Anda di halaman 1dari 7

‫‪Allah Ta’ala Akan Datang Memutuskan Keadilan‬‬

‫‪khotbahjumat.com/5226-allah-taala-akan-datang-memutuskan-keadilan.html‬‬

‫‪October 10, 2018‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ﺎت أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻨَﺎ ‪َ ،‬ﻣ ْﻦ‬


‫ِﻦ ُﺷ ُﺮ ْو ِر أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ َو َﺳﯿﱢﺌَ ِ‬
‫ُﻮ ُذ ﺑِﺎﷲِ ﻣ ْ‬ ‫اﻟﺤ ْﻤ َﺪ ِﱠﷲِ ﻧَ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُه َوﻧَ ْﺴﺘَ ِﻌ ْﯿﻨُ ُﻪ َوﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔ ُ‬
‫ِﺮ ُه َوﻧَﺘُ ْﻮ ُب إِﻟَ ْﯿ ِﻪ ‪َ ،‬وﻧَﻌ ْ‬ ‫إِ ﱠن َ‬
‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن‬
‫ِي ﻟَ ُﻪ ‪َ ،‬وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ُﻀ ﱠﻞ ﻟَ ُﻪ َو َﻣ ْﻦ ﯾ ْ‬
‫ُﻀﻠ ْ‬
‫ِﻞ َﻓ َﻼ َﻫﺎد َ‬ ‫ﯾَ ْﻬ ِﺪ ِه اﷲُ َﻓ َﻼ ﻣ ِ‬
‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو َ‬
‫ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ ؛ َ‬
‫ﻣَ‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫ﱠُ‬ ‫أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ َﻣ َﻌ ِ‬


‫ْﻦ ِﻋﺒَﺎ َد اﷲِ ‪ :‬اِﺗﻘ ْﻮا اﷲ ؛ َﻓﺈِ ﱠن َﻣ ِﻦ اﺗ َﻘﻰ اﷲ َو َﻗﺎ ُه َوأ ْر َﺷ َﺪ ُه إِﻟﻰ َﺧﯿ ِ‬
‫ْﺮ ِد ْﯾﻨِ ِﻪ َو ُد ْﻧﯿَﺎ ُه‬ ‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ‬
‫ﺎﺷ َﺮ اﻟﻤ ْ‬

‫‪Ibadallah,‬‬

‫‪Banyak ayat al-Qur’an memberitakan kepada kita tentang kedatangan Allah Subhanahu‬‬
‫‪wa Ta’ala pada hari Kiamat nanti untuk memutuskan hukum di antara para hamba-Nya.‬‬

‫‪Ayat Pertama:‬‬

‫‪Firman Allah Azza wa Jalla :‬‬

‫ﺻ ‪‬ﻔﺎ‬ ‫ﱡﻚ َو ْاﻟ َﻤﻠَ ُﻚ َ‬


‫ﺻ ‪‬ﻔﺎ َ‬ ‫َﻛﺎ د ‪‬‬
‫َﻛﺎ ﴿‪َ ﴾٢١‬و َﺟﺎ َء َرﺑ َ‬ ‫ض د‪‬‬ ‫َﻛ ﱠﻼ إ َذا ُد ﱠﻛ ِﺖ ْ َ‬
‫اﻷ ْر ُ‬ ‫ِ‬

‫‪1/7‬‬
Jangan (berbuat demikian), apabila bumi digoncangkan berturut-turut, dan datanglah
Rabb-mu; sedang Malaikat berbaris-baris. [Al-Fajar/89: 21-22]

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah menjelaskan bahwa makna ayat ini yaitu Allah
Azza wa Jalla berfirman, “Dan apabila Rabb-mu telah datang, wahai Muhammad!
sedangkan para Malaikat sedang berbaris-baris berurutan”.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata menjelaskan makna ayat ini, “Allah Azza wa Jalla
memberitakan tentang perkara-perkara besar yang akan terjadi pada hari kiamat. Allah
berfirman “Kalla” yaitu: sebenarnya! “Apabila bumi digoncangkan berturut-turut, yaitu
bumi direndahkan, dilebarkan, bumi dan gunung-gunung diratakan, semua makhluk
bangkit dari kubur mereka untuk menghadap Rabb mereka, “dan datanglah Rabbmu”,
yakni untuk memutuskan pengadilan di antara para makhluk-Nya.”.

