Anda di halaman 1dari 9

Khutbah Masjid Nabawi: Beribadah Kepada Allah

dengan Nama dan Sifat-Nya


khotbahjumat.com/5056-khutbah-masjid-nabawi-beribadah-kepada-allah-dengan-nama-dan-sifat-nya.html

May 14, 2018

Khutbah Pertama:

ُ ‫ وأﺷﻬ ُﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲُ وﺣﺪَه ﻻ ﺷﺮﯾﻚ ﻟﻪ ﻓﻲ اﻵﺧﺮة‬،‫اﻟﺤﻤ ُﺪ ﷲِ اﻟﻌﻠﻲ اﻷﻋﻠَﻰ‬


‫ وأﺷﻬ ُﺪ أن ﻧﺒﯿﱠﻨﺎ‬،‫واﻷوﻟﻰ‬ ‫ﱢ‬
‫وﺑﺎرك ﻋﻠﯿﻪ وﻋﻠﻰ آﻟِﻪ‬ ‫ﱢ ﱢ‬ ُ َ ‫ﻣﺤﻤ ًﺪا ﻋﺒ ُﺪه ورﺳﻮﻟُﻪ ﱡ‬
ِ ‫ اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ‬،‫ واﻟﺮﺳﻮل اﻟﻤُﺠﺘﺒَﻰ‬،‫اﻟﻨﺒﻲ اﻟﻤُﺼﻄﻔﻰ‬
‫اﻟﻌﻠﻢ واﻟﺘﱠﻘ َﻮى‬
ِ ‫أﻫﻞ‬ ِ ‫وأﺻﺤﺎﺑ ِﻪ‬.

‫ ﻓﯿﺎ أﯾﻬﺎ اﻟﻤُﺴﻠﻤﻮن‬.. ‫أﻣﺎ ﺑﻌ ُﺪ‬:

ُ ‫ِﻦ َﺣﯿ‬
‫ْﺚ َﻻ‬ ‫ ﴿ َو َﻣ ْﻦ ﯾَﺘﱠﻖ ﱠ‬،- ‫ﺟﻞ وﻋﻼ‬
ْ ‫( َوﯾَ ْﺮ ُز ْﻗ ُﻪ ﻣ‬2) ‫اﷲَ ﯾَ ْﺠ َﻌ ْﻞ ﻟَ ُﻪ َﻣ ْﺨ َﺮ ًﺟﺎ‬ ِ
‫وﻧﻔﺴﻲ ﺑﺘﻘﻮى اﷲ – ﱠ‬ ِ ً‫أ‬
ِ ‫وﺻﯿﻜﻢ‬
‫]ﯾَ ْﺤﺘَ ِﺴ ُﺐ َو َﻣ ْﻦ ﯾَﺘَ َﻮ ﱠﻛ ْﻞ َﻋﻠَﻰ ﱠ‬.
3 ،2 :‫اﷲِ َﻓ ُﻬ َﻮ َﺣ ْﺴﺒُ ُﻪ﴾ ]اﻟﻄﻼق‬

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
[Quran Ath-Thalaq: 2-3].

1/9
Umat Islam,

Iman dengan nama-nama Allah yang baik dan sifat-sifat yang tinggi merupakan salah
satu bentuk tauhid. Iman kepada nama dan sifat Allah merupakan konsekuensi keimanan
kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Mengetahui, mengenalnya, dan beribadah kepada Allah Jalla
wa ‘Ala dengannya merupakan kedudukan yang tinggi dan besar.

Seorang yang beriman, mereka menetapkan untuk Allah sesuai dengan yang Allah
kabarkan tentang diri-Nya. Dan juga apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam tentang beliau. Kabar tentang nama-nama-Nya yang Maha Baik dan sifat-sifat-
Nya yang Maha Tinggi. Seorang mukmin mengimani hal ini tanpa menyerupakan sifat-
sfat Allah dengan sifat makhluk. Tanpa membagaimanakannya. Dan tanpa menolaknya.

Seorang yang beriman juga menyucikan Allah Jalla wa ‘Ala. Menyucikannya dari
kekurangan dan aib. Menafikan apa yang Dia nafikan dan Rasul-Nya nafikan. Menafikan
termasuk bentuk menyempurnakan sifat Allah. Karena penafian sifat yang kurang artinya
menetapkan sifat-sifat yang sempurna saja yang hanya layak untuk Allah Ta’ala.

Dalam firman-Nya, Allah Ta’ala menyatakan,

ُ ‫﴾ﻻ ﯾَ ْﻌ ُﺰ ُب َﻋ ْﻨ ُﻪ ﻣ ِْﺜ َﻘ‬


﴿ٍ‫ﺎل َذ ﱠرة‬ َ

“Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrah pun.” [Quran Saba: 3].

