Khutbah Pertama:
َﻣ ْﻦ،ﺎت أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻨَﺎ
ِ َِﻦ ُﺷ ُﺮ ْو ِر أَ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ َو َﺳﯿﱢﺌ
ْ ُﻮ ُذ ﺑِﺎﷲِ ﻣ ُ إِ ﱠن ْاﻟ َﺤ ْﻤ َﺪ ِﱠﷲِ؛ ﻧَ ْﺤ َﻤ ُﺪ ُه َوﻧَ ْﺴﺘَ ِﻌ ْﯿﻨُ ُﻪ َوﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔ
ْ َوﻧَﻌ،ِِﺮ ُه َوﻧَﺘُ ْﻮ ُب إِﻟَ ْﯿﻪ
َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ﱠن،ْﻚ ﻟَ ُﻪ
َ َوأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أَ ْن َﻻ إﻟَ َﻪ إ ﱠﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُه َﻻ َﺷﺮﯾ،ِي ﻟَ ُﻪ
ِ ِ ِ ْ َو َﻣ ْﻦ ﯾ،ُﻀ ﱠﻞ ﻟَ ُﻪ
ْ ُﻀﻠ
َ ِﻞ َﻓ َﻼ َﻫﺎد ِ ﯾَ ْﻬ ِﺪ ِه اﷲُ َﻓ َﻼ ﻣ
َ ﺻ ْﺤﺒِ ِﻪ أَ ْﺟ َﻤ ِﻌﯿ
ْﻦ َ ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﻋﻠَﻰ آﻟِ ِﻪ َو
َ ُﺤﻤﱠﺪاً َﻋ ْﺒ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮﻟُ ُﻪ؛
َ ﻣ.
Ibadallah,
Bertakwalah kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Karena hanya dengan
bertakwalah seseorang sukses dalam kehidupan dunia dan akhiratnya.
Ibadallah,
1/6
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُﺴﻠِ ٌﻢ
ْ ﺎر ﱡي َوﻣ َ ر َوا ُه اﻟﺒ.
ِ ُﺨ َ
Hadits ini menjelaskan tentang haramnya membunuh. Dan membunuh seorang muslim
itu bukanlah urusan ringan. Namun, sekarang ini kita lihat orang mudah saja membunuh
orang lain. Darah seorang muslim itu mahal dan memiliki kedudukan di sisi Allah Ta’ala.
Di dalam hadits ini, darah yang dihormati itu menjadi boleh untuk ditumpahkan. Dan
nyawa muslim yang mulia menjadi boleh dibunuh. Tiga orang tersebut adalah (1) orang
yang telah menikah yang berzina, (2) jiwa dengan jiwa (membunuh), (3) orang yang
meninggalkan agamanya (murtad), lagi memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin.
Jadi, orang yang melakukan perbuatan demikian, dalam keadaan demikian, ia mendapat
vonis hukum mati. Mengapa? Karena nilai kejahatannya, kekejian perbuatannya,
kerusakan moral yang dia lakukan dan dampaknya terhadap keluarga dan masyarakat.
Agar perbuatan ini tidak berulang dan menimbulkan efek kerusakan social yang berlipat-
lipat, perlu ditegakkan hukum yang tegas, yang menimbulkan efek jera dan setimpal
dengan kerusakan yang ia lakukan.
2/6
Orang kedua yang mendapat vonis hukuman mati adalah orang yang membunuh orang
lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa
(dibalas) dengan jiwa.” [Quran Al-Maidah: 45].
Vonis hukum ini merupakan bentuk keadilan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Nyawa seorang
muslim itu mahal. Tidak ada bentuk vonis hukum yang setimpal dengan perbuatan
tersebut kecuali ia juga dibunuh. Belum lagi mempertimbangkan kondisi keluarga. Dan
hukum ini membuat orang tidak bermudah-mudahan membunuh orang lain. Dimana
sekarang kita lihat begitu mudahnya nyawa melayang.
Orang ketiga adalah orang yang murtad yang memecah belah persatuan umat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang mengganti agamanya, bunuhlah dia.” (HR. Bukhari 3017, Nasai 4059, dan
yang lainnya).
Orang ini adalah orang yang murtad. Siapa yang masuk ke dalam Islam tanpa paksaan.
Kemudian dia murtad. Maka hukuman untuknya adalah vonis hukuman mati. Hukuman
ini bukan berarti agar ia kembali kepada Islam. tidak. Islam tidak butuh yang demikian.
Akan tetapi ini murni hukuman.
Ibadallah,
Apakah hanya tiga kejahatan ini saja yang mendapat vonis hukuman mati karena
beratnya pelanggaran yang mereka lakukan? Tidak. Ada perbuatan-perbuatan lain yang
juga mendapatkan hukuman semisal. Seperti orang yang melakukan pelanggaran
perjanjian damai. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang
lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada
3/6
perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan,
dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
berlaku adil.” [Quran Al-Hujurat: 9].
