Anda di halaman 1dari 10

Pentingnya Tauhid

khotbahjumat.com/5290-pentingnya-tauhid.html

December 25, 2018

Khutbah Pertama:

1/10
‫ ﻣﻦ ﯾﻬﺪه اﷲ ﻓﻼ‬،‫إن اﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﻧﺤﻤﺪه وﻧﺴﺘﻌﯿﻨﻪ وﻧﺴﺘﻐﻔﺮه وﻧﻌﻮذ ﺑﺎﷲ ﻣﻦ ﺷﺮور أﻧﻔﺴﻨﺎ وﺳﯿﺌﺎت أﻋﻤﺎﻟﻨﺎ‬

‫ وأﺷﻬﺪ أن ﻣﺤﻤﺪ ﻋﺒﺪه‬،‫ وأﺷﻬﺪ أن ﻻ اﻟﻪ إﻻ اﷲ وﺣﺪه ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﻪ‬،‫ﻣﻀﻞ ﻟﻪ وﻣﻦ ﯾﻀﻠﻞ ﻓﻼ ﻫﺎدي ﻟﻪ‬

‫ورﺳﻮﻟﻪ‬:

‫ﯾﺎ أﯾﻬﺎ اﻟﺬﯾﻦ ءاﻣﻨﻮا اﺗﻘﻮا اﷲ ﺣﻖ ﺗﻘﺎﺗﻪ وﻻ ﺗﻤﻮﺗﻦ إﻻ وأﻧﺘﻢ ﻣﺴﻠﻤﻮن‬،

ً
‫رﺟﺎﻻ ﻛﺜﯿﺮا وﻧﺴﺎء‬ ‫وﺧﻠﻖ ﻣﻨﻬﺎ زوﺟﻬﺎ وﺑﺚ ﻣﻨﻬﻤﺎ‬،‫ﯾﺎ أﯾﻬﺎ اﻟﻨﺎس اﺗﻘﻮا رﺑﻜﻢ اﻟﺬﯾﻦ ﺧﻠﻘﻜﻢ ﻣﻦ ﻧﻔﺲ واﺣﺪة‬

‫واﺗﻘﻮا اﷲ اﻟﺬي ﺗﺴﺎﻟﻮن ﺑﻪ و اﻷرﺣﺎم إن اﷲ ﻛﺎن ﻋﻠﯿﻜﻢ رﻗﯿﺒﺎ‬،

‫ﯾﺎ أﯾﻬﺎ اﻟﺬﯾﻦ ءاﻣﻨﻮا اﺗﻘﻮا اﷲ وﻗﻮﻟﻮا ﻗﻮﻻ ﺳﺪﯾﺪا ﯾﺼﻠﺢ ﻟﻜﻢ أﻋﻤﺎﻟﻜﻢ وﯾﻐﻔﺮ ﻟﻜﻢ ذﻧﻮﺑﻜﻢ وﻣﻦ ﯾﻄﻊ اﷲ‬

‫ورﺳﻮﻟﻪ ﻓﻘﺪ ﻓﺎز ﻓﻮزاً ﻋﻈﯿﻤﺎ أﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬:

Kaum muslimin,

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Karena hanya orang


bertakwalah yang akan berhasil dan sukses dunia dan akhirat.

Ibadallah,

Sesungguhnya Allah Ta’ala lah yang menciptakan semua makhluk. Dia menetapkan
takdir untuk setiap makhluk tersebut. Dia mengurusi dan menyiapkan mereka dengan
pengurusan yang terbaik. Langit, Dia hias dan bangun dengan langit dengan begitu kuat.
Bumi Dia hamparkan dengan sempurna. Bintang-bintang menghiasi langit yang tinggi.
Gunung dijadikan sebagai pancang yang kokoh. Semua itu Dia siapkan untuk makhluk-
makhluk-Nya.

Dan Dia menciptakan jiwa, di antara jiwa itu ada yang baik dan ada pula yang buruk.
Penciptaan manusia memiliki tujuan yang besar dan hikmah yang agung. Yaitu untuk
menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Untuk
mewujudkan tujuan ini, Allah utus para rasul. Allah turunkan kitab-kitab suci. Jika seorang
hamba mengamalkan perintah-Nya, maka ia akan sukses dan bahagia selamanya. Jika
mereka berpaling, mereka akan dihukum dan menderita selamanya.

Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ﻧﺲ إِﱠﻻ ﻟِﯿَ ْﻌﺒُ ُﺪ‬


‫ون‬ ْ ْ َْ
ِ ‫َو َﻣﺎ َﺧﻠﻘ ُﺖ اﻟ ِﺠ ﱠﻦ َو‬
َ ‫اﻹ‬

2/10
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” [Quran Adz-Dzariyat: 56],

Jadi, tujuan penciptaan langit dan bumi adalah agar manusia menyembah Allah saja dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Karena itulah, para nabi dan rasul
yang Allah utus semuanya menyerukan dakwah tauhid.