Kita beriman dan menetapkan kesempurnaan ilmu Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

ٍ ‫ِﻦ ﻟُ ُﻐ‬
﴿‫ﻮب‬ ْ ‫﴾ َو َﻣﺎ َﻣ ﱠﺴﻨَﺎ ﻣ‬

“Dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan.” [Quran Qaf: 38].

Dan ayat ini juga kita imani. Kita imani dan tetapkan kesempurnaan qudrah (kemampuan)
Allah.

Kita beriman sesuai dengan apa yang disampaikan nash-nash syar’i. Tanpa
memalingkan maknanya dan membagai-manakannya. Tanpa menyerupakan dan
memisalkan. Tidak ada yang serupa dengan-Nya. Baik dalam nama ataupun sifat-Nya.
Allah sempurna secara mutlak dalam nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-Nya.

﴿‫ﯿﺮ‬
ُ ‫ﺼ‬ِ َ‫ِﯿﻊ ْاﻟﺒ‬ ‫ْﺲ َﻛﻤ ِْﺜﻠِ ِﻪ َﺷ ْﻲ ٌء َو ُﻫ َﻮ ﱠ‬
ُ ‫اﻟﺴﻤ‬ َ ‫﴾ﻟَﯿ‬

2/9
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan
Melihat.” [Quran Asy-Syura: 11].

Ibnu Abdul Bar rahimahullah mengatakan, “Ahlussunnah sepakat menetapkan sifat-sifat


yang diriwayatkan dalam Alquran al-Karim dan sunnah. Mengimaninya. Apa yang
disebutkan tentang sifat-sifat-Nya adalah sesuatu yang hakiki bukan majaz. Akan tetapi,
Ahlussunnah tidak membagai-manakannya. Dan tidak membatasi sifa-Nya dengan
batasan tertentu.”

Imam Malik rahimahullah pernah ditanya tentang firman Allah:

﴿‫اﺳﺘَ َﻮى‬
ْ ‫ش‬ِ ‫﴾اﻟﺮ ْﺣ َﻤ ُﻦ َﻋﻠَﻰ ْاﻟ َﻌ ْﺮ‬
‫ﱠ‬

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy.” [Quran Tha-ha: 5].

Beliau ditanya, “Bagaiman Dia beristiwa?” Imam Malik menjawab, “Istiwa sudah diketahui
maknanya (dalam bahasa Arab). Tata caranya tidak diketahui. Mengimaninya adalah
kewajiban. Sementara bertanya tentangnya adalah bid’ah.”

Nama-nama Allah Jalla wa ‘Ala adalah Maha Baik. Dan sifat-sifat-Nya adalah Maha
Tinggi. Meyakini ini merupakan prinsip dalam beribadah kepada-Nya dengan cara yang
sepantasnya. Karena menyucikannya dari kekurangan. Memuji dan menyanjung-Nya.
Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,

َ ْ ِ‫﴾ َوِﱠﷲ‬
﴿‫اﻷ ْﺳ َﻤﺎ ُء ْاﻟ ُﺤ ْﺴﻨَﻰ َﻓﺎ ْد ُﻋﻮ ُه ﺑِ َﻬﺎ‬

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu.” [Quran Al-A’raf: 180].

Doa dalam ayat ini mencakup dua bentuk doa. Doa ibadah dan doa masalah. Kita berdoa
di setiap apa yang kita kehendaki dengan menyebut nama-nama-Nya yang sesuai
dengan permintaan kita. Misalnya: Ya Allah ampunilah dan sayangilah aku, karena
sesungguhnya engkau al-Ghafur (Maha Pengampun) dan ar-Rahim (Maha Penyayang).
Terimalah taubatku wahai Tawwab (Penerima taubat). Berilah aku rezeki wahai ar-
Razzaq (Maha Pemberi rezeki). Dll.

Ayyuhal muslimun,

Di antara nama Allah Jalla wa ‘Ala adalah ash-Shamad.

﴿4 -1 :‫( َوﻟَ ْﻢ ﯾَ ُﻜ ْﻦ ﻟَ ُﻪ ُﻛ ُﻔ ًﻮا أَ َﺣ ٌﺪ﴾ ]اﻹﺧﻼص‬3) ‫( ﻟَ ْﻢ ﯾَﻠِ ْﺪ َوﻟَ ْﻢ ﯾُﻮﻟَ ْﺪ‬2) ‫اﻟﺼ َﻤ ُﺪ‬
‫( اﷲﱠُ ﱠ‬1) ‫]ﻗ ْﻞ ُﻫ َﻮ اﷲﱠُ أَ َﺣ ٌﺪ‬.
ُ

3/9
Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-
Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia”. [Quran Al-Ikhlas: 4].

