Anda di halaman 1dari 8

Jibril Mengajarkan Islam Kepada Sahabat Nabi

khotbahjumat.com/5456-jibril-mengajarkan-islam-kepada-sahabat-nabi.html

July 24, 2019

Khutbah Pertama:

ُ ِ‫ض َوﻟَ ُﻪ ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﻓِﻲ ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة َو ُﻫ َﻮ ْاﻟ َﺤﻜِﯿ ُﻢ ْاﻟ َﺨﺒ‬


﴿ ‫( ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ‬1) ‫ﯿﺮ‬ َْ ‫ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ اﻟﱠﺬِي ﻟَ ُﻪ َﻣﺎ ﻓِﻲ ﱠ‬
ِ ‫ات َو َﻣﺎ ﻓِﻲ اﻷ ْر‬
ِ ‫اﻟﺴ َﻤﺎ َو‬

ُ ‫اﻟﺮ ِﺣﯿ ُﻢ ْاﻟ َﻐ ُﻔ‬


:‫ﻮر ﴾ ]ﺳﺒﺄ‬ ‫اﻟﺴ َﻤﺎ ِء َو َﻣﺎ ﯾَ ْﻌ ُﺮ ُج ﻓِﯿ َﻬﺎ َو ُﻫ َﻮ ﱠ‬
‫ِﻦ ﱠ‬َ ‫ض َو َﻣﺎ ﯾَ ْﺨ ُﺮ ُج ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ َو َﻣﺎ ﯾَ ْﻨ ِﺰ ُل ﻣ‬ َْ
ِ ‫ِﺞ ﻓِﻲ اﻷ ْر‬
ُ ‫َﻣﺎ ﯾَﻠ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ‬
َ ‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ؛‬
َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣ‬،‫اﻟﺸ ُﻜ ْﻮ ُر‬ َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَﱠﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ‬، [٢–1
‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ اَْﻟ َﺤﻠِ ْﯿ ُﻢ ﱠ‬
ِ ِ ِ
ً ‫ْﻦ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِ ْﯿ ًﻤﺎ َﻛﺜِﯿ‬
‫ْﺮا‬ َ ‫ﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ‬
ْ َ‫ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َوأ‬.

ْ ‫أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﻤ‬،


‫ اِﺗﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬:ِ‫ُﺆ ِﻣﻨُ ْﻮ َن ِﻋﺒَﺎ َد اﷲ‬

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Taatilah perintahnya dan
jauhilah semua larangan-Nya. Dengan melakukan dua hal ini, maka hidup Anda akan
sukses. Baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.

Kaum muslimin,

1/8
Malaikat Jibril ‘alaihissalam pernah datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam wujud manusia. Ia datang untuk mengajarkan Islam kepada sahabat Nabi.
Artinya, apa yang disampaikan Jibril ini juga merupakan pelajaran bagi kita umat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pertemuan manusia terbaik dan malaikat terbaik ini
diriwayatkan oleh salah seorang sahabat terbaik pula, yaitu Umar bin al-Khattab
radhiallahu ‘anhu.

