa)
Ilmun Mengetahui Jahlun Bodoh
Hayyun Hidup Maut Mati
Sama’ Mendengar Summun Tuli
Bashor Melihat Umyun Buta
Kalam Berbicara Bukmun Bisu
Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang
Kaunuhu qodiran Kaunuhu ‘aajizan
berkuasa lemah
Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang
Kaunuhu
Kaunuhu muriidan berkehendak tidak berkehendak
mukrohan
menentukan (terpaksa)
Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang
Kaunuhu 'aliman Kaunuhu jahilan
mengetahui bodoh
Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang
Kaunuhu hayyan Kaunuhu mayitan
hidup mati
Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang
Kaunuhu sami'an Kaunuhu ashomma
mendengar tuli
Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang
Kaunuhu bashiiron Kaunuhu a'maa
melihat buta
Kaunuhu Keadaan-Nya yang Keadaan-Nya yang
Kaunuhu abkam
mutakalliman berbicara bisu

Dalil sifat-sifat Allah


i. Wujud
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padaNya
penolong dan tidak (pula) pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. As
Sajadah: 4)
ii. Qidam
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan Dia Maha mengetahui
segala sesuatu (QS. Al Hadid: 3)
iii. Baqo’
Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (QS. Ar Rohman: 27)
iv. Mukholafatuhu lilkhawadist
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat (QS.
As Syuro: 11)
v. Qiyamuhu binafsihi
Dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Al
Ankabut: 6)
vi. Wahdaniyah
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa” (QS. Al Ikhlas: 1)
vii. Qudroh
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah
menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu (QS. Al Baqoroh: 20)
viii. Irodah
Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya (Al Buruj: 16)
ix. ‘Ilmun
Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu (QS. An Nisa: 176)
x. Hayyun
Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan
memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya (Al Furqon: 58)
xi. Sama’
Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua (Musa dan Harun) khawatir, Sesungguhnya aku beserta
kamu berdua, aku mendengar dan melihat" (QS. Thoha: 46)
xii. Bashor
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha melihat apa
yang kamu kerjakan (QS. Al Hujarat: 18)
xiii. Kalam
dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu
dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah
berbicara kepada Musa dengan langsung[381]. (QS. An Nisa: 164)

Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT


1. Batas antarlautan, sehingga air suatu laut tidak bercampur dengan air laut yang lain
(QS. Ar Rohman: 19 – 21)
2. Gunung adalah pasak kekokohan bumi (QS. An Naba’: 6 – 7)
3. Gunung bergerak seperti gerak awan (QS. An Naml: 88)
4. Alam semesta diciptakan Allah pertama kali dengan sebuah ledakan hebat/big bang
(Al Anbiya: 30)
Perilaku iman kepada Allah SWT:
1. Berakhlaq mulia, karena Allah melihat dan mendengar semua perilaku dan
perkataan
2. Tekun beribadah, karena semua itu kembali kepribadi kita masing-masing. Allah
tidak membutuh ibadah kita.
3. Selalu tawakkal dalam setiap usaha, karena Allah tempat kita bersandar. Ia maha
kuasa dan maha berkehendak
4. Meminta sesuatu hanya kepada Allah, karena Ia maha mendengar dan mengetahui
kebutuhan dan kemampuan kita.
5. Malu berbuat kejahatan, karena Allah maha melihat segala apa yang kita perbuat.

Anda mungkin juga menyukai