Ayyuhal muslim,

Apabila ada memiliki banyak keperluan. Engkau diserbu berbagai pembicaraan. Segala
kegundaah datang menghadapmu. Saat itu hadapkanlah diri kepada al-Ahad ash-
Shamad. Maksudnya adalah ketika Anda dalam keadaan lapang maupun sempit, Allah
tetaplah satu-satunya yang dituju segala permasalahan. Dialah yang mengangkat
musibah.

Wahai umat Islam,

Dalam setiap saat, kita semua sangat butuh kepada Rabb kita Yang Maha Mulia, al-Ahad
ash-Shamad. Kita menggantungka urusan kepada-Nya dengan beribadah dan berdoa.
Kita merendahkan diri, cinta, ikhlas, takut, dan berharap kepada-Nya. Betapa kita sangat
butuh berdoa kepada-Nya baik dalam keadaan lapang apalagi sempit. Kita berharap
kepada-Nya dalam nikmat dan dijauhkan dari keburukan.

Kita rendahkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mudah-mudahan Dia
melepaskan kita dari semua bencana. Khususnya di zaman kita hidup sekarang. Saat
umat semakin berat musibahnya dari semua bidang. Demikian juga kita rendahkan diri
kita, berdoa agar dianugerahi kenikmatan, cita-cita yang tinggi dan tempat yang mulia di
dunia dan akhirat.

Betapa kita sekarang sangat butuh -baik individu atau masyarakat- untuk membebaskan
hati kita dari selain-Nya. Kita kembali kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ﯾﻦ ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَﻤ‬


﴿‫ِﯿﻦ‬ َ ‫ﯿﻦ ﻟَ ُﻪ اﻟ ﱢﺪ‬
َ ‫ِﺼ‬ ْ ‫﴾ﻫ َﻮ ْاﻟ َﺤ ﱡﻲ َﻻ إِﻟَ َﻪ إِﱠﻻ ُﻫ َﻮ َﻓﺎ ْد ُﻋﻮ ُه ﻣ‬
ِ ‫ُﺨﻠ‬ ُ

“Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka
sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan
semesta alam.” [Quran Ghafir: 65].

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah dua orang kekasih Allah;
Muhammad dan Ibrahim ‘alaihimassalam, mereka adalah orang yang memiliki
kedudukan khusus dari orang-orang khusus. Mereka sempurna dalam mempraktikkan
tauhid uluhiyah. Yaitu tidak ada di hati mereka selain Allah.”

Betapa banyak orang dalam kehidupan ini merasakan dalam suatu bahaya yang serius.
Seperti kondisi umat sekarang ini. Tidak ada tempat lari dari mara bahaya tersebut
kecuali dengan berpegang pada tali yang kuat, yaitu kepada Allah ash-Shamad
al-‘Azhim. Dialah satu-satunya yang menjaga hal-hal yang mashlahat untuk kita. Di
tangan-Nya lah musibah disingkirkan atau malah menimpa. Dialah yang menjaga wali-
wali-Nya dari kebinasaan.

4/9
Allah, Dialah al-Ahad ash-Shamad, satu-satunya tempat bergantung masalah dan
kebutuhan manusia. Bahkan semua makhluk yang ada mengarahkan semua keperluan,
keadaan, dan kebutuhan mereka kepada-Nya. Karena Dialah yang memiliki
kesempurnaan secara mutlak. Baik dalam nama, sifat, dan perbuatan-Nya. Bagaimana
seorang muslim bisa celaka? Bagaiman umat Islam bisa celaka? Padahal Rabb mereka
adalah Yang Maha Esa dan tempat bergantung segala urusan. Dia disifati dengan semua
kesempurnaan.

Berharaplah kepada Rabb Anda. Ikhlaskan niat Anda dalam berdoa. Ikhlaskan niat Anda
dalam ibadah dan tawakal. Dalam harap dan takut kepada-Nya. Dalam cinta dan kembali
pada-Nya. Dalam kesempitan dan ketakutan. Dalam perendahan diri dan ketundukan.

َ ‫( َوإﻟَﻰ َرﺑ‬7) ‫ﺼ ْﺐ‬


ْ ‫ﱢﻚ َﻓ‬
﴿‫ﺎر َﻏ ْﺐ‬ َ ‫﴾ َﻓﺈِ َذا َﻓ َﺮ ْﻏ َﺖ َﻓﺎ ْﻧ‬
ِ

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
[Quran Al-Insyirah: 8].

Ketika kita melakukan yang demikian, kita akan temui kemuliaan dan pertolongan dalam
setiap apa yang kita inginkan dan harapkan.