Ayat Kedua:

Firman Allah Azza wa Jalla :

ُ ْ ‫اﷲِ ﺗُ ْﺮ َﺟ ُﻊ‬ َ ْ ‫ﻀ َﻲ‬


‫اﻷ ْﻣ ُﺮ ۚ َوإﻟَﻰ ﱠ‬ ِ ‫ﺎم َو ْاﻟ َﻤ َﻼﺋِ َﻜ ُﺔ َو ُﻗ‬ ْ َ ‫ون إ ﱠﻻ أَ ْن ﯾَ ْﺄﺗِﯿَ ُﻬ ُﻢ اﷲﱠُ ﻓِﻲ ُﻇﻠَ ٍﻞ ﻣ‬ ُ ْ
‫ُﻮر‬
ُ ‫اﻷﻣ‬ ِ ِ ‫ِﻦ اﻟ َﻐ َﻤ‬ ِ َ ‫َﻫﻞ ﯾَ ْﻨﻈ ُﺮ‬

Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan kedatangan Allah dan Malaikat (pada hari
kiamat) di atas naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah
dikembalikan segala urusan. [Al-Baqarah/2: 210]

Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah Azza wa Jalla berfirman dalam rangka
mengancam orang-orang yang kafir terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
salam , “Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan kedatangan Allah dan Malaikat
(pada hari kiamat) di atas naungan awan”, yakni pada hari kiamat kelak Allah datang
untuk memberikan keputusan diantara manusia dari yang pertama sampai yang terakhir.
Lalu Allah Azza wa Jalla akan memberikan balasan terhadap setiap orang yang beramal
sesuai dengan amalannya. Jika amalannya baik, maka dibalas dengan kebaikan, dan jika
amalannya buruk, maka dibalas dengan keburukan pula.”

Ayat Ketiga:

Firman Allah Azza wa Jalla :

َ ‫ﺎت َرﺑ‬
‫ﱢﻚ َﻻ‬ ُ ‫ﱢﻚ ۗ ﯾَ ْﻮ َم ﯾَ ْﺄﺗِﻲ ﺑَ ْﻌ‬
ِ َ‫ﺾ آﯾ‬ َ ‫ﺎت َرﺑ‬ ُ ‫ِﻲ ﺑَ ْﻌ‬
ِ َ‫ﺾ آﯾ‬ ْ
َ ‫ﱡﻚ أَ ْو ﯾَﺄﺗ‬
َ ‫ِﻲ َرﺑ‬ ْ ْ
َ ‫ون إِﱠﻻ أَ ْن ﺗَﺄﺗِﯿَ ُﻬ ُﻢ ْاﻟ َﻤ َﻼﺋِ َﻜ ُﺔ أَ ْو ﯾَﺄﺗ‬
َ ‫َﻫ ْﻞ ﯾَ ْﻨ ُﻈ ُﺮ‬

ً ‫ْﻞ أَ ْو َﻛ َﺴﺒَ ْﺖ ﻓِﻲ إِﯾ َﻤﺎﻧِ َﻬﺎ َﺧﯿ‬


َ ‫ْﺮا ۗ ُﻗ ِﻞ ا ْﻧﺘَ ِﻈ ُﺮوا إِﻧﱠﺎ ُﻣ ْﻨﺘَ ِﻈ ُﺮ‬
‫ون‬ ُ ‫ِﻦ َﻗﺒ‬
ْ ‫ﯾَ ْﻨ َﻔ ُﻊ ﻧَ ْﻔ ًﺴﺎ إِﯾ َﻤﺎﻧُ َﻬﺎ ﻟَ ْﻢ ﺗَ ُﻜ ْﻦ آ َﻣﻨَ ْﺖ ﻣ‬

Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan Malaikat kepada mereka (untuk
mencabut nyawa mereka) atau kedatangan Rabb-mu atau kedatangan beberapa ayat
Rabb-mu. Pada hari datangnya ayat dari Rabb-mu, tidaklah bermanfaat lagi iman

2/7
seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum)
mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu
sesungguhnya Kamipun menunggu (pula).” [Al-An’am/6: 158]

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah saat menjelaskan makna ayat ini mengatakan,
“Allah Yang Maha Agung berfirman: Bukankah orang-orang yang menyamakan Rabb
mereka dengan sesembahan-sesembahan selain-Nya dan patung-patung tidak menanti
kecuali kedatangan para Malaikat, dengan membawa kematian, para Malaikat akan
mencabut nyawa mereka. Atau (menanti) kedatangan Rabb mereka, wahai Muhammad!
di antara seluruh makhluk-Nya di tempat berhenti pada hari kiamat. “Atau (menanti)
kedatangan sebagian tanda-tanda Rabb-mu” menurut pendapat ahli tafsir adalah:
terbitnya Matahari dari tempat tenggelamnya (yaitu arah barat)”.

Inilah yang dikatakan oleh Syaikhul Mufassirin (tokoh ahli tafsir), Imam Ibnu Jarir ath-
Thabari rahimahullah . Kemudian beliau menukilkan penjelasan para Sahabat dan
Tabi’in. Kemudian beliau juga membawakan hadits-hadits marfu’ (dari Nabi) dan mauquf
(dari Sahabat) untuk menguatkan penjelasan beliau tersebut.