Demikian juga para begal, bajak laut, dan yang semisalnya, mereka juga diancam
dengan hukuman mati. Allah Ta’ala berfirman,
ُﺼﻠﱠﺒُﻮا أَ ْو ﺗُ َﻘ ﱠﻄ َﻊ
َ ض َﻓ َﺴﺎ ًدا أَن ﯾُ َﻘﺘﱠﻠُﻮا أَ ْو ﯾ َْ ُﺤﺎرﺑ َ ﱠ َ إِﻧﱠ َﻤﺎ َﺟ َﺰ ُؤا ٱﻟﱠﺬ
ِ ُﻮن ٱﷲَ َو َر ُﺳﻮﻟَ ُﻪۥ َوﯾَ ْﺴ َﻌ ْﻮ َن ﻓِﻰ ٱﻷ ْر ِ َ ِﯾﻦ ﯾ
ٌ اﺧ َﺮ ِة َﻋ َﺬ
اب ْ ِﻚ ﻟَ ُﻬ ْﻢ ِﺧ ْﺰ ٌى ﻓِﻰ ٱﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َوﻟَ ُﻬ ْﻢ ﻓِﻰ
ِ ٱل َء َ ض َذﻟ َ ْ َ ﻒ أَ ْو ﯾُﻨ َﻔ ْﻮا ﻣ
ٍ َِﯾﻬ ْﻢ َوأَ ْر ُﺟﻠُﻬُﻢ ﱢﻣ ْﻦ ِﺧﻠ َ
ِ ِﻦ ٱﻷ ْر ِ أ ْﯾﺪ
َﻋ ِﻈﯿ ٌﻢ
Demikian juga dengan orang-orang yang merusak persatuan di tengah kaum muslimin.
Semisal pembuat makar, mereka layak mendapat hukuman mati. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika ada orang yang datang kepada kalian, ketika kalian telah sepakat terhadap satu
orang (sebagai pemimpin), lalu dia ingin merusak persatuan kalian atau memecah
jama’ah kalian, maka perangilah ia.”
Demikian juga dengan mata-mata. Seperti terdapat dalam kisah Hatib bin Abi Balta’ah.
Lalu orang-orang pelaku homoseksual. Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
sepakat bahwa hukuman yang layak untuk mereka adalah yang demikian. Orang-orang
yang berkonspirasi, sepakat melakukan pembunuhan terhadap person tertentu, maka
semua yang terlibat mendapat vonis hukuman mati. Sebagaimana perbuatan orang-
orang Khawarij di masa Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu. Ali bertanya siapa yang
membunuh Khabbab radhiallahu ‘anhu? Mereka menjawab kami semua yang
membunuhnya. Ali pun memerangi mereka di Perang Nahrawan.
4/6
Khutbah Kedua:
ْ ْﺮ أُﻣ
ُﻮ ٍر ِد ْﯾﻨِ ِﻪ َو ُد ْﻧﯿَﺎ ُه َ ُ
ٍ اِﺗﱠﻘ ْﻮا اﷲَ َﻓﺈِ ﱠن َﻣ ِﻦ اﺗﱠ َﻘﻰ اﷲَ َو َﻗﺎ ُه َوأ ْر َﺷ َﺪ ُه إِﻟَﻰ َﺧﯿ.
Ibadallah,
Demikianlah hukum Allah Tabaraka wa Ta’ala. Allah adalah Sang Maha Penyayang.
Lebih sayang dari seorang ibu terhadap anaknya. Dan merupakan bentuk kasih sayang
Allah kepada para hambanya juga adalah menetapkan vonis hukuman mati. Karena
pertimbangan yang hikmah dan bijaksana. Tidak hanya menimbang dari sudut pandang
yang dihukum. Tapi juga menimbang sudut pandang keluarga yang menjadi korban.
Kemudian sudut pandang pengaruh perbuatan di tengah masyarakat. Juga sudut
pandang perbuatan itu sendiri; keji dan rusaknya.
Kita umpamakan seorang dokter. Dalam menyikapi penyakit treatment yang dilakukan
berbeda-beda. Ada yang dianjurkan istirahat saja. ada yang disuruh minum obat saja.
ada yang sampai disuntik. Bahkan ada yang sampai diamputasi. Inilah sikap bijak. Setiap
penyakit ada treatment yang cocok untuk mengatasinya. Demikian juga dengan penyakit
yang ada di masyarakat ini.