Wahai orang-orang yang mendapati sempitnya jalan. Sulitnya jalan keluar. Ayo menuju
pintu Rabbmu. Serahkanlah diri di hadapan-Nya. Apabila hari ini engkau mendapati
keadaan yang sempit, yakinlah dengan Yang Maha Esa dan Maha Tinggi. Dialah Yang
Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dialah yang ilmu-Nya meliputi segala
sesuatu. Baik yang samar maupun yang tersembunyi. Dia mengetahui apa yang ada di
batin dan yang tak tampak.

ٌ ِ‫ﯿﻒ َﺧﺒ‬
﴿‫ﯿﺮ‬ ‫﴾إ ﱠن ﱠ‬
ٌ ‫اﷲَ ﻟَ ِﻄ‬ ِ

“Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” [Quran Al-Hajj: 63].

ٌ ‫﴾إِ ﱠن َرﺑﱢﻲ ﻟَ ِﻄ‬


﴿‫ﯿﻒ ﻟِ َﻤﺎ ﯾَ َﺸﺎ ُء‬

“Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki.” [Quran
Yusuf: 100].

Dialah Yang Maha Lembut. Apabila ia menginginkan sesuatu, ia jadikan sebab-sebabnya


dengan kesempurnaan lemah-lembut-Nya. Hingga hal-hal mustahil pun bisa menjadi
nyata. Dialah yang Maha Dermawan.

5/9
Ketika Anda merasa alangkah panjangnya musibah mendera. Waktu-waktu yang ada
hanyalah pergantian masa bukan keadaan. Hadapkanlah dirimu kepada ash-Shamad
(tempat bergantung segala urusan) dan al-Jabbar (Yang Maha Perkasa). Dengan
keperkasaan-Nya, Dia akan menghancurkan sesuatu yang bagi manusia mustahil
hancur. Dia akan memeberi jalan keluar dari musibah. Menyingkap keburukan dan derita.
Tidak ada derita kecuali Dialah yang mengangkatnya. Tidak ada penyakit kecuali Dialah
yang menyembuhkannya. Tidak ada musibah kecuali Dialah yang menyingkapnya. Dia
memiliki kemampuan yang sempurna. Kehendak yang tak bisa dihalangi. Dia angkat
bencana dan derita.

َْ ُ ْ ‫﴾أَﻣ‬
ِ ‫اﻟﺴﻮ َء َوﯾَ ْﺠ َﻌﻠ ُﻜ ْﻢ ُﺧﻠَ َﻔﺎ َء اﻷ ْر‬
﴿‫ض‬ ‫ﻒ ﱡ‬ ُ ‫َﻋﺎ ُه َوﯾَ ْﻜ ِﺸ‬ ْ ‫ﯿﺐ ْاﻟﻤ‬
َ ‫ُﻀ َﻄ ﱠﺮ إِ َذا د‬ ُ ‫ُﺠ‬
ِ ‫ﱠﻦ ﯾ‬

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia
berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu
(manusia) sebagai khalifah di bumi?” [Quran An-Naml: 62].

﴿‫ِﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﻛ ْﺮ ٍب‬ ُ ‫﴾ﻗ ِﻞ اﷲﱠُ ﯾُﻨَ ﱢﺠ‬


ْ ‫ﯿﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ َوﻣ‬ ُ

Katakanlah: “Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam
kesusahan”. [Quran Al-An’am: 64].

Ayyuhal muslim,

Kembalilah kepada Rabb Anda. Dengan dekat kepadanya Anda akan menemukan
kebahagiaan, perbaikan, kesucian, kemenangan, kesuksesan, ketenangan, dan
kemantapan.

َ ُ‫ُﺤ ِﺴﻨ‬
﴿‫ﻮن‬ َ ‫ِﯾﻦ اﺗﱠ َﻘ ْﻮا َواﻟﱠﺬ‬
ْ ‫ِﯾﻦ ُﻫ ْﻢ ﻣ‬ َ ‫اﷲَ َﻣ َﻊ اﻟﱠﺬ‬
‫﴾إ ﱠن ﱠ‬
ِ

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat
kebaikan.” [Quran An-Nahl: 128].