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata menjelaskan makna ayat ini, “Allah Azza wa Jalla
berfirman dalam rangka mengancam orang-orang yang kafir kepada-Nya, orang-orang
yang menyelisihi para Rasul-Nya, orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya, serta
orang-orang yang menghalang-halangi jalan-Nya: Bukankah mereka tidak menanti
kecuali kedatangan para Malaikat, atau kedatangan Rabb-mu, yaitu pada hari kiamat.
“Atau (menanti) kedatangan sebagian tanda-tanda Rabb-mu”, hal itu sebelum hari
kiamat, akan terjadi tanda-tanda dan perkara-perkara yang mendahului hari kiamat”.

Demikian juga Imam asy-Syaukani di dalam tafsirnya, Fathul Qadir, menukilkan dari para
pembesar ahli tafsir, seperti Ibnu Mas’ud, Abu Said, dan Muqatil, tentang makna
kedatangan Allah Azza wa Jalla , kedatangan Malaikat, dan kedatangan sebagian ayat-
ayat Allah Azza wa Jalla , tanpa ada perselisihan, kecuali hanya dalam ungkapan kalimat
namun dengan makna yang sama. Karena memang mereka mengambil ilmu dari sumber
yang sama, yaitu wahyu, dari sini mereka mengetahui maksud firman Allah Azza wa Jalla
. Kemudian mereka mencari kejelasan dengan Sunnah Nabi mereka. Dan mereka tidak
berbicara tentang diri Allah dengan tanpa ilmu. Demikianlah para mufassir yang
mengikuti jalan Salaf, mereka menjelaskan berdasarkan makna lughah (bahasa Arab)
dan mengikuti riwayat-riwayat Salaf.

Ibadallah,

Termasuk kebiasaan yang diwarisikan dari sebagian Mufassirin yang mengikuti jalan
khalaf, mengartikan “kedatangan Allah” dengan “kedatangan perintah Allah”, atau
“kedatangan siksa Allah”. Kepada orang-orang yang memiliki pemikiran demikian, kita
bisa bertanya kepada mereka, “Dari mana datangnya perintah atau siksa Allah?”. Maka
jawabnya pasti, “perintah/siksa Allah datang dari sisi Allah”. Kemudian pertanyaan
berikutnya, “Di manakah Allah, yang perintah/siksa itu datang dari-Nya?”. Dari sini kita
akan mengetahui ketidakpastian sikap orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah yang
diberitakan di dalam kitab suci al-Qur’an dan as-Sunnah.

3/7
Sebagian mereka mengatakan, “Tidak boleh ditanyakan, ‘Dimanakah Allah!” Ini
menunjukkan jauhnya mereka dari petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
salam , karena Beliau n adalah orang pertama yang bertanya “Di manakah Allah!” untuk
menguji keimanan seorang budak wanita yang akan dimerdekakan oleh tuannya. Kisah
ini terkenal di kalangan para penunutut ilmu.

Selain itu, bahwa orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah itu tidak mengimani sifat
‘uluw (ketinggian Allah di atas seluruh makhluk), maka perkataan mereka “yang datang
adalah perintah/siksa Allah” tidak ada artinya! Karena mereka tidak mengetahui darimana
datangnya perintah Allah?

Kalau mereka menjawab, “Allah berada dimana-mana”, maka apakah Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa salam pernah mengatakan Allah berada dimana-mana? Ataukah
ada Sahabat atau Tabi’in yang pernah mengatakan demikian? Apakah perintah Allah
datang dari Allah yang berada di mana-mana?

Imam Abu Said ‘Utsman bin Sa’id ad-Darimi t membantah al-Marisiy yang mengingkari
kedatangan Allah pada hari kiamat dengan akalnya, beliau mengatakan, “Dikatakan
kepada al-Marisiy ini: Semoga Allah membinasakanmu, alangkah lancangnya kamu
terhadap Allah, dan terhadap kitab-Nya, tanpa ilmu dan tanpa penglihatan: Allah
memberitakan kepada kamu, bahwa Dia akan datang, namun kamu berkata: “Itu bukan
datang!”.

Itulah orang-orang yang menolak sifat-sifat Allah Azza wa Jalla . Ketika mereka lari dari
hakekat kebenaran, yaitu kewajiban menetapkan sifat kedatangan Allah Azza wa Jalla
pada hari Kiamat nanti, maka sesungguhnya mereka telah lari menjauh dari jalan
keselamatan, jalan yang ditempuh oleh Salafus Shalih, yaitu menetapkan sifat Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan tanpa menyerupakan dengan sifat makhluk, wallahu a’lam.