‫ات ﯾَ ْﻮ ٍم إِ ْذ‬َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َذ‬ َ ِ‫س ِﻋ ْﻨ َﺪ َر ُﺳ ْﻮ ِل اﷲ‬ ٌ ‫ ﺑَ ْﯿﻨَ َﻤﺎ ﻧَ ْﺤ ُﻦ ُﺟﻠُ ْﻮ‬: ‫ﺎل‬ َ ‫ﺿ َﻲ اﷲُ َﻋ ْﻨ ُﻪ أَﯾْﻀﺎً َﻗ‬ ِ ‫َﻋ ْﻦ ُﻋ َﻤ َﺮ َر‬
،‫ﻻ ﯾَ ْﻌ ِﺮ ُﻓ ُﻪ ِﻣﻨﱠﺎ أَ َﺣ ٌﺪ‬
َ ‫ َو‬،‫اﻟﺴ َﻔ ِﺮ‬‫ُﺮى َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ أَﺛَ ُﺮ ﱠ‬ َ‫ﻻ ﯾ‬َ ،‫اﻟﺸ ْﻌ ِﺮ‬ ‫ﺎب َﺷ ِﺪ ْﯾ ُﺪ َﺳ َﻮا ِد ﱠ‬ ِ َ‫ﺎض اﻟﺜﱢﯿ‬ ِ َ‫َﻃﻠَ َﻊ َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺎ َر ُﺟ ٌﻞ َﺷ ِﺪ ْﯾ ُﺪ ﺑَﯿ‬
‫ ﯾَﺎ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ﺲ إِﻟَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ َﻓﺄَ ْﺳﻨَ َﺪ ُر ْﻛﺒَﺘَ ْﯿ ِﻪ إِﻟَﻰ ُر ْﻛﺒَﺘَ ْﯿ ِﻪ َو َو‬
َ ‫ﺿ َﻊ َﻛ ﱠﻔ ْﯿ ِﻪ َﻋﻠَﻰ َﻓ ِﺨ َﺬ ْﯾ ِﻪ َو َﻗ‬ َ َ‫َﺣﺘﱠﻰ َﺟﻠ‬
ُ‫ﻻ اﷲ‬ ‫ﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠ‬ َ ْ َ َ ‫ ْاﻹ ِﺳ‬: ‫ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲِ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ‬ َ ‫ َﻓ َﻘ‬،‫ﻼم‬َ ِ ‫ُﺤﻤﱠﺪ أَ ْﺧﺒِ ْﺮﻧِﻲ َﻋ ِﻦ ْا‬
ِ ِ َ ‫ﻼ ُم أ ْن ﺗَﺸ َﻬ َﺪ أ ْن‬ ِ ِ ‫ﻹ ْﺳ‬ َ‫ﻣ‬
ً ‫اﺳﺘَ َﻄ ْﻌ َﺖ إﻟَ ْﯿ ِﻪ َﺳﺒِﯿ‬
‫ْﻼ‬ ِ َ ‫ﺎن َوﺗَ ُﺤ ﱠﺞ ْاﻟﺒَﯿ‬
ْ ‫ْﺖ إِ ِن‬ َ ‫ﻀ‬ َ ‫ﺼ ْﻮ َم َر َﻣ‬ُ َ‫اﻟﺰﻛﺎَ َة َوﺗ‬ ‫ِﻲ ﱠ‬ َ ‫ﻼ َة َوﺗُ ْﺆﺗ‬
َ ‫اﻟﺼ‬‫ُﺤ ﱠﻤ ًﺪا َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲِ َوﺗُ ِﻘ ْﯿ َﻢ ﱠ‬ َ ‫َوأَ ﱠن ﻣ‬
‫ﻼﺋِ َﻜﺘِ ِﻪ َو ُﻛﺘُﺒِ ِﻪ‬
َ ‫ِﻦ ﺑِﺎﷲِ َو َﻣ‬ َ ‫ أَ ْن ﺗُ ْﺆﻣ‬: ‫ﺎل‬
َ ‫ﺎن َﻗ‬ ْ َ َ ُ َ ‫ َﻓ َﻌ ِﺠ ْﺒﻨَﺎ ﻟَ ُﻪ ﯾَ ْﺴﺄَﻟُ ُﻪ َوﯾ‬،‫ﺻﺪ َْﻗ َﺖ‬
ِ ‫ َﻓﺄ ْﺧﺒِ ْﺮﻧِﻲ َﻋ ِﻦ ا‬:‫ َﻗﺎل‬،‫ُﺼ ﱢﺪﻗ ُﻪ‬
ِ ‫ﻹ ْﯾ َﻤ‬ َ : ‫ﺎل‬ َ ‫َﻗ‬

‫ أَ ْن ﺗَ ْﻌﺒُ َﺪ‬:‫ﺎل‬ َ ‫ َﻗ‬،‫ﺎن‬ِ ‫ﻹ ْﺣ َﺴ‬ ْ َ َ


ِ ‫ َﻗﺎل َﻓﺄ ْﺧﺒِ ْﺮﻧِﻲ َﻋ ِﻦ ا‬،‫ﺻﺪَﻗ َﺖ‬
ْ َ ‫ﺎل‬ َ ‫ َﻗ‬.ِ‫ِﻦ ﺑِ ْﺎﻟ َﻘﺪَر َﺧﯿْﺮ ِه َو َﺷ ﱢﺮه‬
ِ ِ َ ‫اﻵﺧ ِﺮ َوﺗُ ْﺆﻣ‬ ِ ‫َو ُر ُﺳﻠِ ِﻪ َو ْاﻟﯿَ ْﻮ ِم‬
َ ‫ َﻣﺎ ْاﻟ َﻤ ْﺴ ُﺆ ْو ُل َﻋ ْﻨ َﻬﺎ ﺑِﺄَ ْﻋﻠَ َﻢ ﻣ‬:‫ﺎل‬
‫ِﻦ‬ َ ‫ َﻗ‬،ِ‫ﺎﻋﺔ‬ ‫ َﻓﺄَ ْﺧﺒِ ْﺮﻧِﻲ َﻋ ِﻦ ﱠ‬:‫ﺎل‬
َ ‫اﻟﺴ‬ َ ‫اﷲَ َﻛﺄَﻧﱠ َﻚ ﺗَ َﺮا ُه َﻓﺈِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ُﻜ ْﻦ ﺗَ َﺮا ُه َﻓﺈِﻧﱠ ُﻪ ﯾَ َﺮ‬
َ ‫ َﻗ‬. ‫اك‬

