khotbahjumat.com/416-hakekat-takwa.html
Takwa adalah, engkau mengamalkan ketaatan kepada Allah, di atas cahaya dari Allah,
engkau mengharapkan rahmat Allah. Engkau meninggalkan kemaksiatan kepada Allah,
di atas cahaya dari Allah, engkau takut siksa Allah. (Majmu’atul Fatawa Ibnu Taimiyah,
4/105). Anda ingin tahu penjelasan lengkapnya? Silakan baca artikel menarik berikut ini.
[Redaksi KhotbahJumat.com]
***
ُﻀ ﱠﻞ
ِﻼﻣَ َﻣ ْﻦ ﯾَ ْﻬ ِﺪ اﷲﱠُ َﻓ,ﺎت أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻨَﺎ
ِ َور أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ َو َﺳﯿﱢﺌ ُ َوﻧَﻌ,ُِﺮه
ُ ْ ُﻮذ ﺑِ ِﻪ ﻣ
ِ ِﻦ ﺷ ُﺮ ُ اَْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِﱠﷲِ ﻧَ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُه َو ﻧَ ْﺴﺘَﻌِﯿﻨُ ُﻪ َوﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔ
ِي ﻟَ ُﻪ ْ ُﻀﻠ
َ ِﻞ َﻓ
َ ﻼ َﻫﺎد ْ َو َﻣ ْﻦ ﯾ, ﻟَ ُﻪ,
1/6
ُﻄﻊ ﱠ
( َاﷲ ُ ُ ُ ُ َ ْ ِﺢ ﻟَ ُﻜ ْﻢ أَ ْﻋ َﻤﺎﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﯾَ ْﻐﻔ ْ اﷲَ َو ُﻗﻮﻟُﻮا َﻗ ْﻮ ًﻻ َﺳﺪِﯾ ًﺪا ﯾ
ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا اﺗﱠ ُﻘﻮا ﱠ
َ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ
ِ ِ ِﺮ ﻟﻜ ْﻢ ذﻧﻮﺑَﻜ ْﻢ َو َﻣ ْﻦ ﯾ ْ ُﺼﻠ
َ ) َو َر ُﺳﻮﻟَ ُﻪ َﻓ َﻘ ْﺪ َﻓ
ﺎز َﻓ ْﻮ ًزا َﻋ ِﻈﯿ ًﻤﺎ
َ ُﺤﺪَﺛَﺎﺗُ َﻬﺎ َو ُﻛ ﱡﻞ ﺑِ ْﺪ َﻋ ٍﺔ
ﺿ َﻼﻟَ ٌﺔ ُْ َ ْﺮ ْاﻟ ُﻬﺪَى ُﻫﺪَى ﻣ ﺎب ﱠ َ أَﻣﱠﺎ ﺑَ ْﻌ ُﺪ َﻓﺈِ ﱠن َﺧﯿ
ِ ْﺮ ْاﻟ َﺤﺪ
ِ ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﺷ ﱡﺮ اﻷﻣ
ْ ُﻮر ﻣ ُ اﷲِ َو َﺧﯿ ُ َِﯾﺚ ِﻛﺘ
Sesungguhnya kenikmatan Allah kepada kita sangat banyak. Oleh karena itu, kita wajib
bersyukur dengan sebenar-benarnya atas semua kenikmatan itu. Yaitu bersyukur dengan
hati, lisan dan anggota badan.
Bersyukur dengan dengan hati, yaitu dengan mengakui bahwa kenikmatan itu datang
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah dan
menyebut-nyebut kenikmatan tersebut, jika tidak dikhawatirkan hasad. Dan bersyukur
dengan anggota badan, yaitu menggunakan anggota badan kita ini untuk taat kepada-
Nya, dengan bertakwa kepada-Nya secara sebenar-benarnya. Takwa ini merupakan
perintah Allah kepada seluruh manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari
yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama–Nya, kamu saling meminta satu
sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu. (Q.s. an Nisaa`: 1).