‫ِﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ إِﻧﱠ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟ َﻐ ُﻔ ْﻮ ُر‬


ْ ‫ِﺮ ْو ُه ﯾَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َذ ْﻧ ٍﺐ َﻓ‬
ُ ‫ﺎﺳﺘَ ْﻐﻔ‬ ْ ‫ْﻦ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬
ْ ‫ِﺮ اﻟﻤ‬
ِ ‫ِﺴﺎﺋ‬ ُ ‫أَُﻗ ْﻮ ُل َﻫ َﺬا اﻟ َﻘ ْﻮ ِل َوأَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔ‬
َ ‫ِﺮ اﷲَ ﻟِﻲ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻟ‬
‫اﻟﺮ ِﺣ ْﯿ ُﻢ‬.
َ

Khutbah Kedua:

َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ‬, ‫ﺎن‬


, ‫ْﻚ ﻟَ ُﻪ‬ ْ ‫اﺳ ِﻊ اﻟ َﻔ‬ ‫ﱠ‬ ْ
ِ ِ ِ ِ َ‫ﻻ ْﻣﺘِﻨ‬
ِ ‫اﻟﺠ ْﻮ ِد َوا‬
ُ ‫ﻀ ِﻞ َو‬ ِ ‫ﺎن َو‬ ِ ‫اَﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﷲِ َﻋ ِﻈﯿ ِْﻢ‬
ِ ‫اﻹ ْﺣ َﺴ‬
ً ‫ْﻦ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﺗَ ْﺴﻠِﯿْﻤﺎً َﻛﺜِﯿ‬
‫ْﺮا‬ َ ‫ﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ‬
ْ َ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َوأ‬
َ ‫ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن ﻣﺤﻤﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ ؛‬.

4/7
ُ ‫ُﻮا أَ ﱠن ﺗَ ْﻘ َﻮى اﷲَ َﺟ ﱠﻞ َو َﻋ َﻼ ِﻫ َﻲ َﺧﯿ‬
‫ْﺮ َزا ِد ﯾُﺒَﻠﱢ ُﻎ إِﻟَﻰ‬ ْ ‫أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﻤ‬
ْ ‫ اِﺗﱠ ُﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َو‬: ِ‫ُﺆ ِﻣﻨُ ْﻮ َن ِﻋﺒَﺎ َد اﷲ‬
ْ ‫اﻋﻠَﻤ‬
‫ َوأَ ْن ﺗَ ْﺘ َﺮ َك‬، ِ‫اب اﷲ‬
َ ‫ِﻦ اﷲِ ﺗَ ْﺮ ُﺟ ْﻮ ﺛَ َﻮ‬ َ ‫ أَ ْن ﺗَ ْﻌ َﻤ َﻞ ﺑِ َﻄ‬: ‫ َوﺗَ ْﻘ َﻮى اﷲَ َﺟ ﱠﻞ َو َﻋ َﻼ‬، ِ‫ان اﷲ‬
َ ‫ﺎﻋ ِﺔ اﷲِ َﻋﻠَﻰ ﻧُ ْﻮ ٍر ﻣ‬ ْ ‫ِر‬
ِ ‫ﺿ َﻮ‬
ُ ‫ِﻦ اﷲِ ﺗَ َﺨ‬
َ ‫ﺎف ِﻋ َﻘ‬
ِ‫ﺎب اﷲ‬ َ ‫ﺼﯿَ َﺔ اﷲِ َﻋﻠَﻰ ﻧُ ْﻮ ٍر ﻣ‬
ِ ‫ َﻣ ْﻌ‬.

Ibadallah,

Di antara yang diimani oleh Ahlus Sunnah adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
akan melakukan apa yang Dia kehendaki. Di antara yang akan Dia lakukan di akhir
kehidupan di dunia ini adalah Dia akan memerintahkan matahari untuk terbit dari arah
barat, sebagai pemberitahuan akan berakhirnya kehidupan dunia ini. Dari sini maka pintu
taubat ditutup, keimanan atau amal shalih tidak akan diterima dari orang yang ingin
beriman atau beramal shalih setelah Matahari terbit dari barat.

‫ﺎﻋ ُﺔ َﺣﺘﱠﻰ ﺗَ ْﻄﻠُ َﻊ‬ َ » :‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‬