‫اﺟﺘَﻨِﺒُﻮا ﱠ‬
ُ ‫اﻟﻄ‬
َ ‫ﺎﻏ‬
‫ﻮت‬ ‫اﻋﺒُ ُﺪوا ﱠ‬
ْ ‫اﷲَ َو‬ ً ‫َوﻟَ َﻘ ْﺪ ﺑَ َﻌ ْﺜﻨَﺎ ﻓِﻲ ُﻛ ﱢﻞ أُ ﱠﻣ ٍﺔ ﱠر ُﺳ‬
ْ ‫ﻮﻻ أَ ِن‬

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”.” [Quran An-Nahl: 36].

Tauhid adalah wahyu Allah kepada semua rasul. Allah Ta’ala berfirman,

ْ ‫ﻮﺣﻲ إِﻟَ ْﯿ ِﻪ أَﻧﱠ ُﻪ َﻻ إِﻟَ َﻪ إِﱠﻻ أَﻧَﺎ َﻓ‬


ِ ‫ﺎﻋﺒُ ُﺪ‬
‫ون‬ ِ ُ‫ﻮل إِﱠﻻ ﻧ‬ َ ‫َو َﻣﺎ أَ ْر َﺳ ْﻠﻨَﺎ ﻣِﻦ َﻗ ْﺒﻠ‬
ٍ ‫ِﻚ ﻣِﻦ ﱠر ُﺳ‬

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku”.” [Quran Al-Anbiya: 25].

Tauhid adalah materi utama dakwah para rasul. Hal itu dijelaskan dalam kisah-kisah
tentang mereka di dalam Alquran. Sebagaimana dalam Surat Al-A’raf. Semua rasul
memulai dakwah mereka kepada kaumnya dengan ucapan. Dimulai dari Nuh sampai
rasul-rasul setelah yang dikisah di surat tersebut.

َ ‫ْﻜ ْﻢ َﻋ َﺬ‬ ُ ‫ْﺮ ُه إﻧﱢﻲ أَ َﺧ‬


ُ ‫ﺎف َﻋﻠَﯿ‬ َ ُ َ َ‫ﱠ‬ َ ‫ﻮﺣﺎ إﻟَﻰ َﻗ ْﻮ ِﻣ ِﻪ َﻓ َﻘ‬
ْ ‫ﺎل ﯾَﺎ َﻗ ْﻮ ِم‬ ْ َ َ
‫ﯿﻢ‬
ٍ ‫اب ﯾَ ْﻮ ٍم َﻋ ِﻈ‬ ِ ُ ‫اﻋﺒُ ُﺪوا اﷲ َﻣﺎ ﻟﻜﻢ ﱢﻣ ْﻦ إِﻟ ٍﻪ َﻏﯿ‬ ِ ً ُ‫ﻟ َﻘ ْﺪ أ ْر َﺳﻠﻨَﺎ ﻧ‬

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai
kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”. Sesungguhnya
(kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar
(kiamat).” [Quran Al-A’raf: 59].

Tauhid adalah wasiat pertama untuk makhluk-makhluk-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

‫ﱡﻚ أَﱠﻻ ﺗَ ْﻌﺒُ ُﺪوا إِﱠﻻ إِﯾﱠﺎ ُه‬


َ ‫ﻀﻰ َرﺑ‬
َ ‫َو َﻗ‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.”
[Quran Al-Isra’: 23].

Karena itulah para nabi mewasiatkan anak-anak mereka dan orang-orang yang mereka
cintai. Allah Ta’ala berfirman,

3/10
ْ ‫ﯾﻦ َﻓ َﻼ ﺗَﻤُﻮﺗُ ﱠﻦ إِﱠﻻ َوأَﻧﺘُﻢ ﻣ‬
َ ‫ﱡﺴﻠِﻤ‬
‫ُﻮن‬ َ ‫اﺻ َﻄ َﻔﻰ ﻟَ ُﻜ ُﻢ اﻟ ﱢﺪ‬ ‫ِﻲ إ ﱠن ﱠ‬
ْ َ‫اﷲ‬ ُ ‫اﻫﯿ ُﻢ ﺑَﻨِﯿ ِﻪ َوﯾَ ْﻌ ُﻘ‬
ِ ‫ﻮب ﯾَﺎ ﺑَﻨ ﱠ‬ ِ ‫ْﺮ‬
َ ‫ﺻﻰ ﺑِ َﻬﺎ إِﺑ‬
‫َو َو ﱠ‬

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
(Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” [Quran Al-
Baqarah: 132]
Bahkan para nabi menanyakan masalah ini di ujung kehidupan mereka. Allah Ta’ala
berfirman,