Diriwayatkan oleh ash-habu as-sunan, dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki masjid. Ternyata ada seorang laki-laki
yang sedang shalat dan berdoa:

‫اﻟﺼ َﻤ ُﺪ اﻟﱠﺬِى ﻟَ ْﻢ ﯾَﻠِ ْﺪ َوﻟَ ْﻢ ﯾُﻮﻟَ ْﺪ َوﻟَ ْﻢ ﯾَ ُﻜ ْﻦ ﻟَ ُﻪ‬ َ ‫ﻻ أَ ْﻧ َﺖ‬


‫اﻷ َﺣ ُﺪ ﱠ‬ ‫ﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠ‬ ُ‫ﱠ‬ َ َ َ ْ َ َ َ َُ َ ‫ﱠ‬
ِ ِ َ ‫اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱢﻰ أ ْﺳﺄﻟﻚ ﺑِﺄﻧﱢﻰ أﺷ َﻬ ُﺪ أﻧﱠﻚ أ ْﻧ َﺖ اﷲ‬
‫ُﻛ ُﻔ ًﻮا أَ َﺣ ٌﺪ‬

6/9
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karena aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah,
tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, yang menjadi
tempat bergantung semua makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak dilahirkan. Dan tidak
ada seorangpun yang sepadan dengan-Nya.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ِﻞ ﺑِ ِﻪ أَ ْﻋ َﻄﻰ‬
َ ‫ﺎب َوإ َذا ُﺳﺌ‬ َ َ ‫َ َ ﱠ‬ ‫َواﻟﱠﺬِى ﻧَ ْﻔ ِﺴﻰ ﺑﯿَ ِﺪ ِه ﻟَ َﻘ ْﺪ َﺳﺄَ َل ﱠ‬
ْ ِ‫اﷲَ ﺑ‬
ِ َ ‫ﺎﺳ ِﻤ ِﻪ اﻷ ْﻋﻈ ِﻢ اﻟﺬِى إِذا ُد ِﻋ َﻰ ﺑِ ِﻪ أ َﺟ‬ ِ

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh orang ini telah meminta kepada
Allah dengan ismullah al-a’dzam (nama Allah yang paling agung), dimana, ketika
seseorang berdoa dengan menyebut nama itu, maka doanya akan diijabahi. Daan
apabila dia meminta kepada Allah dengan menyebut nama itu, maka dia akan diberi.”

‫اﻟﻐﻔﻮر اﻟﺮﺣﯿ ُﻢ‬


ُ ‫ِﺮوه إﻧﻪ ﻫﻮ‬
ُ ‫ ﻓﺎﺳﺘﻐﻔ‬،‫ذﻧﺐ‬
ٍ ‫وﻟﺴﺎﺋﺮ اﻟﻤُﺴﻠﻤﯿﻦ ﻣِﻦ ﻛﻞ‬ ‫ِﺮ اﷲَ ﻟﻲ وﻟﻜﻢ‬ َ
ُ ‫ وأﺳﺘﻐﻔ‬،‫اﻟﻘﻮل‬ ُ
‫أﻗﻮل ﻫﺬا‬.
ِ

Khutbah Kedua:

ُ ‫اﻟﺤﻤ ُﺪ ﷲ ﺣﻤ ًﺪا ﯾﻠ‬


َ ‫ وأﺷﻬ ُﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﷲ وﺣﺪ ُه ﻻ َﺷ‬،‫ِﯿﻖ ﺑﺠﻼﻟِﻪ وﺟﻤﺎﻟِﻪ وﻋﻈﻤﺘِﻪ‬
‫ وأﺷﻬ ُﺪ أن ﻧﺒﯿﱠﻨﺎ‬،‫ﺮﯾﻚ ﻟﻪ‬
‫ﱢ ﱢ‬ ُ
ِ ‫ اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ‬،‫ﻣﺤﻤ ًﺪا ﻋﺒ ُﺪه ورﺳﻮﻟﻪ‬.
‫وﺑﺎرك ﻋﻠﯿﻪ وﻋﻠﻰ آﻟِ ِﻪ وأﺻﺤﺎﺑِ ِﻪ‬

‫ ﻓﯿﺎ أﯾﻬﺎ اﻟﻤُﺴﻠﻤﻮن‬.. ‫أﻣﺎ ﺑﻌ ُﺪ‬:

‫واﻵﺧﺮﯾﻦ‬
ِ ‫وﻧﻔﺴﻲ ﺑﺘﻘ َﻮى اﷲ – ﱠ‬
‫ ﻓﻬﻲ وﺻﯿﱠﺘُﻪ ﻟﻸوﻟﯿﻦ‬،- ‫ﺟﻞ وﻋﻼ‬ ِ ‫ﯿﻜﻢ‬ ِ ُ‫أ‬.
ُ ‫وﺻ‬

‫أﯾﻬﺎ اﻟﻤُﺴﻠﻤﻮن‬:

