khotbahjumat.com/5931-manusia-terbaik-dan-terburuk.html
Khutbah Pertama:
ُﺆ ِﻣﻨِﯿ َ
ْﻦ :أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ ِﻋﺒَﺎ َد اﷲِ َﻣ َﻌ ِ
ﺎﺷ َﺮ اﻟﻤ ْ
ْﺮ أُﻣ ْ
ُﻮ ٍر ِد ْﯾﻨُ ُﻪ َو ُد ْﻧﯿَﺎ ُه َ ُ
.اِﺗﱠﻘ ْﻮا اﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ؛ َﻓﺈِ ﱠن َﻣ ِﻦ اﺗﱠ َﻘﻰ اﷲَ َو َﻗﺎ ُه َوأ ْر َﺷ َﺪ ُه إِﻟَﻰ َﺧﯿ ٍ
Ma’syiral muslimin,
1/8
Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa
bertakwa kepada Allah. Karena hanya orang-orang yang bertakwalah yang akan
beruntung di dunia dan akhirat.
َ ﺎل » َﻣ ْﻦ َﻃ
َ ﺎس َﻗ ﻮل ﱠ َ ﺎ َﻗُﺴ ٍﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ أَ ﱠن أَ ْﻋ َﺮاﺑِﯿ
َ ﺎل ﯾَﺎ َر ُﺳ ﱠ
ُﺮ ُه
ُ ﺎل ُﻋﻤ ِ ْﺮ اﻟﻨﱠ
ُ اﷲِ َﻣ ْﻦ َﺧﯿ ِ َﻋ ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﷲِ ﺑ
ْ ْﻦ ﺑ
َو َﺣ ُﺴ َﻦ َﻋ َﻤﻠُ ُﻪ« رواه اﻟﺘﺮﻣﺬى
“Ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai
Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia’? Beliau menjawab, ‘Siapa yang paling
panjang umurnya dan baik amalannya’.” [Hadits riwayat Tirmidzi].
َ ﺎل » َﻣ ْﻦ َﻃ
َ ْﺮ َﻗ َ ﺎل ﯾَﺎ َر ُﺳ َ ﱠ ً ْﻦ أَﺑِﻰ ﺑَ ْﻜ َﺮ َة َﻋ ْﻦ أَﺑِﯿ ِﻪ أَ ﱠن َر ُﺟ
َ ﻼ َﻗ
ُﺮ ُه
ُ ﺎل ُﻋﻤ ِ ﻮل اﷲِ أ ﱡى اﻟﻨﱠ
ٌ ﺎس َﺧﯿ َﻋ ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ ﱠ
ِ اﻟﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ ﺑ
ُﺮ ُه َو َﺳﺎ َء َﻋ َﻤﻠُ ُﻪ َ ﺎل » َﻣ ْﻦ َﻃ
ُ ﺎل ُﻋﻤ َ ﺎس َﺷ ﱞﺮ َﻗ َ َ َﻗ.« » َو َﺣ ُﺴ َﻦ َﻋ َﻤﻠُ ُﻪ.
ِ ﺎل َﻓﺄ ﱡى اﻟﻨﱠ
Ada seorang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling baik’?
Beliau menjawab, ‘Siapa yang panjang umurnya dan baik perbuatannya’. Orang itu
bertanya lagi, ‘Lalu manusia manakah yang paling buruk’? Beliau menjawab, ‘Siapa yang
panjang umurnya dan buruk perbuatannya’. [HR. Tirmidzi].
Di antara sahabat yang meriwayatkan hadits ini tadi adalah Abdullah bin Busr. Ia
termasuk sahabat junior. Maksudnya, mendapati kehidupan Nabi hanya sebentar. Dan
tatkala Rasulullah wafat ia masih berusia belia. Rasulullah pernah mengusap kepalanya,
lalu bersabda,
2/8
ﻗﺮﻧًﺎ
ْ ﯾﻌﯿﺶ ﻫﺬا اﻟﻐﻼ ُم
“Anak ini akan hidup selama satu abad.” [HR. al-Hakim dan al-Baihaqi].