َ ‫ون ﻣِﻦ ﺑَ ْﻌﺪِي َﻗﺎﻟُﻮا ﻧَ ْﻌﺒُ ُﺪ إﻟَ َﻬ َﻚ َوإﻟَ َﻪ آﺑَﺎﺋ‬


‫ِﻚ‬ َ ‫ﻮب ْاﻟ َﻤ ْﻮ ُت إ ْذ َﻗ‬
َ ‫ﺎل ﻟِﺒَﻨِﯿ ِﻪ َﻣﺎ ﺗَ ْﻌﺒُ ُﺪ‬ َ ‫أَ ْم ُﻛﻨﺘُ ْﻢ ُﺷ َﻬﺪَا َء إِ ْذ َﺣ‬
َ ‫ﻀ َﺮ ﯾَ ْﻌ ُﻘ‬
ِ ِ ِ
ْ ‫اﺣ ًﺪا َوﻧَ ْﺤ ُﻦ ﻟَ ُﻪ ﻣ‬
َ ‫ُﺴﻠِﻤ‬
‫ُﻮن‬ ِ ‫ﺎق إِﻟَﻬًﺎ َو‬ َ ‫ﺎﻋ‬
َ ‫ﯿﻞ َوإِ ْﺳ َﺤ‬ ِ ‫اﻫﯿ َﻢ َوإِ ْﺳ َﻤ‬
ِ ‫ْﺮ‬
َ ‫إِﺑ‬

“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata
kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab:
“Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan
Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.” [Quran
Al-Baqarah: 133]

Tauhid adalah hal yang prioritas bagi orang-orang shaleh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam memulai dakwahnya dengan sabda beliau,

ُ ‫ ﺗُ ْﻔﻠ‬،ُ‫ َﻻ إِﻟَ َﻪ إِﱠﻻ اﷲ‬:‫ﺎس ُﻗﻮﻟُﻮا‬


‫ِﺤﻮا‬ ُ ‫ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﻨﱠ‬

“Wahai sekalian manusia, ucapkanlah Laa ilaaha illallah, kalian akan mendapat
kesuksesan.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Sedangkan laranga pertama yang terdapat dalam Alquran adalah lawan dari tauhid ini,
yaitu syirik. Allah Ta’ala berfirman, yang ayat ini merupakan larangan pertama yang ada
di dalam Alquran.

‫ات ِر ْز ًﻗﺎ ﻟﱠ ُﻜ ْﻢ ۖ َﻓ َﻼ‬


ِ ‫ِﻦ اﻟﺜﱠ َﻤ َﺮ‬
َ ‫اﻟﺴ َﻤﺎ ِء َﻣﺎ ًء َﻓﺄَ ْﺧ َﺮ َج ﺑِ ِﻪ ﻣ‬
‫ِﻦ ﱠ‬ َ َ‫اﻟﺴ َﻤﺎ َء ﺑِﻨَﺎ ًء َوأ‬
َ ‫ﻧﺰ َل ﻣ‬ ً ‫ِﺮ‬
‫اﺷﺎ َو ﱠ‬ َ ْ ‫اﻟﱠﺬِي َﺟ َﻌ َﻞ ﻟَ ُﻜ ُﻢ‬
َ ‫اﻷ ْر‬
َ‫ض ﻓ‬
َ ‫ﺗَ ْﺠ َﻌﻠُﻮا ِﱠﷲِ أَﻧﺪَا ًدا َوأَﻧﺘُ ْﻢ ﺗَ ْﻌﻠَﻤ‬
‫ُﻮن‬

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan
Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-
sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” [Quran Al-Baqarah: 22].

4/10
Dan tauhid juga merupakan hal yang terakhir dalam kehidupan orang-orang yang
beriman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ﻻ اﷲﱠ‬
‫ﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠ‬ ُ ‫َﱢ‬
ِ ِ َ ‫ﻟﻘﻨُﻮا َﻣ ْﻮﺗَﺎﻛ ْﻢ‬

“Ingatkanlah (talqinkanlah) pada orang yang akan meninggal dunia di antara kalian
dengan kalimat laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah).”
(HR. Muslim)

Tauhid adalah prioritas utama. Inilah syiar yang diajarkan teladan kita, Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Agar orang-orang mengikuti sunnah para rasul. Dalam
Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada Muadz bin Jabal yang beliau utus ke
Yaman,

‫ﻮل ﱠ‬
ُ ‫ﻜﻦ أَ ﱠو ُل َﻣﺎ ﺗَ ْﺪﻋ ُﻮ ُﻫ ْﻢ إﻟَﯿ ِﻪ َﺷ َﻬﺎ َد َة أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲﱠُ َوأَﻧﱢﻲ َر ُﺳ‬
ْ َ‫ﺎب َﻓ ْﻠﯿ‬ َ ْ ‫إﻧﱠ َﻚ ﺗَ ْﺄﺗِﻲ َﻗ ْﻮ ًﻣﺎ ﻣ‬
ِ‫اﷲ‬ ِ ِ ِ ِ َ‫ِﻦ أ ْﻫ ِﻞ ْاﻟ ِﻜﺘ‬ ِ

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi orang-orang ahli kitab, maka hendaklah


perkara pertama yang engkau dakwahkan ialah syahadat lailaha illallah (agar mereka
bersaksi, bahwa tidak ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah) dan sesungguhnya saya
adalah Rasulullah.”