‫اﻟﺸﺎ ِء‬ ِ َ ‫ﻷ َﻣ ُﺔ َرﺑﱠﺘَ َﻬﺎ َوأَ ْن ﺗَ َﺮى ْاﻟ ُﺤ َﻔﺎ َة ْاﻟﻌ‬


‫ُﺮا َة ْاﻟ َﻌﺎﻟَ َﺔ ر َﻋﺎ َء ﱠ‬ َ ‫ﺎل أَ ْن ﺗَﻠِ َﺪ ْا‬ َ ‫ﺎل َﻓﺄَ ْﺧﺒِ ْﺮﻧِﻲ َﻋ ْﻦ أَ َﻣ‬
َ ‫ َﻗ‬،‫ﺎراﺗِ َﻬﺎ‬ َ ‫ َﻗ‬.‫ِﻞ‬
ِ ‫اﻟﺴﺎﺋ‬
‫ﱠ‬
‫ اﷲُ َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ‬: ‫ِﻞ ؟ ُﻗ ْﻠ ُﺖ‬ ‫ ﯾَﺎ ُﻋ َﻤ َﺮ أَﺗَ ْﺪ ِري َﻣ ِﻦ ﱠ‬: ‫ﺎل‬
ِ ‫اﻟﺴﺎﺋ‬ َ ‫ ﺛُ ﱠﻢ َﻗ‬،‫ﺎ‬‫ ﺛُ ﱠﻢ ا ْﻧ َﻄﻠَ َﻖ َﻓﻠَﺒِ ْﺜ ُﺖ َﻣﻠِﯿ‬،‫ﺎن‬ ُ
ِ َ‫ﯾَﺘَ َﻄﺎ َوﻟ ْﻮ َن ﻓِﻲ ْاﻟﺒُ ْﻨﯿ‬
‫ُﻜ ْﻢ ِد ْﯾﻨَ ُﻜ ْﻢ‬ ُ َ‫ْﻞ أَﺗـ‬
ُ ‫ﺎﻛ ْﻢ ﯾُ َﻌﻠﱢﻤ‬ ُ ‫ﺎل َﻓﺈﻧﱠ ُﻪ ﺟﺒْﺮﯾ‬
َ َ َ
ِ ِ ِ ‫ َﻗ‬. ‫ أ ْﻋﻠ َﻢ‬.

Dari Umar radhiyallahu anhu, ia berkata, “Suatu hari ketika kami duduk-duduk di dekat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba-tiba datang seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya
bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya.
Kemudian dia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menempelkan
kedua lututnya kepada lutut Beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya di paha
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, sambil berkata, “Wahai Muhammad, beritahukanlah
kepadaku tentang Islam?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Islam
adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan dan pergi haji jika kamu mampu,“ kemudian dia berkata, “Engkau
benar.“ Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian
dia bertanya lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang Iman?“ Beliau bersabda, “Kamu
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk.” Dia berkata,
“Engkau benar.” Kemudian dia berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan.”
Beliau menjawab, “Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu

2/8
melihat-Nya. Jika kamu tidak merasa begitu, (ketahuilah) bahwa Dia melihatmu.”
Kemudian dia berkata, “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan terjadinya).” Beliau
menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih mengetahui dari yang bertanya.” Dia berkata,
“Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya?“ Beliau menjawab, “Jika seorang budak
melahirkan tuannya dan jika kamu melihat orang yang sebelumnya tidak beralas kaki dan
tidak berpakaian, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunan,” Orang itu pun pergi dan aku berdiam lama, kemudian Beliau
bertanya, “Tahukah kamu siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-
Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang datang kepadamu
dengan maksud mengajarkan agamamu.” (HR. Muslim)

Kaum muslimin,

Terdapat kisah tentang hadits ini. Ada seorang yang bernama Ma’bad al-Juhani yang
menolak tentang takdir. Kemudian Yahya bin Ya’mur dan Humaid bin Abdurrahman
berhaji atau berihram. Keduanya berharap bertemu dengan salah seorang sahabat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam agar bisa bertanya tentang ucapan orang-orang yang
menolak takdir tersebut. Ternyata keduanya bertemu seorang tokoh sahabat, yaitu
Abdullah bin Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhuma. Keduanya berada di sisi kanan
dan kiri Abdullah bin Umar. Mereka bertanya bahwa ada orang-orang yang membaca
Alquran dan mempelajari ilmu agama. Tapi mereka menolak kalau Allah sudah
menetapkan kejadian-kejadian atas makhluk-Nya (takdir).