‫ﻻ ﺗَ ُﻘﻮ ُم ﱠ‬
َ ‫اﻟﺴ‬ ‫ﻮل ﱠ‬
َ ِ‫اﷲ‬ ُ ‫ﺎل َر ُﺳ‬ َ ‫ َﻗ‬،‫ﺿ َﻲ اﷲﱠُ َﻋ ْﻨ ُﻪ‬
َ ‫ َﻗ‬:‫ﺎل‬ َ ‫َﻋ ْﻦ أَﺑِﻲ ُﻫ َﺮﯾ‬
ِ ‫ْﺮ َة َر‬
َ‫ﻻ ﯾَ ْﻨ َﻔ ُﻊ ﻧَ ْﻔ ًﺴﺎ إﯾ َﻤﺎﻧُ َﻬﺎ« ﺛُ ﱠﻢ َﻗ َﺮأ‬
َ ‫ﯿﻦ‬
َ ‫ِﻚ ِﺣ‬ َ ‫ﺎس آ َﻣﻨُﻮا أَ ْﺟ َﻤﻌ‬
َ ‫ َو َذﻟ‬،‫ُﻮن‬ َ ‫ َﻓﺈِ َذا َﻃﻠَ َﻌ ْﺖ َو َر‬،‫ِﻦ َﻣ ْﻐ ِﺮﺑِ َﻬﺎ‬
ُ ‫آﻫﺎ اﻟﻨﱠ‬ ْ‫ﺲ ﻣ‬ ‫ﱠ‬
ُ ‫اﻟﺸ ْﻤ‬
ِ
‫اﻵﯾَ َﺔ‬

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Hari
kiamat tidak akan terjadi sampai Matahari terbit dari barat. Jika Matahari terbit dari barat
dan manusia telah melihatnya, mereka semua beriman. Dan itu adalah pada waktu iman
seseorang tidaklah bermanfaat lagi kepada dirinya sendiri”. Kemudian beliau membaca
ayat (dalam surat Al-An’am/6: 158-Red) [HR. Al-Bukhari, no. 4636]

Kemudian Allah Azza wa Jalla akan mengumpulkan semua manusia semenjak awal
sampai akhir nanti pada hari kiamat. Allah akan menghitung semua amal perbuatan
mereka dan memberikan balasan dengan karunia dan keadilan-Nya. Walaupun amal
perbuatan itu sangat kecil, tidak ada yang hilang. Allah Azza wa Jalla berfirman:

َ ‫﴾ َو َﻣ ْﻦ ﯾَ ْﻌ َﻤ ْﻞ ﻣ ِْﺜ َﻘ‬٧﴿ ‫ْﺮا ﯾَ َﺮ ُه‬


‫ﺮا ﯾَ َﺮ ُه‬ ‫ﺎل َذ ﱠر ٍة َﺷ‬ َ ‫َﻓ َﻤ ْﻦ ﯾَ ْﻌ َﻤ ْﻞ ﻣ ِْﺜ َﻘ‬
ً ‫ﺎل َذ ﱠر ٍة َﺧﯿ‬

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (debu) pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. [Al-Zalzalah/99: 7-8]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

5/7
‫ِﯿﺮ ًة َو َﻻ‬
‫ﺻﻐ َ‬ ‫ﺎل َﻫ َﺬا ْاﻟ ِﻜﺘَ ِ‬
‫ﺎب َﻻ ﯾُ َﻐﺎد ُ‬
‫ِر َ‬ ‫ِﯿﻦ ِﻣﻤﱠﺎ ﻓِﯿ ِﻪ َوﯾَ ُﻘﻮﻟُ َ‬
‫ﻮن ﯾَﺎ َوﯾْﻠَﺘَﻨَﺎ َﻣ ِ‬ ‫ِﯿﻦ ﻣ ْ‬
‫ُﺸ ِﻔﻘ َ‬ ‫ﺎب َﻓﺘَ َﺮى ْاﻟﻤ ْ‬
‫ُﺠ ِﺮﻣ َ‬ ‫ﺿ َﻊ ْاﻟ ِﻜﺘَ ُ‬
‫َو ُو ِ‬
‫ﱡﻚ أَ َﺣ ًﺪا‬ ‫ﺎﻫﺎ ۚ َو َو َﺟ ُﺪوا َﻣﺎ َﻋﻤِﻠُﻮا َﺣ ِ‬
‫ﺎﺿ ًﺮا ۗ َو َﻻ ﯾَ ْﻈﻠِ ُﻢ َرﺑ َ‬ ‫ﺼَ‬ ‫ﯿﺮ ًة إِﱠﻻ أَ ْﺣ َ‬
‫َﻛﺒِ َ‬

‫‪Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah‬‬
‫‪ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka‬‬
‫‪kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,‬‬
‫‪melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan‬‬
‫]‪ada (tertulis). Dan Rabb-mu tidak menganiaya seorang juapun.” [Al-Kahfi/18: 49‬‬

‫‪Demikian Allah Azza wa Jalla akan datang pada hari Kiamat, menghitung semua amal‬‬
‫‪perbuatan hamba-Nya, dan memberikan keputusan di antara mereka. Semua akan‬‬
‫‪mendapatkan balasan sesuai dengan amalannya. Jika manusia mendapatkan balasan‬‬
‫‪kebaikan, maka segala puji bagi Allah semata. Jika Jika manusia mendapatkan balasan‬‬
‫‪keburukan, maka dia tidak bisa menyalahkan kecuali dirinya sendiri. Semoga Allah selalu‬‬
‫‪membimbing kita di atas kebenaran, dan menjauhkan dari segala keburukan.‬‬

‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ و َﺳﻠﱠﻢ‪ ،‬و َﺷ ﱠﺮ ُ‬ ‫ْﺚ َﻛ َﻼ ُم اﷲِ‪َ ،‬و َﺧﯿ َ‬ ‫ﺻﺪ َ‬ ‫ُﻮا أَ ﱠن أَ ْ‬
‫اﻋﻠَﻤ ْ‬
‫ُﻮ ِر‬
‫اﻷﻣ ْ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ْﺮ اﻟ ُﻬﺪَى ُﻫﺪَى ﻣ َ َ‬ ‫اﻟﺤ ِﺪﯾ ِ‬
‫َق َ‬ ‫َو ْ‬
‫ﺎﻋ ِﺔ‬ ‫ْﻜ ْﻢ ﺑِ ْﺎﻟ َﺠ َﻤ َ‬
‫ﺎﻋ ِﺔ َﻓﺈِ ﱠن ﯾَ َﺪ اﷲِ َﻋﻠَﻰ َ‬
‫اﻟﺠ َﻤ َ‬ ‫ُﺤﺪَﺛَ ٍﺔ ﺑِ ْﺪ ُﻋ ٌﺔ‪َ ،‬و ُﻛ ﱠﻞ ﺑِ ْﺪ َﻋ ٍﺔ َ‬
‫ﺿ َﻼﻟَ ٌﺔ‪َ ،‬و َﻋﻠَﯿ ُ‬ ‫ُﺤﺪَﺛَﺎﺗُ َﻬﺎ‪َ ،‬و ُﻛ ﱠﻞ ﻣ ْ‬
‫‪ .‬ﻣْ‬

‫ﺎل‪ ﴿ :‬إ ﱠن ﱠ‬
‫اﷲَ َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ‬ ‫ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﷲِ َﻛ َﻤﺎ أَ َﻣ َﺮ ُﻛ ُﻢ اﷲُ ﺑِ َﺬﻟ َ‬
‫ِﻚ ﻓِﻲ ِﻛﺘَﺎﺑِ ِﻪ َﻓ َﻘ َ‬ ‫ﺎﻛ ُﻢ اﷲُ َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬ ‫ﺻﻠﱡ ْﻮا َو َﺳﻠﱢﻤ ْ‬
‫ُﻮا َر َﻋ ُ‬
‫ِ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ِﺪ ﺑ ِ‬ ‫َو َ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ‬ ‫ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿﻤﺎً ﴾ ]اﻷﺣﺰاب‪َ ، [٥٦:‬و َﻗ َ‬
‫ﺎل َ‬ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ َ‬
‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َ‬ ‫ُﺼﻠﱡ َ‬
‫ﯾَ‬
‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ ﺑِ َﻬﺎ َﻋ ْﺸ ًﺮا‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَ ﱠﻲ َ‬
‫ﺻﻼ ًة َ‬ ‫))ﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‪َ )) :‬ﻣ ْﻦ َ‬
‫‪َ .‬‬

‫اﻫ ْﯿ َﻢ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪،‬‬


‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ْﺮ ِ‬ ‫ﺻﻠﱠﯿ َ‬
‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ َ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َ‬
‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫اﻫ ْﯿ َﻢ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‪َ .‬و ْ‬
‫ار َ‬
‫ض‬ ‫ْﺮ ِ‬ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬
‫آل إِﺑ َ‬ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ َ‬
‫ْﺮ ِ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ ﺑَ َ‬
‫آل ﻣ َ‬ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ‬ ‫َوﺑَ ِ‬
‫ﺎر ْو ِق‪َ ،‬و ُﻋ ْﺜ َﻤ َ‬ ‫ْﻦ؛ أَﺑِ ْﻲ ﺑَ ْﻜ ِﺮ ﱢ‬ ‫ْﻦ اَ ْ َ‬
‫ﻷﺋِﻤ َ‬ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ ُ‬
‫اﻟﺨﻠَ َﻔﺎ ِء ﱠ‬
‫ِي اﻟﻨُ ْﻮ َرﯾ ِ‬
‫ْﻦ‪،‬‬ ‫ﺎن ذ ْ‬ ‫ْﻖ‪َ ،‬و ُﻋ َﻤ َﺮ اﻟ َﻔ ُ‬
‫اﻟﺼ ﱢﺪﯾ ِ‬ ‫ﱠﺔ اﻟ َﻤ ْﻬﺪِﯾِﯿ َ‬ ‫اﺷ ِﺪﯾ َ‬
‫اﻟﺮ ِ‬
‫ﺎن إِﻟَﻰ ﯾَ ْﻮ ِم‬ ‫ْﻦ َو َﻋ ِﻦ اﻟﺘﱠﺎﺑِ ِﻌﯿ َ‬
‫ْﻦ َو َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴ ٍ‬ ‫اﻟﺼ َﺤﺎﺑَ ِﺔ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ َ‬
‫ض اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َﻋ ِﻦ ﱠ‬
‫ار َ‬
‫ِﻲ‪َ ,‬و ْ‬ ‫ْﻦ َﻋﻠ ﱟ‬ ‫َوأَﺑِ ْﻲ َ‬
‫اﻟﺤ َﺴﻨَﯿ ِ‬
‫ِﻚ ﯾَﺎ أَ ْﻛ َﺮ َم َ‬
‫اﻷ ْﻛ َﺮ ِﻣﯿ َ‬ ‫ِﻚ َوإ ْﺣ َﺴﺎﻧ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ْﻦ‪َ ،‬و َﻋﻨﱠﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِ َﻤﻨﱢﻚ َو َﻛ َﺮﻣ ِ‬
‫‪.‬اﻟ ﱢﺪﯾ َ‬

‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ﺼ ْﺮ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ َ‬
‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ َ‬
‫ْﻦ‪ ،‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬ ‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ‬ ‫ﱠ َ‬
‫اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ‬
‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ﺼ ْﺮ إِ ْﺧ َﻮاﻧَﻨَﺎ اﻟﻤ ْ‬ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َ‬ ‫ﺼ َﺮ ِد ْﯾﻨَ َﻚ َو ِﻛﺘَﺎﺑَ َﻚ َو ُﺳﻨﱠ َﺔ ﻧَﺒِﯿ َ‬
‫ﱢﻚ ﻣ َ‬ ‫َﻣ ْﻦ ﻧَ َ‬
‫ﺎن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ُﻛ ْﻦ ﻟَﻨَﺎ َوﻟَ ُﻬ ْﻢ َﺣﺎﻓِﻈﺎً‬
‫ﺎم َوﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﻣ َﻜ ٍ‬ ‫ﺼ ْﺮ ُﻫ ْﻢ ﻓِﻲ أَ ْر ِ َ‬
‫ﺎن‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ا ْﻧ ُ‬
‫ْﻦ ﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ َﻣ َﻜ ٍ‬ ‫ُﺴﺘَ ْ‬
‫ﻀ َﻌ ِﻔﯿ َ‬
‫ض اﻟﺸ ِ‬ ‫اﻟﻤ ْ‬

‫‪6/7‬‬
‫ُﺴ ﱢﺪداً َو ُﻣ َﺆﯾﱢ ًﺪا‬
‫‪َ ،‬و ُﻣ ِﻌ ْﯿﻨًﺎ َوﻣ َ‬

‫ْﻦ‬ ‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ َوﻟِ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾﻨَﺎ َوﻟ ِْﻠﻤ ْ‬


‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ‬ ‫آﺧ َﺮهُ‪ِ ،‬ﺳ ﱠﺮ ُه َو َﻋﻠﱠﻨَ ُﻪ‪ ،‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬ ‫ِﻗ ُﻪ َو ِﺟﻠﱠ ُﻪ‪ ،‬أَ ﱠوﻟَ ُﻪ َو ِ‬
‫ِﺮ ﻟَﻨَﺎ ُذﻧُﺒَﻨَﺎ ُﻛﻠﱠ ُﻪ؛ د ﱠ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ْ‬
‫اﻏﻔ ْ‬
‫ُﺤﺒ َ‬
‫ﱡﻚ‪َ ،‬و ُﺣ ﱠﺐ‬ ‫ات‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ َﻚ ُﺣﺒ َ‬
‫ﱠﻚ‪َ ،‬و ُﺣ ﱠﺐ َﻣ ْﻦ ﯾ ِ‬ ‫ﻷ ْﺣﯿَﺎ ِء ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َو ْ َ‬
‫اﻷ ْﻣ َﻮ ِ‬ ‫ﺎت اَ ْ َ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨَ ِ‬
‫ْﻦ َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ‬
‫ﺎت َواﻟﻤ ْ‬
‫ُﺴﻠِ َﻤ ِ‬
‫َواﻟﻤ ْ‬
‫ِ‬
‫ات ﺑَ ْﯿﻨِﻨَﺎ َوأَﻟﱢ ْﻒ‬
‫ِﺢ َذ َ‬ ‫ْﻦ‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ‬
‫ﺻﻠ ْ‬ ‫اﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻫﺪَا َة ُﻣ ْﻬﺘَ ِﺪﯾ َ‬
‫ﺎن َو ْ‬
‫اﻹ ْﯾ َﻤ ِ‬
‫َ ﱠ‬ ‫َ‬ ‫اﻟ َﻌ َﻤ َﻞ اﻟﱠﺬ ْ‬
‫ِي ﯾُ َﻘ ﱢﺮﺑُﻨَﺎ إِﻟﻰ ُﺣﺒﱢﻚ‪ .‬اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ َزﯾﱢﻨﱠﺎ ﺑِ ِﺰ ْﯾﻨَ ِﺔ ِ‬
‫اﻫﺎ‪َ ،‬و َز ﱢﻛ َﻬﺎ أَ ْﻧ َﺖ‬ ‫ﺎت إِﻟَﻰ اﻟﻨﱡ ْﻮ ِر‪ .‬اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ِ‬
‫آت ﻧُ ُﻔ ْﻮ َﺳﻨَﺎ ﺗَ ْﻘ َﻮ َ‬ ‫اﻟﻈﻠُ َﻤ ِ‬
‫ِﻦ ُ‬‫اﻟﺴ َﻼ ِم‪َ ،‬وأَ ْﺧ ِﺮ ْﺟﻨَﺎ ﻣ َ‬
‫ُﻞ ﱠ‬ ‫ْﻦ ُﻗﻠُ ْﻮﺑِﻨَﺎ‪َ ،‬و ْ‬
‫اﻫ ِﺪﻧَﺎ ُﺳﺒ َ‬ ‫ﺑَﯿ َ‬