Mengamalkan tauhid adalah sifat ibadurrahman. Seperti yang Allah sebutkan dalam surat
Al-Furqon. Allah Ta’ala berfirman,

‫ﻮن َﻣ َﻊ ﱠ‬
َ ‫اﷲِ إِﻟَﻬًﺎ‬
‫آﺧ َﺮ‬ َ ‫َواﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ َﻻ ﯾَ ْﺪ ُﻋ‬

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah.” [Quran Al-
Fueqon: 68].

Dengan pemahaman yang lebih luas, tauhid adalah Alquran itu sendiri. Ia sebagai furqon.
Pembeda antara tauhid dan syirik.

Ibadallah,

Sesungguhnya istiqomah di atas tauhid adalah sebab memperoleh keamanan dan


hidayah di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َ ‫اﻷ ْﻣ ُﻦ َو ُﻫﻢ ﱡﻣ ْﻬﺘَ ُﺪ‬


‫ون‬ َ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َوﻟَ ْﻢ ﯾَ ْﻠﺒِ ُﺴﻮا إﯾ َﻤﺎﻧَﻬُﻢ ﺑِ ُﻈ ْﻠﻢ أُوﻟَﺌ‬
َ ْ ‫ِﻚ ﻟَ ُﻬ ُﻢ‬ َ ‫اﻟﱠﺬ‬
ٍ ِ

5/10
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Quran Al-An’am: 82].

Yaitu yang tidak mencampur-adukkan keimanan mereka dengan kesyirikan. Siapa yang
merealisasikan tauhid dan melakukan hal-hal yang dapat menyempurnakannya, ia akan
mendapatkan keamanan yang sempurna dan hidayah yang sempurna pula di dunia dan
akhirat. Siapa yang kurang dalam merealisasikan tauhid, maka kurang pula keamanan
dan hidayah sekadar kekurangan yang dia lakukan.

Allah Azza wa Jalla telah berjanji kepada hamba-hamba-Nya yang bertauhid sebagai
penguasa di muka bumi. Yang menyebabkan mereka berkuasa dan teguh di muka bumi
karena mengamalkan tauhid. Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ﻒ اﻟﱠﺬ‬
َ َ‫اﺳﺘَ ْﺨﻠ‬ َْ ‫ِﻨﻜ ْﻢ َو َﻋﻤِﻠُﻮا ﱠ‬ َ ‫َو َﻋ َﺪ اﷲﱠُ اﻟﱠﺬ‬
ُ ‫ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا ﻣ‬
ِ ‫ِﯾﻦ ﻣِﻦ َﻗ ْﺒﻠ‬
‫ِﻬ ْﻢ‬ ِ ‫ﺎت ﻟَﯿَ ْﺴﺘَ ْﺨﻠِ َﻔﻨﱠ ُﻬ ْﻢ ﻓِﻲ اﻷ ْر‬
ْ ‫ض َﻛ َﻤﺎ‬ ِ ‫ِﺤ‬
َ ‫اﻟﺼﺎﻟ‬
‫ﻮن ﺑِﻲ َﺷ ْﯿﺌًﺎ ۚ َو َﻣﻦ‬ ْ ‫ِﻬ ْﻢ أَ ْﻣﻨًﺎ ۚ ﯾَ ْﻌﺒُ ُﺪوﻧَﻨِﻲ َﻻ ﯾ‬
َ ‫ُﺸ ِﺮ ُﻛ‬ ِ ‫ﻀﻰ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َوﻟَﯿُﺒَ ﱢﺪﻟَﻨﱠﻬُﻢ ﱢﻣﻦ ﺑَ ْﻌ ِﺪ َﺧ ْﻮﻓ‬ ْ ‫َوﻟَﯿُ َﻤ ﱢﻜﻨَ ﱠﻦ ﻟَ ُﻬ ْﻢ دِﯾﻨَ ُﻬ ُﻢ اﻟﱠﺬِي‬
َ َ‫ارﺗ‬
َ ‫ﺎﺳ ُﻘ‬
‫ﻮن‬ َ ‫ِﻚ َﻓﺄُوﻟَﺌ‬
ِ ‫ِﻚ ُﻫ ُﻢ ْاﻟ َﻔ‬ َ ‫َﻛ َﻔ َﺮ ﺑَ ْﻌ َﺪ َذﻟ‬

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-
Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [Quran An-
Nur: 55]

Syarat yang Allah berikan agar seseorang mendapat keamanan dan berkuasa adalah
“menyembah-Ku”. Apabila ini dilakukan, maka akan terwujudlah apa yang Allah janjikan.
Usaha apapun yang dilakukan manusia untuk berkuasa di muka bumi dan mengusir
musuh-musuh dari negeri kaum muslimin, tanpa ada usaha untuk menyebarkan tauhid di
tengah manusia adalah usaha yang gagal. Karena janji Allah ketentuannya demikian.
Dan Allah Maha menepati janji. Tidak akan baik keadaan umat akhir zaman ini kecuali
dengan hal-hal yang memperbaiki generasi awal mereka.