Abdullah bin Umar menjawab, “Kalau kalian menjumpai mereka. Katakan pada mereka
bahwa aku berlepas diri dari mereka. Dan mereka pun berlepas diri dariku. Demi Allah,
seandainya mereka memiliki emas sebesar Gunung Uhud. Kemudian mereka
sedekahkan. Allah tidak akan menerima amalan mereka sampai mereka beriman kepada
takdir.” Kemudian ia meriwayatkan hadits dari ayahnya ini.

Ibadallah,

Dari perjumpaan Jibril dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, kita bisa mengetahui
ada beberapa metode sampainya wahyu kepada Nabi. Para ulama menyebutkan ada
enam cara. (1) Wahyu sampai kepada beliau dengan cara Jibril tampil dalam rupa
manusia. Seperti yang kita baca dalam hadits ini. (2) Wahyu datang lewat mimpi. Aisyah
radhiallahu’anha, beliau menyebutkan:

َ ‫ِﺤ ُﺔ ﻓِﻲ اﻟﻨﱠ ْﻮ ِم َﻓ َﻜ‬


‫ﺎن َﻻ ﯾَ َﺮى ُر ْؤﯾَﺎ‬ َ ‫اﻟﺼﺎﻟ‬ ْ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻣ‬
‫ِﻦ ْاﻟ َﻮ ْﺣ ِﻲ ﱡ‬
‫اﻟﺮ ْؤﯾَﺎ ﱠ‬ ‫ﻮل ﱠ‬
َ ِ‫اﷲ‬ ُ ‫ِئ ﺑ ِﻪ َر ُﺳ‬ ُ َ
ِ َ ‫أ ﱠول َﻣﺎ ﺑُﺪ‬
‫ْﺢ‬ ‫إِﱠﻻ َﺟﺎ َء ْت ﻣ ِْﺜ َﻞ َﻓﻠَ ِﻖ ﱡ‬
ِ ‫اﻟﺼﺒ‬

“Awal turunnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dimulai dengan ar ru’ya
ash shadiqah (mimpi yang benar dalam tidur). Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali
datang seperti cahaya subuh…” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

3/8
(3) Diberikan pemahaman di hati Nabi. Sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam,

َ ‫ﺲ َﺣﺘّﻰ ﺗَ ْﺴﺘَ ْﻜﻤ‬


‫ِﻞ ِر ْز َﻗ َﻬﺎ‬ َ ‫س ﻧَ َﻔ َﺚ ﻓِﻲ َر ْو ِﻋﻲ أَﻧﱡﻪ ﻟَ ْﻦ ﺗَﻤ‬
ٌ ‫ُﻮت ﻧَ ْﻔ‬ ِ ‫وح ْاﻟ ُﻘ ُﺪ‬ ّ
َ ‫إن ُر‬

Sesungguhnya Ruh Kudus (Malaikat Jibril) membisikkan dalam hatiku, bahwa siapapun
jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua jatah rizkinya. (HR. Abdurrazaq
dalam Mushannaf, 20100).

(4) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar suara keras seperti rantai yang
digesekkan di batu. Suasana ini yang paling berat bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Saking beratnya, ada beberapa kejadian yang sangat aneh:

– Beliau bercucuran keringat padahal musim dingin

– Ketika beliau di atas onta, atau kendaraan lainnya, maka langsung menderum

– Ketika paha beliau mengenai paha sahabat, tiba-tiba berubah menjadi sangat berat

(5) Nabi melihat Malaikat Jibril dalam bentuk asli dengan 600 sayapnya. Lalu Jibril
menyampaikan wahyu sesuai yang Allah perintahkan. Dan ini terjadi 2 kali. Sebagaimana
yang Allah firmankan di surat an-Najm.

(6) Allah berbicara langsung dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa perantara.
Sebagaimana Allah berbicara langsung dengan Musa tanpa perantara. Kejadian ini
disebutkan dalam hadis isra’ mi’raj.

Kaum muslimin,

Selain mengajarkan ilmu, Jibril juga mengajarkan kepada kita bagaimana cara metode
mendapatkan ilmu. Yaitu dengan bertanya. Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma
pernah ditanya,

ٍ ‫ﻮل َو َﻗ ْﻠ ٍﺐ َﻋ ُﻘ‬
‫ﻮل‬ ٍ ُ‫ﺎن َﺳﺌ‬
ٍ ‫ِﺴ‬ َ ‫ْﺖ َﻫ َﺬا ْاﻟﻌ ِْﻠ َﻢ ؟ َﻗ‬
َ ‫ ” ﺑِﻠ‬: ‫ﺎل‬ َ َ‫ْﻦ أ‬
َ ‫ﺻﺒ‬ َ ‫ أَﯾ‬: ‫ﱠﺎس‬
ٍ ‫ْﻦ َﻋﺒ‬ َ ‫”ﻗ‬.
ِ ‫ِﯿﻞ ﻻﺑ‬

“Bagaimana cara Anda mendapatkan ilmu ini?” Ia menjawab, “Dengan lisan yang
bertanya dan hati yang memikirkan.”