Merupakan sesuatu yang darurat dan mendesak bagi setiap muslim, untuk menadabburi
makna nama-nama Allah. Nama-nama yang mengandung sifat yang agung dan
sempurna. Ketika mereka telah memahaminya, mereka akan menemukan keajaiban
iman. Kesempurnaan keyakinan. Mereka semakin sadar, tidak ada yang bisa memenuhi
kebutuhan kecuali hanya Allah saja. Hati mereka berlepas dari segala daya dan upaya
kecuali hanya Allah. Hati mereka senantiasa bergantung kepada Allah karena sudah
mengenal-Nya. Mencintai keagungan-Nya. Hidup ini semuanya untuk Allah Jalla wa ‘Ala.
Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

7/9
‫ِﻚ أُﻣ ْ‬
‫ِﺮ ُت َوأَﻧَﺎ أَ ﱠو ُل﴿‬ ‫ﯾﻚ ﻟَ ُﻪ َوﺑِ َﺬﻟ َ‬ ‫ﺎي َو َﻣ َﻤﺎﺗِﻲ ِﱠﷲِ َر ﱢب ْاﻟ َﻌﺎﻟَﻤ َ‬
‫ِﯿﻦ )‪َ (162‬ﻻ َﺷﺮ َ‬
‫ِ‬ ‫ُﻗ ْﻞ إِ ﱠن َ‬
‫ﺻ َﻼﺗِﻲ َوﻧُ ُﺴﻜِﻲ َو َﻣ ْﺤﯿَ َ‬
‫ُﺴﻠِﻤ َ‬
‫ِﯿﻦ‬ ‫ْ‬
‫﴾اﻟﻤ ْ‬

‫‪Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah‬‬


‫‪untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang‬‬
‫‪diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri‬‬
‫‪(kepada Allah)”. [Quran Al-An’am: 162-163].‬‬

‫اﻟﻜﺮﯾﻢ‬ ‫اﻟﻨﺒﻲ‬ ‫ُ‬


‫اﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼ ُم ﻋﻠﻰ ﱢ‬ ‫أﻣﺮﻧﺎ ﺑﺄﻣﺮ ﻋﻈﯿﻢ‪ُ ،‬‬
‫ﺗﺰﻛﻮ ﺑﻪ ﺣﯿﺎﺗُﻨﺎ‪ ،‬أﻻ وﻫﻮ‬ ‫‪.‬ﺛﻢ إن اﷲ – ﱠ‬
‫ﺟﻞ وﻋﻼ – َ‬
‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ٍ‬

‫اﻵل‬ ‫وارض اﻟﻠﻬﻢ ﻋﻦ ُ‬


‫اﻟﺨﻠﻔﺎء اﻟﺮاﺷﺪﯾﻦ‪ ،‬وﻋﻦ ِ‬ ‫َ‬ ‫وﺑﺎرك ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺪِك ورﺳﻮﻟِﻚ ﻧﺒﯿﱢﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪٍ‪،‬‬ ‫ﱢ ﱢ‬
‫اﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ وﺳﻠﻢ ِ‬
‫ﺑﺈﺣﺴﺎن إﻟﻰ ﯾﻮم اﻟﺪﯾﻦ‬
‫ٍ‬ ‫‪.‬واﻟﺼﺤﺎﺑَﺔ أﺟ َﻤﻌِﯿﻦ‪ ،‬وﻋﻦ اﻟﺘﺎﺑِﻌﯿﻦ و َﻣﻦ ﺗﺒِ َﻌﻬﻢ‬

‫اﻟﻠﻬﻢ إﻧﺎ ﻧﺴﺄﻟُﻚ ﺑﺄﻧﱠﻨﺎ ﻧﺸ َﻬ ُﺪ أن ﻻ إﻟﻪ إﻻ أﻧﺖ ﯾﺎ َ‬


‫أﺣ ُﺪ ﯾﺎ ﺻ َﻤ ُﺪ ﯾﺎ ﻓﺮ ُد‪ ،‬ﯾﺎ ذا اﻟﺠﻼل واﻹﻛﺮام‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ أﻧﺖ‬
‫ُ‬
‫ﻧﺴﺄﻷك‬ ‫ﺣﻲ ﯾﺎ ﻗﯿﱡﻮم‪ ،‬ﯾﺎ ذا اﻟﺠﻼل واﻹﻛﺮام‪،‬‬ ‫ﯾﻜﻦ ﻟﻪ ُﻛ ُﻔ ًﻮا َ‬
‫اﻟﺼ َﻤ ُﺪ اﻟﺬي ﻟﻢ ﯾﻠِﺪ وﻟﻢ ﯾُﻮﻟَﺪ‪ ،‬وﻟﻢ ُ‬
‫اﻷﺣ ُﺪ ﱠ‬
‫أﺣﺪ‪ ،‬ﯾﺎ ﱡ‬ ‫َ‬
‫‪.‬أن ﺗُﻨﻘ َ‬
‫ِﺬ أ ﱠﻣﺘَﻨﺎ ﻣِﻦ ﻛﺮﺑِﻬﺎ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ أﻧﻘِﺬ أ ﱠﻣﺘَﻨﺎ ﻣِﻦ ﺷ ﱠﺪﺗِﻬﺎ وﻷواﺋِﻬﺎ‬