Ibadallah,

Sesungguhnya kebanyakan masyarakat dalam keadaan tidak tahu yang terus-menerus.


Apabila disebut tentang tauhid mereka kesal. Apabila ditanyakan kepada mereka tentang
tauhid mereka menentangnya. Ini adalah sifat orang-orang kafir. Dan akhlak tercela
orang-orang fajir. Allah Ta’ala berfirman,

6/10
َ ‫ِﺮ اﻟﱠﺬ‬
ِ ‫ِﯾﻦ ﻣِﻦ ُدوﻧِ ِﻪ إِ َذا ُﻫ ْﻢ ﯾَ ْﺴﺘَﺒ‬
َ ‫ْﺸ ُﺮ‬
‫ون‬ َ ‫ﻮن ﺑِ ْﺎﻵ ِﺧ َﺮ ِة ۖ َوإِ َذا ُذﻛ‬
َ ُ‫ُﺆ ِﻣﻨ‬ َ ‫ﻮب اﻟﱠﺬ‬
ْ ‫ِﯾﻦ َﻻ ﯾ‬ ُ ُ‫اﺷ َﻤﺄَ ﱠز ْت ُﻗﻠ‬
ْ ‫ِﺮ اﷲﱠُ َو ْﺣ َﺪ ُه‬
َ ‫َوإِ َذا ُذﻛ‬

“Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah
yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” [Quran Az-Zumar: 45].

Jika kesal disebut tentang tauhid adalah akhlaknya orang-orang kafir dan fajir, sebaliknya
sifat orang-orang yang beriman adalah senang dan lapang dadanya tatkala mendengar
permasalahan-permasalahan tauhid.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan jangan sampai kaum muslimin terjatuh
pada pembatal tauhid yaitu syirik. Siapa yang masih nekat melakukannya, ia akan jatuh
pada kerugian yang hakiki. Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ِﻦ أَ ْﺷ َﺮ ْﻛ َﺖ ﻟَﯿَ ْﺤﺒَ َﻄ ﱠﻦ َﻋ َﻤﻠُ َﻚ َوﻟَﺘَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ﻣ‬


ِ ‫ِﻦ ْاﻟ َﺨ‬ ْ ‫ِﻚ ﻟَﺌ‬ َ ‫ْﻚ َوإِﻟَﻰ اﻟﱠﺬ‬
َ ‫ِﯾﻦ ﻣِﻦ َﻗ ْﺒﻠ‬ َ ‫وﺣ َﻲ إﻟَﯿ‬ُ َ
َ ‫ﺎﺳ ِﺮ‬
‫ﯾﻦ‬ ِ ِ ‫َوﻟ َﻘ ْﺪ أ‬

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang


sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” [Quran Az-Zumar: 65].

‫ﺑﺎرك اﷲ ﻟﻲ وﻟﻜﻢ ﻓﻲ اﻟﻘﺮان واﻟﺴﻨﺔ وﻧﻔﻌﻨﻲ وإﯾﺎﻛﻢ ﺑﻤﺎ ﻓﯿﻬﻤﺎ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ واﻟﺤﻜﻤﺔ أﻗﻮل ﻣﺎ ﺗﺴﻤﻌﻮن‬

‫ ﻣﻦ ﻛﻞ ذﻧﺐ ﻓﺎﺳﺘﻐﻔﺮوه اﻧﻪ ﻫﻮ اﻟﻐﻔﻮر اﻟﺮﺣﯿﻢ‬،‫…واﺳﺘﻐﻔﺮ اﷲ ﻟﻲ وﻟﻜﻢ وﻟﺴﺎﺋﺮ اﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ‬.

Khutbah Kedua:

‫اﻟﺤﻤﺪ ﷲ وﻛﻔﻰ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ ﻧﺒﯿﻪ اﻟﻤﺼﻄﻔﻰ وﻋﻠﻰ اﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ وﻣﻦ ﻋﻠﻰ ﻧﻬﺠﻪ اﻗﺘﻔﻰ‬.

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Berpegang teguhlah dengan tali
Allah yang kuat yaitu Islam. Ketauhilah tidak ada yang bisa menyelamatkan seseorang
dari neraka kecuali takwa.

Kaum muslimin,

Di antara syubhat setan dalam permasalahan tauhid adalah mereka menggoda orang-
orang sehingga mengatakan, “Mengapa mengulang-ulang membahas tauhid? Tauhid itu
sudah kita pahami.”

7/10
Serupa dengan ini, orang-orang yang mengatakan, “Mengapa harus perhatian dengan
tauhid? Orang-orang kan sudah bertauhid. Mereka mengesakan Allah dan tidak
menyekutukannya dengan sesuatu apapun. Mereka itu sekarang bergelimang dengan
kemaksiatan. Ini yang lebih urgen untuk dihadapi.” Kita ucapkan “Subhanallah, Allahu
Akbar.” Padahal Nabi Ibrahim ‘alaihissalam saja khawatir kalau diri beliau jatuh ke dalam
kesyirikan. Apakah kita pantas merasa aman?!