Dari ucapan Ibnu Abbas ini kita mengetahui bahwa bertanya itu sangat penting dan
sangat bermanfaat dalam mendapatkan ilmu.

Az-Zuhri mengatakan, “Ilmu itu adalah khizanah (lemari tempat penyimpanan) dan
kuncinya adalah bertanya.”

4/8
Pertanyaan pertama yang diajukan Jibril adalah tentang Islam. Kemudian dijawab oleh
Nabi dengan lima hal yang merupakan rukun Islam. Rukun Islam sendiri terbagi menjadi
tiga bagian. Ada yang merupakan amalan badan saja. Seperti shalat dan puasa. Ada
yang merupakan amalan harta saja. Seperti zakat. Ada yang merupakan gabungan
antara amalan badan dan harta. Seperti haji.

Rukun Islam yang pertama adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang benar kecuali
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Persaksian bahwa Muhammad utusan Allah
banyak tidak dipahami oleh kaum muslimin tentang konsekuensinya. Setelah kita
mengucapkan persaksian ini, maka kita tertuntut dengan membenarkan semua yang
beliau ucapkan. Menaati perintahnya tanpa ragu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

‫ِﻦ أَ ْﻣ ِﺮ ِﻫ ْﻢ‬ َ ‫ﻀﻰ اﷲﱠُ َو َر ُﺳﻮﻟُ ُﻪ أَ ْﻣ ًﺮا أَن ﯾَ ُﻜ‬


ْ ‫ﻮن ﻟَ ُﻬ ُﻢ ْاﻟ ِﺨﯿَ َﺮ ُة ﻣ‬ َ ‫ُﺆ ِﻣﻨَ ٍﺔ إِ َذا َﻗ‬
ْ ‫ِﻦ َو َﻻ ﻣ‬ َ ‫َو َﻣﺎ َﻛ‬
ْ ‫ﺎن ﻟِﻤ‬
ٍ ‫ُﺆﻣ‬

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” [Quran Al-Ahzab: 36].

Kemudian tidak boleh mengedepankan ucapan manusia manapun melebihi ucapan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak boleh bagi kaum muslimin membuat-buat ajaran baru
yang tidak diajarkan oleh beliau. Kita juga harus meyakini bahwa Nabi telah
menyampaikan semua syariat. Tidak ada yang beliau sembunyikan sehingga kita perlu
membuat-buat tata cara ibadah tertentu. Kita juga wajib meyakini bahwa Nabi
Muhammad adalah seorang hamba dan rasul. Artinya, beliau tidak memiliki sifat-sifat
ketuhanan. Seperti sifat mengetahui yang gaib dan lain sebagainya.

Kaum muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Berikutnya Jibril bertanya tentang iman. Nabi menjawab iman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan takdir yang baik dan buruk.
Iman kepada Allah mencakup beberapa hal. Yaitu: mengimani bahwa Allah itu ada.
Mengesakannya dalam pengaturan alam semesta dan dalam beribadah.

Kemudian tentang ihsan. Para ulama menjelaskan ihsan itu ada dua tingkatan. Tingkatan
ath-thalab dan tingkatan al-harab. Ath-thalab adalah perbuatan kita beribadah kepada
Allah. Sedangkan al-harab adalah perbuatan kita menjauhi segala bentuk maksiat.
Beribadahlah kepada Allah, taatilah Allah dalam segala perintah-Nya, seakan-akan
engkau melihat Allah. Jangan samai engkau menjadikan Allah sesuatu yang paling
ringan bagimu. Seperti ketika berhadapan dengan orang banyak Anda malu melakukan
perbuatan dosa. Ketika bersendirian, yang saat itu hakikatnya Anda sedang berduaan
dengan Allah, malah saat itulah Anda berani dan mudah untuk bermaksiat.

Sebagian ulama mengatakan, “Takutlah kepada Allah sekadar pengetahuan Allah


terhadap dirimu. Dan malulah kepada kepada-Nya sekadar kedekatan-Nya padamu.”
Kalau kita memahami dan mengamalkan dua kalimat ini, kita akan bermuamalah dengan

5/8
Allah dengan muamalah yang baik. Kita akan tenang dalam menjalani hidup karena kita
tahu bagaimana kedudukan Allah di sisi hamba-Nya. Allah tahu segalanya dan Allah itu
dekat dengan hamba-hamba-Nya.