‫ﻧﻔﺲ ُﻛ ُﺮﺑﺎﺗِﻬﻢ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﺑﻠﱢﻐﻨﺎ وإﯾﱠﺎﻫﻢ‬


‫ﻧﻔﺲ ُﻛ ُﺮﺑﺎﺗِﻬﻢ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬
‫ﻓﺮج ُﻫﻤﻮ َم اﻟﻤُﺴﻠﻤﯿﻦ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﻜﺎن‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬
‫اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬
‫ﺑﺴﻮ ٍء‬ ‫واﻟﻨﺼﺮ ﺣﻠِﯿ َﻔﻬﻢ ﯾﺎ ذا اﻟﺠﻼل واﻹﻛﺮام‪ ،‬ﯾﺎ ﱡ‬
‫ﺣﻲ ﯾﺎ ﻗﯿﱡﻮم‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ َﻣﻦ أرادَﻧﺎ أو أرا َد اﻟﻤُﺴﻠﻤﯿﻦ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫رﻣﻀﺎن‬

‫ﺣﻲ ﯾﺎ ﻗﯿﱡﻮم‬ ‫ﺗﺪﻣﯿﺮه ﻓﻲ ﻣ ﱠ‬


‫ُﺨﻄﻄﺎﺗِﻪ ﯾﺎ ﱡ‬ ‫َ‬ ‫ﺗﺪﺑﯿﺮه‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ اﺟ َﻌﻞ‬ ‫ﺗﺪﻣﯿﺮه ﻓﻲ‬
‫َ‬ ‫ﻧﻔﺴﻪ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ اﺟ َﻌﻞ‬
‫‪.‬ﻓﺄﺷﻐِﻠﻪ ﻓﻲ ِ‬
‫ِ‬

‫‪.‬اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔِﺮ ﻟﻠﻤُﺆﻣﻨﯿﻦ واﻟﻤُﺆﻣﻨﺎت‪ ،‬واﻟﻤُﺴﻠِﻤﯿﻦ واﻟﻤُﺴﻠِﻤﺎت‪ ،‬اﻷﺣﯿﺎء ﻣﻨﻬﻢ واﻷﻣﻮات‬

‫أﻋﻨﱠﺎ ﻋﻠﻰ ذ ِ‬
‫ِﻛﺮك وﻋﻠﻰ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ ﺑﻠﱢﻐﻨﺎ رﻣﻀﺎن‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﺑﻠﱢﻐﻨﺎ رﻣﻀﺎن‪ِ ،‬‬
‫وأﻋﻨﱠﺎ ﻓﯿﻪ ﻋﻠﻰ ﱢ‬
‫اﻟﺼﯿﺎم واﻟﻘِﯿﺎم‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ِ‬
‫ﻜﺮك وﻋﻠﻰ ُﺣﺴﻦ ﻋﺒﺎدﺗِﻚ‬ ‫ُ‬
‫‪.‬ﺷ ِ‬

‫وﺳﻮء اﻟﻘﻀﺎء‪ ،‬وﺷﻤﺎﺗَﺔ اﻷﻋﺪاء‬ ‫َرك ﱠ‬


‫اﻟﺸﻘﺎء‪ُ ،‬‬ ‫‪.‬اﻟﻠﻬﻢ إﻧﺎ ُ‬
‫ﻧﻌﻮذ ﺑﻚ ﻣِﻦ َﺟﻬ ِﺪ اﻟﺒﻼء‪ ،‬ود َ‬

‫وﺟﻤﯿﻊ َﺳ َﺨ ِﻄﻚ‬ ‫زوال ﻧِﻌﻤﺘِﻚ‪ ،‬وﺗﺤ ﱡﻮل ﻋﺎ ِﻓﯿَﺘِﻚ‪ُ ،‬‬


‫وﻓﺠﺎ َءة ﻧِﻘﻤﺘِﻚ‪،‬‬ ‫ِ‬ ‫‪.‬اﻟﻠﻬﻢ إﻧﺎ ُ‬
‫ﻧﻌﻮذ ﺑﻚ ﻣِﻦ‬
‫ِ‬

‫‪8/9‬‬
‫ِﺒﺎس‬ ‫َ‬
‫وﺗﺮﺿﻰ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ أﻟﺒِﺴﻪ ﻟ َ‬ ‫وﻓﻘﻪ وﻧﺎﺋِﺒَﻪ ﻟﻤﺎ ﺗُﺤﺒﱡﻪ‬
‫وﺗﺮﺿﻰ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬
‫َ‬ ‫وﻓﻖ ﺧﺎ ِد َم اﻟﺤﺮ َﻣﯿﻦ ﻟِ َﻤﺎ ﺗُ ﱡ‬
‫ﺤﺐ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬

‫ﺣﻲ ﯾﺎ ﻗﯿﱡﻮم‬
‫‪.‬اﻟﺼﺤﺔ واﻟﻌﺎﻓِﯿﺔ ﯾﺎ ﱡ‬

‫ﺻﻼح رﻋﺎﯾﺎﻫﻢ‪،‬‬ ‫ِﺢ رﻋﺎﯾﺎﻫﻢ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬


‫وﻓﻘﻬﻢ ﻟِﻤﺎ ﻓﯿﻪ‬ ‫أﻣﻮر اﻟﻤُﺴﻠﻤﯿﻦ ﻟﻤﺎ ﻓِﯿﻪ ﻣﺼﺎﻟ ُ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ ﱢ‬
‫ُ‬ ‫ﺟﻤﯿﻊ وﻻ ِة ِ‬
‫َ‬ ‫وﻓﻖ‬
‫ﻛﻠﻤﺔ اﻟﻤُﺴﻠﻤﯿﻦ ﻋﻠﻰ ﱢ‬
‫اﻟﺤﻖ واﻟﺘﻘ َﻮى ﻓﻲ ﻛﻞ ﻣﻜﺎن‬ ‫‪.‬اﻟﻠﻬﻢ اﺟ َﻤﻊ َ‬

‫ﻋﺬاب اﻟﻨﺎر‬
‫َ‬ ‫ﺣﻲ ﯾﺎ ﻗﯿﱡﻮم آﺗِﻨﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﯿﺎ ﺣﺴﻨﺔ‪ ،‬وﻓﻲ اﻵﺧﺮة ﺣﺴﻨﺔ‪ ،‬وﻗِﻨﺎ‬
‫‪.‬اﻟﻠﻬﻢ ﯾﺎ ﱡ‬

‫ﻓﺎﻋﻒ ﻋﻨﱠﺎ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ إﻧﻚ ُ‬


‫ﻋﻔ ﱞﻮ‬ ‫ُ‬ ‫ﺤﺐ اﻟﻌﻔ َﻮ‬ ‫ﻓﺎﻋﻒ ﻋﻨﱠﺎ‪ ،‬اﻟﻠﻬﻢ إﻧﻚ ُ‬
‫ﻋﻔ ﱞﻮ ﻛﺮﯾ ٌﻢ ﺗُ ﱡ‬ ‫ُ‬ ‫اﻟﻠﻬﻢ إﻧﻚ ُ‬
‫ﻋﻔ ﱞﻮ ﻛﺮﯾ ٌﻢ ﺗُ ﱡ‬
‫ﺤﺐ اﻟﻌﻔ َﻮ‬
‫ُ‬
‫ﻓﺎﻋﻒ ﻋﻨﱠﺎ‬ ‫‪.‬ﻛﺮﯾ ٌﻢ ﺗُ ﱡ‬
‫ﺤﺐ اﻟﻌﻔ َﻮ‬

‫‪:‬ﻋﺒﺎد اﷲ‬

‫ً‬
‫وأﺻﯿﻼ‬ ‫ﱢﺤﻮه ﺑُﻜﺮ ًة‬
‫ﻛﺜﯿﺮا‪ ،‬وﺳﺒ ُ‬
‫ِﻛﺮا ً‬ ‫ُ‬
‫‪.‬اذﻛﺮوا اﷲ ذ ً‬
‫‪.‬وآﺧﺮ دﻋﻮاﻧﺎ أن اﻟﺤﻤ ُﺪ ﷲ ﱢ‬
‫رب اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﻦ‬ ‫ُ‬

‫‪Diterjemahkan dari khotbah Jumat al-Masjid an-Nabawi‬‬


‫‪Tanggal: 35 Sya’ban 1439 H‬‬
‫‪Khotib: Syaikh Husein bin Abdul Aziz alu asy-Syaikh‬‬
‫‪Judul Asli: at-Ta’abbudu Lillah bi Asma-ihi wa Sifatihi‬‬

‫‪Diterjemahkan oleh Tim KhotbahJumat.com‬‬


‫‪Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

‫‪9/9‬‬

Anda mungkin juga menyukai