﴿ إ ﱠن ﱠ:ﺎل
اﷲَ َو َﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘَ ُﻪ َ ْﻦ َﻋ ْﺒ ِﺪ اﷲِ َﻛ َﻤﺎ أَ َﻣ َﺮ ُﻛ ُﻢ اﷲُ ﺑِ َﺬﻟ
َ ِﻚ ﻓِﻲ ِﻛﺘَﺎﺑِ ِﻪ َﻓ َﻘ َ ﺎﻛ ُﻢ اﷲُ َﻋﻠَﻰ ﻣ ْ ﺻﻠﱡ ْﻮا َو َﺳﻠﱢﻤ
ُ ُﻮا َر َﻋ
ِ ِ ُﺤ ﱠﻤ ِﺪ ﺑ َ َو
ُﺻﻠﱠﻰ اﷲ َ َو َﻗ، [٥٦:ﺻﻠﱡﻮا َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱢﻤُﻮا ﺗَ ْﺴﻠِﯿﻤﺎً ﴾ ]اﻷﺣﺰاب
َ ﺎل َ ﻮن َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ﯾَﺎ أَﯾﱡ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ
َ ِﯾﻦ آ َﻣﻨُﻮا َ ُﺼﻠﱡ
َﯾ
ﺻﻠﱠﻰ اﷲﱠُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ ﺑِ َﻬﺎ َﻋ ْﺸ ًﺮا َ ﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَ ﱠﻲ
َ ﺻﻼ ًة َ )) َﻣ ْﻦ:))ﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ
َ .
5/6
اﺣ ِﻢ َﺣ ْﻮ َز َة اﻟ ﱢﺪﯾ َ
ْﻦ ﯾَﺎ َر ﱠب ْﻦَ ،و َد ﱢﻣ ْﺮ أَ ْﻋﺪَا َء اﻟ ﱢﺪﯾ َ
ْﻦَ ،و ْ اﻟﺸ ْﺮ َك َواﻟﻤ ْ
ُﺸ ِﺮ ِﻛﯿ َ ِل ِْﻦَ ,وأَذ ﱠ اﻹ ْﺳ َﻼ َم َواﻟﻤ ْ
ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ ﱠ َ
اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ أ ِﻋ ﱠﺰ ِ
اﺟ َﻌ ْﻞ ِو َﻻﯾَﺘَﻨَﺎ ِﻓ ْﯿ َﻤ ْﻦ َﺧﺎ َﻓ َﻚ َواﺗﱠ َﻘ َ
ﺎك َواﺗﱠﺒَ َﻊ ِﺢ أَﺋِ ﱠﻤﺘَﻨَﺎ َو ُو َﻻ َة أُﻣ ْ
ُﻮ ِرﻧَﺎ َو ْ ْﻦ .اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ آ ِﻣﻨﱠﺎ ﻓِﻲ أَ ْو َﻃﺎﻧِﻨَﺎ َو ْ
أﺻﻠ ْ اﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤﯿ َ
ْﻊ ُو َﻻ َة أَ ْﻣ ِﺮ
ﱡﻮ ُم .اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َو ﱢﻓ ْﻖ َﺟ ِﻤﯿ َ
آراﺋِ ِﻪ ﯾَﺎ َﺣ ﱡﻲ ﯾَﺎ َﻗﯿ ْ ﺎر ْك ﻟَ ُﻪ ﻓِﻲ أَ ْﻋ َﻤﺎﻟِ ِﻪ َوأَ ْﻗ َﻮاﻟِ ِﻪ َو َ ﱠ
ام ،اَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ﺑَ ِاﻹﻛ َﺮ ِ
اﻟﺠ َﻼ ِل َو ْ
ِ َ
ْﻦ ُﻗﻠُ ْﻮﺑِﻨَﺎ،ات ﺑَ ْﯿﻨِﻨَﺎ َوأَﻟﱢ ْﻒ ﺑَﯿ َ
ِﺢ َذ َ ﺻﻠ ْﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ .اَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ أَ ْ ﱢﻚ َ ْﻦ ﻟ ِْﻠ َﻌ َﻤ ِﻞ ﺑِ ِﻜﺘَﺎﺑِ َﻚ َواﺗﱢﺒَﺎع ُﺳﻨﱠ ِﺔ ﻧَﺒِﯿ َ
ِ ُﺴﻠِ ِﻤﯿ َ
اﻟﻤ ْ
َ ﺎﻋﻨَﺎ َوأَﺑ َ ﺎر ْك ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲ أَ ْﺳ َﻤ ِ اﻟﻈﻠُ َﻤ ِ َِﻦ ﱡ اﻟﺴ َﻼ ِمَ ،وأَ ْﺧ ِﺮ ْﺟﻨَﺎ ﻣ َ اﻫ ِﺪﻧَﺎ ُﺳﺒ َ
ﺎرﻧَﺎ َوأ ْز َو ِ
اﺟﻨَﺎ ْﺼ ِ ﺎت إِﻟﻰ اﻟﻨﱡ ْﻮ ِرَ ،وﺑَ ِ ُﻞ ﱠ َو ْ
ْﻦ أَ ْﯾﻨَ َﻤﺎ ُﻛﻨﱠﺎ َ .و ُذ ﱢرﯾَﺎﺗِﻨَﺎ َوأَ ْﻣ َﻮاﻟِﻨَﺎ َوأَ ْو َﻗﺎﺗِﻨَﺎ َو ْ
اﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻣﺒَ َ
ﺎر ِﻛﯿ َ
6/6