Kemudian Jibril bertanya tentang hari kiamat. Nabi menjawab bahwa beliau tidak tahu
kapan terjadi hari kiamat. Perhatikan! Makhluk terbaik yang ada di langit bertanya kepada
makhluk terbaik yang ada di bumi, keduanya menyatakan sama-sama tidak tahu kapan
terjadinya hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman,

‫ُﺠﻠﱢﯿ َﻬﺎ ﻟِ َﻮ ْﻗﺘِ َﻬﺂ إِﱠﻻ ُﻫ َﻮ‬


َ ‫ُﺮ َﺳى َﻬﺎ ُﻗ ْﻞ إِﻧﱠ َﻤﺎ ِﻋ ْﻠ ُﻤ َﻬﺎ ِﻋﻨ َﺪ َرﺑﱢﻰ َﻻ ﯾ‬ َ ‫ﺎﻋ ِﺔ أَﯾ‬
ْ ‫ﱠﺎن ﻣ‬ ‫ﯾَ ْﺴـَﻠُﻮﻧَ َﻚ َﻋ ِﻦ ﱠ‬
َ ‫ٱﻟﺴ‬

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah:


“Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak
seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia…” [Quran Al-A’raf:
187].

Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,

َ ْ ‫ِﯿﺾ‬
، ُ‫اﻷ ْر َﺣﺎ ُم إِﱠﻻ اﷲﱠ‬ ُ ‫ َو َﻻ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ﺗَﻐ‬، ُ‫ َﻻ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ﻓِﻲ َﻏ ٍﺪ إِﱠﻻ اﷲﱠ‬: ُ‫ﺲ َﻻ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻤ َﻬﺎ إِﱠﻻ اﷲﱠ‬ ِ ‫ِﺢ ْاﻟ َﻐﯿ‬
ٌ ‫ْﺐ َﺧ ْﻤ‬ ُ ‫َﻣ َﻔﺎﺗ‬
‫ﺎﻋ ُﺔ إِﱠﻻ‬ ‫ُﻮت َو َﻻ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺘَﻰ ﺗَ ُﻘﻮ ُم ﱠ‬
َ ‫اﻟﺴ‬ ُ ‫ض ﺗَﻤ‬ ٌ ‫ َو َﻻ ﺗَ ْﺪ ِري ﻧَ ْﻔ‬، ُ‫َو َﻻ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺘَﻰ ﯾَ ْﺄﺗِﻲ ْاﻟ َﻤ َﻄ ُﺮ أَ َﺣ ٌﺪ إِﱠﻻ اﷲﱠ‬
ٍ ‫ﺲ ﺑِﺄَ ﱢي أَ ْر‬
ُ‫اﷲﱠ‬

“Kunci-kunci gaib itu ada lima, tidak ada yang mengetahuinya selain Allah; Tidak ada
yang mengetahui apa yang terjadi esok selain Allah, tidak ada yang mengetahui apa
yang terkandung dalam rahim selain Allah, tidak ada yang mengetahui kapan datangnya
hujan selain Allah, tidak ada yang mengetahui di negeri mana seseorang akan mati
selain Allah dan tidak ada yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat selain Allah.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar ringan
mengucapkan “Saya tidak tahu”. Sebagaimana beliau ketika ditanya Jibril di hadapan
khalayak, “Kapan kiamat?” Beliau jawab, “Yang ditanya ini tidak lebih pengetahuannya
dibanding yang bertanya.” Artinya yang bertanya tidak tahu. Demikian juga yang ditanya.
Hendaknya kita membiasakan ucapan ini. Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu
mengatakan,

‫ﻣﺎ أﺷﺪ ﺑﺮدﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﻠﺒﻲ أﺳﺄل ﻣﺎ ﻻ أﻋﻠﻢ ﻓﻘﻠﺖ ﻻ أﻋﻠﻢ‬

“Betapa ringan di hatiku ketika ditanya tentang yang aku tidak tahu. Aku jawab, ‘Aku tidak
tahu’.”

6/8
Sebagian orang merasa berat kalau ditanya untuk menjawab tidak tahu. Ada peraaan
gengsi. Ada perasaan tidak enak. Buang itu semua. Seseorang ketika bertanya tentang
agama tujuannya agar ia tahu dan selamat dari dosa. Orang yang ditanya hendaknya
berpikir, sebelum dia menyelamatkan orang lain dari ketidak-tahuan dan dosa,
selamatkan dirinya terlebih dahulu dari dosa. Jangan sampai ia memaksakan sesuatu
yang dia tidak tahu jawabannya. Jangan ada perasaan berat mengucapkan kalimat ini.
Baik dalam permasalah dunia terlebih dalam urusan akhirat.