Keutamaan takwa sangat sering kita dengar, antara lain firman Allah,
Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. (Q.s. ath Thalaq: 2).
Juga firman-Nya,
ْ ِﻦ أَ ْﻣ ِﺮ ِه ﯾ
ُﺴ ًﺮا ْ َو َﻣﻦ ﯾَﺘﱠ ِﻖ اﷲَ ﯾَ ْﺠ َﻌﻞ ﻟﱠ ُﻪ ﻣ
2/6
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya. (Q.s. ath Thalaq: 4).
Dan firman-Nya,
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi kesalahan-
kesalahannya, dan akan melipatgandakan pahala baginya. (Q.s. ath Thalaq: 5).
Kita berharap, semoga Allah membersihkan jiwa kita dan memberikan ketakwaan pada
hati kita, yang ketakwaan itu muncul pada lisan dan perbuatan kita semua.
Takwa, secara bahasa artinya melindungi diri. Yaitu seseorang melakukan sesuatu untuk
melindingi dirinya dari perkara yang dia takuti dan dia khawatirkan.
Adapun takwa hamba kepada Rabb-nya adalah, hamba itu melindungi dirinya dari
kemurkaan dan siksa Allah. Yakni dengan cara beribadah, yaitu melaksanakan ketaatan
kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.
َ ﺎف َﻋ َﺬ
ِاب اﷲ ُ ﺗَ َﺨ, ِاﷲ
3/6
Takwa adalah, engkau mengamalkan ketaatan kepada Allah, di atas
cahaya dari Allah, engkau mengharapkan rahmat Allah. Engkau
meninggalkan kemaksiatan kepada Allah, di atas cahaya dari Allah,
engkau takut siksa Allah. (Majmu’atul Fatawa Ibnu Taimiyah, 4/105).
Perkataan Thalq bin Habib ini menjelaskan hakikat takwa. Bahwa di dalam takwa harus
ada amal, iman, serta ikhlas; yang ketiga hal tersebut membutuhkan ilmu.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Pondasi takwa adalah, seorang hamba
mengetahui apa yang (harus) dijaga, kemudian dia menjaga diri (darinya)”. (Jami’ul Ulum
wal Hikam, 1/402).
ُ ُﱠ َ ﻒ َﻋ ْﻨﻬُﻢ ﱢﻣ ْﻦ َﻋ َﺬاﺑِ َﻬﺎ َﻛ َﺬﻟ ُ ُﺨ ﱠﻔ َ ْﻬ ْﻢ َﻓﯿَﻤُﻮﺗُﻮا َو
ِ ﻀﻰ َﻋﻠَﯿ َ ﻻ ﯾ ُْﻘ ُ َِﯾﻦ َﻛ َﻔ ُﺮوا ﻟَ ُﻬ ْﻢ ﻧَ َواﻟﱠﺬ
ٍ ِﻚ ﻧَ ْﺠ ِﺰي ﻛﻞ َﻛﻔ
ﻮر َﻻ ﯾ َ ﺎر َﺟ َﻬﻨﱠ َﻢ
Dan orang-orang kafir, bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati, dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya. Demikianlah
Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka
itu, “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal shalih
berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan, maka rasakanlah (adzab Kami)
dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolongpun. (Q.s. Fathir: 36, 37).
Kedua,tentang iman.
Imam Ibnul Qayyim rahimahulalh menyatakan, “(Perkataan Thalq bin Habib) ‘di atas
cahaya dari Allah’, (sebagai) isyarat kepada iman, yang merupakan sumber amalan, dan
yang menjadi pendorongnya”. (Tuhfatul Ahbab, hlm. 10-11).