Dan benar, beliau hidup kurang lebih selama 100 tahun. Ia adalah sahabat terakhir yang
meninggal di Syam. Subhanallah.. ia berusia panjang. dan ia pula yang meriwayatkan
hadits:
“Orang terbaik adalah yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.”
Ma’asyiral muslimin,
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa umur adalah nikmat yang besar dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Karena dengan umur Allah memberikan kita kesempatan untuk
bisa beramal shaleh. Seseorang yang semakin panjang umurnya dan diisi dengan amal
shaleh berarti perbekalannya semakin banyak untuk bertemu dengan Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Dan tolok ukur yang menentukan seseorang mengisi bagian mana dari
derajat-derajat di surga adalah amalannya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala,
Allah tidak menyamakan kedudukan seseorang di surga dalam satu kondisi. Tapi Allah
beda-bedakan. Nah yang membedakan itu parameternya adalah amal shalehnya.
Perhatikan hadits berikut ini. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahamd dan
Ibnu Majah dari Thalhah bin Ubaidillah dengan sanad yang shahih. Kata Thalhah bin
Ubaidillah,
ﻮل ﱠ َ ﱠ
ﺎن إِ ْﺳ َﻼ ُﻣ ُﻬ َﻤﺎ
َ اﷲِ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ َو َﻛ ِ ِﻲ َﻗ ِﺪ َﻣﺎ َﻋﻠَﻰ َر ُﺳ ْ ْﻦ ﻣ
ِﻦ ﺑَﻠ ﱟ ِ َﻋ ْﻦ َﻃ ْﻠ َﺤ َﺔ ﺑ
ِ أ ﱠن َر ُﺟﻠَﯿ،ِْﻦ ُﻋﺒَ ْﯿ ِﺪ اﷲ
ﺛُ ﱠﻢ َﻣ َﻜ َﺚ ْاﻵ َﺧ ُﺮ ﺑَ ْﻌ َﺪ ُه َﺳﻨَ ًﺔ ﺛُ ﱠﻢ،َﺎﺳﺘُ ْﺸ ِﻬﺪ ْ َﻓ َﻐ َﺰا ْاﻟﻤ،ِﻦ ْاﻵ َﺧ ِﺮ
ْ ُﺠﺘَ ِﻬ ُﺪ ِﻣ ْﻨ ُﻬ َﻤﺎ َﻓ ْ ﺎن أَ َﺣ ُﺪ ُﻫ َﻤﺎ أَ َﺷ ﱠﺪ
َ اﺟﺘِ َﻬﺎ ًدا ﻣ َ َﻓ َﻜ،َﺟﻤِﯿ ًﻌﺎ
3/8
َ اﷲِ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﯿﻪ وﺳﻠﻢ َو َﺣ ﱠﺪﺛُﻮ ُه ْاﻟ َﺤﺪ
،ِﯾﺚ ﻮل ﱠ
َ ِﻚ َر ُﺳ
َ َﻓﺒَﻠَ َﻎ َذﻟ،ِﻚ َ ﺻﺒَ َﺢ َﻃ ْﻠ َﺤ ُﺔ ﯾ
َ ُﺤ ﱢﺪ ُث ﺑِ ِﻪ اﻟﻨﱠ
َ ﺎس َﻓ َﻌ ِﺠﺒُﻮا ﻟ َِﺬﻟ ْ ََﻓﺄ
َﺧ َﻞ ْ اﺟﺘِ َﻬﺎ ًدا ﺛُ ﱠﻢ
َ َود،َاﺳﺘُ ْﺸ ِﻬﺪ ﺎن أَ َﺷ ﱠﺪ ﱠ
ِ اﻟﺮ ُﺟﻠَﯿ
ْ ْﻦ ﻮل ﱠ
َ َﻫ َﺬا َﻛ،ِاﷲ َ ﯾَﺎ َر ُﺳ: َﻓ َﻘﺎﻟُﻮا،“ ُﻮن َ ِﻦ أَ ﱢي َذﻟ
َ ِﻚ ﺗَ ْﻌ َﺠﺒ َ َﻓ َﻘ
ْ ” ﻣ:ﺎل
“Ada dua orang laki-laki dari kabilah Bali datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. keduanya memeluk Islam secara bersamaan. Salah satu dari mereka lebih
semangat beribadah dibanding yang satunya. Yang rajin ini kemudian berangkat berjihad
dan mati syahid. Kemudian yang satu lagi berusia lebih panjang satu tahun. Kemudian
wafat.”