Pernah ada seorang musafir datang dari jauh, membawa pertanyaan orang-orang di
negerinya kepada Imam Malik. Ia membawa empat puluh pertanyaan. Imam Malik hanya
menjawab empat pertanyaan saja. Selainnya beliau jawab tidak tahu. Orang bertanya itu
mengatakan, “Siapa lagi yang tahu kalau engkau saja tidak tahu. Apa yang akan
kukatakan pada orang-orang.” Imam Malik menjawab, “Pulanglah dan katakan pada
mereka bahwa Malik tidak tahu.” Begitu mudah bagi beliau. Padahal beliau adalah ulama
besar di dunia kala itu.

Seorang yang memberi jawaban tentang syariat, hakikatnya mereka berbicara tentang
hukum Allah. Berbicara atas nama Allah. Oleh karena itu, hati-hatilah dalam menjawab
pertanyaan. Allah Ta’ala berfirman,

ً ُ‫ﺎن َﻋ ْﻨ ُﻪ َﻣ ْﺴﺌ‬
‫ﻮﻻ‬ َ ‫ﺼ َﺮ َو ْاﻟ ُﻔﺆَا َد ُﻛ ﱡﻞ أُوﻟَﺌ‬
َ ‫ِﻚ َﻛ‬ َ َ‫اﻟﺴ ْﻤ َﻊ َو ْاﻟﺒ‬
‫ْﺲ ﻟَ َﻚ ﺑِ ِﻪ ِﻋ ْﻠ ٌﻢ ۚ إِ ﱠن ﱠ‬
َ ‫ﻒ َﻣﺎ ﻟَﯿ‬
ُ ‫َو َﻻ ﺗَ ْﻘ‬

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.” [Quran Al-Isra: 36]

‫ِﺮ ْوهُ؛ إِﻧﱠ ُﻪ ُﻫ َﻮ‬ ْ ‫ َﻓ‬،‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َذ ْﻧ ٍﺐ‬


ُ ‫ﺎﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ْﻦ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬
ْ ‫ْﻊ اﻟﻤ‬ َ ‫ َوﻟ‬،‫ِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ‬
ِ ‫ِﺠ ِﻤﯿ‬
َ ‫اﻟﺠﻠِﯿ‬
ْ ‫ْﻞ ﻟ‬ ُ ‫ َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ‬،‫أَُﻗ ْﻮ ُل َﻗ ْﻮﻟِﻲ َﻫ َﺬا‬
َ ‫ِﺮ ُه اﻟ َﻌ ِﻈ ْﯿ َﻢ‬

َ ‫اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر‬
‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬

Khutbah Kedua:

،‫ار‬ َ ‫ َوأَ ْﺷ ُﻜ ُﺮ ُه َﻋﻠَﻰ ﻧِ َﻌ ِﻤ ِﻪ اﻟﻐ‬،‫ار‬


ِ ‫ِﺰ‬ ْ ‫ أَ ْﺣ َﻤ ُﺪ ُه ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َﻋﻠَﻰ َﻓ‬،‫ﺎر‬
ِ ‫ﻀﻠِ ِﻪ اﻟ ِﻤ ْﺪ َر‬
‫ﱠ‬
ِ ‫اﻟﺮ ِﺣﯿ ِْﻢ اﻟ َﻐﻔ‬
َ ،‫ﱠﺎر‬ ِ ‫ﻟﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱢﷲ اﻟ َﻮ‬
ِ ‫اﺣ ِﺪ اﻟ َﻘﻬ‬ َ َ‫ا‬
‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ‬
َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻧَﺒِﯿﱠﻨَﺎ ﻣ‬،‫ﱠﺎر‬
ُ ‫اﻟﺠﺒ‬
َ ‫ْﺰ‬ َ ‫َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن ﱠﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ‬
ُ ‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ اﻟ َﻌ ِﺰﯾ‬ ِ ِ ِ
َ ْ َ‫ َوأ‬،‫ار‬ َ ‫ َوإ ْﺧ َﻮﻧِ ِﻪ‬،‫اﻷ ْﻃ َﻬﺎر‬
َ ‫ْﻦ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ‬ ْ ‫ُﺼ َﻄ َﻔﻰ اﻟﻤ‬
ِ َ‫ﺻ َﺤﺎﺑُ ُﻪ اﻷ ْﺧﯿ‬
،‫ﺎر‬ ِ ‫ْﺮ‬
َ ‫اﻷﺑ‬ ِ َ ‫اﻟﻄﯿﱢﺒِﯿ‬ َ ،‫ُﺨﺘَﺎر‬ ْ ‫اﻟﻤ‬
َ ‫ِﺐ اﻟﻠَﯿ‬
‫ْﻞ َواﻟﻨﱠ َﻬﺎر‬ ُ ‫ﺎن َﻣﺎ ﺗُ َﻌﺎﻗ‬
ٍ ‫َو َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ‬

Ibadallah,

7/8
Setelah tidak mendapatkan jawaban tentang kapan hari kiamat terjadi, Jibril bertanya
tentang tanda-tandanya. Tanda pertama yang dijawab oleh Nabi adalah ketika seorang
budak perempuan melahirkan tuannya. Para ulama menafsirkan ucapan ini dengan
beberpa tafsiran. Di antara tafsirannya adalah banyaknya terjadi perbuatan durhaka
kepada orang tua. Seorang anak memperlakukan ibu mereka seakan-akan ibu mereka
adalah pembantu atau bahkan budak.