‫ﺻﻨَﺎ َم‬ َ ْ ‫ِﻲ أَن ﻧﱠ ْﻌﺒُ َﺪ‬


ْ ‫اﻷ‬ ْ ‫اﺟ َﻌ ْﻞ َﻫ َﺬا ْاﻟﺒَﻠَ َﺪ آ ِﻣﻨًﺎ َو‬
‫اﺟﻨُ ْﺒﻨِﻲ َوﺑَﻨ ﱠ‬ ْ ‫اﻫﯿ ُﻢ َر ﱢب‬
ِ ‫ْﺮ‬ َ ‫َوإ ْذ َﻗ‬
َ ‫ﺎل إِﺑ‬ ِ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.” [Quran Ibrahim: 35].

Bagaimana bisa seseorang merasa cukup dari tauhid? Sementara Alquran itu semuanya
adalah tauhid. Apakah seseorang itu merasa cukup dari kitab Allah?

Bagaimana bisa seseorang merasa cukup dari tauhid? Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam berdakwah selama 13 tahun materi dakwahnya hanya tauhid. Baru setelah di
Madinah materi dakwah beliau bertambah. Selain tauhid ada juga materi yang lain.
Sebelum wafat, beliau pun mewasiatkan para sahabatnya dengan tauhid. Apakah
sahabat tidak paham tauhid sampai harus diwasiati dengan tauhid?

Dari Jundub bin Abdullah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

‫ْﺮأُ إﻟَﻰ ﱠ‬
‫اﷲِ أَ ْن‬ َ ُ ُ َ ‫ْﻞ أَ ْن ﯾَﻤ‬
َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻗﺒ‬ َ ‫َب َﻗ‬
َ ‫ﺎل َﺳ ِﻤ ْﻌ ُﺖ اﻟﻨﱠﺒِ ﱠﻲ‬
ِ َ ‫ﺲ َو ُﻫ َﻮ ﯾَﻘﻮل إِﻧﱢﻲ أﺑ‬
ٍ ‫ُﻮت ﺑِ َﺨ ْﻤ‬ ٍ ‫َﻋ ْﻦ ُﺟ ْﻨﺪ‬
‫ِﻦ أُ ﱠﻣﺘِﻲ‬
ْ ‫ِﯿﻼ َوﻟَ ْﻮ ُﻛ ْﻨ ُﺖ ﻣُﺘﱠ ِﺨ ًﺬا ﻣ‬
ً ‫اﻫﯿ َﻢ َﺧﻠ‬ َ ‫ِﯿﻼ َﻛ َﻤﺎ اﺗﱠ َﺨ َﺬ إِﺑ‬
ِ ‫ْﺮ‬ ‫ِﯿﻞ َﻓﺈ ﱠن ﱠ‬
ً ‫اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َﻗ ْﺪ اﺗﱠ َﺨ َﺬﻧِﻲ َﺧﻠ‬ ٌ ُ َ ‫ﯾَ ُﻜ‬
ِ ‫ﻮن ﻟِﻲ ِﻣ ْﻨﻜ ْﻢ َﺧﻠ‬
‫ﺎﺟ َﺪ أَ َﻻ َﻓ َﻼ‬
ِ ‫ﯿﻬ ْﻢ َﻣ َﺴ‬
ِ ‫ِﺤ‬
ِ ‫ﺻﺎﻟ‬ َ َ ‫ون ُﻗﺒ‬
ِ ‫ُﻮر أ ْﻧﺒِﯿَﺎﺋ‬
َ ‫ِﻬ ْﻢ َو‬ َ ‫ﺎن َﻗﺒْﻠَ ُﻜ ْﻢ َﻛﺎﻧُﻮا ﯾَﺘﱠ ِﺨ ُﺬ‬
َ ‫ِﯿﻼ أَ َﻻ َوإِ ﱠن َﻣ ْﻦ َﻛ‬
ً ‫ِﯿﻼ َﻻﺗﱠ َﺨ ْﺬ ُت أَﺑَﺎ ﺑَ ْﻜ ٍﺮ َﺧﻠ‬
ً ‫َﺧﻠ‬
ُ ‫ﺎﺟ َﺪ إﻧﱢﻲ أَ ْﻧ َﻬ‬
َ ‫ﺎﻛ ْﻢ َﻋ ْﻦ َذﻟ‬
‫ِﻚ‬ َ ‫ﺗَﺘﱠ ِﺨ ُﺬوا ْاﻟ ُﻘﺒ‬
ِ ِ ‫ُﻮر َﻣ َﺴ‬

Dari Jundab, dia berkata: Lima hari sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, aku
mendengar beliau bersabda: “Aku berlepas diri kepada Allah bahwa aku memiliki kekasih
di antara kamu. Karena sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasihNya
sebagaimana Dia telah menjadikan Ibrahim menjadi kekasihNya (QS. 4:125-pen). Jika
aku menjadikan kekasih di antara umatku, pastilah aku telah menjadikan Abu Bakar
sebagai kekasih. Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dahulu telah
menjadikan kubur-kubur Nabi-Nabi mereka dan orang-orang sholih mereka sebagai
masjid-masjid! Ingatlah, maka janganlah kamu menjadikan kubur-kubur sebagai masjid-
masjid, sesungguhnya aku melarang kamu dari hal itu!” (HR. Muslim).