Seseorang yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, jika tanpa
landasan iman, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah. Dia berfirman,
4/6
ﺎن َﻣﺂ ًء َﺣﺘﱠﻰ إِ َذا َﺟﺂ َء ُه ﻟَ ْﻢ ﯾَ ِﺠ ْﺪ ُه َﺷ ْﯿﺌًﺎ َو َو َﺟ َﺪ اﷲَ ِﻋﻨ َﺪ ُه اب ﺑﻘِﯿ َﻌ ٍﺔ ﯾَ ْﺤ َﺴﺒُ ُﻪ ﱠ ُ َ َ َواﻟﱠﺬ
ُ َاﻟﻈ ْﻤﺌ ِ ٍ ِﯾﻦ َﻛ َﻔ ُﺮوا أ ْﻋ َﻤﺎﻟ ُﻬ ْﻢ َﻛ َﺴ َﺮ
ُ َﻓ َﻮ ﱠﻓﺎ ُه ِﺣ َﺴﺎﺑَ ُﻪ َواﷲُ َﺳ ِﺮ
ِ ﯾﻊ ْاﻟ ِﺤ َﺴ
ﺎب
Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah
yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air
itu, dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya,
lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup, dan Allah
sangat cepat perhitunganNya. (Q.s. an Nuur: 39).
Sebagaimana syarat amal adalah ilmu, maka demikian juga untuk mengetahui iman, juga
diperlukan ilmu.
Perkataan Thalq bin Habib “mengharapkan rahmat Allah” ketika mengamalkan ketaatan,
dan “takut siksa Allah” ketika meninggalkan kemaksiatan, merupakan isyarat terhadap
ikhlas.
Kita mengetahui, bahwa amalan yang tidak ikhlas, juga akan ditolak oleh Allah.
Demikianlah sedikit khutbah yang kami sampaikan. Semoga dapat mendorong kita untuk
giat menuntut ilmu agama, kemudian istiqamah mengamalkannya. Dan semoga kita
selalu bertakwa kepada Allah Ta’ala sampai kita menghadap-Nya dalam keadaan Islam.
ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ
َ آل ﻣ َ ﺎر ْك َﻋﻠَﻰ ﻣ
ِ ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ ِ َاﻫﯿ َﻢ َوﺑ
ِ ْﺮ
َ آل إِﺑ َ ﺻﻠﱠﯿ
ِ ْﺖ َﻋﻠَﻰ َ ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻛ َﻤﺎ
َ آل ﻣ َ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ
َ ﺻ ﱢﻞ َﻋﻠَﻰ ﻣ
ِ ُﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ
َ اﻫﯿ َﻢ ﻓِﻲ ْاﻟ َﻌﺎﻟَﻤ
ِﯿﻦ إِﻧﱠ َﻚ َﺣﻤِﯿ ٌﺪ َﻣ ِﺠﯿ ٌﺪ ِ ْﺮ ِ ﺎر ْﻛ َﺖ َﻋﻠَﻰ
َ آل إِﺑ َ ََﻛ َﻤﺎ ﺑ
ﺎب َ َﻧﻚ َر ْﺣ َﻤ ًﺔ إِﻧﱠ َﻚ أ
ُ ﻧﺖ ْاﻟ َﻮ ﱠﻫ َ ﻻ ﺗُﺰ ْغ ُﻗﻠُﻮﺑَﻨَﺎ ﺑَ ْﻌ َﺪ إ ْذ َﻫ َﺪ ْﯾﺘَﻨَﺎ َو َﻫ ْﺐ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦ ﻟﱠ ُﺪ
ِ ِ َ َرﺑﱠﻨَﺎ
5/6
َ ﺻ ًﺮا َﻛ َﻤﺎ َﺣ َﻤ ْﻠﺘَ ُﻪ َﻋﻠَﻰ اﻟﱠﺬ
ِﯾﻦ ﻣِﻦ َﻗ ْﺒﻠِﻨَﺎ ْ ِِﻞ َﻋﻠَ ْﯿﻨَﺂ إ َ َاﺧ ْﺬﻧَﺂ إِن ﻧﱠ ِﺴﯿﻨَﺂ أَ ْو أَ ْﺧ َﻄ ْﺄﻧَﺎ َرﺑﱠﻨَﺎ َو
ْ ﻻ ﺗَ ْﺤﻤ ِ ﻻ ﺗُﺆ
َ َرﺑﱠﻨَﺎ
6/6