Kemudian tanda berikutnya, “jika kamu melihat orang yang sebelumnya tidak beralas
kaki dan tidak berpakaian, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunan.” Akan kita lihat orang-orang yang dulunya miskin. Kemudian
dibukakan pintu dunia pada mereka. Mereka menjadi kaya-raya dan membangun
bangunan yang megah.

Demikianlah jamaah sekalian, Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam tentang ajaran Islam. tentu khotbah yang singkat ini tidak mencukupi untuk
menjelaskan hadits yang panjang ini. Namun setidaknya, khotib berharap khotbah ini
menjadi awal mula bagi kita semua untuk mengkaji hadits ini lebih lanjut. Sehingga kita
mendapatkan manfaat yang banyak dari pertemuan Jibril ‘alaihissalam dengan Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿ ًﻤﺎ‬ َ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺂأَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ َءا َﻣﻨُﻮا‬ َ ‫ُﺼﻠﱡ‬ َ ‫إِ ﱠن اﷲَ َو َﻣ‬
َ ‫ﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ ﯾ‬

‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬


ِ ‫ْﺮ‬ ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ ِ ‫ْﺮ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﯿ‬
َ ‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬ َ ‫ َﻛ َﻤﺎ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬
َ ‫آل ﻣ‬ َ ‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬ َ ‫اﻟﻠﻬﻢ‬

‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬ ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬ َ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬


َ َ‫ َﻛ َﻤﺎ ﺑ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬ َ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
ِ ‫ َو َﻋﻠَﻰ‬،ٍ‫ُﺤ ﱠﻤﺪ‬ ‫ﱠ‬
ِ ‫ْﺮ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ ِ ‫ْﺮ‬ َ ‫آل ﻣ‬ ِ َ‫اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ﺑ‬

ِ ‫ِﻦ ْاﻟ َﺨ‬


َ ‫ﺎﺳ ِﺮﯾ‬
‫ْﻦ‬ ْ ‫ َرﺑﱠﻨَﺎ َﻇﻠَ ْﻤﻨَﺎ أَ ْﻧ ُﻔ َﺴﻨَﺎ َوإِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﻐـﻔ‬،‫ﺎت‬
َ ‫ِـﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﺗَ ْﺮ َﺣ ْﻤﻨَﺎ ﻟَﻨَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ﻣ‬ ْ ‫ْﻦ َو ْاﻟﻤ‬
ِ ‫ُﺴﻠِ َﻤ‬ ْ ‫ِـﺮ ﻟ ِْﻠﻤ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬ ْ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬
ْ ‫اﻏـﻔ‬

َ ‫ اﻟﻠﻬﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ ْاﻟ ُﻬﺪَى َواﻟﺘﱡ َﻘﻰ َو ْاﻟ َﻌ َﻔ‬.‫ﺎر‬


‫ﺎف‬ َ ‫َرﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ ْاﻵ ِﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ‬
ِ ‫اب اﻟﻨﱠ‬
‫َﻋ َﻮاﻧَﺎ‬ ِ ‫ َو‬.‫ْﻊ َﺳ َﺨ ِﻄ َﻚ‬
ْ ‫آﺧ ُﺮ د‬ َ ْ ُ َ َ
ِ ‫ال ﻧِ ْﻌ َﻤﺘِﻚ َوﺗَ َﺤ ﱡﻮ ِل َﻋﺎ ِﻓﯿَﺘِﻚ َوﻓ َﺠﺎ َء ِة ﻧِﻘ َﻤﺘِﻚ َو َﺟ ِﻤﯿ‬ ْ ‫ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ‬
ِ ‫ِﻦ َز َو‬ ْ ‫ اﻟﻠﻬﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ‬.‫َو ْاﻟ ِﻐﻨَﻰ‬

‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬


َ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو‬
َ ‫ﺻﻠﻰ اﷲ َﻋﻠَﻰ ﻧَﺒِﯿﱢﻨَﺎ ﻣ‬ َ ‫أَ ِن ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﷲ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ‬.
َ ‫ َو‬.‫ْﻦ‬

Oleh tim KhotbahJumat.com


Artikel www.KhotbahJumat.com

8/8

Anda mungkin juga menyukai