8/10
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir terhadap para sahabatnya. Lalu apakah kita
merasa aman terhadap diri kita dan orang-orang di sekitar kita? Rasulullah sendiri di
saat-saat terakhir kehidupan beliau, beliau menasihati para sahabatnya tentang tauhid.
Renungkanlah! Seseorang yang hendak berpiasah dengan dunia dan orang-orang yang
ia cintai serta sahabat-sahabatnya berada di sekitarnya, kira-kira apa yang akan ia
katakan? Tidak diragukan lagi, ia akan berwasiat hal yang terpenting.

‫ِﯿﺼ ًﺔ ﻟَ ُﻪ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻃﻔ‬


َ ‫ِﻖ ﯾَ ْﻄ َﺮ ُح َﺧﻤ‬ ‫ﻮل ﱠ‬
َ ِ‫اﷲ‬ ِ ‫ﱠﺎس َﻗ َﺎﻻ ﻟَﻤﱠﺎ ﻧَ َﺰ َل ﺑِ َﺮ ُﺳ‬ ‫ِﺸ َﺔ َو َﻋ ْﺒ َﺪ ﱠ‬
َ ‫اﷲِ ﺑ‬
ٍ ‫ْﻦ َﻋﺒ‬ َ ‫أَ ﱠن َﻋﺎﺋ‬

َ ‫ﺎرى اﺗﱠ َﺨ ُﺬوا ُﻗﺒ‬


‫ُﻮر‬ َ‫ﺼ‬ ‫ِﻚ ﻟَ ْﻌﻨَ ُﺔ ﱠ‬
َ ‫اﷲِ َﻋﻠَﻰ ْاﻟﯿَﻬُﻮ ِد َواﻟﻨﱠ‬ َ ‫ﺎل َو ُﻫ َﻮ َﻛ َﺬﻟ‬
َ ‫اﻏﺘَ ﱠﻢ ﺑِ َﻬﺎ َﻛ َﺸ َﻔ َﻬﺎ َﻋ ْﻦ َو ْﺟ ِﻬ ِﻪ َﻓ َﻘ‬
ْ ‫َﻋﻠَﻰ َو ْﺟ ِﻬ ِﻪ َﻓﺈِ َذا‬

َ ‫ُﺤ ﱢﺬ ُر َﻣﺎ‬ َ
‫ﺻﻨَﻌُﻮا‬ َ ‫ﺎﺟ َﺪ ﯾ‬ ِ ‫أ ْﻧﺒِﯿَﺎﺋ‬
ِ ‫ِﻬ ْﻢ َﻣ َﺴ‬

Dari ‘Aisyah dan Abdullah bin Abbas –semoga Allah meridhoi mereka- mengatakan:
“Ketika kematian datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau mulai
meletakkan kain wol bergaris-garis pada wajah beliau, sewaktu beliau susah bernafas
karenanya, beliau membukanya dari wajahnya, ketika dalam keadaan demikian, lalu
beliau mengatakan: “Laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan Nashoro, mereka
menjadikan kubur-kubur Nabi-Nabi mereka sebagai masjid-masjid”. Beliau
memperingatkan apa yang telah mereka lakukan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibadallah,

Perhatian terhadap permasalahan tauhid dan tidak menyepelakannya merupakan


kewajiban. Kita dorong dan motivasi kaum muslimin untuk mengamalkannya. Terutama di
zaman kita sekarang ini. Dimana agama begitu mudah tergadai. Agama mudah dijual
demi dunia yang sedikit. Demi kekuasaan. Demi rupiah. Dan hal-hal lainnya. Semoga
Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dalam agamanya dan mewafatkan kita dalam
keadaan Islam.

.‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬


ِ ‫ْﺮ‬ ِ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ ِ ‫ْﺮ‬ َ ‫ﺻﻠﱠﯿ‬
َ ‫ْﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬ َ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ‬ ِ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ‬
َ ‫آل ﻣ‬ َ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬
َ ‫ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺣ ِﻤ ْﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠ ْﯿ ٌﺪ‬،‫اﻫ ْﯿ َﻢ‬
ِ ‫ْﺮ‬ ِ ‫اﻫ ْﯿ َﻢ َو َﻋﻠَﻰ‬
َ ‫آل إِﺑ‬ َ ‫ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ إِﺑ‬
ِ ‫ْﺮ‬ َ َ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ ﺑ‬
َ ‫آل ﻣ‬ َ ‫ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ‬
ِ ‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ‬ ِ َ‫ َوﺑ‬.