‫اب اﻟﻨﱠ ِ‬
‫ﺎر‬ ‫ﺎﻫﺎ‪ ،‬أَ ْﻧ َﺖ َوﻟِﯿﱡ َﻬﺎ َو َﻣ ْﻮ َﻻ َﻫﺎ‪َ .‬رﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ ِ‬
‫اﻵﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ َ‬ ‫ْﺮ َﻣ ْﻦ َز ﱠﻛ َ‬ ‫َ‬
‫‪.‬ﺧﯿ َ‬

‫ُﺮ ﺑ ْﺎﻟ َﻌ ْﺪ ِل َواﻹ ْﺣ َﺴﺎن َوإﯾﺘَﺎ ِء ذِي ْاﻟ ُﻘ ْﺮﺑَﻰ َوﯾَ ْﻨ َﻬﻰ َﻋ ْﻦ ْاﻟ َﻔ ْﺤ َﺸﺎ ِء َو ْاﻟﻤُﻨ َﻜﺮ َو ْاﻟﺒَ ْﻐﻲ ﯾَﻌ ُ‬
‫ِﻈ ُﻜ ْﻢ‬ ‫ﱠ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ﻋﺒﺎد اﷲ‪) ،‬إِ ﱠن اﷲَ ﯾَﺄﻣ ُ ِ‬
‫ْﻜ ْﻢ َﻛﻔ ً‬
‫ِﯿﻼ‬ ‫ِﻫﺎ َو َﻗ ْﺪ َﺟ َﻌ ْﻠﺘُ ْﻢ ﱠ‬
‫اﷲَ َﻋﻠَﯿ ُ‬ ‫ﺎن ﺑَ ْﻌ َﺪ ﺗَ ْﻮﻛِﯿﺪ َ‬ ‫ﻀﻮا َ‬
‫اﻷ ْﯾ َﻤ َ‬ ‫ﺎﻫ ْﺪﺗُ ْﻢ َوﻻ ﺗَ ُ‬
‫ﻨﻘ ُ‬ ‫ون* َوأَ ْو ُﻓﻮا ﺑ َﻌ ْﻬ ِﺪ ﱠ‬
‫اﷲِ إِ َذا َﻋ َ‬ ‫ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ َ‬
‫ِ‬
‫اﺷ ُﻜ ُﺮ ْو ُه َﻋﻠَﻰ ﻧِ َﻌ ِﻤ ِﻪ ﯾَﺰ ْد ُﻛ ْﻢ‪َ ،‬وﻟَﺬ ْ‬
‫ِﻛ ُﺮ اﷲِ‬ ‫ِ‬ ‫اﷲَ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ﺗَ ْﻔ َﻌﻠُ َ‬
‫ﻮن( ]اﻟﻨﺤﻞ‪َ ،[91-90:‬ﻓ ْﺎذ ُﻛ ُﺮ ْوا اﷲَ ﯾَ ْﺬ ُﻛ ْﺮ ُﻛ ْﻢ‪َ ،‬و ْ‬ ‫إ ﱠن ﱠ‬
‫ِ‬
‫‪.‬أَ ْﻛﺒَ ُﺮ‪َ ،‬واﷲُ ﯾَ ْﻌﻠَ ُﻢ َﻣﺎ ﺗَ ْ‬
‫ﺼﻨَﻌ ْ‬
‫ُﻮ َن‬

‫‪[Diadaptasi dari tulisan Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari di majalah As-Sunnah Edisi‬‬
‫‪05/Tahun XXI/1438H/2017M].‬‬

‫‪7/7‬‬

Anda mungkin juga menyukai