Thalhah berkata, “Aku bermimpi sedang berada di depan pintu surga. Ternyata aku
sedang bersama keduanya. Lalu ada seseorang membuka pintu dari dalam surga.
Ternyata yang wafat terakhir ini diizinkan terlebih darulu masuk ke surga. Kemudian ia
membuka pintu lagi dan diizinkanlah orang yang syahid itu masuk. Kemudian ia
menemuiku dan berkata, ‘Kembalilah, waktumu belum tiba’.”
Pagi harinya, Thalhah menceritakan ini kepada orang-orang. Mereka pun heran. Berita
itupun sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah dia hidup setahun lebih
lama”? Para sahabat menjawab, “Iya.” Rasulullah melanjutkan, “Iya berjumpa dengan
Ramadhan. Berpuasa, shalat, melakukan ibadah ini dan itu termasuk sujud satu tahun
lebih banyak.” Para sahabat menjawab lagi, “Iya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Hal itulah yang membuat derajat mereka berbeda lebih jauh dari jarak antara
langit dan bumi.”
Ma’syiral muslimin,
Hadits inilah yang membuat kita bersemangat untuk beribadah. Mengumpulkan bekal
untuk berjumpa dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4/8
Khutbah Kedua:
Ibadallah,
Apa yang khotib sampaikan pada khotbah pertama menunjukkan tentang pentingnya
waktu dan usia. Tidak layak kita sia-siakan lewat begitu saja. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu
senggang.” [HR. al-Bukhari].
َ ْﻞ َﺷ ْﻐﻠ
ِﻚ َ اﻏ َﻚ َﻗﺒ
َ ْﻞ َﻓ ْﻘ ِﺮ َك َو َﻓ َﺮ
َ ﺎك َﻗﺒ
َ َِﻚ َو ِﻏﻨ
َ ْﻞ َﺳ َﻘﻤ
َ ﺻ ﱠﺤﺘَ َﻚ َﻗﺒ َ ْﻞ َﻫ َﺮﻣ
ِ ِﻚ َو َ َﺷﺒَﺎﺑَ َﻚ َﻗﺒ: ﺲ َ اِ ْﻏﺘَﻨِ ْﻢ َﺧ ْﻤ ًﺴﺎ َﻗﺒ
ٍ ْﻞ َﺧ ْﻤ
َ ْﻞ َﻣ ْﻮﺗ
ِﻚ َ َو َﺣﯿَﺎﺗَ َﻚ َﻗﺒ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: (1) Waktu mudamu sebelum datang
waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu
sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
dan (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” [HR. Al-Hakim].
أدرﻛﺖ أﻗﻮاﻣﺎً ﻛﺎﻧﻮا ﻋﻠﻰ أوﻗﺎﺗﻬﻢ أﺷﺪ ﻣﻨﻜﻢ ﺣﺮﺻﺎً ﻋﻠﻰ دراﻫﻤﻜﻢ ودﻧﺎﻧﯿﺮﻛﻢ
“Aku menjumpai suatu kaum (para sahabat). Yang mereka lebih sangat perhitungan
terhadap waktu dibanding perhitungan kalian dalam masalah uang Dinar dan Dirham.”
(Syarhus Sunnah, 14/255).
5/8
Kalau kita mendapati waktu satu tahun. Lalu kita isi bulan Ramadhannya. Kita isi satu
tahun itu dengan puasa sunat, sedekah, membaca Alquran, sujud dengan sejumlah
sujud, zakat rutin, berbakti kepada kedua orang tua, bersilaturahmi, maka berapa tinggi
derajat yang akan ia peroleh di akhirat kelak.
Berbeda dengan seseorang yang dalam satu tahun ia cicil dengan menonton film berapa
jam sehari. Berapa jam ia habiskan untuk nonton acara ghibah, adu domba,
pertengkaran, can caci maki. Kemudian menghabiskan waktu di media sosial. Ngobrol
menghabiskan waktu. Alquran tidak dibuka. Betapa banyak waktu yang terbuang.