ٌ ‫ إِﻧﱠ َﻚ َﺳ ِﻤﯿ‬،‫ات‬
ٌ ‫ْﻊ َﻗ ِﺮﯾ‬
‫ْﺐ‬ َ ‫ﻷ ْﺣﯿَﺎ ِء ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ َو ْا‬
ِ ‫ﻷ ْﻣ َﻮ‬ َ ‫ﺎت ْا‬ ْ ‫ْﻦ َو ْاﻟﻤ‬
ِ َ‫ُﺆ ِﻣﻨ‬ ْ ‫ َو ْاﻟﻤ‬،‫ﺎت‬
َ ‫ُﺆ ِﻣﻨِﯿ‬ ْ ‫ْﻦ َو ْاﻟﻤ‬
ِ ‫ُﺴﻠِ َﻤ‬ ْ ‫ِﺮ ﻟ ِْﻠﻤ‬
َ ‫ُﺴﻠِ ِﻤﯿ‬ ْ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ‬
ْ ‫اﻏﻔ‬
ِ ‫ْﺐ اﻟ ﱠﺪ َﻋ َﻮ‬
‫ات‬ ُ ‫ُﺠﯿ‬
ِ ‫ﻣ‬.

ُ ‫ِﻦ ﻟَ ُﺪ ْﻧ َﻚ َر ْﺣ َﻤ ًﺔ ۚ إِﻧﱠ َﻚ أَ ْﻧ َﺖ ْاﻟ َﻮ ﱠﻫ‬


ُ ‫ َرﺑﱠﻨَﺎ إِﻧﱠ َﻚ َﺟﺎﻣ‬.‫ﺎب‬
ِ ‫ِﻊ اﻟﻨﱠ‬
‫ﺎس ﻟِﯿَ ْﻮ ٍم‬ ْ ‫َرﺑﱠﻨَﺎ َﻻ ﺗُ ِﺰ ْغ ُﻗﻠُﻮﺑَﻨَﺎ ﺑَ ْﻌ َﺪ إِ ْذ َﻫ َﺪ ْﯾﺘَﻨَﺎ َو َﻫ ْﺐ ﻟَﻨَﺎ ﻣ‬

‫ِﻒ ْاﻟﻤِﯿ َﻌﺎ َد‬ ُ ‫ُﺨﻠ‬


ْ ‫اﷲَ َﻻ ﯾ‬ ‫ْﺐ ﻓِﯿ ِﻪ ۚ إ ﱠن ﱠ‬ َ ‫َﻻ َرﯾ‬
ِ

9/10
‫اﺟﺘِﻨَﺎﺑَ ُﻪ‪َ .‬رﺑﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َوﻓِﻲ‬
‫ار ُز ْﻗﻨَﺎ ْ‬ ‫ﺎﻋ ُﻪ‪َ ،‬وأَ ِرﻧَﺎ ْاﻟﺒَ ِ‬
‫ﺎﻃ َﻞ ﺑﺎَ ِﻃ ً‬
‫ﻼ َو ْ‬ ‫اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ِرﻧَﺎ ْاﻟ َﺤ ﱠﻖ َﺣ ‪‬ﻘﺎ َو ْ‬
‫ار ُز ْﻗﻨَﺎ اﺗﱢﺒَ َ‬
‫اﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ﻟ ِْﻠﻤُﺘﱠﻘ َ‬
‫ِﯿﻦ إِ َﻣﺎ ًﻣﺎ‪.‬‬ ‫اﺟﻨَﺎ َو ُذ ﱢرﯾﱠﺎﺗِﻨَﺎ ُﻗ ﱠﺮ َة أَ ْﻋﯿ ٍ‬
‫ُﻦ َو ْ‬ ‫اب اﻟﻨﱠﺎر‪َ .‬رﺑﱠﻨَﺎ َﻫ ْﺐ ﻟَﻨَﺎ ﻣ ْ َ‬
‫ِﻦ أ ْز َو ِ‬ ‫ِ‬ ‫اﻵﺧ َﺮ ِة َﺣ َﺴﻨَ ًﺔ َو ِﻗﻨَﺎ َﻋ َﺬ َ‬
‫ِ‬
‫ْﻦ َو ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ‬
‫ْﻦ‬ ‫ﻼ ٌم َﻋﻠَﻰ ْاﻟﻤ ْ‬
‫ُﺮ َﺳﻠِﯿ َ‬ ‫ﺼ ُﻔ ْﻮ َن‪َ ،‬و َﺳ َ‬ ‫ﱢﻚ َر ﱢب ْاﻟﻌ ﱠ‬
‫ِﺰ ِة َﻋﻤﱠﺎ ﯾَ ِ‬ ‫ﺎن َرﺑ َ‬
‫ْﺤ َ‬
‫‪.‬ﺳﺒ َ‬
‫ُ‬

‫اﻟﺼ َ‬
‫ﻼ َة‬ ‫ِﻢ ﱠ‬ ‫ﱠ َ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَﻰ ﻣ َ‬
‫ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو َ‬
‫ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ‪َ .‬وأﻗ ِ‬ ‫َو َ‬

‫‪Oleh tim KhotbahJumat.com‬‬


‫‪Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪10/10‬‬

Anda mungkin juga menyukai