Belum lagi kalau ia melakukan perbuatan maksiat. Ia bermaksiat selam satu hingga dua
jam atau lebih. Kalau diakumulasi satu tahun, berapa jam maksiat yang telah ia lakukan.
Oleh karena itu, hendaknya setiap orang yang diberi umur oleh Allah untuk
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Kalau seseorang baru saja mengenal hidayah di masa tua, maka tidak ada waktu
terlambat. Kalau ia memanfaatkan sisa umur yang ia miliki, bisa saja hal itu
mendatangkan kebaikan yang banyak untuknya. Lihatlah sahabat Nabi, Saad bin Muadz.
Ia memluk Islam kurang lebih selama tujuh tahun. Tapi ketika dia meninggal, Nabi
bersabda,
“Arsy Allah Ar-Rahman bergetar karena wafatnya Saad bin Muadz.” [HR. Bukhari dan
Muslim].
Mengapa bisa demikian? Karena selama tujuh tahun tersebut ia maksimalkan untuk
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena itu, hendaknya seseorang yang masih diberi umur oleh Allah bersemangat
mengerjakan ketaatan. Dan kalau ia melakukan kesalahan jangan ragu untuk memohon
ampunan kepada Allah Ta’ala. Bertaubat dan kembali kepada-Nya.
6/8
))ﻋ ْﺸ ًﺮا
َ .
ِﺤ ِﻦ ُﻛﻠﱠ َﻬﺎ َﻣﺎ َﻇ َﻬ َﺮ ِﻣ ْﻨ َﻬﺎ َو َﻣﺎ ﺑَ َﻄ َﻦ َﻋ ْﻦ ﺑَﻠَﺪِﻧﺎَ َﻫ َﺬا ِﻦ اﻟ ِﻔﺘَ ِﻦ َوﻣ َ
ِﻦ اﻟﻤ َ ِﻦ اﻟﺒَ َ
ﻼ َوﻣ َ ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ َ
ِﻦ اﻟ َﻐ َﻼ َوﻣ َ اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ ْ
اﻷ ْﺧ َﻼ ِقات َ ُﻮ ُذ ﺑِ َﻚ ﻣ ْ
ِﻦ ُﻣ ْﻨ َﻜ َﺮ ِ ام .اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إِﻧﱠﺎ ﻧَﻌ ْ ْﻦ َﻋﺎ َﻣ ًﺔ ﯾَﺎ َذا ْاﻟ َﺠ َﻼ ِل َو ْ ِﺮ ﺑِ َﻼ ِد اﻟﻤ ْ
ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ َﺧ ﱠ ً
اﻹﻛ َﺮ ِ
ِ ﺎﺻﺔ َو َﺳﺎﺋ ِ
اﺻ ِﺮ ْف َﻋﻨﱠﺎ َﺳﯿﱢﺌَ َﻬﺎ َﻻ ﻷ ْﺣ َﺴﻨِ َﻬﺎ إِﱠﻻ أَ ْﻧ َﺖَ ،و ْ اﻷ ْﺧ َﻼق َﻻ ﯾَ ْﻬﺪِي ِ َ
ِ
ﻷ ْﺣ َﺴﻦ َ
ِ
اﻫ ِﺪﻧَﺎ ِ َ
اﻷ ْد َوا ِء ،اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ
اﻷ ْﻫ َﻮا ِء َو َ
َو َ
7/8
اﻫ ِﺪﻧَﺎ َو َﺳ ِﺪ ْدﻧَﺎ ،اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ ﻧَ ْﺴﺄَﻟُ ُﻚ اﻟ ُﻬﺪَى َواﻟﺘﱡ َﻘﻰ َواﻟﻌ ﱠ
ِﻔ َﺔ َواﻟ ِﻐﻨَﻰ ف َﻋﻨﱠﺎ َﺳﯿﱢﺌَ َﻬﺎ إِﱠﻻ أَ ْﻧ َﺖ .اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْ
ﺼﺮ ُ
ِ .ﯾَ ْ ِ
Ditranskrip dari khotbah Jumat Ustadz Dr. Firanda Andirja hafizhahullah dengan
judul Manusia Terbaik dan Terburuk
8/8